MUTIARA ILMU: MANAJEMEN MASJID

Jumat, 02 Mei 2025

MANAJEMEN MASJID

PENGAJIAN EFEKTIF: MANAJEMEN MASJID




Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA



Selama dakwah di tanah Melayu Kalimantan, saya dibersamai oleh pendiri pondok pesantren Rihlah Dr. KH. Surya Abdillah, M. Pd. I dan dewan guru ustad Ahmad Muhajir melakukan road show dari satu masjid kemasjid lain. Setting pengajiannya, sengaja saya buat senyaman mungkin untuk para jemaah untuk mengeluarkan unek unek mereka yang bersifat dialogis dan literatif yang menggunakan kutub al-Turats agar supaya sistematis dan massif.

Well, sontak saja hal tersebut memantik banyak pertanyaan terutama dari ketua takmir masjid. Salah satu pertanyaan yang dilontarkannya sebagai berikut:


"Mohon maaf, saya ingin menanyakan tentang manajemen masjid kepada kyai, pertama apa boleh saya sebagai takmir menyisakan saldo keuangan masjid?kedua, bagaimana kiat supaya jamaah dimasjid penuh?"tanyanya cukup serius.

"Terima kasih. Hasil investigasi dan observasi selama saya melakukan riset ilmiah di masjid Jogokariyan Yogyakarta beberapa waktu yang lalu. Pertama boleh sepanjang hak hak jamaah dipenuhinya. Kedua, undang menggunakan surat undangan yang bagus agar mereka merasa dihargai sebagai mana temuan saya di masjid jogokarian Yogyakarta." Jawabku diplomatis 

Syahdan, dalam kesempatan itu manajemen masjid yang satu dengan manajemen masjid yang satunya belum tentu cocok untuk diterapkakannya, mengingat segmentasi masyarakatnya ada yang rasionalis dan tradisionalis. Ini penting diperhatikan. Saya mencoba mengilustrasikan statemen dakwah imam Syafi'i saat di Baghdad Iraq dan al-Azhar Mesir berbeda karena geografis dan kulturnya berbeda sehingga populer dengan sebutan qaul qadim dan qaul jadid.

Alhamdulillah, hasil dari riset ilmiah tentang manajemen masjid di Jogokarian DIY sudah berhasil saya tuangkan dalam bentuk buku yang sudah ber-ISBN sehingga bisa menjawab dan memberikan problem solving pada mereka. 

Alaa kulli hal, mengenai  manajemen Masjid,  setiap masjid pasti mempunyai manajemen sendiri dalam mengelola jamaah. Masjid jogokariyan salah satu masjid yang mengelola jamaah nya dengan berorientasi pada pelayanan jamaah. Setiap acara, kegiatan serta program masjid selalu kembali pada kenyamanan jamaah serta kesejahteraan jamaah. Manajemen Masjid Jogokariyan merupakan manajemen masjid modern yang berlandaskan pada nilai-nilai masjid pada zaman Rasulullah SAW yang dimana masjid menjadi jantung pokok kegiatan masyarakat serta bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar. Berikut saya sediakan link download materi manajemen masjid Jogokariyan yang telah kami kompilasi.

Sejarah manajemen Masjid. Ta’mir masjid Jogokaryan bersama para ta’mir lainnya, masuk pada langkah strategis dan praktis. Yaitu dengan konsep Manajemen Masjid- ada di 3 langkah: Pemetaan, Pelayanan, dan Pemberdayaan.

Pada konteks Pemetaan, bisa diartikan, setiap Masjid harus memiliki peta dakwah yang jelas, wilayah kerja yang nyata, dan jama’ah yang terdata. Pendataan yang dilakukan Masjid terhadap jama’ah mencakup potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan, kekuatan dan kelemahan.

Di masjid Jogokariyan, para Ta’mir masjid Jogokaryan, bersama Ustadz HM Jazir ASP, menginisiasi Sensus Masjid. Pendataan tahunan ini menghasilkan Data Base dan Peta Dakwah komprehensif.

Data Base dan Peta Dakwah Jogokariyan tak cuma mencakup nama KK dan warga, pendapatan, pendidikan, dan lainnya, melainkan sampai pada siapa saja yang shalat dan yang belum, yang berjama’ah di Masjid dan yang tidak, yang sudah berqurban dan berzakat di Baitul Maal Masjid Jogokariyan, yang aktif mengikuti kegiatan Masjid atau belum, yang berkemampuan di bidang apa dan bekerja di mana, dan seterusnya. Detail sekali.

Peta Dakwah Jogokaryan memperlihatkan gambar kampung yang rumah-rumahnya berwarna-warni: hijau, hijau muda, kuning, dan seterusnya, hingga merah. Di tiap rumah, ada juga atribut ikonik: Ka’bah (sudah berhaji), Unta (sudah berqurban), Koin (sudah berzakat), Peci, dan lain-lain. Konfigurasi rumah sekampung itu dipakai untuk mengarahkan para Da’i yang cari rumah.

Data potensi Jama’ah dimanfaatkan sebaik-baiknya. Segala kebutuhan Masjid Jogokariyan yang bisa disediakan jama’ah, diorder dari jama’ah. Masjid Jogokariyan juga berkomitmen tidak membuat Unit Usaha agar tak menyakiti jama’ah yang memiliki bisnis serupa. Ukhuwah umat Islam di Jogokaryan dibangun dengan kuat. Tiap pekan, Masjid Jogokariyan menerima ratusan tamu. Konsumsi untuk para tamu, diorderkan secara bergiliran dari jama’ah yang memiliki rumah makan.

Dengan demikian, semoga pengajian yang bersifat dialogis dan literatif ini bermanfaat agar topiknya tidak melulu mengancam ancam dan mengultimatum jamaah dengan siksa api neraka saja tetapi juga bagaimana pengajian itu memberikan solusi terhadap kebuntunan pengelolaan masjid yang mereka alami saat ini.


Salam al-Mihrab Foundation, Kalbar, 3 Mei 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar