Oleh : Mohammad Yasin al Btanangiy al Liqo'iy
Dalam sejarah bangsa, nama Husein Mutahar atau lebih dikenal dengan singkatan H. Mutahar, tercatat sebagai salah satu tokoh besar. Ia bukan hanya penyelamat Bendera Pusaka, tetapi juga komponis yang melahirkan lagu-lagu monumental seperti Syukur dan Hari Merdeka yang sampai kini dinyanyikan setiap upacara. Namun di balik ketokohannya, muncul narasi yang menyebutnya sebagai seorang habib keturunan Ba‘alawi Hadhramaut, Yaman.
Narasi itu berseliweran di internet, bahkan ditulis dalam berbagai artikel populer. Nama lengkap yang sering dikutip adalah: Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Mutahar. Sekilas terdengar meyakinkan, seolah-olah ada garis nasab yang jelas menuju Ba Alawiy.
Namun, jika ditelusuri secara serius, narasi ini ternyata rapuh. Sumber tertua yang mempopulerkan klaim tersebut adalah situs Kabar Makkah, terbit Agustus 2020. Artikel itu menyebut H. Mutahar sebagai habib, bahkan menuliskan silsilahnya. Sayangnya, tidak ada bukti data, dokumen, atau manuskrip nasab yang disertakan. Tidak ada rujukan pada kitab nasab klasik, tidak ada arsip Rabithah Alawiyah, tidak pula dokumen keluarga yang bisa diverifikasi.
Di sinilah letak persoalannya. Sebab dalam tradisi Ba Alawiy, nasab itu sesuatu yang sangat dijaga, terdokumentasi dalam kitab-kitab nasab yang jelas, seperti al-Shajarah al-Alawiyyah. Setiap marga atau keluarga besar biasanya tercatat: al-Haddad, al-Saqqaf, al-Jufri, al-Attas, al-Syihab, dan seterusnya. Nama “al-Mutahar” tidak ditemukan dalam rumpun Ba Alawiy yang terdokumentasi.
Dengan demikian, menyebut H. Mutahar sebagai habib keturunan Ba‘alawi Yaman tidak punya dasar ilmiah yang kuat. Lebih tepat bila beliau dikenang sebagai keturunan Jawa, putra Semarang, yang tumbuh dalam tradisi kebangsaan Indonesia. Ia adalah sosok yang mengabdikan hidupnya untuk bangsa, bukan sekadar mengandalkan klaim keturunan.
BIODATA SINGKAT HUSEIN MUTAHAR:
Nama: Husein Mutahar Lahir: 5 Agustus 1916 di Semarang, Jawa Tengah
Meninggal: 9 Juni 2004 di Jakarta
Profesi: Komponis, tokoh musik
Karya terkenal: Hari Merdeka, Syukur, Dirgahayu Indonesia, Himne Pramuka, Himne Universitas Indonesia
Husein Mutahar turunan pribumi asli Ayahnya bernama Raden mas Ario mutahar lahir di Semarang Jawa Tengah
Beliau masih keturunan bangsawan kesultanan Demak ibunya bernama Raden Ajeng Siti Aminah beliau lahir di Demak beliau masih keturunan Bangsawan Kesultanan Demak
-------------------
Referensi :
1. Buku Biografi Tokoh-Tokoh Nasional Indonesia karya Badan Pembinaan Sejarah Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, cetakan tahun 1986, halaman 245-247.
2. Buku Sejarah Nasional Indonesia karya Sartono Kartodirdjo, cetakan tahun 1991, halaman 567-568.
3. Buku Tokoh-Tokoh Nasional Indonesia karya Ismail Sunny, cetakan tahun 1994, halaman 234-236.
4. Buku Ensiklopedi Tokoh Indonesia karya Ramadhan KH, cetakan tahun 2006, halaman 567-569.
5. Buku Husein Mutahar Pengabdi Bangsa karya Taufiq Abdullah, cetakan tahun 2011, halaman 1-10.
Ironisnya, klaim “habib” yang ditempelkan ke namanya justru berpotensi mengaburkan esensi ketokohan beliau. H. Mutahar tidak pernah dikenal karena gelar nasab, melainkan karena karya. Ia adalah contoh nyata bahwa nasionalisme Indonesia dibangun bukan di atas status darah keturunan, melainkan di atas pengorbanan dan pengabdian nyata.
Maka sudah semestinya kita berhati-hati dalam menerima narasi sejarah. Klaim yang tidak disertai bukti hanya akan mereduksi nilai perjuangan tokoh itu sendiri. H. Mutahar adalah milik bangsa, bukan milik satu garis nasab. Ia adalah putra Indonesia yang kebesarannya lahir dari kerja nyata, bukan dari marga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar