MUTIARA ILMU: KIAT LULUS PROGRAM DOKTOR ON TIME

Jumat, 11 April 2025

KIAT LULUS PROGRAM DOKTOR ON TIME




Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA



Beberapa bulan yang lalu tepatnya sebelum bulan suci ramadhan, salah satu rekan kuliah sekalian pengurus takmir masjid Jamik Prof. Dr. Syaikh Ali as-Shabuni, MA pasca sarjana UIN Maliki Malang mas Muhammad Fahmi Arufin, M. Pd menghubungi saya via telfon merasa kebingungan untuk kuliah program doktoral karena ada beberapa kendala baik internal maupun eksternal yang mencoba untuk menghalang halangi. Mendapati itu, dengan tegas saya katakan ikuti prinsip sendiri abaikan celotehan orang lain.

Alhamdulillah, beliaupun mengikuti arahan saya dan kemarin telfon lagi bahwa dirinya sudah kuliah program doktoral jurusan pendidikan dasar di Pascasarjana universitas negeri Yogyakarta (UNY) mau bertemu 

Senyampang posisi di DIY kita janjian di destinasi wisata taman pintar. Tidak berapa lama kemudian, ia dan anak isterinya menemui kami setelah minta alamat share lokasi sebelumnya. Kitapun melampiaskan setelah sekian tahun tidak pernah bertemu. Sambil menikmati hidangan seadanya kita ramah tamah dan ia diskusi dan menanyakan kiat cepat lulus program doktoral on time.

Well, mendapati pertanyaan itu, saya menceritakan pengalaman pribadi saat menyelesaikan program doktoral di Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang ditempuh selama empat tahun lamanya yaitu waktu yang sesuai standarisasi pihak kampus 

Biaunillah, dalam kesempatan itu saya menjawab pertanyaan bagaimana kiat menyelesaikan program doktoral secara ontime salah satunya, himmatu al-'aliyah, obsesi diri, ekspektasi tinggi, komintenen diri dan hal hal lain yang berkaitan percepatan penyelesaian disertasi. 

Alhamdulillah, dengan Maunah dan Inayah Allah SWT saya termasuk mahasiswa program doktoral yang lulus pertama dalam satu angkatan jurusan manajemen pendidikan Islam 

Syahdan, dalam perjalanan mencapai gelar doktoral, tidak sedikit juga teman mahasiswa yang mengalami kesulitan, bahkan gagal. Tujuan kuliah program S3 adalah untuk mendalami proses ilmiah yang benar. Itu sebabnya mahasiswa/i yang lulus S3 harus memiliki framework dan mampu melakukan problem solving yang tepat sasaran.

Alaa kulli hal, tahaddus binni'mah saya menceritakan pengalaman diri saya saat menyelesaikan program doktoral dengan predikat cumlaude pada beliau dengan bebera kiat yang harus dilakukan terutama mereka yang baru semester satu dan dua sekaligus tantanganya 

Pertama persistence. Salah satu tantangan terbesar dalam berkuliah S3 adalah hilangnya motivasi di tengah perkuliahan. Umumnya masalah ini muncul ketika mahasiswa program S3 sudah memasuki tahap pengajuan proposal disertasi. Mengapa demikian? Ini dikarenakan mahasiswa sudah sepenuhnya “berjalan” sendiri tanpa teman kuliah lainnya.

Ketika mahasiswa sudah melewati tahap kuliah teori, maka sudah menjadi tugas mahasiswa untuk mampu mengaplikasikan teori serta pengetahuan yang didapat ke dalam sebuah disertasi mandiri. Bila diibaratkan sebagai olahraga lari marathon, kuliah S3 ini pun membutuhkan stamina dan strategi yang tepat untuk bisa mencapai garis akhir, bukan hanya sekadar mengandalkan kekuatan dan kecepatan.

Selain motivasi, para mahasiswa juga perlu memiliki manajemen waktu yang baik, terlebih mayoritas mahasiswa S3 merupakan individu profesional yang disibukkan dengan pekerjaan serta perkuliahan. Oleh karena itu, harus ada kemauan untuk menyeimbangkan jadwal sehari-hari agar pekerjaan serta disertasi tuntas ditangani.

Satu tips yang begitu penting untuk dilakukan oleh para mahasiswa adalah kebiasaan membaca minimal 1 jurnal ilmiah setiap harinya. Dalam 1 jurnal ilmiah, terkumpul beberapa artikel ilmiah. Tentu akan memakan waktu lama bila harus membaca setiap halaman. Namun, Pak Leonardus mengungkap trik untuk hanya membaca bagian abstrak, latar belakang penelitian, analisis, dan kesimpulan. Tips ini sangat berguna agar para mahasiswa bisa lebih mudah mengumpulkan landasan teori, bahkan mendapatkan ide topik disertasi.

Kedua Perspective. Kesulitan dalam menulis disertasi menjadi batu sandungan utama yang tentunya dialami oleh setiap mahasiswa program S3. Akan tetapi, hal utama yang harus dilakukan adalah menemukan permasalahan di bidang yang Anda geluti. Jangan sampai Anda malah memilih topik disertasi berdasarkan masalah yang kurang Anda pahami atau tidak sesuai dengan bidang yang Anda tekuni. Ini pun menjadi salah satu penyebab mengapa ada mahasiswa program S3 yang gagal lulus.

Kemudian, perspective juga tidak luput dari perlengkapan serta pembekalan yang Anda miliki. Ini meliputi kemampuan IT, statistik, dan bahasa Inggris. Ketika Anda memasuki perkuliahan program S3, Anda berada di tengah circle kaum profesional yang sudah memiliki pengetahuan dan jam terbang yang tinggi. Maka dari itu, solusi yang Anda hadirkan dalam disertasi harus disertai juga dengan hasil analisis yang tidak luput dari IT dan statistik. Bahasa Inggris akan menjadi bahasa pengantar yang sering Anda temui, baik saat mengikuti konferensi internasional atau saat mencari landasan teori.

Terakhir dan sama pentingnya adalah networking. Penting sekali bagi Anda untuk tidak melupakan teman selama mengikuti perkuliahan program S3. Bentuk sinergi dengan teman kuliah Anda, bukan kompetisi sengit. Networking ini berfungsi untuk mempercepat proses pengumpulan data yang dibutuhkan saat menyusun disertasi, seperti misalnya data survei, user group, expert group, atau interview.

Ketiga Practice. Teknik penulisan juga akan menentukan keberhasilan Anda selama kuliah program S3. Meskipun Anda berhasil merumuskan masalah utama yang menarik dan menemukan solusi terbaik untuk masalah ini, disertasi Anda akan dianggap kurang baik apabila informasi-informasi yang terangkum tidak tertulis dengan tata bahasa yang baik.

Selain itu, Anda juga memerlukan kemampuan administrasi yang mumpuni. Administrasi ini meliputi kemampuan Anda dalam membentuk jadwal interview, berkomunikasi dengan pihak sekretariat, dan lain sebagainya. Kembali lagi, penulisan disertasi ini juga melibatkan orang-orang lain, tidak hanya mahasiswa itu sendiri.

Keempat Promotor. Perbedaan mendasar dari disertasi S3 dengan adalah aspek kemandirian penulis. Bagi mahasiswa program S3, promotor dan co-promotor akan lebih “lepas tangan” dalam tahapan penulisan disertasi. Meski demikian, bukan berarti Anda bisa meninggalkan atau mengacuhkan bantuan dari promotor dan co-promotor. Mereka yang akan menilai apakah isu serta topik yang diangkat ke dalam disertasi ini layak atau cukup.

Tips dan trik yang harus dilakukan para mahasiswa program S3 adalah untuk rajin berkomunikasi dengan promotor dan co-promotor. Apabila ada hambatan selama penulisan, ungkapkan kepada pihak promotor untuk mencari jalan keluarnya. Pihak promotor ini juga akan memberikan sudut pandang luar yang sangat dibutuhkan dalam menulis disertasi yang baik.


Salam akal sehat, DIY. 12 April 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar