MUTIARA ILMU: HIKMAH DIBALIK MUSIBAH: KECELAKAAN SKENARIO TUHAN

Kamis, 08 Mei 2025

HIKMAH DIBALIK MUSIBAH: KECELAKAAN SKENARIO TUHAN





Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA



Beberapa tahun yang lalu, almukarram KH. Abdul Hamid Utsman dalam keterangan kitabnya di masjid menyampaikan,

"Alpalang laa yulanglang,  albujuru laa yutiru."

Artinya, musibah tidak bisa ditolak begitu juga keberhasilan tidak bisa ditiru.

Tadi malam, usai shalat isya seolah ada yang menyuruh saya ambil sepeda motor pergi ke Widuri. Setibanya di area pemakaman Prajekan Lor kondisi gelap gulita karena penerangan jalan mati. Tiba tiba, didepan ada sepeda ontel yang dikendarai bapak Sahramo tanpa ada lampu sedikitpun sehingga membuat saya kaget dan tidak bisa mengendalikan sepeda motor yang saya tumbangi. 

Alla kulli hal, saya terpental ketengan aspal dengan wajah jatuh terlebih dahulu sehingga tak pelak membuat kaca mata yang saya kenakan hancur akibatnya kedua mata saya lebam terkena benturan aspal. Untungnya, tidak ada kendaraan dlbesar dibelakang sehingga tidak begitu fatal. 

Mendapati saya kecelakaan, mengundang warga sekitar menolong termasuk saudara saya Didik langsung mengevakuasi menuju puskesmas terdekat. Sesampainya disana segera ditangani dengan baik bahkan luka robek dipelipis mata sebelah kanan dijahit.

Senyampang itu pihak dokter tidak memperkenankan pulang satu jam setelan dijahit untuk melihat perkembangan dan kondisi tubuh saya apakah gegar otak apa tidak, Alhamdulillah satu setelan itu dokter membolehkan saya pulang namun tiga hari kemudian harus dikontrol. 

Saya tertegun sejenak, apa yang menimpa diri saya sudah grand desain dari Tuhan, bagaimana tidak sebelum kejadian itu seperti ada orang menyuruh saya untuk pergi padahal sudah malam. Kalau bukan skenaro Tuhan tentu hal tragis itu tidak akan pernah terjadi. Badai yang datang pada diri ini, jangan dilawan tapi cukup dibuat kawan agar hati ini menerima takdir ini.

Setiap umat Islam itu diuji oleh Allah SWT untuk mengetahui apakah benar-benar beriman atau sekedar ucapan. Salah satu cara Allah menguji hambanya dengan memberikan musibah padanya. Di bawah ini pengertian musibah dalam Islam.
Allah SWT menguji seseorang untuk melihat kesungguhan hambanya. Surah Al-Ankabut ayat 2-3:

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ ٢

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللّٰهُ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكٰذِبِيْنَ ٣

Artinya: "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman," Sedangkan mereka tidak diuji? Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta."

Pengertian Musibah
Dalam buku Ubah Musibah Jadi Berkah Petunjuk Alquran dan Sunnah dalam Menghadapi Setiap Musibah karya Ustadz Marwini, M.A. M.Si, makna musibah terbagi menjadi tiga yakni menurut bahasa, istilah, dan Al-Qur'an.

1. Makna Musibah Menurut Bahasa. Kata musibah berasal dari kata ashaba (menimpa) atau berasal dari kata shaba-yashibu-shauban-wa mashaban artinya turun, menghujani, atau tertimpa.

Makna musibah secara bahasa mengandung arti semua peristiwa yang terjadi atau menimpa pada manusia baik menyenangkan atau menyedihkan

2. Makna Musibah Menurut Istilah. Musibah secara istilah artinya suatu kejadian yang dapat membawa kerugian atau kejelekan. Imam Al-Qurthubi mengartikan musibah sebagai sesuatu peristiwa yang menyakiti orang beriman.

Maka dari itu, Abu Faraj Ibnu Al-Jauzi berpendapat bila di dunia ini bukan tempat musibah, pasti di dalamnya tidak ada penyakit, dan para nabi atau rasul tidak akan mengalami penderitaan karena dimusuhi, diancam, dan dibunuh.

3. Makna Musibah Menurut Al-Qur'an. Didalam Al-Qur'an kata musibah disebutkan dalam beberapa ayat, seperti surah Al-Baqarah ayat 155-156:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٥

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ١٥٦

Artinya: "Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan "Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn" (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali)."

Ayat di atas menegaskan bahwa semua manusia yang masih hidup, mereka akan selalu dilanda oleh perasaan khawatir dan rasa takut.

Ada yang khawatir tidak dapat pekerjaan, khawatir tidak makan (kelaparan), kehilangan orang-orang tercinta. Semua ini merupakan segelintir cobaan/ujian/musibah yang dialami oleh manusia.

Hikmah di Balik Musibah
Mengutip buku Fiqih Musibah karya Farid Nu`man Hasan, dibalik musibah yang Allah SWT hadirkan kepada hambanya, tersimpan hikmah yang menuju ridha dan kasih sayang-Nya.

1. Diangkat Derajatnya. "Sesungguhnya orang-orang yang shaleh akan diberikan cobaan yang lebih berat kepada mereka, dan sesungguhnya tidaklah menimpa seorang mukmin suatu bencana, meskipun itu hanya berupa duri (yang menusuknya) atau sesuatu yang lebih dari itu, melainkan semua itu akan menjadikan dihapus satu kesalahan dari dirinya, dan diangkat satu derajat (tingkatan) atasnya." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

2. Pembuktian Iman. Banyak manusia yang mengaku beriman kepada Allah SWT, mencinta-Nya, dan mentaati-Nya. Namun, pengakuannya itu hanya sebatas lisannya. Hakikatnya belum teruji, hingga dirinya berhasil melewati ujian yang diberikan, seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Ankabut ayat 2-3 di atas.

3. Tanda Cinta Allah SWT

إِنَّ عِظَمَ الجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ البَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ.

Artinya: "Sesungguhnya, besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan Allah. Namun, barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah." (HR. At-Tirmidzi).

4. Balasan Atas Kejahatan yang Pernah Dilakukan

الظُّلْمُ ثَلَاثَةٌ فَظُلْمُ لَا يَتْرُكُهُ اللَّهُ وَظُلْمُ يُغْفَرُ وَظُلْمٌ لَا يُغْفَرُ فَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي لَا يُغْفَرُ فَالشَّرْكُ لَا يَغْفِرُهُ اللَّهُ وَأَمَّا الظُّلْمُ الَّذِي يُغْفَرُ فَظُلْمُ الْعَبْدِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ رَبِّهِ وَأَمَّا الَّذِي لَا يُتْرَكُ فَقَصُّ اللَّهِ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ

Artinya: "Kezaliman ada tiga. (Pertama), kezaliman yang tidak akan Allah biarkan (maksudnya akan ada pembalasan-pen.). (Kedua), kezaliman yang akan diampuni. (Ketiga), kezaliman yang tidak akan diampuni. Adapun kezaliman yang tidak akan diampuni adalah kesyirikan-Allah tidak akan mengampuninya. Kemudian, kezaliman yang diampuni adalah kezaliman seorang hamba jika dia berbuat kesalahan antara dirinya dan Rabbnya (maksiat). Sementara itu, kezaliman yang tidak akan Allah biarkan adalah kezaliman sesama manusia (Allah SWT akan memberikan balasan setimpal bagi pelakunya)". (HR Ath-Thayalisi).

5. Mendapat Surga bila Sabar dan Ridha

يَقُولُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُونَ الْجَنَّةِ.

Artinya: "Allah berfirman, 'Wahai anak Adam, jika engkau bersabar dan berharap ridha Allah saat mendapatkan hantaman pertama musibah, tidaklah ada pahala yang paling diridhai untukmu, selain surga." (HR. Ibnu Majah).

Itulah pengertian musibah menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Musibah merupakan ujian tanda cinta Allah kepada hambanya, ada juga musibah untuk menghukum orang-orang yang menolak perintah Tuhan. Tapi semua itu, harus dijalani dan diyakini semua itu memang sudah menjadi takdir ilahi.



Salam akal sehat, Prajekan Lor, 8 Mei 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar