MUTIARA ILMU: Susunan Pertama Dewan Hoofd Bestuur (Pengurus Besar) Nahdlatoel Oelama 1926

Rabu, 31 Juli 2024

Susunan Pertama Dewan Hoofd Bestuur (Pengurus Besar) Nahdlatoel Oelama 1926

Berikut ini adalah susunan pertama dari dewan Hoofd Bestuur (Pengurus Besar) Nahdlatoel Oelama pada tahun 1926 sebagaimana termaktub dalam kitab “al-Qânûn al-Asâsî li Jam’iyyah Nahdlah al-‘Ulamâ”.

Sususan pengurus besar tersebut tertulis pada butir pasal ke-13 dari kitab al-Qânûn al-Asâsî yang terdiri dari 4 (empat) orang ulama sebagai dewan syuriah, 11 (sebelas) orang ulama sebagai a’wan, 5 (orang) dewan anggota mustasyar, dan 15 (lima belas) orang anggota dewan tanfidziyyah. 
Mereka itu adalah:

Rois : Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)

Wakil Rois : KH. Amin b. Abdul Syakur (Surabaya)

Katib : KH. Mas Alwi b. Abdul Aziz (Surabaya)

Naib Katib : KH. Abdul Halim Leuwimunding (Majalengka-Surabaya)

A’wan : KH. Amin (Surabaya)
KH. Ridhwan Abdullah (Surabaya)
KH. Abdullah (Surabaya)
KH. Nahrawi (Surabaya)
KH. Ridhwan (Semarang)
KH. Kholil (Lasem)
KH. Asnawi (Kudus)
KH. Hanbali (Kudus)
KH. Ma’shum Ali (Jombang)
KH. Bishri Syansuri (Jombang)
KH. Amir (Pekalongan)

Mustasyar : Syaikh Muhamad Abdul Alim al-Qadiri al-Shiddiqi (India)
Syaikh Ahmad Ghanayim al-Amir (Mesir)
KH. Abdul Wahhab Hasbullah (Surabaya)
KH. Ma’ruf Kedunglo (Kediri)
KH. Sholeh (Juana)

President : H. Hasan Gipo (Surabaya)
Vice President : H. Ahzab (Surabaya)
Kasir I : H. Ihasan (Surabaya)
Kasir II : H. Abdul Fattah (Surabaya)
Sekretaris I : Muhammad Shodiq (Surabaya)
Sekretaris II : H. Nawawi (Surabaya)
Komisaris : H. Sholeh Syamil (Surabaya)
H. Burhan (Surabaya)
H. Dahlan (Surabaya)
H. Siraj (Surabaya)
H. Abdul Mannan (Surabaya)
H. Ja’far (Surabaya)
H. Abdullah Hakim (Surabaya)
H. Ihsan (Surabaya)
H. Abdul Syakur (Surabaya)

Beberapa nama tokoh di atas, utamanya dewan pengurus syuriah, tentu tidaklah asing bagi telinga para warga NU saat ini, seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Mas Alwi b. Abdul Aziz, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH. Abdul Halim Leuwimunding, KH. Ridwan Abdullah, KH. Bisri Syansuri, KH. Ma’shum Ali, KH. Kholil Lasem (sekretaris pribadi Syaikh Mahfuzh Tremas), KH. Asnawi Kudus, dan lain-lain.

Namun ada beberapa nama ulama yang bagi saya masih terasa asing dan menarik untuk ditelusuri lebih jauh, seperti 
KH. Amin b. Abdul Syakur Surabaya (apakah beliau anak dari Syaikh Abdul Syakur Surabaya, ulama besar Nusantara yang mengajar di Makkah dan menjadi salah satu guru utama Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari ketika belajar di kota suci itu, sekaligus juga menantu dari Syaikh Muhammad Dimyathi Syathâ, atau ipar dari Syaikh Bakrî Syathâ [pengarang kitab I’ânah al-Thâlibîn]?), 
Syaikh Muhammad Abdul Alim al-Hindi (ulama besar asal India), 
dan juga Syaikh Ahmad Ghanayim al-Amir (dari Mesir, yang menemani KH. Abdul Wahhab Hasbullah pergi ke Makkah dan bertemu dengan Raja Abdul Aziz Âl Saud dalam misi komite Hijaz pada tahun 1928).

Oleh:  Ahmad Ginanjar Sya'ban


Catatan:
Tidak ada satupun Habib Yaman yang masuk dalam kepengurusan tsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar