MUTIARA ILMU: November 2019

Kamis, 28 November 2019

Hak Anak

Khutbah Pertama:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، شَرَعَ لِعِبَادِهِ التَزَاوَجَ لِإِنْجَابِ الْأَوْلَادِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَدَتاً أَدخَرَهَا لِيَوْمِ المَعَادِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ سَائِرِ العِبَادِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ البَرَرَةِ اَلْأَمْجَادِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا.

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ لِأَوْلَدَكُمْ عَلَيْكُمْ حُقُوْقاً كَمَا أَنَّ لَكُمْ عَلَيْهِمْ حُقُوْقٌ، فَأَدُّوْا لَهُمْ حُقُوْقَهُمْ لِيُؤَدُّوْا لَكُمْ حُقُوْقَكُمْ، فَإِنَّ الجَزَاءَ مِنْ جِنْسِ العَمَلِ، وَقَد قال صلى الله عليه وسلم: “بروا أباءكم تبر أبناءكم”.

Ibadallah,

Ketahuilah, bahwasanya anak-anak Anda sekalian memiliki hak dari kalian sebagaimana kalian juga memiliki hak dari mereka. Maka tunaikanlah hak mereka sejak mula, sejak mereka tidak mengerti apa-apa, kelak mereka akan bergantian menunaikan hak-hak Anda sekalian. Karena sunnatullah balasan yang akan didapat seseorang tergantung dari apa yang telah ia lakukan. Nabi ﷺ bersabda,

ﺑِﺮُّﻭْﺍ ﺁﺑَﺎﺋَﻜُﻢْ ﺗَﺒِﺮُّﻛُﻢْ ﺃَﺑْﻨَﺎﺋُﻜُﻢْ ﻭَ ﻋِﻔُّﻮﺍ ﺗَﻌِﻒُّ ﻧِﺴَﺎﺋُﻜُﻢْ

“Berbuat baiklah kalian kepada orang tua kalian, niscaya anak kalian kelak akan berbuat baik kepada kalian.”

Islam mempberikan porsi yang besar terhadap anak dan keturunan. Karena anak-anak sejatinya berada di atas fitrah mereka. Fitrah Islam. Orang tua merekalah yang memalingkan mereka dari Islam. Oleh karena itu, para orang tua bahkan pemerintah wajib menaruh perhatian kepada mereka sehingga mereka tumbuh dan besar dalam kebaikan. Sehingga mereka menjadi generasi penerus yang unggul.

Para nabi ‘alaihim ash-shalatu wa as-salam memohon kepada Allah agar diberikan keturunan yang baik. Nabi Ibrahim ‘alaihisslam berdoa,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ الصَّالِحِينَ

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS:Ash-Shaaffat | Ayat: 100).

Kemudian Nabi Zakariya ‘alaihisslam,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS:Ali Imran | Ayat: 38).

Mereka tidak berdoa semata-mata mendapatkan keturunan saja. akan tetapi tujuan dari berlanjutnya keturunan adalah keturunan yang shaleh. Keturunan yang baik-baik. Karena itu pula Nabi ﷺ memotivasi umatnya untuk mencari pasangan yang shaleh. Pasangan yang istiqomah agamanya. Karena pasangan itulah yang akan mendidik keturunan.

Laki-laki hendaknya memilih ladang yang baik untuk benih yang mereka tebarkan. Allah ﷻ berfirman,

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ

“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam.” (QS:Al-Baqarah | Ayat: 223).

Nabi ﷺ bersabda,

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ ِلأََرْبَعٍ: لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا. فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

“Wanita itu dinikahi karena empat perkara yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah olehmu wanita yang punya agama, engkau akan beruntung.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Wanita atau pasangan yang memiliki agama yang baik hendaknya menjadi prioritas seorang muslim. Bukan malah menjadikan kecantikan, harta, dan keturunan sebagai prioritas. Perhatikanlah agamanya. Karena yang diinginkan dari pasangan adalah memiliki keturunan yang baik-baik. Inilah tujuannya.

Adapun kecantikan, harta, dan nasab adalah sesuatu yang fana, tidak kekal. Berbeda dengan agama, ia memiliki pengaruh dan bekas yang terus-menerus.

Pada saat seorang muslim mendapatkan keturunan, tentu layak baginya untuk bersyukur dan meuji Allah. Kemudian memilihkan nama yang baik untuk sang anak. Baik dari nama para nabi atau orang-orang shaleh. Nabi ﷺ bersabda,

خير الأسماء عبدالله وعبدالرحمن

Sebaik-baik nama adalah Abdullah dan Abdurrahman.”

Nama yang dinisbatkan penghmbaan kepada Allah ﷻ. Kemudian disyariatkan juga aqiqah untuk memutuskan ikatan yang dibuat setan. Untuk anak laki-laki 2 ekor kambing dan anak perempuan satu ekor kambing. Disembelih di rumah kemudian dimakan bersama saudara-saudara agar semua mendapatkan kebahagiaan. Bertambah pula rasa syukur kepada Allah ﷻ. Hal ini juga akan memberikan kesan yang baik pada sang anak.

Kemudian ketika anak menginjak usia tujuh tahun, maka ia telah masuk usia mumayyiz. Usia yang telah memapu membedakan baik dan buruk. Anak tersebut diperintahkan untuk mengerjakan shalat. Saat usia sepuluh tahun, diberika hukuman pukul untuknya apabila meninggalkan shalat. Dan dipisahkan tempat tidur mereka; laki-laki dan perempuan. Jangan biarkan anak laki-laki dan perempuan tidur bersama-sama lagi pada usia ini. Berikan untuk mereka tempat tidur masing-masing agar tidak terjadi fitnah. Nabi ﷺ bersabda,

مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ

“Perhatikanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur 7 tahun. Jika mereka telah berumur 10 tahun, namun mereka enggan, pukullah mereka” (HR. Abu Daud).

Inilah yang dituntunkan oleh Nabi ﷺ dalam pendidikan anak. Memerintahkan mereka saat berumur tujuh tahun. Dan memberikan hukuman berupa pukulan yang tidak membekas saat mereka berusia sepuluh tahun. pukulan mendidik bukan pukulan marah dan emosi. Hal ini tidak sebagaimana yang diajarkan oleh orang-orang yang tidak memahami hikmah di balik hal ini. Mereka anggap ini adalah tindak kekerasan terhadap anak. Mereka menganjurkan agar tidak mendidik anak dengan cara demikian.

Konsekuensi dari memerintahkan anak shalat adalah mengajarkan mereka tentang hukum-hukum thaharah. Mengajarkan mereka membaca Alquran. Mengajarkan mereka dzikir-dzikir yang dibaca ketika shalat. Mengajarkan mereka praktik shalat yang sesuai tuntunan Nabi ﷺ. Bagi anak laki-laki diajarkan untuk menunaikan shalat ke masjid. Dimbimbing shalat secara berjamaah berbaur bersama kaum muslimin di dalam shalt dan dzikir kepada Allah ﷻ. Semua ini merupakan tanggung jawab seorang ayah dan ibu terhadap anak-anak mereka.

Selain itu, orang tua juga berkewajiban mendidik anak mereka dengan adab-adab islami. Melindungi mereka dari teman-teman yang memberi pengaruh buruk. Membiasakan mereka hidup teratur dengan tidak membiarkan mereka melakukan apa yang mereka mau. Missal, tidak membiarkan mereka pergi ke setiap tempat yang mereka inginkan. Tidak membiarkan mereka berteman dekat dengan siapapun yang mereka suka. Memperhatikan mereka dalam pergaulan dan muamalah. Terlebih di zaman sekarang ini, dimana keburukan tersebar. Keburukan yang bisa merusak akidah dan akhlak mereka.

Jangan biarkan pengaruh buruk menerkam mereka. Beri edukasi mereka tentang buruknya rokok bagi kesehatan dan lingkungan. Jauhkan mereka dari yang memabukkan terlebih lagi narkoba. Lindungi mereka dari pemikiran-pemikiran yang buruk dan jelek. Baik pemiiran yang bersifat keagamaan maupun yang bersifat anti agama.

Ibadallah,

Terkadang kita mengerenyitkan dahi melihat tingkah pola generasi muda saat ini. Mereka hidup dalam kebebasan, sementara orang tua tidak memperhatikan. Mereka hidup jauh dari agama –kecuali bagi yang dirahmati Alla-, namun para orang tua tidak berbuat apa-apa. Mereka melakukan sesuatu yang membahayakan diri dan lingkungan, tapi hal itu sudah terlanjur dianggap biasa. Tentu yang demikian karena kurang tepatnya pendidikan dan perhatian dari orang tua.

Kita lihat sebagian pemuda mencoret-coret dinding dan bangunan dengan tulisan-tulisan yang mengotori dan merugikan orang lain. Malah ada yang menulis seruan-seruan kepada hal yang buruk. Tentu hal ini buah dari pergaulan yang jelek atau pengaruh dari media. Mereka terlanjur terbiasa dengan yang buruk.

Lebih menyedihkan, di antara perbuatan dan akhlak buruk yang mereka tunjukkan tidak terdapat di negeri-negeri non Islam. Sehingga terkesan umat Islam itu buruk dan ketinggalan. Bahkan dimunculkanlah kesan inilah buah ajaran Islam. Allahul musta’an.. Apa yang mereka lakukan bukanlah bagian dari Islam, dan Islam berlepas diri dari yang demikian.

Bertakwalah wahai hamba Allah. Jagalah anak-anak kalian sebagaimana –atau lebih- ketatnya kalian menjaga harta kalian. Kalian jaga dari pencuri atau orang-orang yang ingin mencurangi.

Bertakwalah wahai hamba Allah. Bersungguh-sungguhlah dalam mendidik anak kalian. Sehingga mereka menjadi generasi yang baik dan berakhlak dengan akhlak yang mulia.

Lihatlah bagaimana Lukman memperhatikan anaknya. Memperhatikan akidah dan akhlaknya. Agar anaknya menjadi penerus generasi yang shaleh.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ* وَوَصَّيْنَا الإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنْ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ* وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ* يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَوَاتِ أَوْ فِي الأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ* يَا بُنَيَّ أَقِمْ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنْ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ* وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ* وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS:Luqman | Ayat: 19).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى فَضْلِهِ وَإِحْسَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْماً لِشَأْنِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا،

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،

Ibadallah,

Para ayah dan orang tua, baiknya keluarga adalah sesuatu yang diusahakan. Perlu upaya dan kesungguhan untuk menciptakan perbaikan. Dan Allah ﷻ telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mewujudkan hal tersebut. Allah ﷻ berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS:At-Tahriim | Ayat: 6).

Seorang anak, apabila ia menjadi anak yang shaleh, maka ia akan bermanfaat bagi kedua orang tuanya saat hidup maupun setelah meninggal. Saat kedua orang tua masih hidup, sang anak akan berbuat baik dan taat kepada keduanya. Saat kedua orang tuanya sudah meninggal, maka sang anak akan menjaga kekerabatan, menjaga saudara-saudaranya, beramal kebaikan dan mendoakan kedua orang tuanya. Nabi ﷺ bersabda,

إِذَا مَاتَ إِبْنُ آدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِه, أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ

“Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali dari tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendo’akannya.”. (HR. Muslim).

Oleh karena itu, bersemangatlah mendidik anak agar ia menjadi anak yang shaleh. Yakinlah, Anda sendiri yang akan merasakan kenikmatannya di dunia maupun di akhirat.

وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

وَعَلَيْكُمْ بِالجَمَاعَةِ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا) اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِّلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِناً مُطْمَئِنّاً وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَ الْإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ بِسُوْءٍ فَأَشْغَلَهُ بِنَفْسِهِ، وَرُدَّدْ كَيْدَهُ فِي نَحْرِهِ، وَكِفْنَا شَرَّهُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ، اَللَّهُمَّ وَلِّي عَلَيْنَا خِيَارَنَا، وَكَفِيْنَا شَرَّ شِرَارَنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَا لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ إِمَامَنَا وَفِّقْهُ لِمَا فِيْهِ الخَيْرَ وَالصَلَاحَ لِلْإِسْلَامِ وَالمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ المُسْلِمِيْنَ فِي كُلِّ مَكَانٍ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ بِطَانَتَهُمْ وَجُلَسَائِهِمْ وَمُسْتَشَارِيْهِمْ وَمَنْ حَوْلَهُمْ، اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ جُلَسَاءَ السُّوْءِ وَبِطَانَةَ السُّوْءِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ).

عِبَادَ اللهِ، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Diterjemahkan dari khotbah Jumat Syaikh Shaleh al-Fauzan hafizhahullah

Minggu, 24 November 2019

40 Amalan Nabi Muhammad SAW.

1.Jangan tidur antara fajr dan Ishraq (saat muncul), Asr dan Maghrib, Maghrib dan Isha.

2.Hindarkan duduk dengan orang yang bau badan. Contoh (bawang)

3.Jangan tidur dekat orang yang bicara buruk sebelum tidur.

4.Jangan makan dan minum dengan tangan kiri.

5.Jangan makan makanan yang dikeluarkan dari gigimu.

6.Jangan membunyikan sendi-sendi jari.

7.Periksa sepatumu sebelum memakainya.

8.Jangan memandang ke langit ketika shalat.

9.Jangan meludah dalam toilet.

10.Jangan bersihkan gigi dengan arang.

11.Duduk/jongkok baru kenakan celana.

12.Jangan meniup makananmu ketika panas, tapi kamu boleh mengipasinya

13.Jangan melihat kesalahan orang lain.

14.jangan berbicara antara iqamah dan adhan.

15.Jangan bicara dalam toilet.

16. jangan membicarakan keburukan temanmu.

17.Jangan membuat temanmu marah

18.Jangan sering melihat ke belakang ketika berjalan.

19.Jangan hentakkan kakimu saat berjalan.

20.Jangan curigaan pada temanmu.

21.Jangan pernah berdusta.

22.Jangan membaui makanan saat memakannya.

23.Bicara yang jelas agar orang lain bisa memahami.

24.Hindari bepergian sendirian.

25.Jangan memutuskan sendiri namun berkonsultasilah dengan orang yg tahu.

26.Jangan bangga diri.

27.Jangan sedih dgn makananmu.

28.Jangan besar mulut.

29.Jangan mengusir pengemis.

30.Layani tamumu dengan baik dengan sepenuh hati.

31.Sabar ketika dalam kemiskinan.

32.Bantulah perkara kebaikan.

33.Pikirkanlah kesalahanmu dan bertaubatlah.

34.Berbuat baiklah kepada orang yg berlaku jahat padamu.

35.Qana’ah (hidup apa adanya)

36.Jangan tidur terlalu sering, menyebabkan pikun.

37.Bertaubatlah minimal 100 kali sehari (Istighfaar).

38.Jangan makan dalam keadaan gelap.

39.Jangan makan sepenuh-penuh mulut.

 

Rasulullah S.A.W bersabda :”Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.”(HR. Al-Bukhari)

Semoga bermanfaat buat kita semua.
Aamiin...

Selasa, 19 November 2019

Silsilah Dua Puluh Lima Nabi

SILSILAH 25 NABI
.
1. ADAM AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.
.
2. IDRIS AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. 
Usia: 345 tahun di bumi. 
Periode sejarah: 4533-4188 SM. 
Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis). 
Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.
.
3. NUH AS. 
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
Usia: 950 tahun. 
Periode sejarah: 3993-3043 SM. 
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak. 
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan’an). 
Tempat wafat: Mekkah. 
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.
.
4. HUD AS. 
Nama: Hud bin Abdullah. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ ‘Aush (‘Uks) ⇒ ‘Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As. 
Usia: 130 tahun. 
Periode sejarah: 2450-2320 SM. 
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman). 
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman. 
Sebutan kaumnya: Kaum ‘Ad. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.
.
5. SHALIH AS. 
Nama: Shalih bin Ubaid. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
Usia: 70 tahun. 
Periode sejarah: 2150-2080 SM. 
Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada’in Shalih, antara Madinah dan Syria). 
Tempat wafat: Mekkah. 
Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.
.
6. IBRAHIM AS. 
Nama: Ibrahim bin Tarakh. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. 
Usia: 175 tahun. 
Periode sejarah: 1997-1822 SM. 
Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak). 
Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel). 
Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.
.
7. LUTH AS. 
Nama: Luth bin Haran. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
Usia: 80 tahun. 
Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth). 
Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za’rita). 
Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria). 
Sebutan kaumnya: Kaum Luth. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.
.
8. ISMAIL AS. 
Nama: Ismail bin Ibrahim. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. 
Usia: 137 tahun. 
Periode sejarah: 1911-1774 SM. 
Tempat diutus: Mekah. 
Jumlah keturunannya: 12 anak. 
Tempat wafat: Mekkah. 
Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.
.
9. ISHAQ AS. 
Nama: Ishaq bin Ibrahim. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. 
Usia: 180 tahun. 
Periode sejarah: 1897-1717 SM. 
Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan’an (Kana’an). 
Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya’qub As./Israel). 
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron). 
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.
.
10. YA’QUB AS. 
Nama: Ya’qub/Israel bin Ishaq. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. 
Usia: 147 tahun. 
Periode sejarah: 1837-1690 SM. 
Tempat diutus: Syam (Syria). 
Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah). 
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan’an. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.
.
11. YUSUF AS. 
Nama: Yusuf bin Ya’qub. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. 
Usia: 110 tahun. 
Periode sejarah: 1745-1635 SM. 
Tempat diutus: Mesir. 
Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan. 
Tempat wafat: Nablus. 
Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.
.
12. AYYUB AS. 
Nama: Ayyub bin Amush. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As. 
Usia: 120 tahun. 
Periode sejarah: 1540-1420 SM. 
Tempat diutus: Dataran Hauran. 
Jumlah keturunannya: 26 anak. 
Tempat wafat: Dataran Hauran. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.
.
13. SYU’AIB AS. 
Nama: Syu’aib bin Mikail. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu’aib As. 
Usia: 110 tahun. 
Periode sejarah: 1600-1490 SM. 
Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai). 
Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan. 
Tempat wafat: Yordania. 
Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.
.
14. MUSA AS. 
Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As. 
Usia: 120 tahun. 
Periode sejarah: 1527-1407 SM. 
Tempat diutus: Sinai di Mesir. 
Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu’aib As. 
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir). 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.
.
15. HARUN AS. 
Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. 
Usia: 123 tahun. 
Periode sejarah: 1531-1408 SM. 
Tempat diutus: Sinai di Mesir. 
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu’) di Jordania (sekarang). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir’aun (gelar raja Mesir). 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.
.
16. DZULKIFLI AS. 
Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-‘Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As. 
Usia: 75 tahun. 
Periode sejarah: 1500-1425 SM. 
Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya. 
Tempat wafat: Damaskus. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania. 
Al-Quran Menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.
.
17. DAUD AS. 
Nama: Daud bin Isya. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. 
Usia: 100 tahun. 
Periode sejarah: 1063-963 SM. 
Tempat diutus: Palestina (dan Israel). 
Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As. 
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkanya namanya sebanyak: 18 kali.
.
18. SULAIMAN AS. 
Nama: Sulaiman bin Daud. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. 
Usia: 66 tahun. 
Periode sejarah: 989-923 SM. 
Tempat diutus: Palestina (dan Israel). 
Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab’an. 
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.
.
19. ILYAS AS. 
Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As. 
Usia: 60 tahun di bumi. 
Periode sejarah: 910-850 SM. 
Tempat diutus: Ba’labak (Lebanon). 
Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.
.
20. ILYASA’ AS. 
Nama: Ilyasa’ bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa’ As. 
Usia: 90 tahun. 
Periode sejarah: 885-795 SM. 
Tempat diutus: Jaubar, Damaskus. 
Tempat wafat: Palestina. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.
.
21. YUNUS AS. 
Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As. 
Usia: 70 tahun. 
Periode sejarah: 820-750 SM. 
Tempat diutus: Ninawa, Irak. 
Tempat wafat: Ninawa, Irak. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.
.
22. ZAKARIYA AS. 
Nama: Zakariya bin Dan.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As.
Usia: 122 tahun. 
Periode sejarah: 91 SM-31 M. 
Tempat diutus: Palestina. 
Jumlah keturunannya: 1 anak. 
Tempat wafat: Halab (Aleppo). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.
.
23. YAHYA AS. 
Nama: Yahya bin Zakariya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal’athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As. 
Usia: 32 tahun. 
Periode sejarah: 1 SM-31 M. 
Tempat diutus: Palestina. 
Tempat wafat: Damaskus. 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.
.
24. ISA AS. 
Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu’az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab’am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au’am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
Usia: 33 tahun di bumi. 
Periode sejarah: 1 SM-32 M. 
Tempat diutus: Palestina. 
Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.
.
25. MUHAMMAD SAW. 
Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya’rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma’ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu’ay ⇒ Ka’ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw.
Usia: 62 tahun.
Periode sejarah: 570-632 M.
Tempat diutus: Mekkah.
Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
Tempat wafat: Madinah.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.
.
(Disarikan dari: Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as-Suyuthi dan selainnya). 
.

Boleh di SHARE sebanyak mungkin!!
Semoga bermanfaat.
AAMIIN...
.

SHOLAWAT SYAJATOTUN NUQUT

Ijazah dari Al ‘Alim Al ‘Allamah Al ‘Arif billah Al Quthb Sayiduna Syechuna Al-Habib Seggaf bin Mahdi bin Syech Abu Bakar bin Salim.

“Jika kamu punya beban berat, dan tanggunganmu yang banyak. Dan jika kamu ingin punya rizki yang enggak pernah habis, maka amalkanlah Sholawat SYAJAROTUN NUQUD (Sholawat Pohon Uang)”.

Bacaannya :

‎اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Dibaca 400 kali setelah Isya’.

Kamu akan seperti punya “Pohon Uang” didepan rumah”

Ucapkan Qobiltu ( قبلت ) dan sebarluaskan dengan harapan membawa manfaat dan keberkahan bagi kaum muslimin yang mengamalkan serta kirim fatihah 1 kali kepada Habibana Habib Seggaf BSA.

"Untuk keberkahan bersama, mohon like dan sharenya, trima kasih. #admin"

#ciptahening
#foundermedicalmeditation
#khadimulsirrulasrar

Sabtu, 16 November 2019

41 KEUTAMAAN MEMBACA SHOLAWAT

41 KEUTAMAAN MEMBACA SHOLAWAT

Fadhilah dan faedah bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW :

1. Melaksanakan perintah Allah untuk bersholawat kepada nabi.
2. Menyesuaikan diri dengan Allah dalam bersholawat kepada nabi.
3. Menyesuaikan diri dengan para malaikat dalam bersholawat kepa da nabi SAW.
4. Mendapatkan 10 rahmat dari Allah bagi orang yang bersholawat kepada nabi SAW satu kali saja.
5. Diangkat bagiya 10 derajat.
6. Dicatat untuknya 10 hasanat / kebaikan.
7. Dihapus darinya 10 kesalahan.
8. Diharapkan terkabul do`a-do`anya dengan sebab sholawat.
9. Sholawat menjadi penyebab untuk mendapatkan syafa`at dari nabi SAW di hari kiamat.
10. Sholawat menjadi penyebab untuk mendapatkan ampunan dari berbagai macam dosa dan ditutup aib kesalahannya.
11. Sholawat menjadi penyebab dicukupinya semua keinginan dan hajat seorang hamba.
12. Sholawat menjadi penyebab dekatnya hubungan seorang hamba dengan nabi SAW.
13. Sholawat dapat dijadikan sebagai pengganti sedekah.
14. Sholawat menjadi penyebab terkabul semua kebutuhannya.
15. Sholawat menjadi penyebab Allah dan para malaikat akan bersho lawat kepadanya.
16. Sholawat menjadi penyebab untuk kesucian dan kebersihan bagi pembacanya
17. Sholawat menjadi penyebab bagi seorang hamba untuk mendapat kan kabar gembira tentang sorga sebelum kematiannya. 
18. Sholawat menjadi penyebab keselamatan bagi pembacanya dari huru hara di hari kiamat.
19. Sholawat menjadi penyebab bagi nabi untuk menjawab shola watnya dengan jawaban yang sempurna.
20. Sholawat menjadi penyebab untuk mengingatkan kembali sesuatu yang terlupa.
21. Sholawat menjadi penyebab harum semerbaknya suatu majlis dan tidak menjadi penyesalan bagi ahli majlis pada hari kiamat.
22. Sholawat menjadi penyebab untuk menolak kefakiran dan kemis kinan bagi pembacanya.
23. Sholawat menjadi pembela bagi seseorang dari panggilan bakhil jika ia bersholawat saat nama nabi SAW disebut.
24. Sholawat menjadi penyelamat bagi pembacanya dari kutukan dan celaan Allah jika ia tidak bersholawat saat nama nabi disebut.
25. Sholawat akan membawa pembacanya untuk mendapatkan jalan menuju sorga dan menyimpangkan jalan dari sorga bagi orang yang enggan untuk membacanya.
26. Sholawat menjadi penyelamat bagi seseorang dari bau busuknya suatu majlis yang tidak disebut nama Allah dan rosul-Nya.
27. Sholawat menyempurnakan kalam (pembicaraan) yang sunat di awali dengan hamdalah dan sholawat kepada nabi SAW.
28. Sholawat menjadi penyebab suksesnya seorang hamba saat ia me lintasi shirotol mustaqim.
29. Membaca sholawat dengan sempurna dapat menghilangkan tabiat kasar yang ada pada diri seseorang.
30. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan pujian dan sanjungan dari penduduk langit dan bumi pada saat ia berjumpa dengan Allah SWT.
31. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan rahmat yang luas dari Allah SWT.
32. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan keber kahan dalam hidupnya.
33. Sholawat menjadi penyebab bertambahnya kecintaan seseorang kepada nabi Muhammad SAW, dan kecintaan kepada nabi meru pakan salah satu cabang dari pada cabang-cabang iman, karena tidak sempurna iman seseorang tanpa mencintai nabinya.
34. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan dicintai oleh nabi.
35. Sholawat menjadi penyebab seseorang akan mendapatkan hida yah dari Allah dan hidup hatinya dengan keimanan.
36. Sholawat menjadi penyebab mantapnya kaki seseorang saat ia melintasi Shirotol Mustaqim. 
37. Membaca sholawat, sekurang-kurangnya adalah dalam rangka melaksanakan hak nabi dan mensyukuri karunia Allah yang telah Dia limpahkan kepada kita ( dengan sebab ) beliau.
38. Membaca sholawat sudah tercakup di dalamnya zikir kepada Allah, bersyukur atas nikmat-Nya dan mengenal semua karunia-Nya yang sempurna yang terlimpah kepada kita.
39. Bersholawat kepada nabi sama kedudukannya dengan do`a dan permintaan seorang hamba kepada tuhannya, terkadang perminta an itu untuk nabinya dan terkadang untuk dirinya sendiri, karena di dalam membaca sholawat itu terdapat keistimewaan dan fae dah yang sangat banyak.
40. Hasil dan faedah yang paling agung dalam bersholawat kepada na bi adalah menghadirkan wajah nabi yang mulia di dalam jiwa dan hati kita. 
41. Memperbanyak sholawat kepada nabi SAW dapat menempatkan kedudukan seseorang seperti Syekhul Murobbiy ( pembimbing rohani / Mursyid/Muqadam ).
==============================
Referensi :

فَضَآئِلُ الصَّلَوَاتِ عَلَى خَيْرِ اْلبَرِيَّاتِ : اِمْتِثَالُ اَمْرِاللهِ بِالصَّلاَةِ عَلَيْهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَمُوَافَقَتُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى فِى الصَّلاَةِ عَلَيْهِ. وَمُوَافَقَتُهُ اْلَمَلاَئِكَةَ فِى الصَّلاَةِ عَلَيْهِ. وَحُصُوْلُ عَشْرِ صَلَـوَاتٍ مِنَ اللهِ تَعَالَى عَلَى الَمُصَلِّى عَلَيْهِ بـِوَاحِدَةٍ. وَاَنَّهُ يَرْفَعُ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ. وَيُكْتَبُ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ. وَتـُُمْحَى عَنْهُ عَشْرُ سَيِّئآتٍ. وَتُرْجَى لَهُ اِجَابَةُ دَعْوَتِهِ. وَاِنَّهَاسَبَبٌ لِشَفَاعَتِهِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِغُفْرَانِ الذُنوُْبِ وَسَتْرِ اْلعُيُوْبِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِكِفَايَةِ اْلعَبْدِ مَا اَهَمَّهُ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِقُرْبِ اْلعَبْدِ مِنْهُ. وِاِنَّهَا َتقُوْمُ مَقَامَ الصَّدَقَةِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِقَضَاءِ اْلـحَوَاِئجِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِصَلاَةِ اللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ عَلَى اْلـمُصَلِّى. وَاِنَّهَا سَبَبُ زَكَاةِ اْلـمُصَلِّىَ وَالطَّهَارَةِ لَهُ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِتَبْشِيْرِ اْلعَبْدِ بِالـْْجَنَّةِ قَبْلَ مَوْتِهِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِلنَّجَاةِ مِنْ اَهْوَالِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِرَدِّهِ عَلىَ الـْمُصَلِّىْ عَلَيْهِ اْلـمُوْفِيَةُ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِتَذَكُّرِ مَا نَسِيَهُ اْلـمُصَلِّى عَلَيْهِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِطِيْبِ اْلـمَجْلِسِ وَاَنْ لاَ يَعُوْدَ عَلَى اَهْلِهِ حَشْرَةُ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. وَاِنَّهَا سَبَبٌ لِنَفْيِ اْلفَقْرِ عَنِ اْلـمُصَلِّى عَلَيْهِ. وَاِنَّهَا تَنْفِيْ عَنِ اْلعَبْدِ اِسْمُ اْلبُخْلِ اِذَا صَلَّى عَلَيْهِ عِنْدَ ذِكْرِهِ. وَنـَجَاتُهُ مِنْ دُعَآئِهِ عَلَيْهِ بِرَغْمِ اَنـْفِهِ اِذَا تَرَكَهَا عِنْدَ ذِكْرِهِ. وَإِنَّهاَ تَأْتِيْ بِصَاحِبِهَا عَلَى طَرِيْقِ اْلـجَنَّةِ وَتـُخْطِئُ بِتَارِكِهَا عَنْ طَرِيْقِهَا. وَإِنَّهاَ تُنْجِيْ مِنْ نــَتْنِ اْلـمَجْلِسِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ فِيْهِ اِسْمُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ لِتَمَامِ اْلكَلاَمِ الَّذِيْ ابْتُدِئَ بـِحَمْدِ اللهِ وَالصَّلاَةِ عَلَى رَسُوْلِهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ لِفَوْزِ اْلعَبْدِ بِاْلـجَوَازِ عَلَى الصِّرَاطِ. وَإِنَّهَا يـَخْرُجُ اْلعَبْدُ عَنِ اْلـجَفَاءِ بِالصَّلاَةِ عَلَيْهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ ِلإِلْقَاءِ اللهِ تَعَالَى الثَّناَءَ اْلـحَسَنَ عَلَى اْلـمُصَلِّى عَلَيْهِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَلأَرْضِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ ِلرَحْمَةِ اللهِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِلْبَرَكَةِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِدَوَاِم مَحَبَّتِهِ وَزِيَادَتِهَا وَتَضَاعُفِهَا وَذَلِكَ عَقْدٌ مِنْ عُقُوْدِ اْلإِيْمَانِ لاَيَتِمُّ اِلاَّ بِهِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِمَحَبَّةِ الرَّسُوْلِ لِلْمُصَلِّى عَلَيْهِ. وَإِنَّهاَ سَبَبٌ لـِهِدَايَةِ اْلعَبْدِ وَحَيَاةِ قَلْبِهِ. وَإِنَّهَا سَبَبٌ لِتَثْبِيْتِ اْلقَدَمِ. تَأْدِيَةُ الصَّلاَةِ عَلَيْهِ ِلأَقَلِّ اْلقَلِيْلِ مِنْ حَقِّهِ وَشُكْرِ نِعْمَةِ اللهِ الـَّّتِـيْ اَنْعَمَ بِهَا عَلَيْنَا. وَإِنَّهاَ مُتَضَمِّنَةٌ لِذِكْرِ اللهِ وَشُكْرِهِ وَمَعْرِفَةِ اِنْعَامِهِ. اِنَّ الصَّلاَةَ عَلَيْهِ مِنَ اْلعَبْدِ دُعَآءٌ وَسُؤَالٌ إِلَى رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَتَارَةً يَدْعُوْ لِنَبـِيِّهِ وَتاَرَةً لِنـَفْسِهِ وَلاَ يـَخْفَى مَافِي هَذَا مِنَ اْلـمَزِيةَِّ لِلْعَبْدِ. وَمِنْ أَعْظَمِ الثَّمَرَاتِ وَاَجَلِّ اْلفَوَائِدِ اْلـمُكْتَسَبَةِ بِالصَّلاَةِ عَلَيْهِ اِنْطِبَاعُ صُوْرَتِهِ اْلكَرِيـْمَةِ فِي النَّفْسِ. وَإِنَّ اْلإِكْثاَرَ مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبـِـيِّ 
يَقُوْمُ مَقَامَ الشَّيْخِ اْلـمُرَبِّيْ.

Babat Tanah Jawa

Babat Tanah Jawa
.
Tanah jowo, jika dilihat dari Negara lain, laksana istana berlian, terang seprti lampu. Seluruh orang di dunia ingin datang dan ingin memiliki pulau jawa.
.
pada waktu itu pulau jawa angkernya bukan main, setiap ada orang yg mau datang ke pulau jawa, belum sampai menginjakkan kakinya, sudah meninggal dunia.
.
Karena pulau jawa dihuni oleh jutaan bangsa jin, rajanya jin bernama eyang Noyo Genggong. Alhasil, seluruh dunia, tidak ada yg bisa menahlukkan tanah jawa.
.
Ada satu orang yg punya kekuatan ampuh, namanya Syeh Ghobah. Dia berhasil masuk ke pulau jawa, karena kesaktiannya itu, semua bangsa jin tidak berani melawannya. 
.
Demi anak cucu supaya bisa tinggal di tanah jawa, Syeh Ghobah melakukan tirakat di gunung tidar selama 200 tahun. Meskipun Syeh Ghobah sakti, tapi dia tetap tidak bisa mengusir para demit dan kerajaannya.
.
Sekali lagi, seluruh dunia tidak ada yg bisa menahlukkan angkernya tanah jawa.
.
Yang bisa menahlukkan pulau jawa Cuma putune Kanjeng Nabi, yakni Sayyid Muhammad Al-Baqir
.
Sayyid Muhammad Al-Baqir masuk ke pulau jawa, dan mengusir para demit priprayangan dengan menggunakan kalimat
.
“subhana man ihtajaba bijabarutihi an kholqihi wala ainun tarohu la nidda wa la nidda siwahu”
.
Ketika kalimat di atas dibaca oleh Sayyid Muhammad al-Baqir, seketika itu juga tanah jawa langsung gonjang ganjing, kerajaan jin yg selama ini menguasai jagat langsung hancur berantakan, para demit lari berhamburan menuju laut selatan, semua jin penghuni tanah jawa habis, yg tersisah Cuma rajanya, eyang Noyo Genggong.
.
Eyang Noyo Genggong menghampiri Sayyid Muhammad Al Baqir yg sedang wiridan, dan mengajaknya singgah ke kerajaan jin yg bermarkas di alas purwo, eyang noyo genggong lalu berkata
.
“Sayyid..! bala tentaraku poro demit priprayangan wes nyingkreh tekok tanah jowo, manggon nang segoro kidol. 
.
Tapi Sayyid,,! Monggo pulau jowo niki disawang tekok wetan, pulau jowo niki koyok prahu mereng ngidol, artine anak putune Sayyid ora bakal krasan manggon nang tanah seng miring ngidol”.
.
Sayyid Muhammad al-Baqir lalu meminta bantuan kepada malaikat untuk mengangkat pulau jawa agar tidak miring ke selatan
.
Eyang Noyo Genggong melanjutkan
.
“Sayyid,,! Senajan tanah jowo niki saget jejek, tapi suatu saat tanah jowo niki saget mereng ngidol maneh, amergi pulau jowo niki letak e ten nduwure ombak segoro. Supoyo ora kesusu mereng ngidol, monggo dipon paring tumbal”
.
Tumbalnya pun dipasang, siapa tumbalnya itu?
mereka adalah anak cucunya Kanjeng Nabi, yg dikenal dengan sebutan wali songo. Makanya seluruh makamnya wali songo, semua ada di utara.
.
Suatu hari nanti, kalau tumbal-tumbal itu sudah tidak dihiraukan lagi, maka tumbalnya akan kembali ke tanah suci, gelem ora gelem, pulau jowo bakal mereng ngidol maneh.
.
Pertanyaannya sekarang, apakah tanah jawa sudah kembali miring ke selatan?
.
Jawabannya sudah
.
Kemarin Gunung kelud meletus, arah meletusnya ke timur dan utara. Menurut perkiraan, pare dan mojokerto bakal hancur terkena lahar panas. Tapi anehnya, lahar yg ambyor ke timur dan utara puter ke arah barat, naik ke gunung, lalu anjlok nang segoro kidol
.
Ini menandakan bahwa pulau jawa ini sudah miring ke selatan. 
.
Pantes nek bencana ora pernah leren, gempa bumi dan sunami, mergo pulau jowo wes mablek tekok asale, mereng!. makanya eyang Ronggo warsito (Syeh Burhanuddin) dawuh
.
“dimulai dari jaman jepang, tidak sampai 500 tahun, pulau jawa bakal kelem menjadi lautan”
Wallahu A’lam
.
(Cerita di atas, penulis dapatkan dari Mbah Kyai Husein ilyas mojokerto)
.
NB : amalan untuk mengusir demit itu banyak, tapi yg paling aman adalah wiridnya Sayyid Muhammad Al-Baqir di atas.
.
Anda bisa mengusir jin dengan menggunakan hizib dlsb, tapi perlu di ingat, jin umurnya panjang, sedangkan anda umurnya pendek, jin bisa kalah dengan anda, tapi anak cucumu akan dibalas oleh mereka, ini yg bahaya.
.
kalau wiridnya Sayyid al Baqir berbeda, jika kita punya wirid itu, semua jin sejagat akan sungkan dengan kita, karena semua jin mengira bahwa orang yg punya wiridnya Sayyid al-Baqir adalah termasuk anak cucunya.
.
Ketika kita membaca wirid itu di tempat yg angker, maka jin akan pergi dengan kesadarannya sendiri, sungkan dengan Sayyid Al Baqir.
.
Tapi untuk mengamalkan wirid itu, harus mendapat ijazah langsung dari Romo KH. Husein ilyas, selaku yg mempunyai ijazah
karena ada tata cara khusus untk mengamalkannya.

Ketika Ra Lilur dan Gus Dur bertemu

* Ketika Ra Lilur dan Gus Dur bertemu

Pada awal tahun 2002, setelah lengser dari tahta kepresidenan, Gus Dur pergi ke Bangkalan untuk sowan kepada Ra Lilur. Uniknya ketika duduk bersama, keduanya memakai bahasa daerahnya masing-masing. Ra Lilur memakai bahasa Madura khas sedangkan Gusdur memakai bahasa Jawa. Meski begitu beliau berdua terlihat saling memahami dan "nyambung" satu sama lain. Kala itu Gusdur curhat pada Ra Lilur bahwa ia baru saja dikhianati oleh kawan politiknya. Ra Lilur menjawab :

" Iyeh be'eng jiyah lok engak dek Mbah Kholil.. Lok toman nyelase dek Mbah Kholil.. "

(Iya.. Itu karena anda lupa ke Mbah Kholil, tidak pernah berziarah ke Mbah Kholil)

Di akhir pertemuan Ra Lilur memberi uang, minyak tawon dan sebuah wiridan untuk GusDur.

Sekitar tahun 2008, Gusdur sowan lagi kepada Ra Lilur, kala itu beliau ditemani pak Ahmadi -cagub Jatim waktu itu-. Pada pertemuan itu Ra Lilur malah berdoa dengan bahasa yang tidak bisa dipahami oleh tamu-tamunya. Ketika ditanyakan kepada Yenny Wahid, mbak Yenny menjawab :

" kata bapak itu adalah bahasa Ibrani.. ".

* Karomah dan Keajaiban Ra Lilur

Ini mungkin adalah sisi yang paling menonjol dari Ra Lilur. Beliau adalah sosok yang unik, misterius dan sulit ditebak. Banyak keajaiban yang pernah diriwayatkan tentang beliau, mulai dari Mobil yang beliau tumpangi bisa berjalan hanya dengan diisi dua botol sprite, kebiasaan beliau tidur dan bertapa di tengah lautan, kefasihan beliau dalam berbahasa Mandarin, hingga kemampuan beliau memberi suatu isyarat tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Pada tahun 1995, menjelang kelahiran Muhammad Ismail Al-Ascholy (En). Ra Lilur tiba-tiba saja mengirim surat berbahasa arab kepada abah En Kh. Mas Ali Ridho yang intinya meminta beliau untuk menulis terjemah Alfiah. Ketika baru seperempat jalan menjalankan tugas dari Ra Lilur, Mas Ali Ridho berangkat Umroh. beliau lantas menanyakan kepada seorang ulama di Mekkah tentang "arti" perintah Ra Lilur itu. Ulama itu menjawab bahwa itu adalah pertanda bahwa Mas Ali Ridho akan mempunyai putra setelah 8 tahun tidak mempunyai keturunan. Benar saja, tak lama setelah itu Ny.Muthmainnah hamil. Akan tetapi berita gembira ini disimpan rapat-rapat oleh keluarga. Waktu itu Hanya Kh. Abdullah Schal, Ny. Sumtin, dan ummi Mas Ali Ridho yang tahu. Meski begitu, pada bulan ke 4 kehamilan Ny. Mut, Ra Lilur tiba-tiba mengirim air kemasan ke Demangan melalui H. Husni dengan pesan :

" berikan air ini ke kak La (Kh. Abdullah Schal). Minumkanlah kepada putrinya yang hamil itu, minumkan juga pada si bayi jika ia sudah lahir ".

Tentunya Kh. Mas Ali Ridho kaget dan bertanya-tanya bagaimana bisa Ra Lilur tahu berita yang sangat dirahasiakan itu ?

Menurut saya, perintah Ra Lilur kepada Kh. Ali Ridho itu bukan hanya isyarat beliau akan mendapatkan seorang putra. Lebih dari itu Ra Lilur sudah memberikan "kode" bahwa kelak putranya itu akan menjadi seorang penulis hebat. Sekarang terbukti sudah, Sang Putra Muhammad Ismail Al-Ascholy berhasil menjadi seorang penulis produktif yang mempunyai karangan puluhan nadhom dan kitab berbahasa Arab pada usia yang masih sangat muda.

* Kepergian Sang Waliyyullah..

" Sebelum beliau wafat apakah beliau pernah mengeluh sakit ? " tanya saya kepada Hj. Mus, khodim yang menyaksikan detik-detik meninggalnya Ra Lilur..

" tidak.. Pada malam itu bahkan beliau masih sempat bercanda bersama kami.. Beliau meminta kami untuk membaca sholawat. Minimal 100 x "

Di malam itu Ra Lilur memang tiba-tiba berkata kepada Hj.mus dan keluarganya yang ada di Musholla :

" ayo turun semua.. Sekarang malam terakhir.. Sebagai manusia perbanyaklah membaca sholawat.."

Beliau lalu tidur-tiduran disamping musholla sambil memandang khodimnya dengan senyuman yang begitu indah. Sang khodim tentu heran melihat "gelagat" aneh Ra Lilur itu.

Beliau lalu mengganti pakaiannya , padahal beliau sangat jarang mengganti pakaian di malam hari. Beliau kemudian berkata kepada sang khodim :

" saya mau tidur ya.. Saya jangan ditinggal.. Jangan kemana-mana.."

" Tumben panjenengan minta saya untuk tetap disini yai ? Biasanya njenengan kan meminta saya untuk keluar ketika mau tidur ? " tanya khodimnya.

Ra Lilur diam tak menjawab. beliau lalu rebahan, menselonjorkan kedua kakinya, bersedekap, menarik nafas dua kali lalu menghembuskannya. Hembusan nafas yang ternyata adalah yang terakhir dari Sang Waliyyullah.

Malam itu, sekitar pukul 22:00, Selasa 24 Rajab 1439 H. tidak ada yang menyangka bahwa Ra Lilur wafat. Beliau akhirnya benar-benar "tidur" dan meninggalkan dunia untuk selama-selamanya. setelah sepanjang hidupnya beliau telah berjuang untuk menjauhi dan meninggalkan gemerlap dunia dengan hati, prilaku dan fikirannya.

Sebuah akhir yang tidak "mengejutkan" untuk sosok seperti beliau. Akhir yang Begitu indah tanpa rasa sakit seakan beliau memang benar-benar berpamitan untuk tidur dan beristirahat sejenak.

Setahun setelah kepergianmu.. Mudah-mudahan kami masih bisa meniti jejak-jejak luhur yang kau tinggalkan untuk kami disini..kami Hanya berharap, dengan cinta yang setetes ini, pendosa seperti kami kelak masih bisa dipertemukan dan dikumpulkan bersama golongan-mu para kekasih Allah disana.

Sekali lagi, 
Allah Yarhamak Ya Siidi.. Wa Yuqoddis Sirrak..

Diteruskan oleh;
Moch Rokib Gusro

Jumat, 15 November 2019

BABAD TANAH JAWA,Syekh Subakir

BABAD TANAH JAWA,Syekh Subakir

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله 

Syekh Subakir, Babad Tanah Jawa Syekh Subakir, sangat berjasa dalam menumbali tanah Jawa, ”Dalam legenda yang beredar di Pulau Jawa dikisahkan, Sudah beberapa kali utusan dari Negeri Arab, untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya tapi telah gagal secara makro. Disebabkan orang-orang Jawa pada waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Dengan tokoh-tokoh gaibnya masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar P Jawa. Para ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang sangat berat, meskipun berkembang tetapi hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Secara makro dapat dikatakan gagal. Maka diutuslah Syekh Subakir untuk menyebarkan agama Islam dengan membawa batu hitam yang dipasang oleh Syekh Subakir di seantero Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk : Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Syekh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “ Walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syekh Subakir. Kata Jin, “Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”. Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir berasal dari Rum). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir berasal dari Rum, Baghdad). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, mereka diantaranya: 

1.Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara. 
2.Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan. 
3.Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir. 
4.Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko. 
5.Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara. 
6.Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan. 
7.Maulana Hasanudin, dari Palestina. 
8.Maulana Aliyudin, dari Palestina. 
9.Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat. 

Dalam legenda yang beredar di Pulau Jawa dikisahkan, bahwa sudah beberapa kali utusan dari Arab didatangkan untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya, tapi selalu gagal secara makro. Kegagalan itu disebabkan karena orang-orang Jawa pada waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Masyarakat masih senang menyembah barang-barang bertuah dan ruh-ruh yang diyakininya dapat membimbing, memberi ilham dan menolong mereka. Dengan tokoh-tokoh gaibnya, para tokoh masyarakat masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar Pulau Jawa. Para ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang sangat berat. Meskipun berkembang, tetapi hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Artinya, secara makro dapat dikatakan gagal. Karena itu, maka diutuslah Syeh Subakir yang dikenal memang sakti mandraguna. Beliau diutus secara khusus menangani masalah-masalah yang terkait magic dan spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat yang masih demen ilmu-ilmu mistik. Untuk menyebarkan agama Islam, menurut cerita yang berkembang, Syekh Subakir membawa batu hitam yang dipasang di seantero Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk: Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Syeh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “Ya Syekh, walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami dan kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syeh Subakir. Kata Jin, “Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”. Tidak salah bila kemudian, gunung Tidar dikenal dengan Paku Tanah Jawa. Gunung Tidar tak terpisahkan dengan pendidikan militer. Gunung yang dalam legenda dikenal sebagai "Pakunya tanah Jawa" itu terletak di tengah Kota Magelang. Berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut, Gunung Tidar memiliki sejarah dalam perjuangan bangsa. Di Lembah Tidar itulah Akademi Militer sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga berdiri pada 11 November 1957. Di puncak Gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas. Di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah Tugu dengan simbol huruf Sa (dibaca seperti pada kata Solok) dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya. Menurut penuturan juru kunci, itu bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman. Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah. Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar). Berdasarkan penuturan Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau. Jadi, beliau dikenal sebagai wali Allah yang menaklukkan Jin dan Makhluk Halus di Gunung Tidar sehingga para makhluk halus tersebut ‘mengungsi’ ke Pantai Selatan, tempat Nyai Roro Kidul. Setelah berhasil menaklukkan Jin dan Makhluk Halus, Syekh Subakir kembali ke tanah asalnya di Rom (Baghdad). Di petilasan Syekh Subakir ini tersedia mushola kecil dan pendopo. Petilasan Syekh Subakir sebelumnya ditandai dengan adanya kijing yang terbuat dari kayu. Setelah dipugar, kijing tersebut diletakkan di pendopo dan diganti dengan batu fosil yang berasal dari Tulung Agung serta dikelilingi pagar tembok yang berbentuk lingkaran dan tanpa atap. Pada tahap berikutnya, kedudukan Syekh Subakir, Sang Babad Tanah Jawa sebagai salah satu Wali Songo, digantikan oleh Sunan Kalijaga yang banyak disebut-sebut pimpinan para wali di Tanah Jawa karena kekeramatannya yang begitu melegenda. ADA satu kisah menarik dalam petilan “Babad Tanah Jawa”. Meskipun kisah ini merupakan petilan. Namun intisari yang tertanam di dalamnya, ternyata tetap masih aktual di saat ini sekali pun. Ketika itu, datanglah para ulama dari “Sebrang Lautan” (Mesir) ke Tanah Jawa. Tujuan para ulama utusan Sultan Mesir itu adalah untuk menyebarkan agama Islam, yang menurut laporan masih banyak penduduk Jawa yang kafir. Para ulama itu dipimpin seorang Syeh yang bernama Syech Subakir Sebelum Syech Subakir datang, telah beberapa kali ulama pendahulunya menginjakan kakinya di Tanah Jawa. Namun, setiap kali mereka datang, selalu gagal menyebarkan agama Islam. Mengapa? Pertanyaan itulah yang berada di benak Syech Subakir. Dan tidak berapa lama setelah sampai ke Tanah Jawa, Syech asal Persia (Iran) itu berhasil mendapatkan jawaban dari pertanyaannya tersebut. Ternyata, seluruh Tanah Jawa dari ujung Timur sampai ke Barat di jaga oleh bangsa jin yang dipimpin Sabdo Palon. Kegagalan para ulama sebelumnya adalah karena ulah mereka, para jin kafir yang tidak mau masuk Islam dan menentang Islam berkembang di Tanah Jawa. Untungnya, Syech Subakir menguasai ilmu tentang makhluk halus, sehingga dia dan para ulama yang dipimpinnya berhasil mengetahui keberadaan para jin tersebut. Dalam wujud kasarnya, para mahluk halus itu ada yang berujud ombak yang besar yang mampu menenggelamkan kapal berikut penumpangnya. Juga angin puting beliung, dan sebagainya yang mampu memporak- porandakan apa saja yang ada dihadapannya, termasuk menjelma menjadi hewan buas, harimau, ular dan sebangsanya. Perubahan bentuk dan ujud itulah yang selama ini diduga mencelakakan para ulama yang bermaksud menyebarkan Islam di Tanah Jawa. Maka kemudian terjadilah pertempuran yang dasyat antara para jin pimpinan Sabdo Palon dengan pasukan ulama pimpinan Syech Subakir. Konon, pertempuran itu terjadi selama berhasi- hari, tanpa ketahuan siapa yang bakal memenangkannya. Karena melihat situasi yang tidak menguntungkan, maka Sabdo Palon mengajukan usulan gencatan senjata. Syech Subakir yang melihat itu sebuah peluang, menerima ajakan Sabdo Palon. Maka terjadilah kesepakatan antara keduanya. Isi kesepakatan antara lain, Sabdo Palon memberi kesempatan kepada Syech Subakir beserta para ulama untuk menyebarkan Islam di Tanah Jawa, tetapi tidak boleh dengan cara paksaan atau memaksa. Kemudian Sabdo Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di Tanah Jawa—Raja-raja Islam—namun dengan catatan. Para Raja Islam itu silahkan berkuasa, namun jangan sampai meninggalkan adapt istiadat dan budaya yang ada. Silahkan kembangkan ajaran Islam sesuai dengan kitab yang dakuinya, tetapi biarlah adapt dan budaya berkembang sedemikian rupa. Dan yang terpenting, jadi pemimpin janganlah terlalu lurus, namun juga jangan terlampau bengkok. Hal ini sempat dipertanyakan Syech Subakir kepada Sabdo Palon, mengapa seorang pemimpin tidak boleh benar-benar lurus. Dijawab Sabdo Palon, karena pemimpin itu menjadi pimpinan semua orang. Dan orang tidak semuanya lurus, pasti banyak pula yang bengkok. Lha, orang yang bengkok-bengkok itu akan ikut siapa, bila pemimpinnya lurus? Legenda Gunung Tidar Magelang Keberadaan daerah Magelang terbungkus oleh berbagai legenda. Salah satu dongeng yang hidup dikalangan rakyat mengisahkan --sebagaimana dikisahkan M. Bambang Pranowo (2002)-- bahwa pada zaman dahulu kala, ketika Pulau Jawa baru saja diciptakan oleh Sang Maha Pencipta dalam bentuk tanah yang terapung-apung di lautan luas; tanah tersebut senantiasa bergerak kesana kemari. Seorang dewa kemudian diutus turun dari kahyangan untuk memaku tanah tersebut agar berhenti bergerak. Kepala dari paku yang digunakan untuk memaku Pulau Jawa tersebut akhirnya menjadi sebuah gunung yang kemudian dikenal sebagai Gunung Tidar. Gunung yang terletak di pinggir selatan kota Magelang yang kebetulan berada tepat dibagian tengah Pulau Jawa tersebut memang berbentuk kepala paku; karena itu gunung Tidar dikenal luas sebagai “pakuning tanah jawa”. Dongeng lain yang tentunya diciptakan setelah masuknya Islam mengisahkan bahwa pada zaman dahulu daerah ini merupakan kerajaan jin yang diperintah oleh dua raksasa. Syekh Subakir, seorang penyebar agama Islam, datang ke daerah ini untuk berdakwah. Tidak rela atas kedatangan Syekh tersebut terjadilah perkelahian antara raja Jin melawan sang Syekh. Ternyata Raja Jin dapat dikalahkan oleh Syekh Subakir. Raja Jin dan istrinya kemudian melarikan diri ke Laut Selatan bergabung dengan Nyai Rara Kidul yang merajai laut Selatan. Sebelum lari Raja Jin bersumpah akan kembali ke Gunung Tidar kecuali rakyat didaerah ini rela menjadi pengikut Syekh Subakir. Legenda ini sangat melekat bagi masyarakat tradisional Jawa, tidak sekedar di Magelang, tapi juga ke daerah-daerah lain di Jawa, bahkan sampai di Lampung dan mancanegara (Suriname). Hal ini karena telah disebutkan dalam jangka Joyoboyo dan mengalir secara tutur tinular menjadi kepercayaan masyarakat. Apalagi pemerintah kota Magelang menjadikan Tidar sebagai simbol atau maskot daerah dengan menempatkan gunung Tidar yang dilambangkan dengan gambar paku di dalam logo pemerintahan. Di samping itu nama-nama tempat begitu banyak menggunakan nama Tidar, seperti nama Rumah Sakit Umum Daerah, nama perguruan tinggi, nama terminal dll. Yang semuanya menguatkan gunung Tidar menjadi legenda abadi.