MUTIARA ILMU: Juni 2021

Rabu, 30 Juni 2021

Puncak Doa

AL-HABIB UMAR BIN HAFIDZ BERKATA
"Jangan penah lepas membaca do'a ini dalam sehari semalam

يا الله بها يا الله بها يا الله بحسن الخاتمة
"Yaa Allah Bihaa, Yaa Allah Bihaa, Yaa Allah Bihusnil Khotimah"

Karena do'a ini adalah termasuk
do'anya para wali-wali Allah.
Do'a ini termasuk puncaknya do'a, oleh karenanya jangan pernah lepas untuk mengamalkannya."

Beliau bercerita, bahwasannya dahulu
di Mesir ada seorang yang sholeh
dan tekun beribadah, namun ia tidak pernah membaca do'a ini karena merasa amalnya sudah banyak, namun apa yang terjadi...? 
Diakhir usianya beliau murtad
dan akhirnya wafat dalam keadaan
Su'ul Khotima (Na'udzubillahi min dzalik).

Para wali-wali Allah di Tarim
Hadramaut yang mengetahui kisah
ini termasuk Shohibur-Ratib
al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad sangat sedih mendengar kisah ini sehingga beliau mendawamkan
(Istiqomah) menjadikannya sebagai
wirid harian pada Ratib Haddad."

#Perbanyaklah membaca do'a ini. Semoga Allah memudahkan
kita saat Naza' (ajal menjemput)
dan mematikan kita semua dalam
keadaan Husnul Khotimah.
Aamiin Ya Robbal'alamiin

Alangkah baiknya jika do'a tersebut
dibaca 3 kali setelah selesai
shalat 5 waktu.
Sebagaimana anjuran dari para
ulama dan juga dari Shohibur-Ratib al-Haddad.

✏Abidah Muslim
https://t.me/abidah_muslim

SUNAN GUNUNG JATI

💕💝 💖💞

Makam Sultan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) bin  Sultan Syarif Abdullah Umdatuddin (Champa) terletak di astana gunung jati, cirebon jawa barat Indonesia

Gelar Syarif Hidayatullah yaitu:
1. Sayyid Al-Kamil
2. Sultan Cirebon 2
3. Sunan Gunung Jati 1
4. Syarif Hidayat Putra Mesir
5. Kanjeng Sinuhun Gunung Jati
6. Walisongo tanah pasundan
7.Maulana Jati

Syarif Hidayatullah  dilahirkan di Mekkah Pada tahun 1448 M, dibesarkan di Mesir dan Wafat Di Cirebon pada th.1568 M

Silsilah Nasab Sultan Syarif Hidayatullah Al-Azhmatkhan (Sunan Gunung Jati) Sultan Cirebon:

Nabi Muhammad menikah dengan Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, wafat di Madinah 12 Rabiul Awwal 11 H, 
memiliki anak yaitu:

Sayyidah Fatimah Az-Zahra, menikah dengan Imam Ali bin Abi Thalib, wafat di Madinah 634 M, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Al-Husain, menikah dengan Syaharbanu putri Kaisar Yazdigird, kaisar terakhir Sasaniyah, Persia, wafat di Karbala Iraq 64 H/ 680 M, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ali Zainal Abidin, menikah dengan Syarifah Fathimah binti Hasan bin Ali bin Abi Thalib, Wafat di Baqi Madinah 93 H/713 M, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Muhammad Al-Baqir, menikah dengan Ummu Farwah binti Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash-Shiddiq, wafat di Baqi Madinah 114 H/731 M, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ja’far ash-Shadiq, menikah dengan Syarifah Fathimah binti Husain bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, wafat di Baqi Madinah 148 H/765 M, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ali Al-Uraidhi, menikah dengan Ummu Walad Wafat di Al-'Uraidh Madinah 210 H, memiliki anak yaitu:
Al-Imam As-Sayyid Muhammad An-Naqib, menikah dengan Ummu Isa, wafat di Bashrah 243 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Isa Ar-Rumi Al-Azraq, menikah dengan Ummu Ahmad, wafat di Bashrah 298 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ahmad Al-Muhajir, menikah dengan Zainab binti Abdullah bin Hasan bin Ali Al-Uraidhi, wafat di Hasys, Yaman 345 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ubaidillah, menikah dengan Ummul Banin binti Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi, wafat di Sumal Yaman 383 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Alwi, menikah dengan Ummu Muhammad, wafat di Hadramaut Yaman 400 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Muhammad, menikah dengan Ummu Alwi, wafat di Bayt Jubair Yaman 446 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Alwi, menikah dengan Ummu Ali[3], Wafat di Bayt Jubair Yaman 512 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ali Khali’ Qasam, menikah dengan Ummu Muhammad, Wafat di Tarim Yaman 529 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath, menikah dengan Ummu Banin, wafat di Marbath Oman 556 H, memiliki anak yaitu:
Al-Imam As-Sayyid Alwi Ammil Faqih, menikah dengan Ummu Abdul Malik . wafat di Yaman 613 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Abdul Malik Azhmatkhan, menikah dengan Ummu Abdullah binti Raja Naserabad India Lama, wafat di Naserabad India 653 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Abdullah Amir Khan, menikah dengan Ummu Ahmad, wafat di Naserabad India 696 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin, menikah dengan Ummu Husain, wafat di Hyderabad India (dekat kota ahmadabad) th 711 H, memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini menikah dengan Puteri Syahirah atau Puteri Selindung Bulan (Putri Saadong II) binti Sultan Baki Syah bin Sultan Mahmud, Raja Chermin, Kelantan, Malaysia (menikah tahun 1360 M),
wafat di wajo, sulawesi indonesia, 1453 M / 857 H,
memiliki anak yaitu:

Al-Imam As-Sayyid Ali Nurul Alam (Perdana Menteri Kelantan / Raja Champa, menikah dengan (Putri Mesir) Syarifah Fatimah Al-Jilani  Al- Hasani binti Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Hasan Al-Jilani Al-Hasani.
wafat di Kampung Garak Ruwain, Binjai Lima / Binje Limo, Provinsi Pattani, Thailand Bagian Selatan.
memiliki anak yaitu:

As- Sayyid Al-habib Malik Abdullah / Raja Abdullah / Syarif Abdullah Mesir / Sultan Syarif Abdullah Umdatuddin champa menikah dengan Syarifah Mudaim alias Nyimas Rara Santang binti Raden Pemanah Rasa (Prabu Siliwangi - Raja Pajajaran) Penguasa tanah pasundan.
wafat di kampung surabaya ilir, bandar surabaya, lampung tengah,indonesia
memiliki anak yaitu:

As-Sayyid Al-Habib Syarif Hidayatullah / Sunan Gunung Jati / Sultan Cirebon, wafat di Astana gunung jati, cirebon jawa barat indonesia th.1568 M / 976 H

BIODATA LENGKAP 25 NABI DAN RASUL



1. ADAM AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

2. IDRIS AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As.
Usia: 345 tahun di bumi.
Periode sejarah: 4533-4188 SM.
Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis).
Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

3. NUH AS.
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
Usia: 950 tahun.
Periode sejarah: 3993-3043 SM.
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak.
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.

4. HUD AS.
Nama: Hud bin Abdullah.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As.
Usia: 130 tahun.
Periode sejarah: 2450-2320 SM.
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman).
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman.
Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.

5. SHALIH AS.
Nama: Shalih bin Ubaid.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 2150-2080 SM.
Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria).
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.

6. IBRAHIM AS.
Nama: Ibrahim bin Tarakh.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As.
Usia: 175 tahun.
Periode sejarah: 1997-1822 SM.
Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak).
Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.

7. LUTH AS.
Nama: Luth bin Haran.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
Usia: 80 tahun.
Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth).
Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita).
Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria).
Sebutan kaumnya: Kaum Luth.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.

8. ISMAIL AS.
Nama: Ismail bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As.
Usia: 137 tahun.
Periode sejarah: 1911-1774 SM.
Tempat diutus: Mekah.
Jumlah keturunannya: 12 anak.
Tempat wafat: Mekkah.
Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

9. ISHAQ AS.
Nama: Ishaq bin Ibrahim.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As.
Usia: 180 tahun.
Periode sejarah: 1897-1717 SM.
Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an).
Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron).
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.

10. YA’QUB AS.
Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As.
Usia: 147 tahun.
Periode sejarah: 1837-1690 SM.
Tempat diutus: Syam (Syria).
Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah).
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

11. YUSUF AS.
Nama: Yusuf bin Ya’qub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1745-1635 SM.
Tempat diutus: Mesir.
Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan.
Tempat wafat: Nablus.
Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.

12. AYYUB AS.
Nama: Ayyub bin Amush.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1540-1420 SM.
Tempat diutus: Dataran Hauran.
Jumlah keturunannya: 26 anak.
Tempat wafat: Dataran Hauran.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

13. SYU’AIB AS.
Nama: Syu’aib bin Mikail.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As.
Usia: 110 tahun.
Periode sejarah: 1600-1490 SM.
Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai).
Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan.
Tempat wafat: Yordania.
Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.

14. MUSA AS.
Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As.
Usia: 120 tahun.
Periode sejarah: 1527-1407 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.

15. HARUN AS.
Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As.
Usia: 123 tahun.
Periode sejarah: 1531-1408 SM.
Tempat diutus: Sinai di Mesir.
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang).
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir).
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.

16. DZULKIFLI AS.
Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As.
Usia: 75 tahun.
Periode sejarah: 1500-1425 SM.
Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

17. DAUD AS.
Nama: Daud bin Isya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As.
Usia: 100 tahun.
Periode sejarah: 1063-963 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

18. SULAIMAN AS.
Nama: Sulaiman bin Daud.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As.
Usia: 66 tahun.
Periode sejarah: 989-923 SM.
Tempat diutus: Palestina (dan Israel).
Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an.
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.

19. ILYAS AS.
Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As.
Usia: 60 tahun di bumi.
Periode sejarah: 910-850 SM.
Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon).
Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

20. ILYASA’ AS.
Nama: Ilyasa’ bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As.
Usia: 90 tahun.
Periode sejarah: 885-795 SM.
Tempat diutus: Jaubar, Damaskus.
Tempat wafat: Palestina.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

21. YUNUS AS.
Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As.
Usia: 70 tahun.
Periode sejarah: 820-750 SM.
Tempat diutus: Ninawa, Irak.
Tempat wafat: Ninawa, Irak.
Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

22. ZAKARIYA AS.
Nama: Zakariya bin Dan.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As.
Usia: 122 tahun.
Periode sejarah: 91 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Jumlah keturunannya: 1 anak.
Tempat wafat: Halab (Aleppo).
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

23. YAHYA AS.
Nama: Yahya bin Zakariya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As.
Usia: 32 tahun.
Periode sejarah: 1 SM-31 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Damaskus.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

24. ISA AS.
Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
Usia: 33 tahun di bumi.
Periode sejarah: 1 SM-32 M.
Tempat diutus: Palestina.
Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

25. MUHAMMAD SAW.
Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw.
Usia: 63 tahun.
Periode sejarah: 570-632 M.
Tempat diutus: Mekkah.
Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
Tempat wafat: Madinah.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

(Disarikan dari: Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as-Suyuthi dan selainnya).

Sumber : muslim.or.id

Semoga bermanfaat...

KALAU BANGGA PUNYA NABI SEPERTI BAGINDA RASULULLAAH SAW, SILAKAN LAH SHARE!!!

Semoga yg membagikn selalu mendapat pertolongan Allah SWT
AAMIIN..YAA.. ROBBAL 'AALAMIYN..

Boleh di SHARE sebanyak mungkin!!

" SUNNAH NABI ITU EMANG Top


Assalamu'alaikum
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ

 اللَّـﮬـُمَّ صـَلِِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

1. B.A.B duduk, beresiko tinggi terkena wasir/ambeien. BAB jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
 
2. Kencing berdiri beresiko prostat dan batu ginjal. Kencing jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
 
3. Enzim di tangan membantu makanan lebih mudah dicerna. Dibanding dengan besi, kayu, atau plastik, makan dengan tangan lebih bersih, fitrah dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
 
4. Makan dan minum berdiri dpt mengganggu perncernaan. Dengan duduk lebih santun dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
 
5. Makan di kursi, masih kurang menyehatkan. Dengan duduk di lantai, tubuh akan membagi perut menjadi 3 ruang: udara, makanan dan air, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
 
6. Makan buah setelah makan (cuci mulut) kurang bagus bagi lambung, karena ada reaksi asam. Yang sehat adalah makan buah sebelum makan, membantu melicinkan saluran pencernaan dan membuatnya lebih siap, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
 
7. Tidur tengkurep tidak bagus untuk kesehatan, bahkan itu tidurnya syetan. Tidur menghadap kanan lebih menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
 
8. Banyak Rahasia Sunnah yg telah diteliti para pakar, dari segi hikmah, manfaat, dan kesehatan. Benarlah yg dikatakan: di balik sunnah ada kejayaan. Bagi kita, jika misalnya belum tahu manfaatnya, terus saja semangat mengikuti adab dan tuntunan Rasul. Manfaat itu efek samping, motivasi utamanya adalah mengikuti adab dan tuntunan Rasul.
 
9. Seorang dokter Eropa berkata: jika semua manusia mengamalkan 3 sunnah saja (sunnah makan, sunnah di Kamar Mandi, dan sunnah tidur), maka harusnya saya berhenti jadi dokter karena tidak ada pasien..
Subhanallah....
 
Cintailah sunnah Nabi, tidak hanya adab2 sehari tapi seluruh apa yang telah Rasullah tetapkan dalam Dien Islam .. "Mau yg disukai atau tidak".

NB: Rasullullah S.A.W bersabda,`Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mrngamalkan ,walaupun yang menyampaikan sudah tiada(meningal dunia) ,dia tetap memperoleh pahala,"(HR,Bukhari)

#semoga bermanfaat
#silakan dishare

Kamis, 24 Juni 2021

Sejarah Tafsir Jalalain

Tafsir Jalalain: Karya Agung Dua Ilmuwan Pengagung Agama

Kitab ini satu-satunya kitab tafsir yang penyusunnya dua orang. Uniknya mereka tidak mengerjakannya secara bersamaan.

Siapa yang tak kenal dengan Tafsir Jalalain? Setiap pengkaji tafsir al-Quran pasti mengenal kitab tafsir ringkas yang disusun dua maestro ilmu tafsir, Jalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuti. Jalaluddin, yang berarti orang yang mengagungkan agama, adalah gelar yang diberikan kepada seorang ulama yang dianggap sangat ahli dalam bebarapa ranah ilmu. Dalam khazanah tasawuf, misalnya, nama Jalaluddin dinisbatkan kepada sufi besar Maulana Muhammad bin Muhammad al-Qunuwi al-Balkhi ar-Rumi alias Jalaluddin Rumi.

Karena disusun oleh dua Jalaluddin itulah kitab tafsir berusia empat abad yang menjadi rujukan wajib di banyak pesantren ini dinamakan Tafsir Jalalain, Tafsir Dua Jalal.

Jika ditilik dari model penafsiran, Tafsir Jalalain cenderung menonjolkan analisis kebahasaan atau nahwu dan sharaf, dari sisi susunan kalimat dan asal-usul kata, serta analisis tajwid dan qiraah atau tata cara membaca al-Quran. Terkait dengan al-Quran, penguasaan ilmu-ilmu tersebut merupakan pra-syarat mutlak untuk bisa membaca dan memahami al-Quran dengan benar.

Meski disebut-sebut penyusunnya oleh dua orang, sebenarnya al-Mahalli dan as-Suyuthi tidak mengerjakannya dalam waktu yang bersamaan. Masing-masing penyusun yang berbeda generasi itu hanya menulis tafsir separuh al-Quran pada masanya. Sebab ketika sang mufassir pertama menyusun bagian pertama Tafsir Jalalain, mufassir kedua baru saja memulai pengembaraannya mencari ilmu.

Sekali tempo liku-liku arah pengembaraan membuat keduanya bertemu dalam hubungan guru dan murid. Namun setelah itu mereka berpisah lagi. Baru beberapa tahun setelah sang guru wafat, sang murid datang untuk meneruskan pekerjaan besar sang guru yang belum usai.
Penulis awal Tafsir Jalalain adalah Jalaluddin al-Mahalli, tokoh kelahiran Kairo, Mesir, tahun 791H/1389 M, yang bernama asli Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim al-Mahalli al-Mishri asy-Syafi’i. Uniknya, entah mengapa, ulama besar yang juga termasyhur karena kealimannya di bidang fiqih, ilmu kalam, nahwu dan manthiq dan karya-karya besarnya, itu mengawali penulisan tafsirnya dari Surah al-Kahfi yang terletak di pertengahan juz lima belas lalu terus ke belakang hingga surah terakhir, An-Nas.

Usai menafsirkan Surah An-Nas, al-Mahalli lalu kembali ke halaman muka Al-Quran, menafsirkan surah Al-Fatihah. Tadinya, setelah usai menafsirkan surah pertama dalam Al-Quran itu ia akan melanjutkan dengan surah Al-Baqarah, Ali Imran dan seterusnya hingga akhir surah Al-Isra. Namun taqdir berkata lain, ketika baru selesai menulis tafsir Al-Fatihah, sang Allamah berpulang ke haribaan Allah pada tahun 864 H/1459 M.

Gaya Yang Sama
Merasa sayang dengan karya besar sang guru yang nyaris terbengkalai, belasan tahun kemudian, pekerjaan mulia itu pun dilanjutkan oleh salah satu murid al-Mahalli yang saat itu telah menjadi ulama besar yang sangat alim, Abdurrahman bin Kamaluddin Abi Bakar bin Muhammad Sabiquddin bin Fakhrudin bin Utsman bin Nashiruddin Muhammad bin Saifudin Khidhir al-Khudhairi As-Suyuthi Al Mishri Asy-Syafi’i, atau Jalaluddin as-Suyuthi. Secara mengagumkan, As-Suyuthi melanjutkan penafsiran dari Surah Al-Baqarah sampai akhir Surah Al-Isra di juz 15, dengan metodologi serta pola dan gaya bahasa yang nyaris sama persis dengan tulisan awal sang guru.

Jika bukan karena ada keterangan bahwa kitab tafsir itu disusun oleh dua mufassir, orang-orang pasti akan mengira penyusun Tafsir Jalalain hanya satu orang saja. Bahkan, untuk menyamakan metodologi dengan sang pendahulu, As-Suyuthi juga meletakkan surah Al-Fatihah berikut penafsirannya di akhir kitab.

Untuk melengkapi penjelasan dalam kitab-kitab tafsirnya, Imam as-Suyuthi juga menyusun kitab Lubabun Nuqul yang menjelaskan asbabun nuzul (sebab-musabab turunnya sebuah ayat) setiap surah. Pada edisi cetak modern, kutipan asbabun nuzul setiap surah Al-Quran tersebut tertera sebagai hasyiyah (catatan pinggir) kitab Tafsir Jalalain. Selain itu juga dimuat kutipan kitab Nasikh wal Mansukh, karya Imam Ibnu Hazim.

Pemuatan asbabun nuzul tersebut dimaksudkan untuk menuntun pemahaman akan makna tafsir yang benar sesuai dengan konteks sosial dan masalah ketika ayat tersebut turun. Sedangkan nasikh wal mansukh (yang membatalkan dan yang dibatalkan) merupakan salah satu sarana untuk memahami kesimpulan yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran.

Meski terbilang sangat ringkas, informasi-informasi penting dalam Tafsir Jalalain membuat kitab itu terus menjadi rujukan ulama, bahkan hingga saat ini. Keringkasan penjabarannya juga mengundang minat banyak ulama sesudahnya untuk menyusun komentar atas kitab tafsir tersebut. Sebut saja Majma’ al-Bahrain Wa Mathla’ al-Badrain karya Syaikh Muhammad bin Muhammad al-Karkhi, al-Futuhat al-Ilahiyyah atau Hasyiyah al-Jamal dan Hasyiyah ash-Shawi karya Syaikh Ahmad bin Muhammad ash-Shawi al-Mishri al-Maliki al-Khalwati.

Kebesaran dua tokoh penyusun Tafsir Jalalain sangat melegenda. Di samping dikenal karena pembahasannya yang luas dalam setiap kitab, Jalaluddin al-Mahalli dan as-Suyuthi juga telah menghasilkan karya yang jumlahnya cukup banyak. Dalam bidang tafsir dan ilmu-ilmu Al-Quran, misalnya, as-Suyuthi telah menghasilkan sedikitnya dua puluh kitab, seperti al-Itqan fi Ulumil Quran dan ad-Durrul Mantsur fi Tafsir Bil Ma’tsur.

Semua kitab-kitab karya as-Suyuthi selalu menarik untuk dikaji. Sebab, selain kajiannya yang mendalam, setiap karyanya juga mempunyai keunikan. Kitab Ad-Durrul Mantsur, misalnya, ialah sebuah kitab tafsir al-Qur’an yang sumbernya berasal dari hadits-hadits yang diriwayatkan ath-Thabarani.

Dengan teliti as-Suyuthi menukil semua hadits marfu’ (periwayatannya sampai kepada Rasulullah SAW) dan atsar (ucapan atau keterangan) para sahabat dan tabi’in yang menafsirkan atau mengulas ayat-ayat al-Quran. Namun, berbeda dengan setiap hadits selalu ia jelaskan juga derajat keshahihannya, atsar-atsar yang nukilnya ia biarkan saja tanpa komentar.

Muhaddits Piawai
Selain mufassir, As-Suyuthi memang dikenal juga sebagai muhaddits piawai. Tengok saja karya-karya dalam bidang hadits yang jumlahnya tak kurang dua belas kitab. Di antaranya yang paling populer adalah Ainul Ishabah Fi Ma’rifati ash-Shahabah, Durru ash-Shahabah Fi Man Dakhala Mishra Minash Shahabah dan al-Luma’ Fi Asmaa`i Man Wadla’.

As-Suyuthi lahir ba’da Maghrib, malam Senin bulan Rajab 849 H, enam tahun sebelum bapaknya wafat. Ia berasal dari lingkungan cendekiawan. Tak heran sejak dini ayahnya berusaha mengarahkannya menjadi ilmuwan dan orang shalih.

Sejak usia belia ia selalu diajak sang ayah menghadiri berbagai majelis ilmu. Di forum yang mulai itu sang ayah sering meminta doa dari ulama besar untuk anaknya. Salah satu ulama yang pernah mendoakan as-Suyuthi agar menjadi ulama besar adalah Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, muhaddits besar penyusun kitab Bulughul Maram. Tak hanya mendoakan, setiap kali minum segelas air usai mengajar, Syaikh Ibnu Hajar selalu menyisakan sedikit untuk diminum as-Suyuthi.

Ketika sang ayah wafat, as-Suyuthi diasuh oleh Syaikh Kamaluddin bin Humam al-Hanafi, pengarang kitab Fathul Qadir. Di bawah asuhan sang allamah itulah as-Suyuthi berhasil hafal al-Qur’an di usia delapan tahun. Setelah itu ia lalu menghafal kitab al-’Umdah, lalu Minhajul Fiqhi Wal Ushul dan Alfiyah Ibnu Malik.

Ketika usianya menginjak 15 tahun, as-Suyuthi mulai berkelana dan berguru kepada para ulama besar. Sebut saja Syaikh Siraajuddien al-Balqini, yang mengajarnya berbagai kitab fiqih seperti al-Hawi Ash-Shaghir, Al-Minhaj, Syarah Al-Minhaaj dan Ar-Raudhah. Syaikh Sihabuddin Asy-Syaarmasahi dan Asy-Syari Al-Manawi Abaz Kuriya Yahya bin Muhammad, guru-guru ilmu faraidh (waris)-nya.

As-Suyuthi juga menimba ilmu tata Bahasa Arab dan ilmu hadits kepada Syaikh Taqiyuddin Asy-Syamini Al-Hanafi (w 872 H), dan berguru ilmu tafsir, ilmu Ushul, ilmu bahasa Arab dan ilmu Ma’ani kepada Syaikh Muhyiddin Muhammad bin Sulaiman Ar-Rumi Al-Hanafi selama empat belas tahun. Ia juga sempat berguru kepada Jalaluddin Al-Mahalli (penyusun pertama Tafsir Al-Jalalain) dan ‘Izzul Kinaani Ahmad bin Ibrahim al-Hanbali, serta banyak lagi ulama yang lain.

Selain ilmu agama, Imam Suyuthi juga beberapa bidang ilmu umum seperti ilmu hitung dan ilmu faraidl dari Majid bin As-Siba’ dan Abdul Aziz Al-Waqaai, serta ilmu kedokteran kepada Muhammad bin Ibrahim Ad-Diwani Ar-Rumi.

Syaikh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani, salah satu murid As-Suyuthi mengatakan dalam kitab Thabaqat-nya, bahwa gurunya telah berguru kepada lebih dari 600 ulama. Ditunjang modal kecerdasan, kekuatan hafalan dan keuletan belajar, As-Suyuthi yang ahli ibadah, zuhud dan tawadhu’ pun segera menjelma menjai seorang ulama besar yang memenuhi taraf kemampuan untuk berijtihad.

Selain alim, Imam Suyuthi juga dikenal sebagai sosok yang teguh pendirian dan tak suka menjilat kepada pemerintah. Bahkan ia tak pernah mau menerima hadiah dari raja. Suatu ketika raja Ghuri memberinya hadiah berupa uang seribu dinar dan seorang budak perempuan. Segera saja uang itu dikembalikan. Sedangkan sang budak perempuan itu dimerdekakan. Ia lalu berkata kepada sang raja, “jangan berusaha memalingkanku hanya dengan memberi hadiah semacam itu, karena Allah telah menjadikanku tidak merasa butuh lagi terhadap hal-hal semacam itu.”

Dan setelah hidup dengan penuh gemilang cahaya ilmu dan ibadah, ulama yang telah menulis lebih dari 500 judul kitab itu wafat pada hari Jum’at, 19 Jumadi Ula 911 H. Sebelumnya sang Allamah sempat menderita sakit selama tujuh hari, sebelum akhirnya berpulang dalam usia 61 tahun 10 bulan 18 hari. Jenazah ilmuwan agung itu dimakamkan di pemakaman Qaushun atau Qaisun, di luar pintu gerbang Qarafah, di Kairo, yang terkenal dengan sebutan Bawwabah As-Sayyidah ‘Aisyah (Pintu gerbang Sayyidah ‘Aisyah).

Source ; Kang  Muhammad Muhsinin 

🌹 KEUTAMAAN DZIKIR ASMA'UL HUSNA 🌹


::: Al Imam Abdullah bin Hasan bin Abdullah Al Atthas.

📖 Nadham Asma'ul Husna: 
Karya KH. Amdjad Alhafidz 

Sering sekali kita mendengar pembacaan Asma’ul Husna (nama-nama indah Allah) dalam doa-doa, di antaranya doa Ismul A’dham yang masyhur. 

Sebagian Asma’ul Husna pun ada yang diamalkan secara khusus, dengan diwiridkan dalam jumlah tertentu sesuai ijazah yang diberikan oleh guru. 

Pun Asma'ul Husna yang digunakan sebagai wirid berupa nadham karya dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) yakni KH. Amdjad al Hafidz. 

Beliau bertempat tinggal di Jl. Bledak Kanti II/3  Perumnas Tlogosari Semarang.

Beliau pengarang nadhom atau sya'ir atau sya'ir Asmaul Husna sehingga memudahkan setiap orang membaca dan menghafalkan. 

Asmaul Husan tidak hanya tersebar ke pelosok desa atau daerah di Indonesia , tetapi  sudah  diamalkan umat mancanegara.

Namun adanya ijazah wirid maupun tidak bukan suatu masalah untuk mengamalkannya. Karena zikir dan wirid adalah amalan yang dianjurkan Allah Swt dan Rasul-Nya. 

Asma’ul Husna sendiri sebenarnya memiliki keutamaan-keutamaan tersendiri, banyak rahasia dan manfaat yang terkandung di dalamnya. 

Apalagi jika sudah terbiasa mengimplementasikan Asma’ul Husna dalam sikap kesehariannya, seperti sifat Rahman yang artinya Maha Penyayang, maka bentuk pengimplementasiannya adalah dengan menyayangi seluruh mahluk-mahluk Allah ﷻ.

Syekh Shâlih al-Ja’fari mengatakan:

 فَالَّذِي يَدْعُو بِهَا فَقَدِ اسْتَجْلَبَ الْخَيْرَ كُلَّهُ لِنَفْسِهِ وَجَعَلَ الْوِقَايَةَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الشَّرِّ كُلِّهِ، فَإِذَا قُلْتَ مَثَلًا الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ فَقَدِ اسْتَجْلَبْتَ الرَّحْمَةَ، وَإِذَا قُلْتَ: اللَّطِيْفُ فَقَدِ اسْتَجْلَبْتَ اللُّطْفَ... الخ

 “Orang yang berdoa dengan Asma’ul Husna maka telah meminta kebaikan seluruhnya, dan membuat pencegahan di antara dirinya dan keburukan seluruhnya. 

Jadi apabila engkau menyebut ar-Rahmân ar-Rahîm, maka kamu telah meminta rahmat, dan jika kamu menyebut al-Lathîf maka kamu telah meminta kelembutan, dan seterusnya.” 

(Muhammad bin Alwi al-Aidarus, Khawwâsh Asmâ` ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât, Dar el-Kutub, Shan’a, Cet. Ke-3 2011, Hal. 16)

Kesimpulannya, 
Manfaat yang kita dapatkan dari membaca Asma’ul Husna, seperti dijelaskan Syekh Shâlih al-Ja’fari, adalah sebagaimana Asma’ yang disebut. 

Disebutkan dalam kitab Khawwâsh Asmâ’ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât:

 فَذِكْرُهَا نَافِعٌ لِلدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالآخِرَةِ، وَذِكْرُهَا يُسَمَّى مَجْمَعَ الْخَيْرَاتِ وَمَفَاتِحَ الْبَرَكَاتِ وَمَجَلَّى التَّجَلِّيَاتِ، مَاوَاظَبَ عَلَيْهَا مَكْرُوْبٌ إِلَّا فَرَّجَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ كُرْبَةً، وَلَا مَدْيُوْنٌ إِلَّا قَضَى اللهُ تَعَالَى دِيْنَهُ، وَلَا مَغْلُوْبٌ إِلَّا نَصَرَهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَامَظْلُوْمٌ إِلَّا رَدَّ اللهُ تَعَالَى مَظْلَمَتَهُ، وَلَا ضَالٌّ إِلَّا هَدَاهُ اللهُ، وَلَامَرِيْضٌ إِلَّا شَفَاهُ اللهُ تَعَالَى، وَلَا مُظْلِمُ الْقَلْبِ إِلَّاَ نَوَّرَ اللهُ تَعَالَى بِهَا قَلْبَهُ

“Menyebut Asma’ul Husna bermanfaat bagi (urusan) dunia, agama, dan akhirat, dan zikirnya dinamakan kumpulan kebaikan-kebaikan, kunci-kunci keberkahan, dan singkapan kejelasan. 

Tidaklah kesulitan yang ditekuni dengan Asma’ul Husna melainkan Allah lapangkan kesulitannya, tidaklah hutang melainkan Allah tunaikan hutangnya, tidaklah kekalahan melainkan Allah akan menolongnya, tidak orang yang dizalimi melainkan Allah kembalikan kezalimannya, tidaklah orang yang sesat melainkan Allah beri petunjuk, tidaklah orang yag sakit melainkan Allah sembuhkan penyakitnya, tidaklah kegelapan hati melainkan Allah terangi hatinya dengan Asma’ul Husna. 

(Muhammad bin Alwi al-Aidarus, Khawwâsh Asmâ` ul-Husnâ Littadâwi wa Qadhâ il-Hâjât, Dar el-Kutub, Shan’a, Cet. Ke-3 2011, Hal. 17)

Demikian keutamaan-keutamaan dari membaca Asmaul Husna.

Lalu, bagaimana ketika muncul pertanyaan, mengapa setelah mengamalkan muncul pertanyaan mengapa faedah tersebut belum datang juga, misalkan???

Perlu kita ketahui bahwa tujuan utama dari zikir sebenarnya bukan keutamaan itu sendiri, melainkan Allah ﷻ, sedangkan keutamaan adalah bonus saja. 

Dzikir merupakan pertanda hidupnya hati. Kualitas dzikir juga berkaitan dengan kebiasaan Si Pelaku dzikir.

Dzikirnya orang yang sudah memiliki derajat di sisi Allah tentu berbeda dengan orang yang sehari-harinya jarang menyebut Asma’-Nya.

Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat.
🌹🌹☕

RAHASIA SHALAWAT TANPA HURUFDAN TANPA SUARA=====================================

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



( Abah Guru Sekumpul )
-
Dalam suatu pengajiannya,KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (akrab disapa Guru Sekumpul) Martapura menjelaskan bahwa sekecil atau seringan apapun sunnah Nabi di situ ada sirr (rahasia atau hikmah ) di dalamnya. Apabila seseorang melakukan ibadah sunnah yang pernah dikerjakan oleh Rasululllah saw maka orang itu musyahadah (berhadap-hadapan) dengan Rasulullah saw.
Guru Sekumpul selalu menganjurkan santri dan jamaahnya untuk selalu cinta Nabi.

“Pangkat wali itu sekedar mutaba’ahnya (kesetiaan mengikuti) kepada sunnah-sunnah Rasulullah saw. Semakin sempurna mutabaahnya semakin tinggi pangkat kewaliannya,” kata Guru Sekumpul.
Para sholihin yang menyaksikan Abah Guru Sekumpul melihat betapa menyatunya Abah Guru dengan Rasulullah Saw. 

Hal ini dikarenakan beliau sangat mengagungkan sunnah-sunnah Rasulullah saw. Para habaib berkata apabila engkau ingin melihat Rasulullah pandanglah Guru Zaini. Sekujur tubuh beliau adalah dzatiyyah Rasulullah saw. Setiap kali mendengar sunnah Rasulullah saw beliau selalu berusaha mengamalkannya. Tidak ada perbuatan beliau yang keluar dari sunnah Rasulullah Saw walau hanya sekedipan mata.

Berkata Sayyid Quthbul Akwan Syeikh Muhammad bin Abdul Karim As-Samman Al-Madani ra:

إعلم يا أخى طهرنى الله وإياك أنه لا يمكن لأحد أن يدرك حقيقة كنهه صلى الله عليه وسلم الا بمتابعة شريعته:

Ketahuilah sesungguhnya tidak mungkin bagi seseorang mengetahui hakikat zzat Baginda Nabi saw, melainkan hanya dengan mutaba’ah (mengikuti) syari’atnya saja.

ولا يدرك سر الحقيقة المحمدية والتصورات الأحمدية إلا بعد حوض بحر المحبة:

Dan tidak bisa pula mengetahui sir hakikat Nur Muhammad dan penampakan-penampakan Ahmad kecuali sesudah ia tenggelam di dalam lautan mahabbah (cinta).

ولهذا من تحقق بالسنة المحمدية ظاهرا وباطنا خاض بحر الحقيقة المحمدية التى خاضها هو وأمثاله بكمال الإتباع المحمدى صورة ومعنى:

“Barangsiapa yang telah tahqiq (bersungguh-sungguh) mutaba’ah nya dengan mengerjakan segala sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw secara dzohir maupun batin maka orang itu telah tenggelam dalam lautan mahabbah hakikat Nur Muhammad saw dimana Baginda Nabi saw sendiri dan para auliya’ terlebih dahulu menyelam dengan kesempurnaan mutaba’ah kepada Nur Muhammad pada rupa dan makna.”

Sedangkan Guru Sekumpul mengatakan, “amalan yang tinggi derajatnya ialah sholawat tanpa huruf dan tanpa suara. Apakah sholawat tanpa huruf dan tanpa suara itu? Yaitu melakukan sunnah Rasulullah sambil mengingat dalam hati ‘Ini adalah pekerjaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam’.”
“Sering-seringlah mengingat Rasulullah setiap kita ingin melakukan sesuatu. Ciri orang yang cinta yang dilihat cuma kekasihnya saja (Rasulullah saw). Yang didengar cuma kekasihnya saja. Yang diingat cuma kekasihnya saja.” 

kata Guru Sekumpul.
“Orang yang hatinya telah terpenuhi dengan cinta kepada Rasulullah saw Allah jadikan kelezatannya di dalam berdzikir kepadaNya dan mengingati kekasihNya (Rasulullah saw). Sehingga ia diliputi ketenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan yang sifatnya abadi tidak hilang oleh waktu bahkan semakin bertambah dan terus bertambah,” pungkas Guru Sekumpul.

Mudah-mudahan kita dapat mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah saw dalam kehidupan kita. Mudah-mudahan Allah swt ampuni dosa kesalahan kita dan dikumpulkan kelak di akhitat bersama Rasulullah SAW.
-

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

SHALAWAT YANG TAK TERBATAS PAHALANYA



Abul Hasan al-Bakri, Abu 'Umarah bin Zaid al-Madini dan Muhammad bin Ishaq al-Mathlabi meriwayatkan,

Suatu hari ketika Rasulullah ﷺ berada di masjid, tiba-tiba seorang lelaki bercadar datang menemui beliau.Lelaki itu membuka cadar yang menutupi wajahnya dan berkata dengan fasih,

"Salam sejahtera untukmu duhai manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak tertandingi."

Nabi ﷺ kemudian mendudukkan lelaki tersebut di antara beliau dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Abu Bakar memandangi lelaki tersebut kemudian berkata kepada Rasulullah ﷺ,

"Duhai Rasulullah, mengapa engkau meletakkannya di antara aku dan engkau sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada seseorang yang engkau cintai melebihi diriku?"

Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, "Duhai Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bershalawat kepadaku dengan sebuah shalawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun sebelumnya." Sayyidina Abu Bakar pun lantas berkata, "Duhai Rasulullah ajarkanlah kepadaku shalawat yang ia baca agar aku dapat bershalawat kepadamu dengannya."

Rasulullah ﷺ kemudian menyebutkan shalawat tersebut :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد في الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، وَفِي الْمَلأِ الأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ.

Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala a-li sayyidina muhammadin fil awwalina wal a-khirin, wa fil mala-il a'la ila yaumiddîn

Abu Bakar kemudian bertanya, "Duhai Rasulullah, apakah balasan yang akan diperoleh seseorang yang membaca shalawat ini?"

Rasulullah ﷺ menjawab, "Duhai Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena dan para malaikat menjadi juru tulis. Maka lautan akan kering, pepohonan akan habis sedangkan para malaikat belum selesai mencatat pahala shalawat ini." Hadits ini diriwayatkan oleh Abul Faraj dalam Al-Muthrib.

Begitu dahsyatnya sholawat tersebut. Hafalkan dan mari kita amalkan bersama.
Karena pengamal sholawat pasti diterima.

Rabu, 23 Juni 2021

🌹 TUJUH MAWAIDH (PETUAH) 🌹


::: Syaikhona Kyai Makhrus Ali Lirboyo Kediri Jawa Timur

🌹 Pertama;
Orang ingin berhasil (sukses) itu kuncinya menghormati istri. 

🌹 Kedua;
Apabila ingin hidup mulia hormati orang tua, khususnya ibu.

🌹 Ketiga;
Ingat jikalau anda menjadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah;
      🌾 Pertama, Janganlah mata duitan. 
      🌾Kedua; Jangan sampai tergoda wanita. 
Bila mampu bertahan dari dua hal ini insyaallah selamat.

🌹 Keempat;
Nabi Sulaiman itu berhasil dalam 90 tahun dan Nabi Nuh berhasil dalam waktu 900 tahun. 
Tapi di dalam Al Quran yang dinamakan ulul ‘azmi yaitu Nabi Nuh. Ini menunjukkan
perjuangan di lihat dari kesusahan, bukan dari jumlah murid.

🌹 Kelima;
Orang yg memiliki ilmu sambil di riyadlohi dengan yang tak di riyadlohi itu akhirnya beda. 
Riyadloh yang paling penting yaitu istiqamah. 

🌹 Keenam;
Aku dulu ketika di pondok tidak pernah membayangkan akan menjadi kyai, tidak pernah membayangkan bakal jadi orang kaya. 
Akhirnya jadi orang mulia seperti ini aku takut. 
Jangan-jangan bagian aku ini saja, diakhirat tidak dapat bagian apa-apa. 

🌹 Ketujuh;
Ngajarlah ngaji !!! 
Apabila kelak anda tidak bisa makan, kethoken kupingku (potong telingaku).

الفاتحة الى روحى شيخىي سمياه كياهى محروس علي رضي الله عنه، ان الله تعالى يعلي دراجاته في الجنة وينفعنا ببركاته واسراره وانواره وعلومه وكرامته في الدين والدنيا والاخرة له الفاتحة ... 

Wallahu a'lam. 
Semoga bermanfaat. 
🌹🌹☕

6 Wasiat dari Wali Abdal



Dalam ilmu tasawuf, Wali Abdal adalah sekelompok orang terpilih yang memiliki kedudukan mulia di sisi Allah. Wali Abdal disebut juga paku bumi, jumlah mereka sangat sedikit sekitar 7 orang saja.

Mereka adalah manusia pengganti yang diberi karunia khusus sepeninggal Para Nabi. Jika salah seorang dari mereka wafat, maka Allah akan menggantikan kedudukannya dengan wali lain yang telah dipilih Allah.

Berikut 6 wasiat Wali Abdal yang dinukil dari Kitab At-Tadzkirul Mustofa Hal 143. 

Mudah-mudahan wasiat ini menjadi ibrah bagi kita semua.

ف وعلمت أنهم أبدال، فقلت لهم : أوصوني بوصية بالغة حتى أخاف الله مثل خوفكم . فقالوا ؛ نوصيك بستة أشياء

Berkata sebagian orang soleh: "Singgah di rumahku beberapa tamu dan aku tahu mereka adalah golongan Wali Abdal, aku katakan kepada mereka, "Berilah aku wasiat sehingga aku takut kepada Allah seperti takutnya kalian kepadanya."

Mereka menjawab: "Kami menasehatimu dengan 6 perkara, yaitu:

١. من أكثر النوم فلا يطمع في رقة قلبه
1. Barangsiapa banyak tidur, maka tidak diharap hatinya lembut.

٢. من أكثر الأكل فلا يطمع في قيام الليل
2. Barangsiapa banyak makan, maka dapat dipastikan tidak akan bangun malam untuk ibadah.

٣. من أكثر صحبة جاهل أو ظالم فلا يطمع في استقامة دينه
3. Barangsiapa banyak/sering berteman dengan orang bodoh atau zolim maka sangat kecil kemungkinannya dia akan istiqomah dalam agamanya.

٤. من كانت الغيبة والكذب عادته فلا يطمع أنه يخرج من الدنيا ومعه الإيمان
4. Barangsiapa menjadikan ghibah dan berbohong sebagai kebiasaannya, maka sangat kecil kemungkinannya dia akan mati dengan membawa iman.

٥. من كثر اختلاطه بالناس فلا يطمع في حلاوة العبادة
5. Barangsiapa banyak bergaul dengan manusia, maka sangat kecil kemungkinannya dia merasakan manisnya ibadah.

٦. من طلب رضا الناس فلا يطمع في رضا الله عز وجل
6. Barangsiapa mencari ridha (pengakuan/disenangi/dihormati) manusia, maka sangat kecil kemungkinannya dia mendapatkan ridha Allah.

🌹 AMALAN AGAR CERDAS, KUAT INGATAN, MUDAH MENGHAFAL 🌹



::: ljazah Sayyidina Qutbil Wujud Al Habib Ali Al Habsyi

Setiap orang diberi kapasitas kecerdasan yang berbeda-beda oleh Allah SWT. Ada yang memiliki daya tangkap lebih cepat, namun ada juga yang sebaliknya dalam memahami ilmu. 

Meskipun bisa diasah dengan belajar, namun tidak sedikit yang berputus asa untuk meningkatkan kecerdasannya.

Selain dengan sekolah atau belajar baik di Pesantren maupun lembaga pendidikan  formal atau non formal lainnya, banyak cara yang bisa dilakukan agar kecerdasan mengalami peningkatan yang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Ternyata tidak hanya ikhtiar dengan belajar, manusia seharusnya menambah usaha untuk menjadi cerdas dengan berdoa.

Maka, selain dibarengi giat belajar, Sayyidina Qutbil Wujud Al Habib Ali Al Habsyi Shohibul Maulid (Simthudduror) mengajarkan sebagai berikut;

"Meletakkan tangan kanan di atas kepala setiap kali selesai sholat sambil membaca ayat Al A'la

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَىۙ, 
الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوّٰىۖ , 
وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰىۖ , 
وَالَّذِيْٓ اَخْرَجَ الْمَرْعٰىۖ , 
فَجَعَلَهٗ غُثَاۤءً اَحْوٰىۖ , 

سَنُقْرِئُكَ فَلَا تَنْسٰىٓ ۖ ,     (Diulang 7X) 

اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ, 
وَنُيَسِّرُكَ لِلْيُسْرٰىۖ , 
فَذَكِّرْ اِنْ نَّفَعَتِ الذِّكْرٰىۗ, 
سَيَذَّكَّرُ مَنْ يَّخْشٰىۙ, 
وَيَتَجَنَّبُهَا الْاَشْقَىۙ,
الَّذِيْ يَصْلَى النَّارَ الْكُبْرٰىۚ, 
ثُمَّ لَا يَمُوْتُ فِيْهَا وَلَا يَحْيٰىۗ, 
قَدْ اَفْلَحَ مَنْ تَزَكّٰىۙ,
وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهٖ فَصَلّٰىۗ, 
بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ , 
وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ, 
اِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰىۙ, 
صُحُفِ اِبْرٰهِيْمَ وَمُوْسٰى, 

 ‏Kemudian di tambah ayat dibawah ini

فَفَهَّمْنَاهَا سُلَيْمَانَ وَكُلًّا آتَيْنَا حُكْمًا وَعِلْمًا وَسَخَّرْنَا مَع َ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ

(FA FAHHAMNAAHAA SULAIMAANA WA KULLAN AATAYNAA HUKMAW WA 'ILMAW WA SAKHKHORNAA MA'A DAAWUUDAL JIBAALA YUSABBIHNA WAT THOIIR) 
(Sebanyak 1x).

Jika di terapkan untuk anak yang belum bisa baca maka orang tuanya yang baca, sambil tangan kanannya diletakkan pada kepala si anak, maka InsyaAllah akan mudah menyerap ilmu, gampang menghafal dan kita atau anak kita menjadi cerdas dengan ijin Allah SWT. 

Jangan lupa sebelum melakukan amalan, tawassul shohibul ijazah. 

Wallahu A'lam. 
Semoga bermanfaat. 
🌹🌹☕

Selasa, 22 Juni 2021

SHOLAWAT ADALAH JALAN PINTAS MENUJU MAKRIFATULLAH ...



Sholawat adalah istighfarmu ...
Sholawat adalah dzikirmu ...
Sholawat adalah doamu ...
Sholawat adalah kunci pembuka segala rahasia ...

Sholawat itu ungkapan cinta ...
Sholawat itu ungkapan rindu ...
Sholawat itu senandung Mahabah ...
Sholawat itu ruh para pecinta ...

Barang siapa mengistimewakan Rasulullah SAW, PASTI mendapatkan keistimewaan dari Allah SWT ...

Sholawatmu kepada Rasulullah SAW membuatmu tidak perlu bersusah payah memohon semua hajatmu kepada Allah SWT ...
Karena disaat kamu memperbanyak bersholawat, Rasulullah SAW sendiri yang akan memohonkan  kepada Allah SWT apa-apa semuanya yang menjadi hajatmu, sehingga dengan berkat doa Rasulullah SAW, maka akan di perkenankan dan dikabulkan segala hajat-hajatmu kepada Allah SWT ...

Dalam Sholawat tiada Riya' ...
Dalam Sholawat ada Sanad ...
Dalam Sholawat ada Mursyid dan Murabbi ...
Dalam Sholawat ada Cinta ...
Dalam Sholawat ada Takzim ...
Dalam Sholawat ada Adab ...
Dalam Sholawat ada Akhlak ...
Dalam Sholawat ada Zikir Asma' ALLAH ...
Dalam Sholawat ada Ketenangan ...
Dalam Sholawat ada Doa ...
Dalam Sholawat ada 'Ubudiyah ...
Dalam Sholawat ada Kejujuran ...
Dalam Sholawat ada Munajat ...
Dalam Sholawat ada Taubat ...
Dalam Sholawat ada Fadhilah Berganda ...
Dalam Sholawat ada Taat ...
Dalam Sholawat ada Sabar ...
Dalam Sholawat ada Nikmat ...
Dalam Sholawat ada Syukur ...
Dalam Sholawat ada Syifa' ...
Dalam Sholawat ada Ilmu ...
Dalam Sholawat ada Hidayah ...
Dalam Sholawat ada Taufiq ...
Dalam Sholawat ada Qabul ...
Dalam Sholawat ada Derajat dan Maqom ...
Dalam Sholawat ada Tauhid, Iman & Tarekat ...
Dalam Sholawat ada Nur ...
Dalam Sholawat ada Berkat ...
Dalam Sholawat ada Tawassul ...
Dalam Sholawat ada Rahmat dan syafaat ...

Dijamin 100% bahagia, sejahtera dan selamat lahir batin ... di dunia dan di akhirat ...

AMALAN UNTUK KEBAHAGIAAN DAN KESELAMATAN LAHIR BATIN ... DUNIA AKHIRAT ... 

DIJAMIN 100 % DAHSYAT DAN MUSTAJAB ...

1. Sholawat Jibril = 100 kali setiap selesai salam sholat fardhu' 5 waktu ... posisi duduk jangan berubah sedikit pun dari setelah Salam ...

Shallallahu 'alaa Muhammad = 100 kali ...

2. Sholawat AL FATIH ( Rajanya Sholawat ) = 11 kali setelah Sholawat Jibril diatas ( setelah Nomer 1 ) ...

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammadinil Fatihi ( Muhammad Al Fatihi ) Limma Ughliqo wal khotimi Limma sabaqo, nashiril haqqi bil haqqi wal hadi ila shirotikal mustaqim wa 'ala alihi haqqo khodrihi wa miq darihil adziim = 11 kali  ...

3. Surah Al Insyiroh ( Alam Nasyroh ) = 9 kali setelah sholat fardhu' 5 waktu ( setelah nomer 2 ) ... 

4. Sholawat pembuka pintu rejeki dari arah mana saja dan pelunas hutang serta memudahkan segala kesulitan apapun  = 10 kali pagi setelah sholat subuh dan 10 kali malam setelah sholat isya' ...

Allahumma sholli wassalim 'alaa sayyidina Muhammadin Karimil aba'i wal ummahat = 10 kali  ...

5. Sholawat supaya terkabul 30 hajat dunia dan 70 hajat akhirat ... 

Innallaha wa malaikatahu yuusholuna 'alanabi yaa ayyuhaladziina 'amanu shollu alaihi wassalimuutasliima ( 1 kali ) diiringi dengan Allahumma shalli alaih atau Allahumma shalli wassalim alaih ( 100 kali ) setiap pagi setelah sholat subuh dan setiap petang setelah sholat magrib ...

6. Jika hendak atau mau hajatnya lebih cepat terkabul lakukan sholawat Jibril 1000 seribu kali setiap hari istiqomah tanpa putus ... meskipun dalam keadaan tidak suci ... ( haid, junub,  belum berwudhu' dan lain sebagainya ) ...

SHOLAWAT PENARIK REZEKI TIADA HENTI  ...

*** SHALLALLAHU 'ALAA MUHAMMAD ***

Setelah mengucapkan sholawat Jibril 1000 kali  baca doa tawassul berikut ini : 

Allahumma innii as-aluka, wa 'atawajjahu ilayka, bihabiibika Muhammad, Nabiyyir Roh mah ... Yaa Sayyidi yaa Muhammad,  inii atawassalu bika ilaa robbi, fasyaffi'hu liqadhaa-i haajatii ... 

Wahiya .................... ( disebutkan hajatnya ) ...

Bagi yang hendak mengamalkan ijazah sholawat Jibril ini ucapkan Qobiltu dan baca Al Fatihah 1 kali didalam hati ...

Barakallahu ...

Qobiltu ... Kun ...

In shaa Allah ...

DIJAMIN MENDAPATKAN JODOH YANG SHOLEH / SHOLEHAH ...

DIJAMIN MENDAPATKAN REJEKI APAPUN YANG BERLIMPAH DAN BERKAH ...

DIJAMIN MATI DALAM KEADAAN HUSNUL KHOTIMAH ...

DIJAMIN JASADNYA UTUH DAN BAU WANGI SERTA TIDAK HANCUR DI DALAM KUBUR ... MOKSA BAGI YANG BERMAQOM WALI ...

DIJAMIN TERBEBAS DARI AZAB KUBUR ...

DIJAMIN  HARAM API NERAKA MENJILATNYA ...

DIJAMIN MASUK "SYURGA"

BAGI PENGAMAL SHOLAWAT AL FATIH , JIKA TIDAK MASUK " SYURGA " SILAHKAN TUNTUT SAYA DI HADAPAN ALLAH SWT ...

Tetap semangat dan istiqomah serta tawadhu' ...

Allah dulu ... Allah lagi ... Allah terus ...

Sholawat dulu ... Sholawat lagi ...Sholawat terus ...

Alhamdulillah ... Aamiin ...

Laa hawla wa laa quwwata illaa billah ...

Allahumma sholli 'alaa sayyidina Muhammad ...

Wa 'alaa ali sayyidina Muhammad ...

Shallallahu 'alaa Muhammad ...

Yaa Nabi salam alaika ...

Yaa Rasul salam alaika ...

Yaa Habib salam alaika ...

Sholawatullah alaika ...

Bersama Muhammad Juna Al Fatih

KEINDAHAN FISIK NABI MUHAMMAD SAW*

*

Al Imam Bushiri dlm Qosidah Al Burdah mengatakan: 

فَهُوَ الَّذِيْ تَمَّ مَعْنَاهُ وَصُوْرَتُهُ *
  ثُمَّ اصْطَفَاهُ حَبِيْباً بَارِئُ النَّسَمِ
مُنَزَّهٌ عَنْ شَرِيْكٍ فِيْ مَحَاسِنِهِ *
  فَجَوْهَرُ الْحُسْنِ فِيْهِ غَيْرُ مُنْقَسِمِ 

“Ia (Muhammad saw) sempurna perangai dan rupanya. Allah Sang Maha Pencipta memilihnya sebagai kekasih. Keindahannya tiada yg dapat menandingi. Keindahan dlm sosoknya tidaklah terbagi dgn yang lain” 

❤Perawakan Rasulullah Saw sedang, tak terlalu pendek, tidak pula terlampau tinggi
❤Rambutnya ikal bergelombang, tidak keriting bergulung & tak pula lurus kaku
❤Badannya gempal tak terlampau gemuk
❤Dagunya tak lancip
❤Wajahnya dgn bentuk yg agak bundar merupakan yg paling tampan di antara manusia sejagat raya
❤Kulitnya putih kemerahan
❤Matanya hitam pekat, kedua bulu matanya memanjang tak saling menempel, hingga tampak indah sempurna. Ia lebih sering memandang ke arah bawah dari pada ke atas, menggambarkan sosok yang sangat tawadlu’ dan khusyu’ 

❤Kepala dan dahinya lebar
❤Hidungnya mancung
❤Mulutnya lebar dan wangi
❤Gigi serinya renggang, saat berbicara tampak cahaya yg memancar keluar di antara kedua gigi serinya
❤Pipinya lebar dan tak tampak menjulur tulangnya
❤Lehernya bak lukisan elok nan indah, bersih jernih layaknya warna perak
❤Bahunya bidang, diantara kedua bahunya terdapat khatam Al Nubuwwah (tanda kenabian)
❤Bulu dada memanjang dari dada sampai ke pusar
❤Tapak tangan dan kakinya tebal dan halus
❤Keringatnya putih bersih mengkilap bagaikan mutiara. Aromanya yg sangat harum hingga Ummu Sulaim menjadikan keringat Beliau Saw sebagai parfum, Sungguh aku bersumpah tiada parfum yg lebih wangi dari keringatnya 

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد 

Sholawat...sholawat...sholawat 
Shollu 'Alannabi...
________________________________________
*LENTERA TARIM*
Amalan, Kisah, Kajian & Kalam Hikmah 


Tentang Iblis

Syeikh KH Ahmad Asrori Al Ishaqi dalam sebuah pengajian menerangkan Kitab Kasyful Bayan. Imam as-Samarqandi dan juga dikatakan dalam Tafsir Showi:

فائدة : قال كعب الاخبار ان ابليس اللعين كان خازن الجنة اربعين الف سنة، ووعظ الملائكة عشرين الف سنة وسيد الكروبيين ثلاثين الف سنة، وسيد الروحانيين الف سنة، وطاف حول العرش اربعة عشر الف سنة

Sebuah Faidah: Berkata Ka'ab al-Akhbar "Sungguh Iblis yang terlaknat telah menjadi penjaga surga selama 40.000 tahun, guru dan penasihat malaikat selama 20.000 tahun, pemimpin malaikat karubiyyun selama 30.000 tahun, pemimpin malaikat ruhaniyyun selama 1000 tahun dan bukan cuma thawaf di ka'bah, bahkan mereka thawaf di Arsy selama 14.000 tahun.

Dalam Kitab Mukasyafat al-Kulub, Imam Ghazali:

ﺭﻭﻱ ﺃﻥ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻛﺎﻥ ﺍﺳﻤﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺍﻟﺰﺍﻫﺪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺍﻟﻌﺎﺭﻑ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺨﺎﻣﺴﺔ ﺍﻟﺘﻘﻲ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺩﺳﺔ ﺍﻟﺨﺎﺯﻥ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺑﻌﺔ ﻋﺰﺍﺯﻳﻞ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻠﻮﺡ ﺍﻟﻤﺤﻔﻮﻅ ﺇﺑﻠﻴﺲ

Diriwayatkan bahwa Iblis di langit dunia mendapatkan titel/gelar Ahli Ibadah pada langit kedua disebut Ahli Zuhud pada langit ketiga Al-'arif (Ma'rifat Billah), pada langit keempat disebut Waliyullah, pada langit kelima disebut Ahli Taqwa, pada langit keenam disebut Penjaga Syurga, pada langit ketujuh Azazil (Mengetahui ruh yang buruk dihadapan Allah).

Tapi coba lihat pada putusan akhir Dilauh al-Mahfudz Iblis dilihat Iblis. Artinya. suka mengaburkan sesuatu antara yang haq dan batil. [Mukhasyafat al-Kulub 61]

Lalu apa hubungannya dengan ibadah? Imam Ghazali dalam maqalah diatas, beliau menutup maqalahnya dengan:

ﻭﻫﻮ ﻏﺎﻓﻞ ﻋﻦ ﻋﺎﻗﺒﺔ ﺃﻣﺮﻩ، ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﺠﺪ ﻷﺩﻡ

Dia itu lalai akan akhir dari perkaranya, iblis sudah mulya disisi Allah, sudah agung derajatnya, tapi dia lupa bagaimana akhir hayatnya.

Jadi kalau orang membangakan ibadahnya membangakan ilmunya, membanggakan nasabnya, membangakan kelebihannya itu sama saja dengan iblis.

Umat islam yang terus istiqomah dalam beribadah intinya adalah tidak mengetahui akhir dari hayatnya. Boleh jadi saya atau anda sekarang iman dan islam, tapi apakah kita tahu akhir dari hayat kita masih membawa iman?!

Syeikh Ahmad Asrori berkata: "Semakin tinggi orang makrifat, maka semakin takut di akhir hayatnya. Apakah Husnul Khotimah atau Su'ul Khotimah. Akhir hayatnya baik atau buruk."

Semoga kita dianugrahi ketaatan dan selalu istiqomah iman dan islam hingga ruh terpisah dari jasad. 
Alfatihah

DOA TERHINDAR DARI PENYAKIT AIN YANG DIAJARKAN MALAIKAT JIBRIL KEPADA RASULULLAH

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Anda pernah mendengar, tiba-tiba seseorang sakit mendadak, anak yang tadinya sehat drastis lemah dan suka menangis malam, atau lainnya. Setelah dicek, ternyata sulit mendiagnosanya. Barangkali dia terkena Al 'Ayn.

Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Malaikat Jibril pernah mengajari Rasulullah Saw doa untuk penyakit ain ketika Sayidina Hasan dan Husain terkena penyakit ain. Doa agar terhindar dari penyakit ain yang dimaksud adalah sebagai berikut;

اللَّهُمَّ ذَا السُّلْطَانِ الْعَظِيمِ ذَا الْمَنِّ الْقَدِيْمِ ذَا الوجهِ الْكَرِيْمِ وَلِيَّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ عَافِنَا مِنْ أَنْفُسِ الْجِنِّ وَأَعْيُنِ الإِنْسِ

Allohumma dzas sulthoonil ‘adziim, dzal mannil qodiim, dzal wajhil kariim, waliyyil kalimaatit tammah wad da’awaatil mustajaabaati ‘aafinaa min anfusil jinni wa a’yunil insi.

Ya Allah, Dzat Yang memiliki kekuasaan yang agung, Dzat Yang memiliki anugerah yang terdahulu, Dzat Yang memiliki wajah (jalan) yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, sembuhkanlah kami dari kejahatan jin dan pandangan mata manusia yang merusak.

Riwayat yang dimaksud disebutkan oleh Imam Ibnu Asakir dalam kitab Tarikh Dimasyq, dari Sayidina Ali berikut;

أَنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلامُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَافَقَهُ مُغْتَمًّا ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ مَا هَذَا الْغَمُّ الَّذِي أَرَاهُ فِي وَجْهِكَ ؟ قَالَ : الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ أَصَابَتْهُمَا عَيْنٌ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ صَدِّقْ بِالْعَيْنِ ، فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ ، ثُمَّ قَالَ : أَفَلا عَوَّذْتَهُمَا بِهَؤُلاءِ الْكَلِمَاتِ ؟ ، قَالَ : وَمَا هُنَّ يَا جِبْرِيلُ ؟ قَالَ : قُلِ اللَّهُمَّ ذَا السُّلْطَانِ الْعَظِيمِ ، ذَا الْمَنِّ الْقَدِيمِ ، ذَا الْوَجْهِ الْكَرِيمِ ، ولي َالْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ ، وَالدَّعَوَاتِ الْمُسَتَجَابَاتِ عَافِ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ مِنْ أَنْفُسِ الْجِنِّ وَأَعْيُنِ الإِنْسِ ، فَقَالَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَا يَلْعَبَانِ بَيْنَ يَدَيْهِ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَصْحَابِهِ : عَوِّذُوا نِسَاءَكُمْ وَأَوْلادَكُمْ بِهَذَا التَّعَوُّذِ ِ

Sesungguhnya Malaikat Jibril datang pada Nabi Saw yang sedang tampak sedih. Jibril bertanya; Wahai Muhammad, kenapa wajahmu tampak sedih? Nabi Saw menjawab; Hasan dan Husain sedang sakit ain. Jibril berkata; Percayalah dengan penyakit ain karena penyakit ain adalah nyata. Apakah kamu tidak mendoakan keduanya dengan kalimat-kalimat itu? Nabi Saw bertanya; Kalimat apa, wahai Jibril?. Jibril menjawab; Ucapakan ‘Allohumma dzas sulthoonil ‘adziim, dzal mannil qodiim, dzal wajhil kariim, waliyyil kalimaatit tammah wad da’awaatil mustajaabaati ‘aafil hasana wal husaina min anfusil jinni wa a’yunil insi.

Kemudian Nabi Saw mengucapkan doa tersebut, maka Hasan dan Husain langsung dapat berdiri dan bermain di sekitar Nabi Saw. Nabi Saw bersabda; mintalah perlindungan untuk dirimu, istrimu dan anak-anakmu dengan doa ini.

Wallahu a'lam
SEMOGA BERMANFAAT

Sholawat Adzimiyah



ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺑِﻨُﻮﺭِ ﻭَﺟْﻪِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻣَﻸَ ﺃَﺭْﻛَﺎﻥَ ﻋَﺮْﺵِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﻭَﻗَﺎﻣَﺖْ ﺑِﻪِ ﻋَﻮَﺍﻟِﻢُ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﺃَﻥْ ﺗُﺼَﻠِّﻲَ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﻮْﻻَﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺫِﻱ ﺍﻟْﻘَﺪْﺭِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﻧَﺒِﻲِّ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﺑِﻘَﺪْﺭِ ﺫَﺍﺕِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻟَﻤْﺤَﺔٍ ﻭَﻧَﻔَﺲٍ ﻋَﺪَﺩ ﻣَﺎ ﻓِﻲ ﻋِﻠْﻢِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﺻَﻼَﺓً ﺩَﺍﺋِﻤَﺔً ﺑِﺪَﻭَﺍﻡِ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﺗَﻌْﻈِﻴﻤﺎً ﻟِﺤَﻘِّﻚَ ﻳَﺎ ﻣَﻮْﻻَﻧَﺎ ﻳَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﻳَﺎ ﺫَﺍ ﺍﻟْﺨُﻠُﻖِ ﺍﻟْﻌَﻈِﻴﻢِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻣِﺜْﻞَ ﺫَﻟِﻚَ ﻭَﺍﺟْﻤَﻊْ ﺑَﻴْﻨِﻲ ﻭَﺑَﻴْﻨَﻪُ ﻛَﻤَﺎ ﺟَﻤَﻌْﺖَ ﺑَﻴْﻦَ ﺍﻟﺮُّﻭﺡِ ﻭَﺍﻟﻨَّﻔْﺲِ ﻇَﺎﻫِﺮﺍً ﻭَﺑَﺎﻃِﻨﺎً ﻳَﻘَﻈَﺔً ﻭَﻣَﻨَﺎﻣﺎً ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻪُ ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺭُﻭﺣﺎً ﻟِﺬَﺍﺗِﻲ ﻣِﻦْ ﺟَﻤِﻴﻊِ ﺍﻟْﻮُﺟُﻮﻩِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﻳَﺎ ﻋَﻈِﻴﻢُ .

Artinya : Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu dengan perantaraan Nur ‘Wajah’ Allah yang Agung, yang memenuhi tiang-tiang penyanggah ‘arasy Allah Yang Maha Agung; yang dengan (perantaraan Nur Allah tersebut) terciptalah seluruh alam semesta Allah Yang Maha Agung. Kiranya Engkau melimpahkan rahmat ta’zhim kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang memiliki kedudukan yang agung, dan juga kepada keluarga Nabi Allah yang besar, berkat kedudukan Keagungan Dzat Allah Yang Maha Agung. Shalawat yang terus menerus berkat Keabadian Alah Yang Maha Agung, sebagai Pengagungan terhadap Hak-hak-Mu, wahai Tuhan kami. Wahai Muhammad! Wahai Pemilik budi pekerti yang agung! Dan limpahkan salam sejahtera kepada beliau dan keluarganya seperti itu. Kumpulkanlah antara aku dan beliau, sebagaimana Engkau kumpulkan antara ruh dan jiwa, zhahir dan bathin, bangun dan tidur. Serta jadikanlah beliau, wahai Tuhanku, sebagai ruh bagi jasadku dari seluruh segi di dunia sebelum akhirat, Wahai Yang Maha Agung.”

Syekh Yusuf Bin Ismail an-Nabhaniy berkata; Imam Ahmad bin Idris radhiyallahu anhu telah menerima shalawat ini dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan talqin secara langsung tanpa perantara sebanyak satu kali dan beliau juga ditalqin secara langsung oleh Sayyidina Khidir ‘Alaihis Salaam satu kali.

Ahli hadist dua kota suci Makkah dan Madinah, Allah Yarhamuh as-Sayyid Muhammad Bin Alawiy Bin Abbas al-Malikiy menyebutkan; Siapa yang membaca shalawat Azhimiyah 70 kali sebelum terbit fajar, maka ia akan melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Para ulama ahli asrar menyatakan: Siapa saja yang membaca shalawst Azhimiyah 92 kali, maka shalawat itu tak ubahnya bagaikan pedang yang tajam sehingga dengan cepat mengabulkan segala hajatnya secepat pedang tajam memutuskan leher binatang sembelihan.

Diriwayatkan bahwa salah seorang pengikut Thariqah Idrisiyah meninggal di kota Makkah dan dikuburkan di pekuburan Ma’lah. Saat jenazahnya diturunkan, ternyata orang yang memasukkan janazahnya ke lubang lahad adalah seorang ahli kasyaf (telah terbuka hijabnya) tiba-tiba ia melihat ada malaikat yang datang membawa ranjang dan lampu-lampu dari surga lalu membentangkan lubang kuburannya sehingga menjadi luas sejauh mata memandang. Si ahli kasyaf sangat takjub dengan kemuliaan yang diberikan kepada mayyit, lalu ia berkata dalam hatinya: “Aduhai seandainya nanti aku meninggal aku berharap Allah Taala memberikan juga kepadaku kemuliaan seperti ini. Tiba-tiba malaikat berkata: Diantara kalian akan mendapat kemuliaan ini dengan barokah shalawat Azhimiyah yang kalian baca.”

Imam as-Sayyid Ahmad bin Idris al-Hasaniy radhiyallahu anhu dilahirkan di Maisur yaitu sebuah perkampungan di dalam daerah ‘Arayish, terletak di kota Fez (Morocco) pada bulan Rajab tahun 1163 H bertepatan tahun 1749 M. Namun ada riwayat pula yang menyebut bahawa beliau dilahirkan pada tahun 1172H/ 1757 M).

Nama lengkap beliau adalah al-Imam al-Arif Billah as-Sayyid Ahmad ibn Idris ibn Muhammad ibn ‘Ali ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Abdillah ibn Ibrahim ibn Umar ibn Ahmad ibn ‘Abdul Jabbar ibn Muhammad ibn Yamluh ibn Masyish ibn Abu Bakar ibn ‘Ali ibn Hurmah ibn ‘Isa ibn Salam ibn Marwan ibn Haidarah ibn Muhammad ibn Idris al-Asghar ibn Idris al-Akbar ibn ‘Abdullih al-Kamil ibn al-Hassan al-Mustanna ibn Sayyidina Hassan al-Sibt ibn Saiyyidina ‘Ali dan Saiyyidatina Fatimah al-Zahra’ binti Rasulillah Sayyidina Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Imam Ahmad Bin Idris merupakan seorang wali yang telah mencapai maqam Qutub yaitu martabat yang tinggi dalam maqam wilayah (kewalian) dan juga dikatakan meraih maqam Sultan Salatin al-Awliya (raja para wali). Selain itu beliau juga terkenal sebagai seorang ulama pembaharu (mujadid). Beliau telah banyak menggembara dan berdakwah di jalan Allah serta menyebarkan ajaran Tariqahnya ke berbagai tempat hingga ke Makkah, Madinah, Mesir, Sudan, Yaman dan lain-lain.

Beliau wafat pada malam Sabtu di antara waktu Maghrib dan Isya’ pada tanggal 21 Rajab. Murid beliau Sayyid as-Shalih Ahmad Ustman al-‘Uqailiy ditunjuk untuk memandikan dan jenazah beliau telah dishalatkan oleh al-‘Allamah al-Wali Sayyid Yahya bin Muhsin al-Ni’ami al-Hasaniy. Beliau dikebumikan pada tanggal 21 Rajab 1837 M / 1253 H) di Sabya. Kota Sabya yang pada masa itu menjadi bagian negri Yaman, namun sekarang sudah masuk dalam wilayah Saudi Arabia.

Adapun sanad muttashil (bersambung) kepada Imam Ahmad Bin Idris al-Hasaniy radhiyallahu anhu sebagai berikut:

الحبيب سالم بن عبد الله الشاطرى عن الحبيب علوى بن عبد الله بن شهاب عن الحبيب على بن محمد الحبشى عن الحبيب ابى بكر بن عبد الله العطاس عن السيد احمد بن ادريس

و الحبيب سالم بن عبد الله الشاطرى (١) عن الحبيب عبد القادر بن احمد السقاف عن الحبيب ابى بكر بن احمد بن حسين الحبشى (٢) عن الحبيب حسن بن سالم بن احمد بن حسن العطاس عن السيد محمد بن على بن محمد بن احمد بن ادريس عن والده السيد على عن والده السيد محمد عن والده السيد احمد بن ادريس عن الشيخ عبد الوهاب التازى عن الشيخ عبد العزيز الدباغ عن سيدنا الخضر عليه السلام عن النبى صلى الله عليه واله وسلم.

(١) فى “نفحات المسك العاطرى”
(٢) فى “الدليل المشير الى فلك اسانيد الاتصال بالحبيب البشير”

"Dahulu al ustadzul imam alhafidz alhabib abdullah bilfaqih memerintahkan kepada murid-murid beliau membaca SHOLAWAT ADZIMIYAH 12× apabila ada orang yang meninggal dari keluarga sanak saudara / orang lain...

Fadhilahnya: dialam kubur sang mayyit akan diberi lentera yg tak terhitung jumlahnya, 
Diberi tempat tidur yg tak terhitung jumlahnya,
Dan dialam kuburnya akan diluaskan sejauh mata memandang 
 
(Samahat alhabib abdurrohman bilfaqih - malang)

Ket: sholawat ini sudah di ijazah kan secara umum kepada orang yang ingin mengamalkan nya...

Semoga bermanfaat

Senin, 21 Juni 2021

AMALAN AGAR DUNIA MENGEJARMU TANPA KAU MENGEJARNYA


Diriwayatkan bahwa seorang Sahabat mengeluh kepada Rasulullah shollalloohu ‘alayhi wasallam dan berkata :

"Yaa Rasulullah kenapa DUNIA seolah-olah tidak menginginkanku, semua usahaku bangkrut, peternakan dan pertanianku pun selalu gagal panen..?"

Sambil tersenyum Nabi Muhammad shollalloohu ‘alayhi wasallam mengajarkan tentang Tasbihnya para Malaikat serta tasbiihnya penghuni 'alam semesta yaitu kalimat :

*ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺤﻤﺪﻩ ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ ﺍﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ*

SUBHAANALLOOHI WA BIHAMDIHII SUBHAANALLOOHIL ‘ADZHIIM ASTAGHFIRULLOOH

Lalu Nabi shollalloohu ‘alaiyhi wasallam bersabda :
"Bacalah 100 kali sebelum terbit Fajar.
Maka DUNIA akan memohon kepada ALLAH agar engkau miliki (mengejarmu tanpa kau mengejarnya)"

Selang beberapa bulan kemudian, sahabat tadi kembali lagi dan bercerita :

"Yaa Rasulullah sekarang aku bingung dengan hartaku kemana harus aku letakkan hasil usaha dan peternakanku karena Saking banyaknya." SUBHANALLOH

(Kitab ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻔﺮﺝ)

Semoga bermanfaat dan dapat mengamalkannya secara Istiqomah. Aamiin

​🌹اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🌹

Al-Fatihah

💖💖

Amalan Mendidik Anak Kecil

Adat Para Leluhur Ba'alawi dalam mendidik anak:

Kebiasaan para pendahulu kita yaitu orang-orang Sholeh dari Keluarga Ba'alawi (semoga Allah meridhoi mereka).. 

Ada 11 kebiasaan Salaf dalam mendidik Anak-anak mereka:

1. Seorang Ibu ketika menyusui sambil membaca Ayat Kursi dan Al ikhlas, Al falaq ,An nas, dan mengulang-ulang nya..

2. Pertama kali yg diajarkan ke anak ketika baru bisa bicara.. 

"Rodhitu billahi Robba Wa bil Islami diina Wa bimuhammadin sholla Allahu ‘alayhi wa sallam Nabiyyan wa Rosuula"... 

artinya (aku ridho Allah sbg Tuhanku dan Islam agamaku dan Nabi Muhammad Nabi dan Rosulku )..

3. Mengajak keluar anak-anak kecil ketika waktu malam yg terakhir(sebelum subuh) ke masjid agar menjadi kebiasaan... 

4. Sebelum memasuki Bulan-bulan berkah seperti Ramadhon, mereka mengumpulkan anak-anak mereka dan bertanya kepada mereka, apa yg akan kalian kerjakan di bulan yang berkah ini? dari amalan membaca Al Qur'an, dzikir, sedekah dll..

5. Mereka mengajari anak-anak mereka niat-niat yang baik sebagaimana mereka mengajari Surat Al Fatihah..

6. Mereka mengadakan majelis ilmu di rumah dan berkumpul semua yang ada dirumah, majlis harian atau mingguan.. 

Mereka membaca sedikit dari alqur'an Al kariem (tadarus) dan kitab hadits serta fiqih dan mereka menutup majelis dengan doa dan solawat kepada Nabi Muhammad SAW..

7. Ketika masuk baligh anak mereka, mereka memberi tahu anaknya kalau sudah Mukallaf ...

Dan sekarang dua Malaikat akan mencatat kebaikan dan kejelekan dan menulis ucapan dan perbuatannya... 

Dan hal itu diadakan perayaan yg dihadiri para ulama' dan orang orang sholeh..

8. Mereka tidak menunda pernikahan anak-anak mereka setelah baligh khawatir terjerumus kepada  kemaksiatan..

9. Mereka mengajari anak-anak dengan berdoa memohon kepada Allah dalam setiap keadaan... 

maka apabila anaknya ingin sesuatu dari orang tuanya, mereka berkata kepada anaknya 'wudhu'lah dan sholat 2 rokaat dan mintaklah kepada Allah hajat-hajatmu'.. 

dan setelah sholat orang tua memberikan yg anak minta seraya berkata 'Sungguh Allah yang mengabulkan doamu'..

10. Mereka membagi tugas kepada setiap anak.
 

ada yang tugas belanja ke pasar, ada yg menyapu rumah, dan ada yang tugas melayani tamu dan ngambil air dsb... 

#SUBHANALLAH....

*KALIMAT PERTAMA YG DIUCAPKAN NABI MUHAMMAD SAW WAKTU MULAI BICARA*

 

Seorang bayi ketika mulai berbicara maka yg keluar dari lisan biasanya adalah maa..maa...baa...baa
Namun Nabi kita Sayyidina Muhammad Saw ketika awal mulai bisa bicara apa yg keluar dari lisan suci Beliau: 

الله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا 

"Allahuakbar Kabiiro Walhamdulillahi Katsiro Wa Subhanallahi Bukrotan wa Ashila"
(Al Imam Al Baihaqi) 

Sayyidatuna Halimah berkata: Ketika nabi Muhammad SAW mulai bicara, Beliau tidak menyentuh sesuatu melainkan dgn membaca bismillah, mau minum bismillah, makan bismillah, berpakaian bismillah dst 

Subhanallah 

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد 

Allahumma sholli wasallim 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad

Wirid ya Latif

Wirid Al-Latif Sendiri Tidak Memiliki Ketentuan Khusus. Dan Tidak Pula Harus Dibaca Dengan Jumlah Yang Banyak. Adapun syaratnya hanyalah satu, yaitu dibaca secara terus-menerus dan istiqomah. Sebab, “Istiqomah itu lebih baik dari seribu Karamah”. Maka, kuncinya adalah melatih diri untuk terus istiqomah dalam membaca wirid.
Kata “Al-Latif” diambil dari salah satu lafadz Asmaul Husna, yaitu Asma-Asma Allah yang jumlahnya ada 99. Asmaul Husna bisa dijadikan sebagai wirid. Barangsiapa yg bisa menghafal Asmaul Husna dan menjadikannya sebagai wirid secara istiqamah, niscaya haram baginya masuk neraka. Sebagaimana hadis berikut:
إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا ، مِائَةً إِلا وَاحِدَةً ، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 Asma (nama), seratus kurang satu, barangsiapa yang menjaganya, niscaya ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari, no.2736, Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493).
Tapi, bagi mereka yg belum mampu menghafal 99 Asmaul Husna Allah, maka cukuplah baginya membaca asma Allah “Al-Latif” yang juga merupakan bagian dari Asmaul Husna.
Adapun keistimewaan dan khasiat dari wirid Al-Latif adalah sebagai berikut:
Dalam kitab Ta’rifudz Dzuryyiah Al-Habasyiyyah karya Al-Habib Attas Al-Habsyi disebutkan bahwa salah satu manfaat dari wirid Al-Latif adalah menghilangkan segala kesulitan dalam hidup.
Semoga kita senantiasa mendapat Ridlo dari Allah, Syafaat dari Rasullullah, Karomah para Waliyullah, Barokah para Kiai dan Habaib serta wasilah doa orang tua kita. Alfatihah
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله واصحابه اجمعين
Bagi Anda yang ingin mengamalkan ijazah-ijazah di atas, silakan share postingan ini dan ketik "Qobiltu (saya terima)" pada kolom komentar dibawah ini.

SYEKH SITI JENAR


Nama asli Syekh Siti Jenar adalah Sayyid Hasan ’Ali Al-Husaini, dilahirkan di Persia, Iran. Kemudian setelah dewasa mendapat gelar Syaikh Abdul Jalil. Dan ketika datang untuk berdakwah ke Caruban, sebelah tenggara Cirebon. Dia mendapat gelar Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang atau Syaikh Lemah Brit.

Syaikh Siti Jenar adalah seorang sayyid atau habib keturunan dari Rasulullah Saw. Nasab lengkapnya adalah Syekh Siti Jenar [Sayyid Hasan ’Ali] bin Sayyid Shalih bin Sayyid ’Isa ’Alawi bin Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Sayyid ’Abdullah Khan bin Sayyid Abdul Malik Azmat Khan bin Sayyid 'Alwi 'Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shohib Mirbath bin Sayyid 'Ali Khali Qasam bin Sayyid 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Sayyid Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin Sayyid 'Alwi al-Mubtakir bin Sayyid 'Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid 'Isa An-Naqib bin Sayyid Muhammad An-Naqib bin Sayyid 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Syaikh Siti Jenar lahir sekitar tahun 1404 M di Persia, Iran. Sejak kecil ia berguru kepada ayahnya Sayyid Shalih dibidang Al-Qur’an dan Tafsirnya. Dan Syaikh Siti Jenar kecil berhasil menghafal Al-Qur’an usia 12 tahun.

Kemudian ketika Syaikh Siti Jenar berusia 17 tahun, maka ia bersama ayahnya berdakwah dan berdagang ke Malaka. Tiba di Malaka ayahnya, yaitu Sayyid Shalih, diangkat menjadi Mufti Malaka oleh Kesultanan Malaka dibawah pimpinan Sultan Muhammad Iskandar Syah. Saat itu. KesultananMalaka adalah di bawah komando Khalifah Muhammad 1, Kekhalifahan Turki Utsmani. Akhirnya Syaikh Siti Jenar dan ayahnya bermukim di Malaka.

Kemudian pada tahun 1424 M, Ada perpindahan kekuasaan antara Sultan Muhammad Iskandar Syah kepada Sultan Mudzaffar Syah. Sekaligus pergantian mufti baru dari Sayyid Sholih [ayah Siti Jenar] kepada Syaikh Syamsuddin Ahmad.

Pada akhir tahun 1425 M. Sayyid Shalih beserta anak dan istrinya pindah ke Cirebon. Di Cirebon Sayyid Shalih menemui sepupunya yaitu Sayyid Kahfi bin Sayyid Ahmad.

Posisi Sayyid Kahfi di Cirebon adalah sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dari sanad Utsman bin ’Affan. Sekaligus Penasehat Agama Islam Kesultanan Cirebon. Sayyid Kahfi kemudian mengajarkan ilmu Ma’rifatullah kepada Siti Jenar yang pada waktu itu berusia 20 tahun. Pada saat itu Mursyid Al-Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyah ada 4 orang, yaitu:

1. Maulana Malik Ibrahim, sebagai Mursyid Thariqah al-Mu’tabarah al-Ahadiyyah, dari sanad sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq, untuk wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara, Maluku, dan sekitarnya
2. Sayyid Ahmad Faruqi Sirhindi, dari sanad Sayyidina ’Umar bin Khattab, untuk wilayah Turki, Afrika Selatan, Mesir dan sekitarnya,
3. Sayyid Kahfi, dari sanad Sayyidina Utsman bin ’Affan, untuk wilayah Jawa Barat, Banten, Sumatera, Champa, dan Asia tenggara
4. Sayyid Abu Abdullah Muhammad bin Ali bin Ja’far al-Bilali, dari sanad Imam ’Ali bin Abi Thalib, untuk wilayah Makkah, Madinah, Persia, Iraq, Pakistan, India, Yaman.

Kitab-Kitab yang dipelajari oleh Siti Jenar muda kepada Sayyid Kahfi adalah Kitab Fusus Al-Hikam karya Ibnu ’Arabi, Kitab Insan Kamil karya Abdul Karim al-Jilli, Ihya’ Ulumuddin karya Al-Ghazali, Risalah Qushairiyah karya Imam al-Qushairi, Tafsir Ma’rifatullah karya Ruzbihan Baqli, Kitab At-Thawasin karya Al-Hallaj, Kitab At-Tajalli karya Abu Yazid Al-Busthamiy. Dan Quth al-Qulub karya Abu Thalib al-Makkiy.

Sedangkan dalam ilmu Fiqih Islam, Siti Jenar muda berguru kepada Sunan Ampel selama 8 tahun. Dan belajar ilmu ushuluddin kepada Sunan Gunung Jati selama 2 tahun.

font-size: 14px; font-stretch: inherit; line-height: 22.4px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"> Setelah wafatnya Sayyid Kahfi, Siti Jenar diberi amanat untuk menggantikannya sebagai Mursyid Thariqah Al-Mu’tabarah Al-Ahadiyyah dengan sanad Utsman bin ’Affan. Di antara murid-murid Syaikh Siti Jenar adalah: Muhammad Abdullah Burhanpuri, Ali Fansuri, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Pasai, Abdul Ra’uf Sinkiliy, dan lain-lain.

KESALAHAN SEJARAH TENTANG SYAIKH SITI JENAR YANG MENJADI FITNAH adalah:

1. Menganggap bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Sejarah ini bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syaikh Siti Jenar berasal dari cacing. Ini adalah sejarah bohong. Dalam sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat jati ; Alih aksara; Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah, 2002, hlm. 1, cerita yg masih sangat populer tersebut dibantah secara tegas, “Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing dhusun Lemahbang.” [Adapun diceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) itu berasal dari cacing, itu salah. Sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata, bertempat tinggal di desa Lemah Abang]….

2. “Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti” yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah Syaikh Siti Jenar adalah bohong, tidak berdasar alias ngawur. Istilah itu berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa. Padahal dalam Suluk Syaikh Siti Jenar, beliau menggunakan kalimat “Fana’ wal Baqa’. Fana’ Wal Baqa’ sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti. Istilah Fana’ Wal Baqa’ merupakan ajaran tauhid, yang merujuk pada Firman Allah: ”Kullu syai’in Haalikun Illa Wajhahu”, artinya “Segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah”. Syaikh Siti Jenar adalah penganut ajaran Tauhid Sejati, Tauhid Fana’ wal Baqa’, Tauhid Qur’ani dan Tauhid Syar’iy.

3. Dalam beberapa buku diceritakan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggalkan Sholat, Puasa Ramadhan, Sholat Jum’at, Haji dsb. Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantahnya, ia berkata, “Saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar selama 9 tahun, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal Syari’at Islam Sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar adalah lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah bibirnya berhenti berdzikir “Allah..Allah..Allah” dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jum’at”.

4. Beberapa penulis telah menulis bahwa kematian Syaikh Siti Jenar, dibunuh oleh Wali Songo, dan mayatnya berubah menjadi anjing. Bantahan saya: “Ini suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh amat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis menuliskan seperti itu. Berarti dia tidak bisa berfikir jernih. Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun.Manusia lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama’, kyai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka berkata bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di Pengimaman Masjid Agung Cirebon. Setelah sholat Tahajjud. Dan para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh.“

5. Cerita bahwa Syaikh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali adalah bohong. Tidak memiliki literatur primer. Cerita itu hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron. Bantahan saya: “Wali Songo adalah penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Padahal dalam Maqaashidus syarii’ah diajarkan bahwa Islam itu memelihara kehidupan [Hifzhun Nasal wal Hayaah]. Tidak boleh membunuh seorang jiwa yang mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Tidaklah mungkin 9 waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Tidak bisa diterima akal sehat.”

Penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia (Azyumardi Azra) adalah ulah Penjajah Belanda, untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Bahkan Penjajah Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera [Politik Pecah Belah] dengan 3 kelas:
1) Kelas Santri [diidentikkan dengan 9 Wali]
2) Kelas Priyayi [diidentikkan dengan Raden Fattah, Sultan Demak]
3) Kelas Abangan [diidentikkan dengan Syaikh Siti Jenar]

Wahai kaum muslimin melihat fenomena seperti ini, maka kita harus waspada terhadap upaya para kolonialist, imprealis, zionis, freemasonry yang berkedok orientalis terhadap penulisan sejarah Islam. Hati-hati jangan mau kita diadu dengan sesama umat Islam. Jangan mau umat Islam ini pecah. Ulama’nya pecah. Mari kita bersatu dalam naungan Islam untuk kejayaan Islam dan umat Islam di massa depan saudaraku.