MUTIARA ILMU: PEMBANTAIAN HUSEIN CUCU NABI SAW.

Sabtu, 20 Juli 2024

PEMBANTAIAN HUSEIN CUCU NABI SAW.

😭🌺💐♥️Seri Arbain 14;   Asyuro hingga Arbain Imam Husein as ; Syahid Karbala; Pimpinan Pemuda Ahli Sorga🌺💐♥️😭

Kepala Imam Husein as di arak keliling kota Kufah

Kemudian Ubaidillah bin Ziyad memerintahkan agar kepala suci Al-Husain as. diarak keliling di lorong-lorong kota Kufah.

Apa yang dikatakan oleh orang yang berpikiran sehat saat meratapi korban pembantaian dari keluarga suci Rasulullah saw. ini:

Kepala anak putri Nabi dan washinya
      Di atas tombak menjadi bahan tontonan
Muslimin mendengar dan menyaksikannya
      Tapi, tak ada protes ataupun keluhan
Semoga mata saksikan dirimu jadi buta
      Dan telinga yang mendengar menjadi tuli
Kau buka banyak mata sedang kau terlelap
      Kau tutup mata yang tak sedih atas deritamu
Tak satupun taman kecuali berharap
      Agar kau disana dan menjadi kuburmu

Perawi berkata: Ibnu Ziyad naik ke atas mimbar. Setelah memanjatkan puji syukur ke hadirat-Nya, ia berpidato. 
Di antara isi khotbahnya adalah: 

"Segala puji bagi Allah yang telah menampakkan kebenaran dan orang-orangnya sekaligus memberikan kemenangannya kepada Amirul Mukminin Yazid bin Mu'awiyah dan para pengikutnya dengan membinasakan pendusta putra pendusta."

Belum sempat ia meneruskan kata-katanya, tiba-tiba Abdullah bin 'Afif Al-Azdi -seorang pengikut Ahlul Bait yang setia dan seorang yang zuhud. 

Matanya yang kiri cacat di perang Jamal dan yang satunya lagi di perang Shiffin. 

Pekerjaan sehari-harinya hanya duduk di mesjid agung kota dan sholat di dalamnya hingga malam tiba- bangkit dan berseru, 

"Hai anak Marjanah! Pendusta anak pendusta itu adalah kau dan ayahmu, juga orang yang menempatkanmu di sini berikut ayahnya. 

Hai musuh Allah! Tidak cukupkah kau membunuh anak Nabi sehingga naik ke atas mimbar kaum muslimin dan berbicara seenaknya ?"

Perawi berkata: Ibnu Ziyad naik pitam dan berseru, "Siapa orang yang lancang membuka mulutnya ini ?"

"Akulah yang berbicara tadi, hai musuh Allah," jawabnya. "Apakah setelah membantai keturunan suci Rasulullah saw. yang telah Allah bersihkan dari segala noda dan dosa kau masih mengaku sebagai muslim ?

Oh, di manakah gerangan anak-anak kaum Muhajirin dan Anshar yang akan membalas perbuatanmu dan pemimpinmu si laknat anak orang terlaknat itu ?"

Perawi berkata: Kemarahan Ibnu Ziyad makin memuncak, hingga urat-urat lehernya bertonjolan keluar. 

"Seret ia kemari!", perintahnya dengan galak. 

Para pengawal segera menghampiri dan mengepung dari segala penjuru untuk menangkapnya. 

Para pemuka bani Azd, sepupu-sepupu Abdullah bangkit menyelamatkannya dari tangkapan tentara Ibnu Ziyad lalu mengeluarkannya dari mesjid dan mengantarnya pulang ke rumah.

Dengan geram Ibnu Ziyad berkata, "Cepat pergi ke rumah orang buta ini. -orang buta keluarga Adz ini. Semoga Allah membutakan hatinya seperti membutakan matanya- dan bawa dia kemari!"

Para pengawal segera pergi menuju rumah Abdullah. Bani Azd yang mendengar berita ini bergegas menyusul mereka ke sana bersama beberapa kabilah Yaman untuk menyelamatkan saudara mereka itu.

Berita sampai ke telinga Ubaidillah bin Ziyad. Ia lantas mengumpulkan kabilah bani Mudhar bergabung dengan pasukan Muhammad bin Asy'ats dan memerintahkan mereka untuk membabat habis orang-orang tadi.

Perawi berkata: Kedua belah pihak terlibat pertempuran yang sengit. Beberapa orang jatuh sebagai korbannya.

Pasukan Ibnu Ziyad berhasil maju dan mendesak mereka sampai mendekati rumah Abdullah bin 'Afif. Setelah mendobrak pintu rumah, mereka berhamburan masuk ke dalamnya dan menyerbu tuan rumah.

"Ayah, musuh telah datang seperti yang ku cemaskan," jerit putri Abdullah.

Sang ayah menyahut, "Tenanglah! Tak akan terjadi apa-apa terhadapmu. Ambilkan pedangku!"

Pedang kini berada di tangan Abdullah. Dengan lincahnya ia memainkan pedang dan mempertahankan diri dari serangan musuh sambil berkata, 

"Aku putra orang mulia dan terhormat
      'Afif, ayahku dan aku putra Ummu Amir
Berapapun kalian, berbaju besi atau tidak
      Juga jawara akan lemah saat bertempur"

Putri Abdullah berkata, "Jika saja aku seorang lelaki, akan kuhabisi orang-orang keparat yang telah membunuh keluarga Nabi ini."

Pasukan mengepungnya dari segala arah. Abdullah sibuk membela diri. Tak ada seorangpun yang mampu menaklukkannya. Setiap ada yang datang dari satu arah, sang anak berseru, "Ayah, mereka datang dari arah ini."

Mereka kemudian mengepungnya dan menyerang secara bersamaan. Sang anak yang setia berseru, "Oh malangnya ayahku! Dia kini dikepung dari segala arah tanpa ada yang datang menolongnya."

Mengetahui hal itu, Abdullah memutar-mutarkan pedangnya sambil berkata,
"Aku bersumpah jika kudapat melihat
      Kalian semua akan terdesak olehku"

Perawi berkata: Keadaan ini berlangsung beberapa saat sampai akhirnya mereka berhasil menangkapnya. 

Kemudian Abdullah dibawa menghadap Ubaidillah bin Ziyad. Ketika melihatnya, Ibnu Ziyad berkata, "Puji syukur kepada Allah yang telah menghinakanmu."

"Hai musuh Allah! Dengan apa gerangan Allah menghinakanku seperti yang kau katakan tadi ?", jawab Abdullah bin 'Afif

"Aku bersumpah jika kudapat melihat
      kalian semua akan terdesak olehku"

"Hai Abdullah! Apa pendapatmu mengenai Amirul Mukminin Utsman bin Affan," tanya Ibnu Ziyad.

"Hai budak bani 'Ilaj! Hai putra Marjanah! Apa hubunganmu dengan Utsman, baikkah ia atau jelek, shalehkah ia atau fasik. 

Allahlah yang menangani segala urusan hamba-Nya. Dialah yang menjadi hakim di antara mereka dan Utsman dengan segala keadilan dan kebenaran. 

Lebih baik kau tanyakan kepadaku tentang dirimu, ayahmu, juga Yazid dan ayahnya," jawab Abdullah.

Ibnu Ziyad dengan geram berkata, "Demi Allah, aku tidak akan bertanya apapun lagi kepadamu, sampai kau mati perlahan-lahan."

Abdullah bin 'Afif menjawab, "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ketahuilah! Dulu aku selalu memohon kepada Allah, Tuhanku, agar aku dianugerahi-Nya syahadah, jauh sebelum kau lahir. Aku juga memohon kepada-Nya agar aku mati di tangan orang yang paling terkutuk dan yang paling Dia benci. 

Sewaktu kedua mataku tidak dapat melihat lagi, aku putus asa untuk meraih syahadah. Tapi sekarang, Alhamdulillah, Dia memberiku karunia itu setelah aku putus asa dan menunjukkan kepadaku bahwa doaku telah dikabulkan-Nya."

"Penggal kepalanya!" perintah Ibnu Ziyad. 

Kepala Abdullah bin 'Afif melayang. Lalu badannya disalib di Sabkhah.

Perawi berkata: Ubaidillah bin Ziyad menulis surat kepada Yazid bin Mu'awiyah untuk memberitahunya berita terbunuhnya Al-Husain bin Ali as. dan keadaan keluarga beliau. Surat yang sama juga ia kirimkan kepada 'Amr bin Said bin 'Ash, gubernur Madinah.

'Amr setelah menerima surat kiriman Ibnu Ziyad tersebut, langsung naik ke atas mimbar dan memberitahu penduduk kota Madinah akan apa yang telah terjadi terhadap diri cucu Rasulullah saw. 

Jerit tangis bani Hasyim tak terbendung lagi. 

Acara berkabung dilaksanakan oleh semua. 

Zainab binti Aqil bin Abi Thalib meratapi kematian Al-Husain saw. dan berkata,

"Apa yang kan kalian katakan jika Nabi bertanya
Sebagai akhir umat, apa yang telah kalian lakukan?
Terhadap anak dan keluargaku sepeninggalku
Kalian tawan mereka dan bantai bersimbah darah
Inikah balasan ajakan dan nasehatku 
Dengan perbuatan keji terhadap keluargaku"

Ketika malam tiba, penduduk kota Madinah mendengar suara yang mengatakan:

"Hai para pembunuh Al-Husain dengan kejam
bersiap-siaplah mendapat azab dan balasan
Semua yang di langit menangisinya
Baik nabi, syahid maupun rasul utusan
Terkutuklah kalian lewat lisan putra Daud
Juga Musa dan Isa pembawa injil Tuhan"

Adapun Yazid bin Mu'awiyah, sewaktu surat Ibnu Ziyad sampai ke tangannya, setelah membaca dan mengetahui isinya, segera menulis surat jawaban kepada Ubaidillah dan memerintahkannya untuk segera mengirimkan kepala Al-Husain as. dan para syuhada lainnya bersama dengan para tawanan dan barang peninggalan beliau kepadanya. 

Ibnu Ziyad memanggil Muhaffar bin Tsa'labah Al-'Aidzi dan menyerahkan kepala-kepala suci tersebut bersama para tawanan kepadanya. 

Muhaffar menggelandang mereka sampai ke Syam seperti menggelandang tawanan kafir. 

Wajah para wanita tersebut menjadi tontonan penduduk kota-kota yang mereka lalui.

Ibnu Lahi'ah dan yang lainnya bercerita tentang sesuatu yang kami nukilkan di sini seperlunya saja. Dia berkata:

"Suatu hari aku sedang thawaf di Ka'bah. Tiba-tiba pandanganku jatuh pada seseorang yang sedang berdoa. Dalam doanya tersebut ia berkata, 

"Ya Allah, ampunilah aku! Tapi Engkau tidak mungkin akan mengampuniku."

Kepadanya kukatakan, "Hai hamba Allah, takutlah kepada-Nya dan jangan kau ulangi lagi kata-katamu itu 
Walaupun dosa-dosa yang telah kau lakukan itu seluas negeri ini dan sebanyak daun seluruh pohon yang ada, lalu engkau meminta ampunan dari Allah, Dia pasti akan mengampunimu. Karena Dia Maha Pengampun dan Penyayang."

Ia menoleh kepadaku dan berkata, "Mendekatlah kemari, sehingga aku bisa bercerita kepadamu apa yang terjadi pada diriku."

Aku mendekat. Dia kemudian memulai pembicaraannya dan berkata, "Ketahuilah bahwa aku termasuk salah satu dari lima puluh orang yang membawa kepala Al-Husain as. ke Syam. 

Setiap sore kami beristirahat dan meletakkan kepala tersebut di dalam peti dan asyik menenggak arak mengelilingi peti tersebut. 

Kawan-kawanku asyik minum-minuman sampai malam hari, hingga mabuk. Aku sendiri tidak ikut bergabung dengan mereka.

Ketika malam tiba, aku mendengar suara petir menyambar dan kilat yang menerangi angkasa. 

Tiba-tiba kulihat pintu langit terbuka. Tampaklah Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ishaq, Isma'il dan Nabi kita Muhammad saw. disertai Jibril dan sekelompok malaikat.
Jibril mendekati peti tempat kepala Al-Husain as. berada, lalu mengeluarkan kepala tersebut, mendekap dan menciuminya. 

Para Nabi melakukan hal yang sama. Nabi Muhammad saw. tak kuasa menahan tangisnya menyaksikan kepala cucunya tercinta, Al-Husain as,. yang kini tanpa badan dan terbaring di padang sahara. 

Para Nabi menghibur beliau.
Kepada beliau Jibril berkata, "Wahai Muhammad, Allah memerintahkanku untuk mematuhi semua perintahmu mengenai umatmu ini. 

Jika kau perintahkan, akan kugoncang tempat tinggal mereka dan kujadikan bagian atasnya menjadi bagian bawah sehingga mereka terhimpit di tengah-tengahnya, seperti yang kulakukan terhadap kaum Luth."

Nabi saw. menjawab, "Tidak, wahai Jibril. Mereka akan berhadapan sendiri denganku di depan mahkamah Allah kelak di hari kiamat."

Setelah itu para malaikat mendatangi kami untuk menghabisi kami. 

Aku berteriak, "Ya Rasulullah, tolonglah aku."

Beliau menjawab,"Pergilah! Allah tidak akan mengampunimu

Bersambung .....

Kullu yaumin ‘Asyura, 
wa kullu ardhin Karbala.
Ziarah Asyura

زيارة عاشوراء
قال علقمة: قال الباقر (عَلَيْهِ السَّلَام): وإن استطعت أن تزوره في كل يوم بهذه الزيارة في دارك فافعل فلك ثواب جميع ذلك.

Berkata AlQomah : Bersabda Imam Muhammad Albaqir as. ;”Bila kau sanggup membacanya (Doa Ziarah Asyura) setiap hari dengan doa ziarah ini di rumahmu maka lakukanlah maka engkau akan mendapatkan pahala semua”.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
 Bismillahirrohmaanirrohim
Allahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa aali Muhammad
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Assalamu alaika yaa abaa abdillah
Salam atasmu wahai Abu Abdillah
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا بْنَ رَسُولِ اللَّهِ
Assalamu alaika yabna Rosuulillah
Salam bagimu wahai putra Rasulullah
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا خِيَرَةَ اللَّهِ وَابْنَ خِيَرَتِهِ
Assalamu alaika yaa khiyaarotallahi wabna khiyaarotih
Salam atasmu wahai pilihan Allah dan anak pilihan-Nya
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا بْنَ اَميرِ الْمُؤْمِنينَ وَابْنَ سَيِّدِ الْوَصِيّينَ
Assalamu alaika yabna Amirol mukminiin wabna Sayyidil washiyyiin
Salam atasmu wahai putra Amirul Mukminin dan puntra tuan para washi
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا بْنَ فاطِمَةَ سَيِّدَةِ نِساَّءِ الْعالَمينَ
Assalamu alaika yabna Fathimah Sayyidati nisaa il ‘aalamiin
Salam atasmu wahai putra Fathimah, ratu wanita-wanita seluruh dunia
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا ثارَ اللَّهِ وَابْنَ ثارِهِ
Assalamu alaika yaa tsaarollah wabna tsaarihi
Salam atasmu wahai “darah Allah” dan anak “darah-Nya”
وَالْوِتْرَ الْمَوْتُورَ
dan salam untukmu wahai yang terbunuh dan belum menuntut pembunuhnya
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ وَعَلَى الاَْرْواحِ الَّتى حَلَّتْ بِفِناَّئِكَ
Salam atasmu dan untuk arwah yang berada di sekitarmu
عَلَيْكُمْ مِنّى جَميعاً سَلامُ اللَّهِ اَبَداً
Sampai kapanpun salamku dan seluruh salam Allah untuk kalian
ما بَقيتُ وَبَقِىَ اللَّيْلُ وَالنَّهارُ
sampai kapanpun selama aku masih hidup dan siang malam silih berganti
يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Wahai Abu Abdillah
لَقَدْ عَظُمَتِ الرَّزِيَّةُ
sungguh besar duka ini
وَجَلَّتْ وَعَظُمَتِ الْمُصيبَةُ بِكَ عَلَيْنا
dan berat pula bagi kami musibah yang menimpamu
وَعَلى جَميعِ اَهْل ِالاِْسْلامِ
dan juga bagi seluruh umat Islam
وَجَلَّتْ وَعَظُمَتْ مُصيبَتُكَ فِى السَّمواتِ
Musibahmu ini telah diagungkan di langit
عَلى جَميعِ اَهْلِ السَّمواتِ
dan sangat berat bagi seluruh penghuninya
فَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً
Semoga Allah melaknat umat
اَسَّسَتْ اَساسَ الظُّلْمِ وَالْجَوْرِ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ
yang telah mempersiapkan kondisi sehingga kalian dizalimi, wahai Ahlul Bait
وَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً دَفَعَتْكُمْ عَنْ مَقامِكُمْ
dan semoga Allah melaknat umat yang telah menghalangi kalian dari kedudukan kalian
وَاَزالَتْكُمْ عَنْ مَراتِبِكُمُ الَّتى رَتَّبَكُمُ اللَّهُ فيها
dan telah melucuti martabat yang telah ditetapkan Allah untuk kalian
  وَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً قَتَلَتْكُمْ
Semoga Allah melaknat umat yang telah membunuh kalian
وَلَعَنَ اللَّهُ الْمُمَهِّدينَ لَهُمْ بِالتَّمْكينِ مِنْ قِتالِكُمْ
dan juga umat yang telah mewujudkan segala sarana bagi terbunuhnya kalian
بَرِئْتُ اِلَى اللَّهِ وَاِلَيْكُمْ مِنْهُمْ
Aku berserah diri padamu dan pada kalian dan berpaling dari mereka
وَمِنْ اَشْياعِهِمْ وَاَتْباعِهِمْ وَاَوْلِياَّئِهِم
begitu pula dari pengikut-pengikut mereka
يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Wahai Abu Abdillah
اِنّى سِلْمٌ لِمَنْ سالَمَكُمْ
sungguh aku berdamai dengan orang yang berdamai dengan kalian
وَحَرْبٌ لِمَنْ حارَبَكُمْ
dan memerangi orang yang memerangi kalian
اِلى يَوْمِ الْقِيامَةِ
sampai hari kiamat nanti
وَلَعَنَ اللَّهُ آلَ زِيادٍ
Semoga Allah melaknat keluarga Ziyad
وَآلَ مَرْوانَ
keluarga Marwan
وَلَعَنَ اللَّهُ بَنى اُمَيَّةَ قاطِبَةً
Semoga Allah melaknat Bani Umayyah seluruhnya
وَلَعَنَ اللَّهُ ابْنَ مَرْجانَةَ
begitu pula Ibnu Marjanah
وَلَعَنَ اللَّهُ عُمَرَ بْنَ سَعْدٍ
Semoga Allah melaknat Umar bin Sa’ad
وَلَعَنَ اللَّهُ شِمْراً
Semoga Allah laknat Syimir
وَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً اَسْرَجَتْ وَاَلْجَمَتْ وَتَنَقَّبَتْ لِقِتالِكَ
dan semoga Ia melaknat umat yang telah mempersiapkan kuda-kuda mereka untuk bergegas membunuhmu
بِاَبى اَنْتَ وَاُمّى
Sungguh, demi ayah dan ibuku, engkau ini…
لَقَدْ عَظُمَ مُصابى بِكَ
sungguh besar musibah yang kurasa karena engkau ini
فَاَسْئَلُ اللَّهَ الَّذى اَکْرَمَ مَقامَكَ
Maka aku mohon Allah yang telah memuliakanmu dengan kedudukanmu
وَاَکْرَمَنى بِكَ
dan yang telah memuliakanku karenamu
اَنْ يَرْزُقَنى طَلَبَ ثارِكَ
agar menganugerahiku kesempatan menuntut pembunuhmu
مَعَ اِمامٍ مَنْصُورٍ مِنْ اَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
bersama seorang imam yang “tertolong” dari Ahlul Bait Muhammad saw
اَللّهُمَّ اجْعَلْنى عِنْدَكَ وَجيهاً بِالْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ
Ya Allah, jadikanlah aku orang yang terpandang di hadapan-Mu karena Husain as
فِى الدُّنْيا وَالاْخِرَةِ
baik di dunia maupun di akhirat
يا اَبا عَبْدِاللَّهِ اِنّى اَتَقَرَّبُ اِلى اللَّهِ
Wahai Abu Abdillah, sungguh aku mendekatkan diri kepada Allah
وَاِلى رَسُولِهِ وَاِلى اميرِالْمُؤْمِنينَ
dan kepada Rasul-Nya, Amirul Mukminin,
وَ اِلى فاطِمَةَ وَاِلَى الْحَسَنِ
kepada Fathimah, Hasan,
وَاِلَيْكَ بِمُوالاتِكَ
dan juga mendekatkan diri kepadamu dengan menjunjungmu
وَبِالْبَراَّئَةِ مِمَّنْ قاتَلَكَ
dan dengan berpaling dari orang yang telah memusuhimu
وَ نَصَبَ لَكَ الْحَرْبَ
dan memerangi dirimu
وَ بِالْبَرائَةِ مِمَّنْ اَسَّسَ اَساسَ الظُّلْمِ وَالْجَوْرِعَلَيْكُمْ
dan juga berpaling dari orang-orang yang telah menyulut api kezaliman terhadap kalian
  وَاَبْرَءُ اِلَى اللّهِ وَ اِلى رَسُولِهِ
dan aku berpaling kepada Allah dan Rasul-Nya
مِمَّنْ اَسَسَّ اَساسَ ذلِكَ
dari orang-orang yang memulai kezaliman itu
وَبَنى عَلَيْهِ بُنْيانَهُ
menyusun siasat untuk menzalimi kalian
وَجَرى فى ظُلْمِهِ وَجَوْرِهِ عَلَيْكُمْ
lalu menjalankan siasat itu terhadap kalian
وَعلى اَشْياعِكُمْ
dan pengikut-pengikut kalian
بَرِئْتُ اِلَى اللَّهِ وَاِلَيْكُمْ مِنْهُمْ
Aku berpaling kepada Allah dan kalian dari diri mereka
وَاَتَقَرَّبُ اِلَى اللَّهِ ثُمَّ اِلَيْكُمْ
Dan aku mendekatkan diri kepada Allah, kemudian kepada kalian
بِمُوالاتِكُمْ وَمُوالاةِ وَلِيِّكُمْ
dengan cara menjunjung junjungan kalian
وَبِالْبَر آئَةِ مِنْ اَعْداَّئِكُمْ
juga dengan cara berpaling dari musuh-musuh kalian
وَالنّاصِبينَ لَكُمُ الْحَرْبَ
dan orang-orang yang telah menabuh genderang perang melawan kalian
وَبِالْبَر آئَةِ مِنْ اَشْياعِهِمْ وَاَتْباعِهِمْ
juga berpaling dari seluruh pengikut mereka
اِنّى سِلْمٌ لِمَنْ سالَمَكُمْ
Aku damai dengan orang yang berdamai denganmu
وَحَرْبٌ لِمَنْ حارَبَكُمْ
memerangi orang yang memerangi kalian
وَوَلِىُّ لِمَنْ والاکُمْ
menyertai orang yang menjadikan kalian sebagai walinya
وَعَدُوُّ لِمَنْ عاداکُمْ
dan memusuhi orang yang memusuhi kalian
فَاَسْئَلُ اللَّهَ الَّذى اَکْرَمَنى بِمَعْرِفَتِكُمْ
Maka aku memohon kepada Allah yang telah memuliakanku dengan cara mengenal kalian

وَمَعْرِفَةِ اَوْلِياَّئِكُمْ
dan mengenal sahabat-sahabat kalian
وَرَزَقَنِى الْبَراَّئَةَ مِنْ اَعْداَّئِكُمْ
dan mengkaruniai aku keberpalingan dari musuh-musuh kalian
اَنْ يَجْعَلَنى مَعَكُمْ فِى الدُّنْيا وَالاْخِرَةِ
agar menjadikanku selalu bersama kalian di dunia dan di akhirat
وَاَنْ يُثَبِّتَ لى عِنْدَکمْ قَدَمَ صِدْقٍ فِى الدُّنْيا وَالاْخِرَةِ
agar mengkokohkan langkahku bersama kalian di dunia dan di akhirat dengan langkah yang tulus
وَاَسْئَلُهُ اَنْ يُبَلِّغَنِى الْمَقامَ الْمَحْمُودَ لَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
Aku memohon-Nya agar menyampaikanku di kedudukan yang terpuji bagi kalian di sisi Allah
وَ اَنْ يَرْزُقَنى طَلَبَ ثارى مَعَ اِمامٍ هُدىً
dan mengkaruniaku penuntutan atas darah kalian yang tertumpah bersama sang imam hidayah
ظاهِرٍ ناطِقٍ [بِالْحَقِّ] مِنْكُمْ
dari keturunan kalian yang hadir dan seraya menyerukan kebenaran
وَاَسْئَلُ اللَّهَ بِحَقِّكُمْ وَبِالشَّاْنِ الَّذى لَكُمْ عِنْدَهُ
Aku memohon Allah demi hak kalian dan kemuliaan yang kalian miliki
اَنْ يُعْطِيَنى بِمُصابى بِكُمْ اَفْضَلَ ما يُعْطى مُصاباً بِمُصيبَتِهِ مُصيبَةً ما اَعْظَمَها
agar memberikan aku pahala sebesar-besarnya atas musibah yang telah menimpa kalian, musibah yang begitu dahsyat
وَاَعْظَمَ رَزِيَّتَها فِى الاِْسْلامِ
dan sangat berat dalam Islam
وَفى جَميعِ السَّمواتِ وَالاَْرْضِ
dan juga bagi penduduk langit serta bumi
اَللّهُمَّ اجْعَلْنى فى مَقامى هذا
Ya Allah, jadikanlah aku di kedudukanku ini
مِمَّنْ تَنالُهُ مِنْكَ صَلَواتٌ وَرَحْمَةٌ وَمَغْفِرَةٌ
termasuk orang-orang yang diliputi shalawat, rahmat dan ampunan dari-Mu
اَللّهُمَّ اجْعَلْ مَحْياىَ مَحْيی مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Ya Allah, jadikanlah hidupku bagai hidup Muhammad dan keluarga Muhammad
وَمَماتى مَماتَ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
dan kematianku bagai kematian Muhammad dan keluarganya
اَللّهُمَّ اِنَّ هذا يَوْمٌ تَبرَّکَتْ بِهِ بَنُو اُمَيَّةَ
Ya Allah, hari ini adalah hari di mana Bani Umayah sedang berpesta
وَابْنُ آکِلَةِ الَْآکبادِ
dan juga anak-anak “pemakan jantung”
اللَّعينُ ابْنُ اللَّعينِ
yang terlaknat putra terlaknat
عَلى لِسانِكَ وَلِسانِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
oleh lidah-Mu dan lidah nabi-Mu saw
فى کُلِّ مَوْطِنٍ وَمَوْقِفٍ وَقَفَ فيهِ نَبِيُّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
di setiap tempat yang pernah ditempati dan keadaan yang pernah dialami nabi-Mu saw
اَللّهُمَّ الْعَنْ اَبا سُفْيانَ
Ya Allah, laknatlah Abu Sufyan
وَمُعوِيَةَ وَ يَزيدَ بْنَ مُعاوِيَةَ
dan Muawiyah, serta Yazid putra Muawiyah
عَلَيْهِمْ مِنْكَ اللَّعْنَةُ اَبَدَ الاْبِدينَ
Semoga laknat-Mu selalu untuk mereka selama-lamanya
وَهذا يَوْمٌ فَرِحَتْ بِهِ آلُ زِيادٍ وَآلُ مَرْوانَ
Dan ini adalah hari kebahagiaan Keluarga Ziyad dan Keluarga Marwan
بِقَتْلِهِمُ الْحُسَيْنَ صَلَواتُ اللَّهِ عَلَيْهِ
atas terbunuhnya Husain as di tangan mereka
اَللّهُمَّ فَضاعِفْ عَلَيْهِمُ اللَّعْنَ مِنْكَ وَالْعَذابَ الاَْليمَ
Ya Allah, maka tambahkanlah laknat dan adzab pedih bagi mereka semua
اَللّهُمَّ اِنّى اَتَقَرَّبُ اِلَيْكَ فى هذَاالْيَوْمِ وَفى مَوْقِفى هذا
Ya Allah, sungguh aku mendekatkan diri pada-Mu di hari ini, dan di tempatku ini,
وَاَيّامِ حَياتى
dan di setiap hariku,
بِالْبَراَّئَهِ مِنْهُمْ وَاللَّعْنَةِ عَلَيْهِمْ
dengan berpaling dari mereka dan melaknat mereka semua
وَبِالْمُوالاتِ لِنَبِيِّكَ وَآلِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمُ اَلسَّلامُ
dan dengan menjunjung nabi-Mu beserta keluarganya saw
Lalu ucapkan 100 kali:
اَللّهُمَّ الْعَنْ اَوَّلَ ظالِمٍ ظَلَمَ حَقَّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَآخِرَ تابِعٍ لَهُ عَلى ذلِكَ
Ya Allah, laknatlah dari orang pertama kali menzalimi Muhammad dan haknya, hingga orang terakhir yang mengikutinya dalam hal ini
اَللّهُمَّ الْعَنِ الْعِصابَةَ الَّتى جاهَدَتِ الْحُسَيْنَ
Ya Allah, laknatlah kelompok yang telah memerangi Al Husain
وَشايَعَتْ وَبايَعَتْ وَتابَعَتْ عَلى قَتْلِهِ اَللّهُمَّ الْعَنْهُمْ جَميعاً
dan berjanji serta mengikuti mereka dalam memeranginya. Ya Allah, laknatlah mereka semua.
Lalu ucapkanlah 100 kali pula:
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Salam bagimu wahai Abu Abdillah
وَعَلَى الاَْرْواحِ الَّتى حَلَّتْ بِفِناَّئِكَ
dan bagi arwah yang ada di sekitarmu
عَلَيْكَ مِنّى سَلامُ اللَّهِ  اَبَداً
bagimu salam Allah dariku selamanya
ما بَقيتُ وَبَقِىَ اللَّيْلُ وَالنَّهارُ
selama siang dan malam tetap silih berganti
وَلا جَعَلَهُ اللَّهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنّى لِزِيارَتِكُمْ
dan semoga Allah tidak menjadikan ini kesempatan terakhir berziarah kepada kalian
اَلسَّلامُ عَلَى الْحُسَيْنِ
Salam bagi Husain
وَعَلى عَلِىِّ بْنِ الْحُسَيْنِ
dan Ali bin Husain
وَعَلى اَوْلادِ الْحُسَيْنِ
dan anak-anak Husain
وَعَلى اَصْحابِ الْحُسَيْنِ
dan sahabat-sahabat Husain
Lalu ucapkanlah:
اَللّهُمَّ خُصَّ اَنْتَ اَوَّلَ ظالِمٍ بِاللَّعْنِ مِنّى
Ya Allah, kumohon laknatlah secara khusus orang pertama yang zalim
وَابْدَاءْ بِهِ اَوَّلاً ثُمَّ الثّانِىَ وَالثّالِثَ وَالرّابِعَ
mulailah darinya, lalu yang kedua, dan ketiga, juga keempat
اَللّهُمَّ الْعَنْ يَزيدَ خامِساً
dan laknatlah Yazid sebagai yang kelima
وَالْعَنْ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ زِيادٍ
dan laknatlah Ubaidillah bin Ziyad
وَابْنَ مَرْجانَةَ وَعُمَرَ بْنَ سَعْدٍ
Ibnu Marjanah, dan Umar bin Sa’ad
وَشِمْراً وَآلَ اَبى سُفْيانَ
Syimir dan keluarga Abu Sufyan
وَآلَ زِيادٍ وَآلَ مَرْوانَ اِلى يَوْمِ الْقِيمَةِ
dan keluarga Ziyad dan keluarga Marwan, hingga hari kiamat
Lalu bersujudlah dan katakan:
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْدَ الشّاآِرينَ لَكَ
Ya Allah, segala puji bagi-Mu, pujian layaknya orang-orang yang bersyukur
عَلى مُصابِهِمْ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلى عَظيمِ رَزِيَّتى
atas musibah yang telah menimpa mereka. Segala puji bagi-Mu atas beratnya kesedihanku ini
اَللّهُمَّ ارْزُقْنى شَفاعَةَ الْحُسَيْنِ يَوْمَ الْوُرُودِ
Ya Allah beri aku syafaat Husain di hari kiamat
وَثَبِّتْ لى قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَكَ مَعَ الْحُسَيْنِ
Kokohkan aku dengan langkah yang tulus bersama-Mu dan bersama Husain
وَاَصْحابِ الْحُسَيْنِ
dan sahabat-sahabat Husain
الَّذينَ بَذَلُوا مُهَجَهُمْ دُونَ الْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ
yang telah mengorbankan jiwa dan raga untuk beliau.
**************

Mohon Doa!!
Semoga keturunan kita mencontoh keberanian Para Keturunan Ahlul Bayt Nabi saw dan Pecintanya!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar