MUTIARA ILMU: Maret 2024

Minggu, 24 Maret 2024

_Anjuran Berbuka Sebelum Shalat Maghrib_





أَنَس بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

_Anas bin Maalik mengatakan : “Dahulu Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam berbuka puasa dengan beberapa butir kurma muda (ruthb atau kurma basah) sebelum melakukan shalat (Maghrib). Jika Beliau tidak menemukan beberapa kurma muda maka Beliau berbuka dengan beberapa butir kurma matang (tamr atau kurma kering). Jika Beliau tidak menemukannya, maka Beliau berbuka dengan beberapa teguk air.”_ (HR. Abu Dawud : 2009)

Subhanallah.. Alhamdulillah.. 
Sahabat Nabi memberi kabar kepada kita akan kebiasaan Nabi Muhammad SAW ketika berbuka puasa, yakni Nabi mendahulukan berbuka sebelum shalat maghrib.

Nabi berbuka dengan beberapa kurma muda atau kurma basah. Jika tidak ada, Nabi berbuka dengan beberapa kurma kering. Jika pun tidak ada, Nabi berbuka dulu sebelum shalat maghrib dengan beberapa teguk air. _Wallahu a'lam_. 

Hal ini menunjukkan pentingnya berbuka dahulu sebelum melakukan shalat maghrib. 

Kita belajar mencontoh Nabi Muhammad ketika berbuka puasa, yakni mendahulukan membatalkan puasa (berbuka) baru melakukan shalat maghrib. 

Kita mencontoh Nabi ketika berbuka, yakni dengan beberapa kurma yang ada. Jika pun tidak ada kurma, maka berbukalah dengan apa saja, walaupun dengan beberapa teguk air. 

Kita terus bersyukur atas semua rezeki yang Allah berikan kepada kita saat kita berbuka. Apapun yang ada dihadapan kita saat berbuka, itu semua kita yakini merupakan pemberian Allah SWT. 

Kita juga selalu bersyukur saat berbuka. Syukur atas nikmat Allah karena kita telah dimampukan untuk menjalankan kewajiban berpuasa sampai berbuka. 

Kita belajar untuk selalu berdo'a menjelang berbuka. Karena salah satu do'a yang _mustajab_ adalah do'anya orang yang berpuasa sampai dia berbuka.

Yaa Allah.. Ampuni kami..
Terimalah amal baik kami..
Dan bimbing kami semua kejalan yang lurus. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

_Semoga bermanfaat_

Rabu, 20 Maret 2024

SEJARAH MALEM SELIKURAN



Malem Selikuran merupakan tradisi ritual Islam Jawa yang dilaksanakan oleh segenap lapisan masyarakat, termasuk masyarakat Kraton Kasunanan Surakarta. Malem selikuran berasal dari bahasa Jawa yang berarti malam ke-21. 

Malem artinya malam, selikuran artinya dua puluh satu. Secara istilah malem selikuran adalah malam ke dua puluh satu dalam bulan ramadhan.

Tradisi adaptasi ajaran Islam dalam kebudayaan Jawa ini merupakan ajaran Walisongo dalam rangka Islamisasi Jawa. Tradisi sinkretis ini kemudian pada era Sultan Agung menemukan bentuknya yang lebih baku, yaitu dikombinasikannya penanggalan Arab Islam dan Jawa serta pembakuan beberapa ritual Islam dalam bingkai kebudayaan Jawa.

Sultan Agung Hanyokrokusumo adalah raja Mataram yang banyak memberikan warna Islam di Jawa. Pribumisasi Islama model Sultan Agung ini kemudian dilanjutkan oleh Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten Pakualaman.

Di antara tradisi yang dikembangkan Sultan Agung adalah tradisi menyambut lailatul qadr. Tradisi malem lailatul qadr berisi ritual keagamaan yang digelar pada tiap-tiap malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadhan. 

Tradisi malem lailatul qadr ini kemudian disebut sebagai tradisi malem selikuran. Dengan demikian, jelas bahwa secara historis, tradisi malem selikuran dilakukan pertama kali oleh Sultan Agung. 

Disebut malem selikuran karena tradisi lailatul qadr diawali pada malam ke-21 bulan Ramadhan. Akan tetapi, dalam perjalanannya, tradisi malem selikuran mengalami pasang surut, dan di Kasunanan Surakarta mulai dikembangkan lagi sejak Sri Susuhunan Pakubuwono IX. 

GPH Poeger, mengatakan bahwa tradisi malem selikuran dikembangkan kembali sejak Pakubuwana IX (wawancara 30 September 2011).
Tradisi malem selikuran kemudian dilanjutkan oleh Pakubuwono X hingga dewasa ini. 

Pada era Pakubuwana IX dan X dikenal sebagai era Jawanisasi Islam yang ditandai dengan penguatan dan pembakuan upacara tradisional pemerintahan maupun keagamaan, termasuk tradisi malem selikuran. 

Bahkan, cara dakwah dan khotbah yang semula bercorak Arab diubah menjadi bercorak Jawa. Khotbah-khotbah kemudian juga menggunakan bahasa Jawa (Adnan, t. th: 15)
Hal ini berbeda dengan sejarawan dari UNS yang mengatakan bahwa pengembangan kembal tradisi malem selikuran dimulai lagi pada era Pakubuwanan X. 

Dosen Ilmui Sejarah UNS, Tandjung W. Sutirto mengatakan :
Nanging tradhisi kasebut ngalami pasang surut ing antarane ganti panguwasane nata ing Surakarta. Tradhisi maleman kuwi wiwit ngrembaka gedhe nalikane Kasunanan ingkang jumeneng Sri Susuhunan Paku Buwono X. Nganti tumekane saiki tradhisi maleman kalestarekake kanthi becik senajan ora mesthi kanthi arak-arakan gedhen (Solopos, 26 Agustus 2011).

Akan tetapi, tradisi tersebut mengalami pasang surut pada setiap pergantian kekuasaan di Surakarta. Tradisi tersebut kemudian berkembang dengan baik ketika pemerintahan dipegang oleh Sri Susuhunan Pakubuwono X. Sampai sekarang tradisi maleman dilestarikan dengan baik walaupun terkadang tidak dengan pawai besar).

Tradisi malem selikuran pada era Pakubuwono X dilakukan dengan pembacaan doa keselamatan kepada Allah SWT dengan ubo rampe yang disebut tumpeng sewu sebanyak 1000 buah untuk dibagi-bagikan kepada abdi dalem dan masyarakat.

Upacara dilakukan di Masjid Ageng Surakarta. Setelah dibacakan doa di Masjid Agung, tumpeng dibawa oleh para abdi dalem dengan arak-arakkan (pawai) jalan kaki dengan menggunakan lampu (ting) menuju lapangan Sri Wedari.

Sejak Pakubuwana X, event kirab malem selikuran yang diselenggarakan Kraton Kasunanan dengan lampu ting dan 1000 tumpeng menuju Sri Wedari untuk memperingati Nuzulul Qur’an (Ariyanto: 2011, 83). 

Baru dua tahun ini pihak kasunanan memindah arah arak-arak tumpengan yang semula dari kraton menuju Sri Wedari, tetapi sejak 2011 dan tahun 2012 ini, arak-arakan tumpengan menuju MAsjid Agung Surakarta. Pada tahun 2012 ini juga terjadi sejarah baru tradisi malem selikuran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Proses tradisi malem selikuran Pemkot berangkat dari Kantor Pemerintah Kota Surakarta menuju taman Sri Wedari dengan prosesi yang juga bercorak tradisional.

Lampu ting mewujudkan simbol cahaya yang remang-remang sebagai media mengingatkan pada keremangan malam ketika Rasulullah turun dari Jabal Nur seusai menerima wahyu. 

Para sahabat menyambut Rasulullah menyambut dengan penerangan obor. Ting adalah simbol penerangan (cahaya), sedangkan sinarnya yang redup menggambarkan napak tilas Nabi di Jabal Nur.
Sejak dulu sampai sekarang, tradisi malem selikuran mendapat antusias yang luar biasa dari masyarakat di Vorstenlanden (Koentjaraningrat: 1989, 370).

 Akan tetapi, spirit malem selikuran sudah banyak yang dilupakan dan tidak dimengerti oleh masyarakat saat ini. Saat ini, tradisi sinkretik tersebut, oleh masyarakat pada umumnya, lebih dipahami sebagai sekadar ritual seremonial dan bahkan hanya sebagai pasar malam dan hiburan.

Tradisi malem selikuran sebenarnya tidak sebesar tradisi grebeg yang lain seperti grebeg Maulud, grebeg Pasa (1 Syawal), grebeg Besar (Sajid, t. th.: 53). Tradisi malem selikuran walaupun termasuk grebeg yang kemudian sering disebut maleman (malam dua puluh satu ramadhan), namun formalitasnya tidak seperti grebeg-grebeg resmi dan pisowanan formal yang lain. 

Hal ini tampak dalam beberapa buku tentang kraton yang hanya sedikit menyebut tradisi selikuran ini. Hal ini menandakan bahwa tradisi malem selikuran bukan sesuatu yang pokok dalam struktur pemerintahan Kraton Kasunanan Surakarta. 

Bahkan, di dalam arsip-arsip dokumen Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769-1874 juga tidak disebut-sebut adanya tradisi malem selikuran (Margana, 2003). 

Hal ini memperkuat asumsi bahwa tradisi malem selikuran merupakan kreasi baru. Namun, dari sisi transformasi sosial dan media dakwah, tradisi malem selikuran memiliki fungsi yang sama dengan grebeg Sekaten. Hanya saja, landasan hiostoris grebeg Sekaten lebih kuat dari pada tradisi malem selikuran.

Dengan kata lain, tradisi malem selikuran, walaupun memiliki makna sosial keagamaan yang dalam, namun lebih sebagai tradisi sekunder di Kraton Kasunanan jika dibanding dengan grebeg-grebeg yang lain.

Senin, 18 Maret 2024

*SILSILAH NASAB MBAH HASYIM ASY'ARY* :



1. SAYYIDAH SYARIFAH FAHTIMSTUZ ZAHRO
2. Sayyid Syarif Asy-Syahid Husein 
3. Sayyid Syarif Ali Zainal Abidin 
4. Sayyid Syarif Muhammad Al Baqir 
5. Sayyid Syarif Imam Ja'far 
6. Sayyid Syarif Musa Al Kazhim 
7. Sayyid Syarif Ali Ar Ridho 
8. Sayyid Syarif Muhammad At Taqi (Sayyid Syarif Muhammad Al Jawad) 
9. Sayyid Syarif Ali an Naqi an Hadi 
10. Sayyid Syarif Ja'far az Zaki 
11. Sayyid Syarif Ali al Asyiqori 
12. Sayyid Syarif Abdullah 
13. Sayyid Syarif Ahmad 
14. Sayyid Syarif Mahmud 
15. Sayyid Syarif Muhammad 
16. Sayyid Syarif Ja'far 
17. Sayyid Syarif Ali
18. Sayyid Syarif Husein Jalaluddin al Bukhori 
19. Sayyid Syarif Ahmad Kabir 
20. Sayyid Syarif Jalaluddin Husain 
21. Sayyid Syarif Mahmud Nasiruddin /Mahmudinil Qubro 
22. Sayyid Syarif Jamaluddin Akbar /Jumadil Qubro 
23. Sayyid Syarif Muhammad Kebungsuan (Sayyid Syamsu Tabriz/Syech Sutabaris) 
24. Sayyid Syarif Ishaq (pangeran pethak/Raden pandoyo/raja buaya putih) 
25. Sayyid Syarif Abdul Fatah (prabu handayaningrat pamungkas/kanjeng ADIPATI pengging sepuh) 
26. Sayyid Syarif Abdul Aziz (Ki Ageng kebo kinongo/Tsani) 
27. Sayyid Syarif Abdurrohman Pajang (Sultan Hadi Wijaya) 
28. Sayyid Syarif Abdullah (Pangeran Bendowo 1)
29. Sayyid Syarif Abdul Halim (Pangeran Bendowo 2)
30. Sayyid Syarif Pangeran Keputran/Pangeran Sumohadiningrat/Pangeran Alip
31. Sayyid Syarif Abdurahman Sambu Lasem (Pangeran Sumohadinegoro) 
32. Sayyid Syarif Abdul 'Alim
33. Sayyid Syarif Dzumali/mbah Tuyuhan
34. Sayyid Syarif Abdul Wahid Salatiga 
35. Sayyid Syarif Muhammad Abu Syarwani
36. Sayyid Syarif Asy'ari
37. Sayyid Syarif Muhammad Hasyim Asy'ary 

*SUMBER KOLABORASI DATA* :

1. Hasil Isbat Nasab Naqib Mesir - Irak - India (Pakistan) 
2. Carub Kanda Carang Status (Kesultanan Cirebon) 
3. Babad Kesultanan Banten 
4. Data Mayor Kraton Jogja 
5. Data Sejarah Ratu 
6. Manuskrip Padangan Bojonegoro 
7. Manuskrip Bungah Gresik 
8. Manuskrip Kedungpring Lamongan 
9. Serat Kandha
10. Catatan Keluarga Tebu Ireng 
11. Catatan Keluarga Syech Arfiyah Nganjuk 
12. Catatan Keluarga mbah Abdul Wahid & mbah Muhammad Abu Syarwani Salatiga. 

Insya Allah sohih - Wallahu a'lam Bi Assawab 

Farhan Alfatihi Allah

Minggu, 17 Maret 2024

Silsilah Sunan Ampel Menurut Isbat Resmi Naqobah Ansab Irak, India, dan Mesir

Wali Songo merupakan dzuriyah Nabi Muhammad Saw. dari jalur al-Kazimi al-Husaini dan al-Jailani al-Hasani. Catatan nasab Wali Songo terintegrasi secara rapi di sejumlah wilayah Asia dan Timur Tengah. Termasuk Pakistan, Uzbekistan, Mesir, Lebanon, Irak, dan Maroko.

Bahwa Sunan Ampel merupakan dzuriyah Nabi Saw. dari jalur Al-Kazimi al- Husaini. Di sejumlah negara Asia, jalur ini juga disebut dengan An-Naqowi al-Bukhori al-Husaini. Berikut ini silsilah Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) yang sudah diisbat Naqobah Internasional.

Sayyidina Kanjeng Nabi Muhammad Saw. 

1). Sayyidah syarifah Fathimatuz  Zahro

2). Sayyid syarif asy-syahid Husain

3). Sayyid syarif Ali Zainal Abidin

4). Sayyid syarif Muhammad al-Baqir

5). Sayyid syarif Imam Ja’far ash-Shodiq

6). Sayyid syarif Musa Al-Kazhim

7). Sayyid syarif Ali Ar-Ridho

8). Sayyid syarif Muhammad At-Taqi
Sayyid syarif Muhammad al-Jawad

9). Sayyid syarif Ali An-Naqi an-Hadi

10) Sayyid syarif Ja’far az-Zaki

11). Sayyid syarif Ali al-Asyqori

12). Sayyid syarif Abdulloh

13). Sayyid syarif Ahmad

14). Sayyid syarif Mahmud

15). Sayyid syarif Muhammad

16). Sayyid syarif Ja’far

17). Sayyid syarif Ali

18). Sayyid syarif Makhdum Husein Jalaluddin al-Bukhori

19). Sayyid syarif Makhdum Ahmad Kabir

20).Sayyid syarif Makhdum Jalaluddin Husain

21). Sayyid Syarif Makhdum Mahmud Nasiruddin / Mahmudinil Kubro

22). Sayyid Syarif Makdhum Jamaluddin Akbar/ Jumadil Kubro

23). Sayyid Syarif Makhdum Ibrahim Assamarkandy

24). Makhdum Sunan Ampel / Sayyid Syarif Ali Ahmad Rahmatullah, berputra antara lain:

25). Sunan Bonang Makhdum Ibrahim dan Sunan Drajat Makhdum Qosim

Sunan Ampel punya sejumlah anak. Baik perempuan maupun laki-laki. Di antara anak yang terkenal, adalah Sayyid Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) dan Sayyid Syarifuddin (Sunan Drajat).

Silsilah Sunan Ampel ke bawah, banyak tersimpan di manuskrip-manuskrip yang ada di kasepuhan-kasepuhan dan pesantren-pesantren dzuriyah Wali Songo. Manuskrip tersebut selalu terjaga dan terupdate setiap zaman.

Waallahu Alam

Sabtu, 09 Maret 2024

BAB PUASA RAMADHAN

 BAB PUASA ROMADHON  1445 H

*Syarat Wajib Puasa* :-

1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Sehat
5. Bermukim (Tidak Musafir)
6. Suci (Dari Haid Dan Nifas)

*Syarat Sah Puasa* :-

1. Islam
2. Berakal & Mumayyiz
3. Suci (Dari Haid Dan Nifas)
4. Nyata masuknya bulan Ramadhan

*Rukun-Rukun Puasa*:-

1. Orang Yang Puasa
2. Berniat
3. Menahan Diri Daripada Perkara Yang Membatalkan Puasa

*Perkara Yang Membatalkan Puasa* :-

1. Makan Dan Minum Dengan Sengaja
2. Memasukkan Dengan Sengaja Benda Ke Dalam Rongga Yang Terbuka. *Seperti* (lubang hidung, telinga, mulut dan lubang kemaluan) 
3. Muntah Dengan Sengaja. 
4. Keluar Haid & Nifas
5. Gila
6. Murtad
7. Keluar Mani Dengan Sengaja
8. Bersetubuh Di Siang Hari

*Perkara Sunat Ketika Puasa* :-

1. Segera Berbuka Puasa
2. Berbuka Dengan Kurma/Juadah Manis
3. Baca Doa
4. Melambatkan Bersahur
5. Banyakkan Baca Al-Quran, Berzikir, Berselawat Dan Membuat Amal Kebajikan
6. Sentiasa Bersedekah
7. Jauhkan Diri Daripada Bercakap Perkara Yang Sia-Sia Dan Perbuatan Yang Tidak Membawa Manfaat
8. Mandi Junub Lebih awal Sebelum Masuk Waktu Subuh

*Makruh Ketika Puasa* :- 

1. Suntik
2. Berbekam
3. Berkumur-Kumur
4. Memasukkan Air Ke Dalam Rongga Hidung Secara Berlebihan
5. Mandi Yang Berlebihan
6. Rasa Makanan Di Hujung Lidah

*5 HAL YG MENGHILANGKAN PAHALA PUASA*

1. Berdusta
2. Ghibah
3. Ado Domba
4. Sumpah palsu
5. Memandang seseorang dgn nafsu sahwat
6. mengeluarkan kata kata keji, cacian maki

*Golongan Yang Wajib Qada' Puasa* :-

1. Orang Sakit Yang Ada Harapan Untuk Sembuh
2. Orang Yang Musafir (Bukan Kerana Maksiat)
3. Orang Yang Kedatangan Haid Dan Nifas
4. Orang Yang Meninggalkan Niat Puasa
5. Orang Yang Sengaja Melakukan Perkara² Yang Membatalkan Puasa
6. Orang Yang Pitam/Mabuk 
7. Orang Yang Sangat Lapar Dan Dahaga

*Mereka Yang Di Kenakan Membayar Fidyah Puasa*:-

1. Mereka Yang Tidak Dapat Mngqada'kan Puasa Sehingga Masuk Ramadhan Kali Kedua - (Fidyahnya : 1½ Liter Beras Untuk Setiap Hari Yang Di Tinggalkan Di Samping Mengqada' Puasa) Bagi Setahun Tertinggal..
Kalau Tidak Di Qada' Sehingga Melampaui 2 Tahun Maka Di Kenakan 3 Liter Tetapi Puasa Tetap Juga 1 Hari (Tiada Tambahan)

2. Orang Sakit Yang Tidak Ada Harapan Untuk Sembuh

3. Orang Yang Terlalu Tua Dan Tidak Berdaya Untuk Berpuasa

4. Orang Yang Ada Qada' Puasa Tetapi Meninggal Dunia Sebelum Sempat Berbuat Demikian (Fidyahnya : Di Buat Oleh Kerabat Si Mati/Di Ambil Daripada Harta Pusakanya)

5. Perempuan Yang Mengandung/Yang Menyusukan Anaknya Perlu Mengqada' Puasa Dan Membayar Fidyah 1½ Liter Beras Bagi Setiap Hari Yang Di Tinggalkan Sekiranya Dia Meninggalkan Puasa Kerana Bimbangkan Anaknya Tetapi Sekiranya Dia Takut Memudaratkan Pada Dirinya Dia Hanya Wajib Mengqada' Puasanya

*Kifarat Bersetubuh Di Bulan Ramadhan* :-

Orang Yang Bersetubuh Pada Siang Hari Bulan Ramadhan, Maka Kedua2 Suami Isteri Tersebut Perlu Mengqada' Puasa Berkenaan Dan Suami Wajib Membayar Kifarat (Denda) Seperti :-

1. Memerdekakan Seorang Hamba Mukmin L/P
(Sekiranya Tidak Mampu)

2. Berpuasa 2 Bulan Berturut-Turut Tanpa Terputus (Kalau Tidak Berdaya)

3. Memberi Makan Kepada 60 Orang Fakir Miskin
Walau Bagaimana Pun, Jika Persetubuhan Itu Di Lakukan Kerana Terlupa, Jahil Tentang Haramnya/Di Paksa Ke Atasnya Tidaklah Wajib Kifarat

*Tingkatan Puasa*:-

1. Puasa Umum - Sekadar Menahan Makan, Minum Dan Keinginan Berjimak

2. Puasa Khusus - Memelihara Mata, Telinga, Lidah, Tangan Dan Kaki Daripada Melakukan Dosa Selain Menahan Diri Daripada Perkara Di Atas

3. Puasa Khusus Al-Khusus - Merangkumi puasa Di Atas Dan Di Sempurnakan Pula Dengan Puasa Hati Daripada Semua Keinginan Zahir Dan Batin

*Mereka Yang Di Benarkan Meninggalkan Puasa* :-

1. Orang Yang Hilang Daya Upaya Seperti Sakit Yang Apabila Berpuasa Akan Menambahkan Keuzuran

2. Orang Musafir

3. Org Yang Terlalu Tua Dan Amat Lemah

4. Orang Yang Tersangat Lapar Dan Dahaga

5. Perempuan Hamil/Menyusukan Anaknya Yang Apabila Berpuasa Boleh Memudaratkan Diri/Anak Yang Di Susui Itu

Selamat Menjalani Ibadah Puasa Kepada Umat Islam Mukminin Dan Mukminat..
Semoga Puasa Pada Tahun Ini Memberi Manfaat Kepada Kita..
Semoga Puasa Pada Tahun Ini Lebih Mudah Dari pada Tahun Sebelumnya Dan Membanyakkan Kita Membuat Amal Ja'riah..
Insya ALLAH.

*Berbuka puasa dgn buah kurma + minum air putih*

Pendapat para ulama’ mengenai sholat tarawih jumlah rakaatnya 20 roka'at bukan 8 roka’at :

Berdasarkan dalil dan kaedah di atas, para ulama’ dalam mazhab Syafi’e (Syafi’iyyah) mengistinbatkan bilangan rakaatnya seperti berikut:

1) Disebutkan di dalam Mukhtashar Al-Muzani:

أَنَّ اْلإِمَامَ الشَّافِعِيَّ رحمه الله قَالَ: رَأَيْتُهُمْ بِالْمَدِينَةِ يَقُومُونَ بِتِسْعٍ وَثَلاَثِينَ وَأَحَبَّ إِلَيَّ عِشْرُونَ لأَنَّهُ رُوِيَ عَنْ عُمَرَ وَكَذَلِكَ بِمَكَّةَ يَقُومُونَ عِشْرِينَ رَكْعَةً يُوتِرُونَ بِثَلاَثٍ.

“Sesungguhnya Imam Syafi’e berkata: Aku telah melihat mereka di Madinah mendirikan (Solat Tarawih) denga 39 rakaat, dan aku menyukai 20 rakaat kerana telah diriwayatkan dari Umar. Dan begitu juga di Makkah, mereka mendirikan 20 rakaat dan mengerjakan Witir dengan 3 rakaat.”

2) Imam Nawawi berkata di dalam Syarh al-Muhazzab:

صَلاَةُ التَّرَاوِيحِ مِنَ النَّوَافِلِ الْمُؤَكَّدَةِ كَمَا دَلَّتْ عَلَى ذَلِكَ اْلأَحَادِيثُ الشَّرِيفَةُ الْمُتَقَدِّمَةُ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةً مِنْ غَيْرِ صَلاَةِ الْوِتْرِ، وَمَعَ الْوِتْرِ تُصْبِحُ ثَلاَثًا وَعِشْرِينَ رَكْعَةً … عَلَى ذَلِكَ مَضَتِ السُّنَّةُ وَاتَّفَقَتِ اْلأُمَّةُ، سَلَفًا وَخَلَفًا مِنْ عَهْدِ الْخَلِيفَةِ الرَّاشِدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله عنه وأرضاه – إِلىَ زَمَانِنَا هَذَا … لَمْ يُخَالِفْ فِي ذَلِكَ فَقِيهٌ مِنَ اْلاَئِمَّةِ اْلأَرْبعَةِ الْمُجْتَهِدِينَ إِلاَّ مَا رُوِىَ عَنْ إِمَامِ دَارِ الْهِجْرَةِ مَالِكٍ بْنِ أَنَسٍ رضي الله عنه اَلْقَوْلُ بِالزِّيَادَةِ فِيهَا، إِلىَ سِتٍّ وَثَلاَثِينَ رَكْعَةً…فِي الرِّوَايَةِ الثَّانِيَةِ عَنْهُ – مُحْتَجًّا بِعَمَلِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ فَقَدْ رُوِيَ عَن نَافِعٍ أَنَّهُ قَالَ: أَدْرَكْتُ النَّاسَ يَقُومُونَ رَمَضَانَ بِتِسْعٍ وَثَلاَثِينَ رَكْعَةً يُوتِرُونَ مِنْهَا بِثَلاَثٍ

“Sholat Tarawih termasuk di dalam sholat Nawafil yang muakkad seperti mana yang ditunjukkan perkara itu oleh hadits-hadits yang mulia yang telah disebut terdahulu. Ia adalah sebanyak dua puluh rakaat selain dari sholat Witir. (Jika) bersama Witir maka ia menjadi 23 rakaat…atas jalan inilah berlalunya sunnah dan sepakat ummah, dari kalangan Salaf dan Khalaf dari zaman Khulafa’ ar-Rasyidin Umar ibn Al-Khattab, semoga Allah meredhainya dan dia meredhaiNya juga sampailah ke zaman kita ini…Tidak ada seorang pun ahli fiqih dari kalangan empat imam mazhab (Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah) membantah perkara ini, melainkan apa yang diriwayatkan dari Imam Dar al-Hijrah, Imam Malik bin Anas tentang pendapat yang lebih bilangannya pada sholat Tarawih kepada 36 rakaat…Dalam riwayat kedua daripada Imam Malik, iaitu dengan hujahnya beramal dengan amalan penduduk Madinah iaitu: Sesungguhnya diriwayatkan dari Nafi’ sesungguhnya dia berkata: Aku mendapati orang ramai mendiri Ramadhan (sholat Tarawih) dengan 39 rakaat dan mereka mendirikan Witir daripadanya sebanyak 3 rakaat…”

Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni menambah:

…أَمَّا الرِّوَايَةُ الْمَشْهُورَةُ عَنْهُ، هِيَ الَّتِي وَافَقَ فِيهَا الْجُمْهُورُ مِنَ الْحَنَفِيَّةِ وَالشَّافِعيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ عَلَى أَنَّهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً وَعَلَى ذَلِكَ اتَّفَقَتِ الْمَذَاهِبُ اْلأَرْبعَةُ وَتَمَّ اْلإجْمَاعُ.

“Adapun riwayat yang masyhur daripada Imam Malik, iaitulah yang diittifaqkan Jumhur ulama’ dari kalangan Hanafiyyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah atas sholat Tarawih itu 20 rakaat. (Oleh itu) atas sebab perkara itulah (iaitu riwayat yang kedua ini), maka jadilah (sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat) adalah ittifaq empat mazhab dan lengkaplah (ia menjadi) ijma’.”

3) Imam Nawawi juga menyebutkan di dalam Al-Majmu’:

مَذْهَبُنَا أَنَّهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ غَيْرِ الْوِتْرِ وَذَلِكَ خَمْسُ تَرْوِيحَاتٍ وَالتَّرْوِيحَةُ أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ بِتَسْلِيمَتَيْنِ… وَبِهِ قَالَ أَبُو حَنِيفَةَ وَأَصْحَابُهُ وَأَحْمَدُ وَدَاوُدُ وَغَيرُهُمْ وَنَقَلَهُ الْقَاضِيُّ عِيَاضٍ عَن جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ. وَقَالَ مَالِكٌ: اَلتَّرَاوِيحُ تِسْعُ تَرْوِيحَاتٍ وَهِيَ سِتَّةٌ وَثَلاَثِينَ رَكْعَةً غَيْرُ الْوِتْرِ

“Mazhab kami ialah sesungguhnya ia 20 rakaat dengan 10 salam selain Witir. Jadi ada 5 rehat, dan setiap sekali rehat ada 4 rakaat dengan 2 salam…Dan mengikut juga pendapat inilah (iaitu 20 rakaat) oleh Abu Hanifah dan rakan-rakannya, Ahmad, Daud (azh-Zahiri) dan selain dari mereka. Al-Qadhi ‘Iyadh juga menukilkannya dari jumhur Ulama’. Imam Malik berkata: Sholat Tarawih ada 9 rehat iaitu 36 rakaat selain dari Witir.”

4) Imam Syarbini al-Khatib menyebutkan:

اَلتَّرَاوِيحُ عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشَرِ تَسْلِيمَاتٍ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِن رَمَضَانَ لِمَا رَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ بِإِسْنَادٍ صَحِيحٍ أَنَّهُمْ كَانُوا يَقُومُونَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً.

“Dan Tarawih itu 20 rakaat dengan 10 salam setiap bulan Ramadhan. Demikiannlah hadits Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih bahawasanya sahabat-sahabat Nabi صلى الله عليه وآله وسلم mendirikan sembahyang pada masa Umar bin Al-Khattab dalam bulan Ramadhan sebanyak 20 rakaat. Dan Imam Malik meriwayatkan di dalam Al-Muwaththo’ sebanyak 23 rakaat, tetapi Imam Al-Baihaqi mengatakan bahawa yang tiga rakaat yang akhir ialah Sembahyang Witir.”

7) Imam Zainuddin bin Abd al-Aziz al-Malibari dalam kitab Fath al-Mu’in menyimpulkan bahawa sholat Tarawih hukumnya sunat yang jumlahnya 20 rakaat:

وَصَلاَةُ التَّرَاوِيحِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ لِخَبَرٍ (( مَن قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاِحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِن ذَنبِهِ )) وَيَجِبُ التَّسْلِيمُ مِن كُلِّ رَكْعَتَيْن فَلَوْ صَلَّى أَرْبَعًا مِنْهَا بِتَسْلِيمَةٍ لَمْ تَصِحُّ.

“Sholat Tarawih hukumnya sunat, 20 rakaat dan 10 salam pada setiap malam di bulan Ramadhan. Kerana ada hadith: Barang siapa melaksanakan (sholat Tarawih) di malam Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka dosanya yang terdahulu diampuni. Setiap dua rakaat harus salam. Jika sholat Tarawih 4 rakaat dengan satu kali salam maka hukumnya tidak sah……”

Di dalam kitab Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf al-Aimmah karangan Al-Allamah Abi Abdillah Muhammad bin Abdur Rahman ad-Dimasyqi al-Uthmani asy-Syafi’e pada Hamisy al-Mizan al-Kubra menyatakan:

فَصْلٌ: وَمِنَ السُّنَنِ صَلاَةُ التَّرَاوِيحِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ عِندَ أَبِي حَنِيفَةَ وَالشَّافِعِي وَأَحْمَدَ وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَةً بِعَشْرِ تَسْلِيمَاتٍ وَفِعْلُهَا فِي الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ

“(Fasal): Dan termasuk dari sholat-sholat sunat ialah Sholat Tarawih pada bulan Ramadhan di sisi Abu Hanifah, Syafi’e dan Ahmad iaitu ia adalah sebanyak 20 rakaat dengan 10 salam. Dan mendirikannya secara berjama’ah adalah afdhal.”

9) Syaikh Abd al-Qadir ar-Rahbawi menyebutkan di dalam kitabnya As-Sholah ‘ala al-Mazahib al-Arba’ah:

وَعَدَدُ رَكْعِتِهَا عِشْرُونَ رَكْعَةً. وَهَذَا الَّذِي بَيَّنَهُ عُمَرُ بْنِ الْخَطَّابِ رضي الله بِفِعْلِهِ عِندَمَا جَمَعَ النَّاسَ أَخِيرًا فِي الْمَسْجِدِ، وَصَلاَتِهِمْ خَلْفَ إِمَامٍ وَاحِدٍ، وَوَافَقَهُ الصَّحَابَةُ عَلَى ذَلِكَ وَلَمْ يَكُن لَهُمْ مُخَالِفٌ مِمَّن بَعْدَهُمْ مِنَ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ…

“Dan bilangan rakaatnya (Sholat Tarawih) 20 rakaat. Dan inilah yang diterangkan oleh Sayyiduna Umar bin Al-Khattab dengan perbuatannya ketika mengumpulkan para sahabat akhirnya dalam masjid. Dan (menyuruh) mereka bersembahyang di belakang seorang imam. Para sahabat bersetuju atas perbuatannya itu dan tidak ada seorangpun Khalifah yang datang selepas mereka (selepas sahabat) yang menyalahkan mereka (Umar dan generasi sahabat yang melakukan 20 rakaat).”

10) Mufti Besar Negara Mesir, Al-Allamah Syaikh Ali Jum’ah [30] menyebutkan di dalam kitabnya Al-Bayan Lima Yasyanghal al-Azhan:

وَالْحَقُ أَنَّ اْلأُمَّةَ أَجْمَعَتْ عَلَى أَنَّ صَلاَةَ التَّرَاوِيحِ عِشْرِينَ رَكْعَةً مِنْ غَيْرِ الْوِتْرِ، وَثَلاَثَ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً بِالْوِتْرِ، وَهُوَ مُعْتَمَدُ الْمَذَاهِبِ الْفِقْهِيَّةِ اْلأَرْبَعَةِ: اَلْحَنَفِيَّةِ وَالْمَالِكِيَّةِ فِي الْمَشْهُورِ وَالشَّافِعِيَّةِ وَالْحَنَابِلَةِ.

“Dan yang benarnya (dalam perkara rakaat Tarawih) ialah, sesungguhnya umat Islam telah ijma’ ke atas Sholat Tarawih itu 20 rakaat tidak termasuk Witir, dan 23 rakaat termasuk Witir yang mana itulah yang mu’tamad (dipegang) oleh mazhab-mazhab feqah yang empat: Mazhab Hanafi, pendapat yang masyhur dalam mazhab Maliki, mazhab Syafi’e dan mazhab Hanbali.”

11) Di dalam kitab Al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Arba’ah disebutkan:

وَقَدْ ثَبَّتَ أَنَّ صَلاَةَ التَّرَاوِيحِ عِشْرُونَ رَكْعَةً سِوَى الْوِتْرِ

“Dan sesungguhnya telah tetaplah (thabit) bahawa Sholat Tarawih adalah 20 rakaat (menurut semua imam mazhab) selain Witir

12) Disebutkan di dalam kitab Al-Hady an-Nabawi ash-Shahih fi Solah at-Tarawih

karangan Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni:

قَالَ اْلإِمَامُ التِّرْمِذِي فِي جَامِعِهِ اَلْمُسَمَّى سُنَنِ التِّرْمِذِي: أَكْثَرَ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى مَا رُويَ عَنْ عُمَرَ، وَعَلِيٍّ وَغَيْرِهِمَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم: عِشْرِينَ رَكْعَةً وَهُوَ قَوْلُ سُفْيَانَ الثَّوْرِي وَإِبْنِ الْمُبَارَكَ وَالشَّافِعِيّ وَقَالَ الشَّافِعِي : وَهَكَذَا أَدْرَكْتُ النَّاسَ بِمَكَّةَ يُصَلُّونَ عِشْرِينَ رَكْعَةً . أهـ.

“Al-Imam At-Tirmizi berkata di dalam kitab Jami’nya yang bernama Sunan at-Tirmizi: Kebanyakan Ahl al-Ilm di atas pendapat seperti yang diriwayatkan dari Sayyiduna Umar, Sayyiduna Ali dan selain keduanya dari para sahabat Nabi صلى الله عليه وآله وسلم iaitu (mendirikan sholat Tarawih sebanyak) 20 rakaat. Ia adalah pendapat Sufyan ath-Thauri, Ibn Al-Mubarak, Syafi’e. Imam Syafi’e berkata: Dan beginilah aku mendapati orang ramai di Makkah mereka mendirikan (sholat Tarawih dengan ) 20 rakaat.” Intaha.

Ibn Rusyd menyebutkan di dalam Bidayah al-Mujtahid:

اِخْتَارَ مَالِكٌ – فِي أَحَدِ قَوْلَيْهِ – وَأَبُو حَنِيفَةَ وَالشَّافِعِي وَأَحْمَدُ اَلْقِيَامُ بِعِشْرِينَ رَكْعَةً سِوَى الْوِتْرِ.

“Imam Malik telah memilih –dalam salah satu di antara dua pendapatnya-,

juga Abu Hanifah, Syafi’e, Ahmad dengan 20 rakaat selain Witir.”

Seterusnya Syaikh Muhammad Ali ash-Shabuni menyebutkan:

“Bahawa kedua Haramaian (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) juga menjadi panduan dan ikutan kita dalam perkara Sholat Tarawih 20 rakaat ini yang mana kedua-dua masjid suci ini mendirikan Sholat Tarawih dengan 20 rakaat sejak zaman dahulu lagi sehingga sekarang.”

Meskipun demikian bila shalat taraweh dilakukan kurang dari 20 rakaat juga telah mendapatkan kesunahan seperti keterangan dalam kitab at-tausyah Hal. 52

وَهِيَ عِشْرُونَ رَكْعَة بعشر تسليمات وجوباً ولو صلي بدون عشرين حصل له ما فعله

“Shalat taraweh adalah 20 roka’at dengan sepuluh salaman secara wajib, bila seseorang shalat kurang dari 20 rokaat maka ia juga telah mendapatkan yang ia kerjakan”

Derajat Hadits yang Meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa aalihii wasallam Qiyam Ramadhan Delapan Rakaat 
عن جابر بن عبد الله قال صلى بنا رسول الله صلى الله عليه و سلم في رمضان ثمان ركعات والوتر فلما كان من القابلة اجتمعنا في المسجد ورجونا أن يخرج إلينا فلم نزل في المسجد حتى أصبحنا فدخلنا على رسول الله صلى الله عليه و سلم فقلنا له : يا رسول الله رجونا أن تخرج إلينا فتصل بنا فقال : كرهت أن يكتب عليكم الوتر 
'AN JAABIR IBNI 'ABDILLAAH QAALA:SHALLAA BINAA RASUULULLAAH shallallaahu 'alaihi wasalllam FII RAMADHAAN TSAMAANA RAKA'AATIN WAL WITRA. FALAMMAA KAANA MINAL QAABILATI IJTAMA'NAA FIL MASJIDI WA RAJAUNAA AN YAKHRUJA ILAINAA FALAM NAZAL FIL MASJIDI HATTAA ASHBAHNAA. FADAKHALNAA 'ALAA RASUULILLAAH shallallaahu 'alaihi wasallam FA QULNAA LAHUU YAA RASUULALLAAH RAJAUNAA AN TAKHRUJA ILAINAA FATUSHALLI BINAA FA QAALA KARIHTU AN YUKTABA 'ALAIKUM AL WITRU 
Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata: ”Rasulullah -shallaahu 'alaihi wasallam- shalat dengan kami pada malam Ramadhan delapan rakaat dan witir. Maka ketika malam berikutnya kami berkumpul didalam masjid dan berharap beliau akan keluar kepada kami, dan kami terus menerus dimasjid sampai pagi, kemudian kami masuk kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan kami berkata kepada beliau: ’Wahai Rasulullah, kami berharap engkau keluar kepada kami dan engkau shalat dengan kami, maka beliau bersabda: "Saya tidak senang witir diwajibkan atas kalian.’' 
Pertama : Al Hafizh Adz Dzahabi dalam kitab Miizaanul I'tidal juz III halaman 310, ketika menjelaskan rawi yang bernama 'Isa bin Jaariyah, beliau mengutip sebuah sanad dan matan sebagai berikut:. 
جعفر بن حميد ، حدثنا يعقوب القمى ، عن عيسى بن جارية ، عن جابر ، قال : صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم ليلة في رمضان ثمانى ركعات ، والوتر ، فلما كان في القابلة اجتمعنا ورجونا أن يخرج ، فلم نزل حتى أصبحنا ، قال : فدخلنا على النبي صلى الله عليه وسلم فقلنا : يا رسول الله اجتمعنا في المسجد ، ورجونا أن تخرج إلينا . فقال : إنى كرهت أن يكتب عليكم الوتر 
al-Hafizh Adz-Dzahabi berkata : ISNAADUHUU WASATHUN (sanadnya tengah-tengah). [ Sumber:Miizaanul I'tidal 3/310, cetakan Daar Ihya al Kutub al 'Arabiyyah ]. 
Kedua : Al Hafizh al Haitsami dalam kitab Majma'uz Zawaaid juz III halaman 224 
وعن جابر قال: صلى بنا رسول الله صلى الله عليه وسلم في شهر رمضان ثمان ركعات وأوتر فلما كانت القابلة اجتمعنا في المسجد ورجونا أن يخرج إلينا فلم يزل فيه حتى أصبحنا ثم دخلنا فقلنا: يا رسول الله اجتمعنا في المسجد ورجونا أن تصلي بنا؟ قال:إني خشيت - أو كرهت - أن يكتب عليكم".  رواه أبو يعلى والطبراني في الصغير وفيه عيسى بن جارية وثقه ابن حبان وغيره وضعفه ابن معين. 
RAWAAHU ABUU YA'LAA WATHTHABARAANI FISHSHAGHIIRWA FIIHI 'IISAA IBNU JAARIYAH WATSTSAQAHUU IBNU HIBBAAN WA GHAIRUHUU WA DHA''AFAHUU IBNU MA'IIN 
Hadits diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan ath Thabarani.Didalam hadits ada Isa bin Jariyah, dia ditsqahkan oleh Ibnu Hibban dan lainnya, didha'ifkan oleh Ibnu Ma'in 
Sumber :
* مجمع الزوائد. الإصدار 2.02* *للحافظ الهيثمي* * اسم الكتاب الكامل: مجمع الزوائد ومنبع الفوائد* *للحافظ نور الدين علي بن أبي بكر الهيثمي المتوفى سنة 807* بتحرير الحافظين الجليلين: العراقي وابن حجر* *المحتويات: جميع الكتاب: الجزء الأول حتى العاشر.* جميع الكتاب مدقق مرتين* *تم التدقيق الثاني بالمقابلة مع طبعة دار الفكر، بيروت، طبعة 1412 هـ، الموافق 1992 ميلادي 

Ketiga : Dr. Muhammad Musthafa al A'zhami ketika mentahqiq shahih Ibnu Khuzaimah, beliau mengomentari hadist diatas : 
إسناده حسن عيسى بن جارية فيه لين 
ISNAADUHUU HASAN, 'IISAA IBNU JAARIYAH FIIHI LIINUN (sanadnya hasan, Isa bin Jariyah didalamnya ada kelemahan). 
Sumber :
الكتاب : صحيح ابن خزيمةالمؤلف : محمد بن إسحاق بن خزيمة أبو بكر السلمي النيسابوريالناشر : المكتب الإسلامي - بيروت ، 1390 - 1970تحقيق : د. محمد مصطفى الأعظمي 
Keempat : Syu'eib al Arna`uth ketika mentahqiq shahih Ibnu Hibban, beliau mengomentari hadits diatas : 
إسناده ضعيف 
ISNAADUHUU DHA'IIFUN (sanadnya dha'if). 
Sumber :
الكتاب : صحيح ابن حبان بترتيب ابن بلبانالمؤلف : محمد بن حبان بن أحمد أبو حاتم التميمي البستيالناشر : مؤسسة الرسالة - بيروتالطبعة الثانية ، 1414 - 1993تحقيق : شعيب الأرنؤوطعدد الأجزاء : 18الأحاديث مذيلة بأحكام شعيب الأرنؤوط عليها 
Di atas dikatakan:al Hafizh Adz Dzahabi berkata : 
إسناده وسط
ISNAADUHUU WASATHUN (sanadnya tengah-tengah). Saya belum menemukan apakah itu yang dmaksud dengan : ISNAD WASATH, Hanya saja dalam sebuah situs dikatakan: 
وقولهم: ((حديث صالح)) أو: ((إسناده صالح)) وهذا يرادف الحسن، وقد يكون أدنى منه، كصالح للاعتبار لا للاحتجاج.وقولهم: ((إسناده وسط)) فهو بمنزلة ((صالح)) إلا إن دلت قرينة على إرادة الحسن.

*Keutamaan salat tarawih dari mulai hari 1-30 ternyata memiliki keutamaan yang berbeda-beda. Sehingga jangan sampai Anda melewatkannya begitu saja*

Sungguh di sayangkan ketika kita hanya melewatkan sholat tarawih begitu saja, karena keutamaan sholat tarawih itu sangat besar pahalanya.

*Dari Abu Hurarirah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda*

*Barang siapa melakukan qiyam Ramadhan atas dasar iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari)*

Untuk mengetahui apa saja keutamaan shalat Tarawih dari hari 1-30. Berikut ini keutamaan shalat Tarawih di bulan ramadhan dari malam pertama hingga malam terakhir:

Malam ke 1
Keutamaan sholat tarawih dimalam pertama adalah ia akan keluar dari dosa dosa sebagaimana ia baru di lahirkan

Malam ke 2
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 2, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua Ramadhan, maka dosanya dan kedua dosa ibu bapak nya akan di ampuni oleh SWT

Malam ke 3
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 3, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke tiga Ramadhan, maka maka malaikat yang ada di Arsy berdoa kepada Allah agar diampuni dosa kita

Malam ke 4
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 4, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke empat Ramadhan, maka ia akan memperolah pahala dari orang2 yang membaca kitab Taurat, Zabur, Injil dan Al Qur’an

Malam ke 5
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 5, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke lima Ramadhan, maka Allah akan Memberikan Pahala sebagaimana Pahala nya orang2 yang sholat di masjidil Haram, Masjid Madina dan Aqsa.

Malam ke 6
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 6, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke enam Ramadhan, maka Malaikat yang tawaf di Baitul Makmur (70Ribu malaikat) serat batu2 dan tanah mendoakan orang2 yang melaksanakan sholat tarwih pada malam ini.

Malam ke 7
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 7, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke tujuh Ramadhan, maka ia akan memperolah pahala Se akan2 bertemu dengan Nabi Musa dan Berjuang mengalahkan musuh ketatnya yaitu Fi’aun dan Hamman.

Malam ke 8
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 8, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke delapan Ramadhan, maka ia akan memperolah pahala yang di lakukan nabi Ibrahim As

Malam ke 9
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 9, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke sembilan Ramadhan, maka ia akan di naikkan mutu dan nilai ibadah nya sebagaimana mutu dan Ibadah Nabi Muhammad SAW.

Malam ke 10
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 10, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke sepuluh Ramadhan, maka Allah akan mengkaruniakan kepadanya kebaikan dunia dan Akhirat.

Malam ke 11
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 11, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarwih pada malam ke sebelas Ramadhan, maka ia akan keluar dari dosa dosa sebagaimana ia baru di lahirkan.

Malam ke 12
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 12, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua belas Ramadhan, maka ia akan datang pada Hari Kiamat dalam ke adaan muka yang bercahaya karna pengaruh Ibadahnya

Malam ke 13
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 13, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke tiga belas Ramadhan, maka maka ia akan datang pada hari kiamat dalam ke adaan sentosa, terlepas dari segala kejelekan dan keburukan

Malam ke 14
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 14, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke empat belas Ramadhan, maka malaikat akan datang dan menyaksikan nya melaksanakan sholat Tarwih serta Allah akan melindunginya pada Hari Kiamat

Malam ke 15
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 15, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam lima belas Ramadhan, maka semua malaikat yang menanggung Arsy berselawat kepada nya dan memohonkan ampun atas dosa2.

Malam ke 16
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 16, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke enam belas Ramadhan, maka Allah akan menulis kan kepada nya terlepas dan Azab Neraka dan di masukkan ke Syurga nya Allah.

Malam ke 17
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 17, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke tujuh belas Ramadhan, maka pahala sholat arwih nya pada malam itu disamakan derjat nya dengan pahala para Nabi

Malam ke 18
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 18, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke delapan belas Ramadhan, maka Para Malaikat Berseru kepada nya : hai hamba Allah, sesungguhnya Allah SWT telah redha kepada mu, dan kepada ibu bapak mu baik yg masih hidup maupun yang sudah mati.

Malam ke 19
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 19, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke sembilan belas Ramadhan, maka ia akan menaikkan Derjatnya dalam Syurga Firdaus

Malam ke 20
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 20, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh Ramadhan, maka Allah akan mengkaruniakan kepadanya pahala orang2 yang mati syahid dan pahala orang2 sholeh.

Malam ke 21
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 21, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnah Tarawih pada malam ke dua puluh satu Ramadhan, maka Allah membangun untuknya sebuah gedung dari cahaya.

Malam ke 22
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 22, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnah Tarawih pada malam ke dua puluh dua Ramadhan, maka Allah menjamin kita datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.

Malam ke 23
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 23, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh tiga Ramadhan, maka Allah buat khusus untuk nya kota (taman indah di Syurga)

Malam ke 24
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 24, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh empat Ramadhan, maka Akan di kabulkan oleh Allah swt 24 Macam do’anya

Malam ke 25
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 25, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh lima Ramadhan, maka Allah akan membebaskan nya dari Azab kubur

Malam ke 26
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 26, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh enam Ramadhan, maka ia akan mendapat pahala dari Allah swt untuk 40 tahun

Malam ke 27
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 27, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh tujuh Ramadhan, maka ia akan melewati titian Shirotal Mustaqim secepat kilat

Malam ke 28
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 28, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh delapan Ramadhan, maka di tinggikan Derjat nya di Syurga 1000 derajat

Malam ke 29
Keutamaan sholat tarawih dimalam ke 29, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke dua puluh sembilan Ramadhan, maka ia akan mendapat pahala dari Allah bagaikan 1000 kali pahala Naik Haji

Malam ke 30
Keutamaan sholat tarawih dimalam terahir, Barang Siapa yang melaksanakan Sholat Sunnat Tarawih pada malam ke tiga puluh Ramadhan, maka Allah Berfirman kepada nya “Makanlah olehmu buah buahan Syurga, Mandilah kamu dengan Air Salsabil, Minumlah oleh mu Air Al-noKautsar, Akulah Tuhanmu dan engkaulah halmba-Ku”
والله اعلم...