MUTIARA ILMU: Juli 2024

Rabu, 31 Juli 2024

SOLAWAT NUSANTARA JAYA

Ini Sholawat Nusantara Jaya Raya Karya K.H. Imaduddin Utsman Al Bantani

صلوات نوسانتارا جايا رايا
للشيخ عماد الدين عثمان البنتني

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على سيدنا محمد وخديجة وفاطمة وعلي.

والحسن ثم الحسين طيبا، وعلى سائر اصحابه وسلم

اللهم بارك لنا نوسانترا جايا رايا، واهلك الكاذبين الظالمين

واخرجهم من بيننا صاغرين، 
وخائبين وخاسرين وجاثمين.

بنتن، ١ اغسطس ٢٠٢٤

Sholawat Nusantara Jaya Raya

Karya: K.H. Imaduddin Utsman Al Bantani

Bismillahirrahmanirrahim

Ya Allah, persembahkanlah sholawat dan salam untuk Baginda Nabi Muhammad SAW, Bunda Siti Khodijah,  Sayyidatuna Fatimah, Sayyidina Ali, 

Sayyidina Hasan, Sayyidina Husen yang bergelar Al Thoyyib, dan seluruh sahabat Nabi Muhammad Saw

Ya Allah, berkahilah Untuk kami tanah Nusantara Jaya Raya, dan hancurkanlah para pendusta yang dzalim, 

keluarkanlah mereka dari kami dengan hina-dina, tak mendapat yang mereka inginkan, merugi dan tersungkur di atas tanah.

Banten, 1 Agustus 2024

SEMESTA BERGERAK LURUSKAN SEJARAH PERDABAN ISLAM NUSANTARA


*NASAB PALSU & SYAIR BALADA BA'ALWI*
_(Suara hati Ibu Pertiwi yang tak rela mereka berjalan di atas punggungnya dengan congkak dan sombong)_

Oleh: *El Shabir*
_(Sang Pendekar Syair Bertuah)_ 

*WAHAI BA'ALWI, PULANGLAH KE NEGERI ASALMU*

Baru kemarin rasanya (1948), kau cabik merah putih bangsaku menjadi merah darah karena palu aritmu di Madiun

Baru kemarin rasanya (1958), kau sirami bumi pertiwi dengan darah bangsaku akibat kebengisan Westerling/APRA-mu

Baru kemarin rasanya (1965), luka bangsaku akibat G30S/PKI-mu belum kering, tragedi kemanusiaan yang kau timbulkan masih segar dalam ingatan

Baru kemarin rasanya (1992), kami dikagetkan oleh bunyi dentuman keras yang menghancurkan Borobudur, bangunan yang menjadi salah satu keajaiban dunia, kebanggaan bangsaku

Baru kemarin rasanya 2017, persatuan dan kesatuan bangsaku hampir tercabik-cabik karena ulah dan gerakan subversif 212-mu

Dan... 
Kini, luka bangsa ini semakin dalam saat tahu kalian bukan cucu Nabi, 

Selama ratusan tahun bangsaku kalian dustai

Belum kering luka bangsaku karena dusta dan kebohongan kalian

Kini kalian berulah lagi
Kalian belokkan sejarah bangsa kami

Kalian palsukan nasab datuk dan leluhur kami
Kalian khianati para Muassis NU dengan membelokkan sejarahnya

Kalian perbudak warga NU dengan khurafat dan dongeng yang menyesatkan

Terus kapan bumi pertiwi ini akan menikmati kedamaian selama kalian masih bercokol di tanah air kami, nusantara. 

Pulang... 
Pulanglah kalian 
Ke kampung halaman, negeri asal kalian

Di sana anda lebih dibutuhkan, karena sauadara-saudara kalian hidup dalam kelaparan.. 

Pulanglah... 
Sebelum kami mengusir kalian... 💪💪💪

El Shabir, Sang Pendekar Syair Bertuah.

https://www.facebook.com/share/p/xHxkbq742ZRJtYoa/?mibextid=qi2Omg

Susunan Pertama Dewan Hoofd Bestuur (Pengurus Besar) Nahdlatoel Oelama 1926

Berikut ini adalah susunan pertama dari dewan Hoofd Bestuur (Pengurus Besar) Nahdlatoel Oelama pada tahun 1926 sebagaimana termaktub dalam kitab “al-Qânûn al-Asâsî li Jam’iyyah Nahdlah al-‘Ulamâ”.

Sususan pengurus besar tersebut tertulis pada butir pasal ke-13 dari kitab al-Qânûn al-Asâsî yang terdiri dari 4 (empat) orang ulama sebagai dewan syuriah, 11 (sebelas) orang ulama sebagai a’wan, 5 (orang) dewan anggota mustasyar, dan 15 (lima belas) orang anggota dewan tanfidziyyah. 
Mereka itu adalah:

Rois : Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari (Jombang)

Wakil Rois : KH. Amin b. Abdul Syakur (Surabaya)

Katib : KH. Mas Alwi b. Abdul Aziz (Surabaya)

Naib Katib : KH. Abdul Halim Leuwimunding (Majalengka-Surabaya)

A’wan : KH. Amin (Surabaya)
KH. Ridhwan Abdullah (Surabaya)
KH. Abdullah (Surabaya)
KH. Nahrawi (Surabaya)
KH. Ridhwan (Semarang)
KH. Kholil (Lasem)
KH. Asnawi (Kudus)
KH. Hanbali (Kudus)
KH. Ma’shum Ali (Jombang)
KH. Bishri Syansuri (Jombang)
KH. Amir (Pekalongan)

Mustasyar : Syaikh Muhamad Abdul Alim al-Qadiri al-Shiddiqi (India)
Syaikh Ahmad Ghanayim al-Amir (Mesir)
KH. Abdul Wahhab Hasbullah (Surabaya)
KH. Ma’ruf Kedunglo (Kediri)
KH. Sholeh (Juana)

President : H. Hasan Gipo (Surabaya)
Vice President : H. Ahzab (Surabaya)
Kasir I : H. Ihasan (Surabaya)
Kasir II : H. Abdul Fattah (Surabaya)
Sekretaris I : Muhammad Shodiq (Surabaya)
Sekretaris II : H. Nawawi (Surabaya)
Komisaris : H. Sholeh Syamil (Surabaya)
H. Burhan (Surabaya)
H. Dahlan (Surabaya)
H. Siraj (Surabaya)
H. Abdul Mannan (Surabaya)
H. Ja’far (Surabaya)
H. Abdullah Hakim (Surabaya)
H. Ihsan (Surabaya)
H. Abdul Syakur (Surabaya)

Beberapa nama tokoh di atas, utamanya dewan pengurus syuriah, tentu tidaklah asing bagi telinga para warga NU saat ini, seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Mas Alwi b. Abdul Aziz, KH. Abdul Wahhab Hasbullah, KH. Abdul Halim Leuwimunding, KH. Ridwan Abdullah, KH. Bisri Syansuri, KH. Ma’shum Ali, KH. Kholil Lasem (sekretaris pribadi Syaikh Mahfuzh Tremas), KH. Asnawi Kudus, dan lain-lain.

Namun ada beberapa nama ulama yang bagi saya masih terasa asing dan menarik untuk ditelusuri lebih jauh, seperti 
KH. Amin b. Abdul Syakur Surabaya (apakah beliau anak dari Syaikh Abdul Syakur Surabaya, ulama besar Nusantara yang mengajar di Makkah dan menjadi salah satu guru utama Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari ketika belajar di kota suci itu, sekaligus juga menantu dari Syaikh Muhammad Dimyathi Syathâ, atau ipar dari Syaikh Bakrî Syathâ [pengarang kitab I’ânah al-Thâlibîn]?), 
Syaikh Muhammad Abdul Alim al-Hindi (ulama besar asal India), 
dan juga Syaikh Ahmad Ghanayim al-Amir (dari Mesir, yang menemani KH. Abdul Wahhab Hasbullah pergi ke Makkah dan bertemu dengan Raja Abdul Aziz Âl Saud dalam misi komite Hijaz pada tahun 1928).

Oleh:  Ahmad Ginanjar Sya'ban


Catatan:
Tidak ada satupun Habib Yaman yang masuk dalam kepengurusan tsb.

MENAKAR VALUE BAROKAH DI KALANGAN PESANTREN



Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA


Beberapa tahun yang lalu , ada salah satu santri yang menjadi buronan karena melakukan pesta seks saat kelulusan disekolahnya. Tak ayal, hal itu menggemparkan dunia pesantren yang notabenenya belajar ilmu agama.

Konon santri itu, kabur menuju pulau Dewata Bali sambil mencari mata pencaharian disana. Setelah beberapa tahun lamanya, santri tesebut sowan diam diam pada kyainya agar tidak diketahui pihak berwajib tentu dengan salam tempel yang jumlahnya fantastis terlebih saat kepesantren ia mengendarai roda empat sembari kyai tersebut berbisik pada saya,

"Alhamdulillah, santri saya itu dapat barokah soalnya dulu hanya mengendarai sepeda motor kali ini ia sudah mengendarai roda empat." Bisiknya pada saya.

Naluri keilmuan saya terusik pada waktu itu. Masa iya keberkahan ilmu hanya bisa diukur dengan banyaknya finansial. Pada kesempatan ini, saya ingin menuangkan tulisan tentang barokah sebagaimana yang disampaikan adik kelas saya program Pascasarjana UIN Maliki Malang almarhum KH. Thohir pengasuh pondok pesantren Bata-Bata Madura. Menurutnya, ilmu barokah itu tidak bisa diukur dengan dunia tetapi sejauh mana ia mengamalkan ilmunya dengan tulus ikhlas. Tidak sedikit, usai pulang dari pesantren hidupnya bergelimang harta tapi ujung ujungnya ditangkap KPK. Sebaliknya, ada alumni pesantren mata pencahariannya hanya sebagai buruh tani namun konsisten mengamalkan ilmunya.

Allah  telah membagi kehidupan di antara mereka di dunia ini, kenyataan adanya berkah atau barokah atas sesuatu di dunia ini adalah jelas sekali di dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam Al-Qur’an yang menjelaskan kebenaran adanya berkah, tidak kurang dari 100 ayat terdapat di dalam Al-Qur’an, dan tidak sedikit pula jumlah hadits yang menerangkan tentang berkah.
Allah berfirman dalam surat Al-A’raf, ayat 96:
 
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى أَمَنُوا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ

Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.
 
Allah juga membedakan pemberian kepada para mahkluk-Nya, seperti daya fikir, nalar, rizki dan lain sebagainya agar sebagian dari mereka dapat berguna untuk yang lain dalam melakukan pekerjaan mereka, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Zukhruf, ayat 32:
 
نَحْنُ قَسَمْنَا بَينَهُمْ مَعِيْشَتَهُمْ فِى الْحَيَاِة الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْزِيًّا
 
Artinya: Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat menggunakan sebagian yang lain.
 
Menurut ayat di atas, Allah memberi keistimewaan pada setiap individu/ manusia berupa bisa memberikan unsur berkah, karena diyakini mempunyai keutamaan dan kedekatan dengan Allah SWT. Meskipun demikian, tetap diyakini bahwa mereka tidak dapat menarik manfaat atau menolak madarat kecuali dengan izin Allah.
 
Sebenarnya sangat banyak dalil yang menyatakan adanya berkah, sebagaimana di atas telah dikemukakan bahwa ayat yang berkaitan dengan berkah sebenarnya banyak sekali terdapat dalam Al-Qur’an. Demikian juga tidak sedikit hadis Nabi yang menerangkan tentang adanya berkah. Kalau diteliti lebih dalam, maka hadits yang membincangkan berkah mencapai ratusan seperti: berkah yang terdapat dalam makanan, tempat, benda, ibadah, dan sebagainya.
 
Dalam Al-Qur’an maupun hadits bahwa berkah itu ada. Hal ini hanya dapat dirasakan oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah dan Rasulullah. Berbeda dengan kalangan yang menganut mazhab empirisme (pembuktian secara indrawi), mereka tak akan mampu menemukan esensi dan hakikat berkah.
 
Tetapi anehnya mereka mempercayai penuh adanya vitamin dalam ilmu kedokteran. Mereka percaya bahwa vitamin A terletak dalam tumbuh-tumbuhan yang hijau, vitamin B terletak dalam hati dan susu, vitamin C terletak dalam buah jeruk, sirup, vitamin D terletak dalam minyak ikan dan seterusnya, masing-masing vitamin ini oleh mereka diketahui pula kegunaannya.
 
Artinya, kalangan empiris hanya dapat memberikan jawaban bahwa vitamin itu ada sebab bisa dilihat dari manfaat dan kegunaannya. Contoh lain, keberadaan sinyal ponsel dan udara yang tidak memiliki bentuk tapi keberadaannya bisa dirasakan dan memberikan manfaat bagi keberlangsungan hidup di dunia ini.

Artinya, keberkahan ilmu itu tidak nampak kelihatan tapi bisa ditasakan. Bukan ilmu barokah namanya jika saat ini mencapai puncak kariernya tapi dengan cara menelikung teman dan rekan sejawatnya. Yakinlah, hidupnya akan dihantui rasa ketidaknyamanan dan ketidaktenangan karena sudah berbuat jahat pada orang lain. Nilai keberkahan itu identik dengan ketenangan dan kenyamanan hidup bukan kekayaan dan jabatan hidup.

Salam akal sehat, Prajekan, 31 Juli 2024

Jumat, 26 Juli 2024

BASYIR, PEMUDA GAGAH PRAJEKAN PAHLWAN KORBAN GERBONG MAUT BONDOWOSO.


Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA


Kemarin saya melakukan riset ilmiah dengan menemui bapak Budi Santoso, S. Pd informan inti yang notabenenya putra kedua bapak Basyir Prajekan Kidul korban keganasan penjajah Belanda yang masih hidup. Hasil interview kemarin tentang peristiwa gerbong maut sebagai berikut.

Saat tentara Belanda dikalahkan tentara Jepang, pabrik Gula Prajekan dijadikan markas mereka. Ketika itu, tentara jepang mencari dan merekrut pemuda yang masih muda beliau masuk dikesatuanya untuk dilatih militer tujuannya untuk memerangi tentara Belanda.

Prajekan Kidul ada seorang pemuda yang memenuhi kriteria kesatuan jepang direkrut didalamnya namanya Basyir. Setelah beberapa kali ikut pelatihan, ia dinyatakan lulus dan mendapat tugas sebagai agen intelejen dimana tugas pokok dan fungsi (tupoksi) nya memata-matai gerak gerik pasukan Belanda diatas menara. Disana ia diberi fasilitas komunikasi telfon untuk menghubungi pihak tentara jepang jika ada gerakan yang mencurigainya.

Namun, hal itu tidak seberapa lama karena tentara jepang bertekuk lutut dan menyerah tanpa syarat pada pihak sekutu pada saat terjadinya Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki Jepang. Semenjak tentara jepang kalah dan pulang kenegaranya, tentara sekutu mulai merangsek ke Prajekan melalui pantai pasir putih.

Sedangkan pasukan dari pemuda Indonesia besutan tentara Jepang kembali lagi berbaur ke masyarakat. Tidak begitu lama kemudian, Basyir muda direkrut kedalam jajaran Peta (pembela tanah air). Sejak itu, ia nomaden tinggal lagi dirumahnya Prajekan Kidul melainkan pindah pindah dari satu tempat ke tempat lain sesuai perintah atasan. 

Pada suatu ketika, Basyir muda mendapat tugas perintah dari atasnya untuk mengantarkan sepucuk surat untuk rekan rekan seperjuangannya di daerah Prajekan. Usai mengantarkan surat tersebut, ia mampir terlebih dahulu kerumah orang tuanya untuk sekedar melampiaskan rindunya pada kampung halamannya yang sekian lama ditinggalkannya. Dirumah itu, hanya tinggal seorang perempuan paruh baya sebagai bibinya yang menempati rumahnya sejak kedua orang tuanya meninggal dunia.

Rupanya kedatangan Basyir muda diketahui oleh mata mata Belanda yang kemudian melaporkan keberadaannya pada markas Belanda di Pabrik Gula Prajekan. 

Tentu saja, laporan ini merupakan informasi berharga bagi Belanda. Tak pelak, Belanda meresponnya dengan sigap dan tanggap dengan mengirim beberapa kompi pasukannya menggerebek dan melakukan pagar betis area rumah Basir muda. 

Tentu saja, kedatangan pasukan Belanda tersebut membuat kaget dia dan iapun tidak bisa berkutik dan menyerah pada tentara Belanda.

Ia diseret kemarkas Belanda dimasukkan keruang tahanan bersama pejuang lainnya. Selama dalam tahanan, ia bersama rekan rekan seperjuangannya mengalami siksaan psikis dan fisik diantaranya menurut keterangan informan dari putranya, bapak Budi Santoso yang bersangkutan mengalami siksaan yang sangat mengerikan sekali berupa di strum sehingga tiap hari ia dan rekan seperjuangan menjerit kesakitan.

Tidak lama kemudian, akhirnya Basyir muda dan rekan seperjuangannya dipindah ke penjara Bondowoso. Nasibnya selama disana, tidak lebih baik dengan saat dipenjara Prajekan, konon siksaanya lebih inten dan ganas lagi.

Di penjara Bondowoso, Basyir muda hanya sebentar saja lalu kemudian tentara Belanda memindahkan Basyir muda dan rekan rekannya sejumlah kurang lebih seratus orang dipindah kepenjara Surabaya melalui tiga gerbong kereta api.

Gerbong pertama merupakan gerbong yang bagus karena eksterior dan interior gerbongnya bagus tidak ada celah sedikitpun lubang udara masuk sehingga tahanan digerbong itu diyakini meninggal dunia semua. Giliran gerbong kedua ada celah lubang satu sehingga ada udara masuk kedalam. Konon tahanan yang berada dalam gerbong itu separuh meninggal dunia dan separuh lagi hidup. Dan Basyir muda berada digerbong ini dan termasuk salah satu tahanan yang masih hidup. Sedangkan gerbong ketiga, gerbongnya rusak dimana ada banyak celah lubang sehingga menjadi fentilasi udara. Dengan kondisi gerbong yang rusak itu, kondisi para tahanan bisa bernafas dan menghirup udara dari luar sehingga semua tahan yang berada dalam gerbong ini dinyatakan hidup semua. Peristiwa ini, dikenal dan populer dengan sebutan Peristiwa Gerbong Maut Bondowoso.

Peristiwa Gerbong Maut adalah peristiwa pemindahan 100 pejuang Indonesia yang ditawan Belanda dari Bondowoso ke Surabaya menggunakan tiga gerbong kereta api yang tertutup rapat. Pemindahan ini dilakukan oleh tentara Belanda dengan mengabaikan keselamatan jiwa tawanan perang sehingga 46 pejuang gugur kehabisan udara dan terpanggang dalam gerbong yang sesak. Dalam pertempuran antara pasukan RI dan Belanda semasa Agresi Militer Belanda I, tidak sedikit pejuang republik yang tertangkap. Sebagian tertangkap saat bertempur, sebagian lagi tertangkap karena dikhianati bangsa sendiri yang menjadi antek Belanda. Salah satu penjara yang digunakan untuk menahan pejuang-pejuang yang tertangkap itu adalah penjara Bondowoso.

Pada tanggal 22 November 100, pejuang republik yang ditahan di penjara Bondowoso dipersiapkan untuk dipindahkan ke Surabaya. Keesokan harinya, pada pukul 05.15 para pejuang ini disuruh berbaris di depan penjara Bondowoso dalam empat banjar. Mereka kemudian diperintahkan berjalan ke stasiun kereta api Bondowoso. Sesampainya di sana, 100 pejuang itu dimasukkan ke dalam tiga gerbong barang dengan pembagian sebagai berikut: Gerbong pertama yang terletak paling depan dengan nomor GR.5769 diisi 32 orang pejuang, gerbong kedua dengan nomor GR.4416 diisi 30 orang, dan gerbong ketiga dengan nomor GR.10152 diisi 38 orang. Gerbong-gerbong itu kemudian ditutup rapat dan digembok dari luar oleh pasukan Belanda. Kereta berangkat dari stasiun Bondowoso menuju Surabaya pada pukul 07.30 (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978: 222).

Di sepanjang perjalanan, teriakan minta air terdengar dari dalam ketiga gerbong itu. Gerbong-gerbong itu terbuat dari bahan seng, sehingga menyerap panas siang hari. Ditambah lagi gerbong yang sempit dan diisi berjejal dengan manusia itu tidak memiliki ventilasi yang baik, sehingga oksigen di dalam gerbong menjadi terbatas. Namun demikian, teriakan minta tolong itu tidak digubris oleh pasukan Belanda yang memang tidak peduli dengan keselamatan para pejuang (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978: 223).

Setelah kurang lebih dua belas jam perjalanan, pada pukul 19.15, kereta tiba di stasiun Wonokromo Surabaya. Gembok gerbong tawanan dibuka dan terlihatlah keadaan yang memilukan. Di gerbong pertama, seluruh tawanan ditemukan dalam keadaan hidup namun lemas dan tidak berdaya. Di gerbong kedua keadaan lebih parah dengan delapan orang pejuang gugur. Keadaan paling mengenaskan terjadi di gerbong ketiga, seluruh tawanan ditemukan dalam keaadaan meninggal dalam kondisi kulit seperti terbakar (Lapian 1996: 68-69). Total pejuang yang gugur ada 46 orang. Dalam keadaan yang lemas tawanan yang masih hidup kemudian diperintahkan untuk mengeluarkan rekannya yang meninggal. Setelah itu tawanan yang masih hidup dimasukkan ke kamp Bubutan (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, 1978: 223-224).

Peristiwa ini penting dalam sejarah Indonesia untuk mengingat besarnya jasa para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, peristiwa ini juga menunjukkan betapa dalam perang manusia dapat bertindak dengan kejam. Musuh dapat bertindak di luar perikemanusiaan dan bangsa sendiri pun dapat berkhianat terhadap perjuangan saudara sebangsanya.

Semoga torehan catatan kecil ini, bisa memberi edukasi pada rakyat Indonesia terutama masyarakat Prajekan khususnya tempat tinggal penulis saat ini agar supaya bisa mengambil ibrahnya yang tersirat dalam peristiwa tersebut. Harapannya, tulisan nantinya dapat dituangkan dalam buku alfakir bersama pahlawan lainnya yang asli Prajekan yang bernama Santawi yang mana kuburannya ada dua makam. Satu ada di area makam pahlawan Bondowoso dan satunya berada diarea pemakaman umum Prajekan Lor berdampingan dengan makan bapak mertua saya disana. Ini butuh riset mendalam, makam mana yang betul betul makamnya pahlawan Santawi itu? Ini perlu dijawab dengan ilmiah bukan sekedar polemik cerita rakyat yang bertebaran dari satu telinga ke telinga lainnya sehingga sejarahnya tidak jelas. Mohon doanya, semoga alfakir bisa mengungkap kebenaran itu. Tentu semoga bersama dengan Maunah dan Inayah serta Ridho Allah SWT. Amin.

Prajekan, 25 Juli 2024

Senin, 22 Juli 2024

MENGISLAMKAN JAWA DAN MENJAWAKAN ISLAM

*

📌- Lewat bukunya, ‘Mengislamkan Jawa’, Merle Calvin Ricklefs,  profesor Australian National University (ANU), menyatakan bahwa sejatinya “orang Jawa tak pernah ikhlas menerima Islam”. 

✍️Sebagai orang Jawa,yang mencintai leluhur budaya Jawa - dan memuliakan budaya Jawa yang luhur -  izinkan saya melengkapinya. Bahwa orang Jawa juga tidak ikhlas menerima Kristen,orang Jawa tidak ikhlas menerima Budha,tidak ikhlas menerima Hindu dan lainnya.  Sebab,orang Jawa begitu mencintai budaya kepercayaan leluhur mereka sendiri, yang biasa disebut ‘Kejawen’. 

✍️Karena itu,bisa dikatakan nyaris semua agama yang datang ke Jawa mengalami ‘pen-Jawa-an’ atau ‘Jawanisasi’ -  yang dalam istilah akademis disebut ‘Sinkretisme’.

📌‘Sinkretisme’ adalah suatu proses perpaduan dari beberapa paham-paham atau aliran-aliran agama atau kepercayaan.Pada sinkretisme terjadi proses pencampur-adukkan berbagai unsur aliran atau paham,sehingga hasil yang didapat dalam bentuk abstrak yang berbeda untuk mencari keserasian, keseimbangan.

Semoga Anda pernah mendengar sebutan ‘Islam Jawa’, ‘Kristen Jawa’, ‘Budha Jawa’ dan ‘Hindu Jawa’, yang masing masingnya berbeda dengan ajaran asli di negeri asalnya.Sebab,
👍Islam di tanah Jawa tidak sama dengan Arab. 
👍Hindu di tanah Jawa tidak sama dengan India. 
👍Kristen di tanah Jawa tidak sama dengan Vatikan. 
👍Budha di tanah Jawa juga tidak sama dengan Himalaya dan China.

✍️Budaya Jawa adalah budaya besar.Tidak ada yang masuk ke tanah Jawa tanpa “menjadi Jawa”. 

📌Hanya produk teknologi ‘built up’ saja yang tidak bisa di-Jawa-kan. Misalnya, ‘iPhone Jawa’, ‘Samsung Jawa’ atau ‘Mercy Jawa’. Tapi, kalau Anda jalan jalan ke Jepang dijamin tidak ketemu ‘Toyota Kijang’. Karena ‘Kijang’ khas produk Indonesia, meski mesinnya masih Jepang. Tapi digagas dan dirakit di pulau Jawa.

✍️Ada pameo: “Islam masuk Sumatra - Sumatra menjadi Islam. Islam masuk Kalimantan - Kalimantan menjadi Islam,Islam masuk Sulawesi - Sulawesi menjadi Islam,tapi Islam masuk Jawa,Islam menjadi Jawa.

👍Islam Jawa adalah Islam yang lain.Islam Jawa memuliakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.Tapi juga menghormati,mengakui kekuasaan dan memberikan pengistimewaan pada Nyi Roro Kidul.Penguasa Laut Selatan.Islam yang mengupacarakan Malam Satu Suro dan Grebeg Maulid dengan mengarak tujuh 'gunungan' dari Raja kepada rakyat di sekitar Kraton. 

📌✍️SESUNGGUHNYA,jika Anda sudi merujuk pada sejarah,Jawa tidak membutuhkan Islam.Islam lah yang membutuhkan Jawa.Sebab,untuk apa para penyebar Islam dari negeri Hadratul Maut dan Yunnan - Cina jauh jauh sampai ke pulau Jawa ? Jika tidak membutuhkan Jawa ?

✍️Tanpa Islam,kerajaan di Nusantara hebat-hebat.Justru setelah ada Islam,kerajaan besar di Jawa tak ada sisanya.Kesultanan kesultanan Islam tak pernah bersatu dan dengan mudahnya dipecah belah oleh Belanda,sehingga penjajahan berlangsung ratusan tahun. 

✍️Bukankah umat Islam pun mengakui bahwa hanya dengan cara-cara adaptasi dan pendekatan budaya,Wali Songo bisa mengislamkan Tanah Jawa ? Barangkali,hal itu sesuai dengan peribahasa “ di mana bumi dipijak,di situ langit dijunjung ” ? Atau Sebagaimana kata Julian Pitt-Rivers (1963) dalam esainya tentang sosiologi Mediteranea, “You cannot be a Brahmin in the English countryside”..

✍️Untuk menjawakan Islam,dalam 'Kitab Usulbiyah' yang ditulis Sultan Agung,digambarkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengenakan mahkota emas dari Majapahit.Tak hanya itu,dikatakan bahwa membaca kitab ini setara dengan menggenapi dua dari lima rukun Islam.

✍️Misalnya,dalam Serat Wedhatama ( Kebijakan yang Lebih Agung ),Mangkunegara IV bersyair:

Jika kalian berkeras untuk meniru
teladan Sang Nabi
duhai Putra-putriku,kalian melakukan hal yang mustahil
artinya kalian tak akan bertahan lama
karena kalian ini orang Jawa
sedikit saja sudahlah cukup.

✍️PENENTANGAN terhadap pengislaman Tanah Jawa tidak lekang oleh waktu.Setelah sebagian besar Jawa menganut Islam pun,penentangan tak berhenti. Misalnya,pada 1870-an,para penulis di Kediri meramu berbagai ejekan dan olok-olok mengenai Islam dalam tiga karya sastra, ‘Babad Kedhiri’, ‘Suluk Gatholoco’ dan ‘Serat Darmogandul’.

📌Tiga karya itu adalah karya yang tak jarang sarkastis.Versi lebih lunak yang menginginkan agar orang-orang Jawa tetaplah “ nJawani ”dan tidak berlaku laiknya orang Arab yang dalam sisi lain dipandang menjadi seorang Muslim “kaffah” atau seutuhnya – sebagaimana yang selalu didengungkan oleh para ustad dan ustadzah.

✍️Agama mana pun yang tidak berkembang mengikuti zaman lambat laun akan ditinggalkan. Katolik berkembang mengikuti zaman.Bandingkan pandangan Katolik era Galileo dengan hari ini.

Seberapa banyak yang masih aktif ke gereja di negara-negara yang dulu kuat keKristenannya ? Seberapa "kristen" orang orang Amerika  dan Ingris di hari ini ?

Islam selalu berkembang,ajaran Kejawen juga begitu.Meski secara politis terus mengalami tekanan. Sebagai paham keyakinan dari negeri sendiri,dari Bumi Pertiwi, justru dipinggirkan,dimarjilaisasi oleh agama agama asing dan agama pendatang. 

✍️Sekali lagi,Budaya Jawa adalah budaya besar.Tidak ada yang masuk ke budaya Jawa tanpa menjadi Jawa.

✍️Pada agama Budha yang relatif tidak mengenal konsep ‘Divine’ alias ‘Causa Prima’, konsepsi Budha di Jawa mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Sementara,konsep Hindu tentang Tiga Dewa Utama ( Trimurti ),diadaptasi ke dalam konsepsi Jawa dengan penambahan ‘Sang Hyang Widhi’.

✍️Demikian pula pada saat kedatangan Kristen.Kyai Sadrach, misionaris pribumi yang tergolong sukses melakukan Kristenisasi Jawa melalui sinkretisme.Tidak hanya mencantumkan ‘Kyai’ di depan namanya - Kyai Sadrach – dia juga menggunakan banyak tradisi Jawa dalam menyukseskan agenda misi Kristen-nya.

✍️Sinkretisme budaya Jawa tak hanya dilakukan misionaris pribumi. Conrad Laurens Coolen,misionaris keturunan Rusia-Solo,meraih sukses dalam misi Kristenisasi juga dengan cara yang disebutnya ‘kontekstualisasi’. 

Coolen,misalnya,tak ragu memakai jampi-jampi dan mantera dalam upayanya.

✍️Bahkan Conrad Laurens  Coolen dengan yakin memasukkan unsur kepercayaan dan keyakinan mistik Jawa.Misalnya,karena masyarakat Jawa yang agraris mempercayai Dewi Sri,Coolen melakukan ritual dengan pertama-tama memohon kepada Dewi Sri,diakhiri dengan nama Yesus yang diajarkannya merupakan Dewa yang lebih besar.

✍️DALAM PIDATONYA yang termashur, tokoh Proklamator kita Bung Karno pun menasehatkan : “Jadilah Islam tapi jangan jadi Arab, jadilah Kristen tapi tidak menjadi Yahudi,Jadilah Hindu,tapi bukan India,jadi Budha tapi tidak jadi Himalaya”. 

“Dapatkanlah Api Islam,bukan abunya, “ katanya.Jangan jadi Islam sontoloyo,kata Bung Karno.Bahkan jauh jauh hari,sebelum jadi presiden,Soekarno menulis “ Kini bukan masyarakat Onta,tetapi masyarakat Kapal Udara ”  sebagaimana yang terdokumentasi dalam artikelnya di majalah ‘Panji Islam’ di tahun 1940.

✍️Maka,bagi orang Jawa,jadilah Islam tanpa kehilangan kesadaran dan jati diri sebagai Jawa.Sebab orang Jawa ciptaan Allah SWT juga. Dan Allah tentulah ingin mempertahankan keJawaan orang Jawa dan tidak menjadi orang lain – menjadi keArabAraban,misalnya. 

✍️Bagi orang Jawa,agama adalah pakaian – ‘agomo iku ageming ati’ atau agama itu busana hati  -  jadi memakai pakaian apa pun entah itu Islam,Hindu,Kristen atau Budha tidak masalah untuk orang Jawa. Sebab,sejatinya tubuh mereka tetap Jawa.

✍️Jangan sampai lahir dan besar sebagai orang Jawa,makan dan minum bahkan mati di Tanah Jawa,  namun kehilangan keJawaannya. Almarhum Bapak saya menyebut, “wong Jowo sing wis ilang Jawane”. 

✍️Jadilah orang Jawa yang sesungguhnya. Jangan jadi fotokopi Arab, Palestina atau Himalaya atau Sungai Gangga.Anda lahir di Jawa, besar di Jawa dan Insya Allah mati di Jawa.Kita makan minum dari tanah air pulau Jawa.Sudah seharusnya kita ‘ngrungkebi’ bumi kelahiran kita ini. 

✍️Gusti Allah itu bukan hanya milik orang Arab,Palestina,dan India. Gusti Allah milik orang Jawa juga. 

✍️Identitas dan kekhasan Jawa di seluruh dunia sampai kini pun tetap Jawa  yang Hinduis dan Budhis,sebagaimana tercermin dari icon Borobudur dan Prambanan. Sedangkan Indonesia terkenal dengan tarian Bali,lompat batu di Nias atau Rumah Toraja dan patung Asmat.

Bukan masjid Istiqlal atau Masjid Kubah Emas...

Rahayu..
.
.
.
Adhie Khumaidi

Minggu, 21 Juli 2024

SINGA CIREBON SANG PENDEKAR PILIH TANDING.

JEJAK SEJARAH YANG DILUPAKAN.
 

SINGA CIREBON
SANG PENDEKAR PILIH TANDING. 

BRIGJEN KH ABDULLAH ABBAS BUNTET.

1.Lahir 7 Maret 1922. Meninggal 10 Agustus 2007. Pengasuh ponpes Buntet Astana Japura , Cirebon.

2.Agenda terahir memberikan , penggemblengan, membaiat dan meng ijazahkan aurodul khosh tongkat Ba Tho Ha pada giat Diklatsar Banser BATAM  angkatan Pertama tahun 1998/1999 .
Amalan ba tho ha adalah amalan husus bagi para Banser angkatan lama , faidah menciptakan senjata secara langsung saat di Medan pertempuran untuk bekal ,senjata dan tameng melawan musuh dg senjata moderen.

3.KH ABDULLAH ABBAS Panglima / komandan tertinggi Laskar di mulai dari Kepala staf Batalyon HizbullohSabilillah wilayah Cirebon  raya pada masa perang fisik melawan Belanda.
Aktif di TNI angkatan pertama dengan pangkat Letnan muda sampai  Brigjen TNI AD.Batalyon 315 Resimen 1 Siliwangi.
Beliau berarti aktif sebagai komandan Laskar Hizbullah Sabilillah dan Komandan TNI dari 1940 -1980.

Beliau SBG Dewan khosh era PBNU pimpinan Gus Dur. Beliau juga Alumnus ponpes Tebuireng Jombang asuhan HADROTUSYEKH KH Hasyim Asy'ari.

Beliau ikut serta berperan aktif mengembalikan NU pada khithoh NU 1926.
Beking kuat Gus Dur dalam muktamar NU 26 di Cipasung Jabar shg Gus Dur terpilih kembali jadi Ketum PB NU dan jadi tameng serangan orba pada saat itu.

4.KH ABDULLAH ABBAS BUNTET adalah berjuluk Singa dari Cirebon . Gelar dari Masyayikh NU karena jadi penentu di mulainya Perang fisik arek arek Suroboyo yg di PANDEGANI Bung Tomo ( murid / santri KH Hasyim Asy'ari) Dalam Perang 10 November 1945 ( di jadikan hari pahlawan). Perang Palagan Surabaya melawan pasukan Inggris ( PBB ) di bantu Gurka dan di boncengi Belanda , akan di mulai setelah resolusi jihad tsb menunggu kedatangan KH Abdullah Abbas Buntet sampai ke Surabaya.
KH ABDULLAH ABBAS BUNTET datang sampai kesurabaya berbarengan dengan datangnya Pasukan Kuda Putih di pimpin Syekh KH Mahfudz Somalangu  / komandan Laskar HIZBULLOH Sabilillah wilayah Kedu bagian Selatan/ kebumen  ( Mbah Somalangu kebumen ).

Semoga bermanfaat.

Sabtu, 20 Juli 2024

PEMBANTAIAN HUSEIN CUCU NABI SAW.

😭🌺💐♥️Seri Arbain 14;   Asyuro hingga Arbain Imam Husein as ; Syahid Karbala; Pimpinan Pemuda Ahli Sorga🌺💐♥️😭

Kepala Imam Husein as di arak keliling kota Kufah

Kemudian Ubaidillah bin Ziyad memerintahkan agar kepala suci Al-Husain as. diarak keliling di lorong-lorong kota Kufah.

Apa yang dikatakan oleh orang yang berpikiran sehat saat meratapi korban pembantaian dari keluarga suci Rasulullah saw. ini:

Kepala anak putri Nabi dan washinya
      Di atas tombak menjadi bahan tontonan
Muslimin mendengar dan menyaksikannya
      Tapi, tak ada protes ataupun keluhan
Semoga mata saksikan dirimu jadi buta
      Dan telinga yang mendengar menjadi tuli
Kau buka banyak mata sedang kau terlelap
      Kau tutup mata yang tak sedih atas deritamu
Tak satupun taman kecuali berharap
      Agar kau disana dan menjadi kuburmu

Perawi berkata: Ibnu Ziyad naik ke atas mimbar. Setelah memanjatkan puji syukur ke hadirat-Nya, ia berpidato. 
Di antara isi khotbahnya adalah: 

"Segala puji bagi Allah yang telah menampakkan kebenaran dan orang-orangnya sekaligus memberikan kemenangannya kepada Amirul Mukminin Yazid bin Mu'awiyah dan para pengikutnya dengan membinasakan pendusta putra pendusta."

Belum sempat ia meneruskan kata-katanya, tiba-tiba Abdullah bin 'Afif Al-Azdi -seorang pengikut Ahlul Bait yang setia dan seorang yang zuhud. 

Matanya yang kiri cacat di perang Jamal dan yang satunya lagi di perang Shiffin. 

Pekerjaan sehari-harinya hanya duduk di mesjid agung kota dan sholat di dalamnya hingga malam tiba- bangkit dan berseru, 

"Hai anak Marjanah! Pendusta anak pendusta itu adalah kau dan ayahmu, juga orang yang menempatkanmu di sini berikut ayahnya. 

Hai musuh Allah! Tidak cukupkah kau membunuh anak Nabi sehingga naik ke atas mimbar kaum muslimin dan berbicara seenaknya ?"

Perawi berkata: Ibnu Ziyad naik pitam dan berseru, "Siapa orang yang lancang membuka mulutnya ini ?"

"Akulah yang berbicara tadi, hai musuh Allah," jawabnya. "Apakah setelah membantai keturunan suci Rasulullah saw. yang telah Allah bersihkan dari segala noda dan dosa kau masih mengaku sebagai muslim ?

Oh, di manakah gerangan anak-anak kaum Muhajirin dan Anshar yang akan membalas perbuatanmu dan pemimpinmu si laknat anak orang terlaknat itu ?"

Perawi berkata: Kemarahan Ibnu Ziyad makin memuncak, hingga urat-urat lehernya bertonjolan keluar. 

"Seret ia kemari!", perintahnya dengan galak. 

Para pengawal segera menghampiri dan mengepung dari segala penjuru untuk menangkapnya. 

Para pemuka bani Azd, sepupu-sepupu Abdullah bangkit menyelamatkannya dari tangkapan tentara Ibnu Ziyad lalu mengeluarkannya dari mesjid dan mengantarnya pulang ke rumah.

Dengan geram Ibnu Ziyad berkata, "Cepat pergi ke rumah orang buta ini. -orang buta keluarga Adz ini. Semoga Allah membutakan hatinya seperti membutakan matanya- dan bawa dia kemari!"

Para pengawal segera pergi menuju rumah Abdullah. Bani Azd yang mendengar berita ini bergegas menyusul mereka ke sana bersama beberapa kabilah Yaman untuk menyelamatkan saudara mereka itu.

Berita sampai ke telinga Ubaidillah bin Ziyad. Ia lantas mengumpulkan kabilah bani Mudhar bergabung dengan pasukan Muhammad bin Asy'ats dan memerintahkan mereka untuk membabat habis orang-orang tadi.

Perawi berkata: Kedua belah pihak terlibat pertempuran yang sengit. Beberapa orang jatuh sebagai korbannya.

Pasukan Ibnu Ziyad berhasil maju dan mendesak mereka sampai mendekati rumah Abdullah bin 'Afif. Setelah mendobrak pintu rumah, mereka berhamburan masuk ke dalamnya dan menyerbu tuan rumah.

"Ayah, musuh telah datang seperti yang ku cemaskan," jerit putri Abdullah.

Sang ayah menyahut, "Tenanglah! Tak akan terjadi apa-apa terhadapmu. Ambilkan pedangku!"

Pedang kini berada di tangan Abdullah. Dengan lincahnya ia memainkan pedang dan mempertahankan diri dari serangan musuh sambil berkata, 

"Aku putra orang mulia dan terhormat
      'Afif, ayahku dan aku putra Ummu Amir
Berapapun kalian, berbaju besi atau tidak
      Juga jawara akan lemah saat bertempur"

Putri Abdullah berkata, "Jika saja aku seorang lelaki, akan kuhabisi orang-orang keparat yang telah membunuh keluarga Nabi ini."

Pasukan mengepungnya dari segala arah. Abdullah sibuk membela diri. Tak ada seorangpun yang mampu menaklukkannya. Setiap ada yang datang dari satu arah, sang anak berseru, "Ayah, mereka datang dari arah ini."

Mereka kemudian mengepungnya dan menyerang secara bersamaan. Sang anak yang setia berseru, "Oh malangnya ayahku! Dia kini dikepung dari segala arah tanpa ada yang datang menolongnya."

Mengetahui hal itu, Abdullah memutar-mutarkan pedangnya sambil berkata,
"Aku bersumpah jika kudapat melihat
      Kalian semua akan terdesak olehku"

Perawi berkata: Keadaan ini berlangsung beberapa saat sampai akhirnya mereka berhasil menangkapnya. 

Kemudian Abdullah dibawa menghadap Ubaidillah bin Ziyad. Ketika melihatnya, Ibnu Ziyad berkata, "Puji syukur kepada Allah yang telah menghinakanmu."

"Hai musuh Allah! Dengan apa gerangan Allah menghinakanku seperti yang kau katakan tadi ?", jawab Abdullah bin 'Afif

"Aku bersumpah jika kudapat melihat
      kalian semua akan terdesak olehku"

"Hai Abdullah! Apa pendapatmu mengenai Amirul Mukminin Utsman bin Affan," tanya Ibnu Ziyad.

"Hai budak bani 'Ilaj! Hai putra Marjanah! Apa hubunganmu dengan Utsman, baikkah ia atau jelek, shalehkah ia atau fasik. 

Allahlah yang menangani segala urusan hamba-Nya. Dialah yang menjadi hakim di antara mereka dan Utsman dengan segala keadilan dan kebenaran. 

Lebih baik kau tanyakan kepadaku tentang dirimu, ayahmu, juga Yazid dan ayahnya," jawab Abdullah.

Ibnu Ziyad dengan geram berkata, "Demi Allah, aku tidak akan bertanya apapun lagi kepadamu, sampai kau mati perlahan-lahan."

Abdullah bin 'Afif menjawab, "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ketahuilah! Dulu aku selalu memohon kepada Allah, Tuhanku, agar aku dianugerahi-Nya syahadah, jauh sebelum kau lahir. Aku juga memohon kepada-Nya agar aku mati di tangan orang yang paling terkutuk dan yang paling Dia benci. 

Sewaktu kedua mataku tidak dapat melihat lagi, aku putus asa untuk meraih syahadah. Tapi sekarang, Alhamdulillah, Dia memberiku karunia itu setelah aku putus asa dan menunjukkan kepadaku bahwa doaku telah dikabulkan-Nya."

"Penggal kepalanya!" perintah Ibnu Ziyad. 

Kepala Abdullah bin 'Afif melayang. Lalu badannya disalib di Sabkhah.

Perawi berkata: Ubaidillah bin Ziyad menulis surat kepada Yazid bin Mu'awiyah untuk memberitahunya berita terbunuhnya Al-Husain bin Ali as. dan keadaan keluarga beliau. Surat yang sama juga ia kirimkan kepada 'Amr bin Said bin 'Ash, gubernur Madinah.

'Amr setelah menerima surat kiriman Ibnu Ziyad tersebut, langsung naik ke atas mimbar dan memberitahu penduduk kota Madinah akan apa yang telah terjadi terhadap diri cucu Rasulullah saw. 

Jerit tangis bani Hasyim tak terbendung lagi. 

Acara berkabung dilaksanakan oleh semua. 

Zainab binti Aqil bin Abi Thalib meratapi kematian Al-Husain saw. dan berkata,

"Apa yang kan kalian katakan jika Nabi bertanya
Sebagai akhir umat, apa yang telah kalian lakukan?
Terhadap anak dan keluargaku sepeninggalku
Kalian tawan mereka dan bantai bersimbah darah
Inikah balasan ajakan dan nasehatku 
Dengan perbuatan keji terhadap keluargaku"

Ketika malam tiba, penduduk kota Madinah mendengar suara yang mengatakan:

"Hai para pembunuh Al-Husain dengan kejam
bersiap-siaplah mendapat azab dan balasan
Semua yang di langit menangisinya
Baik nabi, syahid maupun rasul utusan
Terkutuklah kalian lewat lisan putra Daud
Juga Musa dan Isa pembawa injil Tuhan"

Adapun Yazid bin Mu'awiyah, sewaktu surat Ibnu Ziyad sampai ke tangannya, setelah membaca dan mengetahui isinya, segera menulis surat jawaban kepada Ubaidillah dan memerintahkannya untuk segera mengirimkan kepala Al-Husain as. dan para syuhada lainnya bersama dengan para tawanan dan barang peninggalan beliau kepadanya. 

Ibnu Ziyad memanggil Muhaffar bin Tsa'labah Al-'Aidzi dan menyerahkan kepala-kepala suci tersebut bersama para tawanan kepadanya. 

Muhaffar menggelandang mereka sampai ke Syam seperti menggelandang tawanan kafir. 

Wajah para wanita tersebut menjadi tontonan penduduk kota-kota yang mereka lalui.

Ibnu Lahi'ah dan yang lainnya bercerita tentang sesuatu yang kami nukilkan di sini seperlunya saja. Dia berkata:

"Suatu hari aku sedang thawaf di Ka'bah. Tiba-tiba pandanganku jatuh pada seseorang yang sedang berdoa. Dalam doanya tersebut ia berkata, 

"Ya Allah, ampunilah aku! Tapi Engkau tidak mungkin akan mengampuniku."

Kepadanya kukatakan, "Hai hamba Allah, takutlah kepada-Nya dan jangan kau ulangi lagi kata-katamu itu 
Walaupun dosa-dosa yang telah kau lakukan itu seluas negeri ini dan sebanyak daun seluruh pohon yang ada, lalu engkau meminta ampunan dari Allah, Dia pasti akan mengampunimu. Karena Dia Maha Pengampun dan Penyayang."

Ia menoleh kepadaku dan berkata, "Mendekatlah kemari, sehingga aku bisa bercerita kepadamu apa yang terjadi pada diriku."

Aku mendekat. Dia kemudian memulai pembicaraannya dan berkata, "Ketahuilah bahwa aku termasuk salah satu dari lima puluh orang yang membawa kepala Al-Husain as. ke Syam. 

Setiap sore kami beristirahat dan meletakkan kepala tersebut di dalam peti dan asyik menenggak arak mengelilingi peti tersebut. 

Kawan-kawanku asyik minum-minuman sampai malam hari, hingga mabuk. Aku sendiri tidak ikut bergabung dengan mereka.

Ketika malam tiba, aku mendengar suara petir menyambar dan kilat yang menerangi angkasa. 

Tiba-tiba kulihat pintu langit terbuka. Tampaklah Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ishaq, Isma'il dan Nabi kita Muhammad saw. disertai Jibril dan sekelompok malaikat.
Jibril mendekati peti tempat kepala Al-Husain as. berada, lalu mengeluarkan kepala tersebut, mendekap dan menciuminya. 

Para Nabi melakukan hal yang sama. Nabi Muhammad saw. tak kuasa menahan tangisnya menyaksikan kepala cucunya tercinta, Al-Husain as,. yang kini tanpa badan dan terbaring di padang sahara. 

Para Nabi menghibur beliau.
Kepada beliau Jibril berkata, "Wahai Muhammad, Allah memerintahkanku untuk mematuhi semua perintahmu mengenai umatmu ini. 

Jika kau perintahkan, akan kugoncang tempat tinggal mereka dan kujadikan bagian atasnya menjadi bagian bawah sehingga mereka terhimpit di tengah-tengahnya, seperti yang kulakukan terhadap kaum Luth."

Nabi saw. menjawab, "Tidak, wahai Jibril. Mereka akan berhadapan sendiri denganku di depan mahkamah Allah kelak di hari kiamat."

Setelah itu para malaikat mendatangi kami untuk menghabisi kami. 

Aku berteriak, "Ya Rasulullah, tolonglah aku."

Beliau menjawab,"Pergilah! Allah tidak akan mengampunimu

Bersambung .....

Kullu yaumin ‘Asyura, 
wa kullu ardhin Karbala.
Ziarah Asyura

زيارة عاشوراء
قال علقمة: قال الباقر (عَلَيْهِ السَّلَام): وإن استطعت أن تزوره في كل يوم بهذه الزيارة في دارك فافعل فلك ثواب جميع ذلك.

Berkata AlQomah : Bersabda Imam Muhammad Albaqir as. ;”Bila kau sanggup membacanya (Doa Ziarah Asyura) setiap hari dengan doa ziarah ini di rumahmu maka lakukanlah maka engkau akan mendapatkan pahala semua”.

بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
 Bismillahirrohmaanirrohim
Allahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa aali Muhammad
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Assalamu alaika yaa abaa abdillah
Salam atasmu wahai Abu Abdillah
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا بْنَ رَسُولِ اللَّهِ
Assalamu alaika yabna Rosuulillah
Salam bagimu wahai putra Rasulullah
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا خِيَرَةَ اللَّهِ وَابْنَ خِيَرَتِهِ
Assalamu alaika yaa khiyaarotallahi wabna khiyaarotih
Salam atasmu wahai pilihan Allah dan anak pilihan-Nya
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا بْنَ اَميرِ الْمُؤْمِنينَ وَابْنَ سَيِّدِ الْوَصِيّينَ
Assalamu alaika yabna Amirol mukminiin wabna Sayyidil washiyyiin
Salam atasmu wahai putra Amirul Mukminin dan puntra tuan para washi
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَا بْنَ فاطِمَةَ سَيِّدَةِ نِساَّءِ الْعالَمينَ
Assalamu alaika yabna Fathimah Sayyidati nisaa il ‘aalamiin
Salam atasmu wahai putra Fathimah, ratu wanita-wanita seluruh dunia
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا ثارَ اللَّهِ وَابْنَ ثارِهِ
Assalamu alaika yaa tsaarollah wabna tsaarihi
Salam atasmu wahai “darah Allah” dan anak “darah-Nya”
وَالْوِتْرَ الْمَوْتُورَ
dan salam untukmu wahai yang terbunuh dan belum menuntut pembunuhnya
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ وَعَلَى الاَْرْواحِ الَّتى حَلَّتْ بِفِناَّئِكَ
Salam atasmu dan untuk arwah yang berada di sekitarmu
عَلَيْكُمْ مِنّى جَميعاً سَلامُ اللَّهِ اَبَداً
Sampai kapanpun salamku dan seluruh salam Allah untuk kalian
ما بَقيتُ وَبَقِىَ اللَّيْلُ وَالنَّهارُ
sampai kapanpun selama aku masih hidup dan siang malam silih berganti
يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Wahai Abu Abdillah
لَقَدْ عَظُمَتِ الرَّزِيَّةُ
sungguh besar duka ini
وَجَلَّتْ وَعَظُمَتِ الْمُصيبَةُ بِكَ عَلَيْنا
dan berat pula bagi kami musibah yang menimpamu
وَعَلى جَميعِ اَهْل ِالاِْسْلامِ
dan juga bagi seluruh umat Islam
وَجَلَّتْ وَعَظُمَتْ مُصيبَتُكَ فِى السَّمواتِ
Musibahmu ini telah diagungkan di langit
عَلى جَميعِ اَهْلِ السَّمواتِ
dan sangat berat bagi seluruh penghuninya
فَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً
Semoga Allah melaknat umat
اَسَّسَتْ اَساسَ الظُّلْمِ وَالْجَوْرِ عَلَيْكُمْ اَهْلَ الْبَيْتِ
yang telah mempersiapkan kondisi sehingga kalian dizalimi, wahai Ahlul Bait
وَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً دَفَعَتْكُمْ عَنْ مَقامِكُمْ
dan semoga Allah melaknat umat yang telah menghalangi kalian dari kedudukan kalian
وَاَزالَتْكُمْ عَنْ مَراتِبِكُمُ الَّتى رَتَّبَكُمُ اللَّهُ فيها
dan telah melucuti martabat yang telah ditetapkan Allah untuk kalian
  وَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً قَتَلَتْكُمْ
Semoga Allah melaknat umat yang telah membunuh kalian
وَلَعَنَ اللَّهُ الْمُمَهِّدينَ لَهُمْ بِالتَّمْكينِ مِنْ قِتالِكُمْ
dan juga umat yang telah mewujudkan segala sarana bagi terbunuhnya kalian
بَرِئْتُ اِلَى اللَّهِ وَاِلَيْكُمْ مِنْهُمْ
Aku berserah diri padamu dan pada kalian dan berpaling dari mereka
وَمِنْ اَشْياعِهِمْ وَاَتْباعِهِمْ وَاَوْلِياَّئِهِم
begitu pula dari pengikut-pengikut mereka
يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Wahai Abu Abdillah
اِنّى سِلْمٌ لِمَنْ سالَمَكُمْ
sungguh aku berdamai dengan orang yang berdamai dengan kalian
وَحَرْبٌ لِمَنْ حارَبَكُمْ
dan memerangi orang yang memerangi kalian
اِلى يَوْمِ الْقِيامَةِ
sampai hari kiamat nanti
وَلَعَنَ اللَّهُ آلَ زِيادٍ
Semoga Allah melaknat keluarga Ziyad
وَآلَ مَرْوانَ
keluarga Marwan
وَلَعَنَ اللَّهُ بَنى اُمَيَّةَ قاطِبَةً
Semoga Allah melaknat Bani Umayyah seluruhnya
وَلَعَنَ اللَّهُ ابْنَ مَرْجانَةَ
begitu pula Ibnu Marjanah
وَلَعَنَ اللَّهُ عُمَرَ بْنَ سَعْدٍ
Semoga Allah melaknat Umar bin Sa’ad
وَلَعَنَ اللَّهُ شِمْراً
Semoga Allah laknat Syimir
وَلَعَنَ اللَّهُ اُمَّةً اَسْرَجَتْ وَاَلْجَمَتْ وَتَنَقَّبَتْ لِقِتالِكَ
dan semoga Ia melaknat umat yang telah mempersiapkan kuda-kuda mereka untuk bergegas membunuhmu
بِاَبى اَنْتَ وَاُمّى
Sungguh, demi ayah dan ibuku, engkau ini…
لَقَدْ عَظُمَ مُصابى بِكَ
sungguh besar musibah yang kurasa karena engkau ini
فَاَسْئَلُ اللَّهَ الَّذى اَکْرَمَ مَقامَكَ
Maka aku mohon Allah yang telah memuliakanmu dengan kedudukanmu
وَاَکْرَمَنى بِكَ
dan yang telah memuliakanku karenamu
اَنْ يَرْزُقَنى طَلَبَ ثارِكَ
agar menganugerahiku kesempatan menuntut pembunuhmu
مَعَ اِمامٍ مَنْصُورٍ مِنْ اَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
bersama seorang imam yang “tertolong” dari Ahlul Bait Muhammad saw
اَللّهُمَّ اجْعَلْنى عِنْدَكَ وَجيهاً بِالْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ
Ya Allah, jadikanlah aku orang yang terpandang di hadapan-Mu karena Husain as
فِى الدُّنْيا وَالاْخِرَةِ
baik di dunia maupun di akhirat
يا اَبا عَبْدِاللَّهِ اِنّى اَتَقَرَّبُ اِلى اللَّهِ
Wahai Abu Abdillah, sungguh aku mendekatkan diri kepada Allah
وَاِلى رَسُولِهِ وَاِلى اميرِالْمُؤْمِنينَ
dan kepada Rasul-Nya, Amirul Mukminin,
وَ اِلى فاطِمَةَ وَاِلَى الْحَسَنِ
kepada Fathimah, Hasan,
وَاِلَيْكَ بِمُوالاتِكَ
dan juga mendekatkan diri kepadamu dengan menjunjungmu
وَبِالْبَراَّئَةِ مِمَّنْ قاتَلَكَ
dan dengan berpaling dari orang yang telah memusuhimu
وَ نَصَبَ لَكَ الْحَرْبَ
dan memerangi dirimu
وَ بِالْبَرائَةِ مِمَّنْ اَسَّسَ اَساسَ الظُّلْمِ وَالْجَوْرِعَلَيْكُمْ
dan juga berpaling dari orang-orang yang telah menyulut api kezaliman terhadap kalian
  وَاَبْرَءُ اِلَى اللّهِ وَ اِلى رَسُولِهِ
dan aku berpaling kepada Allah dan Rasul-Nya
مِمَّنْ اَسَسَّ اَساسَ ذلِكَ
dari orang-orang yang memulai kezaliman itu
وَبَنى عَلَيْهِ بُنْيانَهُ
menyusun siasat untuk menzalimi kalian
وَجَرى فى ظُلْمِهِ وَجَوْرِهِ عَلَيْكُمْ
lalu menjalankan siasat itu terhadap kalian
وَعلى اَشْياعِكُمْ
dan pengikut-pengikut kalian
بَرِئْتُ اِلَى اللَّهِ وَاِلَيْكُمْ مِنْهُمْ
Aku berpaling kepada Allah dan kalian dari diri mereka
وَاَتَقَرَّبُ اِلَى اللَّهِ ثُمَّ اِلَيْكُمْ
Dan aku mendekatkan diri kepada Allah, kemudian kepada kalian
بِمُوالاتِكُمْ وَمُوالاةِ وَلِيِّكُمْ
dengan cara menjunjung junjungan kalian
وَبِالْبَر آئَةِ مِنْ اَعْداَّئِكُمْ
juga dengan cara berpaling dari musuh-musuh kalian
وَالنّاصِبينَ لَكُمُ الْحَرْبَ
dan orang-orang yang telah menabuh genderang perang melawan kalian
وَبِالْبَر آئَةِ مِنْ اَشْياعِهِمْ وَاَتْباعِهِمْ
juga berpaling dari seluruh pengikut mereka
اِنّى سِلْمٌ لِمَنْ سالَمَكُمْ
Aku damai dengan orang yang berdamai denganmu
وَحَرْبٌ لِمَنْ حارَبَكُمْ
memerangi orang yang memerangi kalian
وَوَلِىُّ لِمَنْ والاکُمْ
menyertai orang yang menjadikan kalian sebagai walinya
وَعَدُوُّ لِمَنْ عاداکُمْ
dan memusuhi orang yang memusuhi kalian
فَاَسْئَلُ اللَّهَ الَّذى اَکْرَمَنى بِمَعْرِفَتِكُمْ
Maka aku memohon kepada Allah yang telah memuliakanku dengan cara mengenal kalian

وَمَعْرِفَةِ اَوْلِياَّئِكُمْ
dan mengenal sahabat-sahabat kalian
وَرَزَقَنِى الْبَراَّئَةَ مِنْ اَعْداَّئِكُمْ
dan mengkaruniai aku keberpalingan dari musuh-musuh kalian
اَنْ يَجْعَلَنى مَعَكُمْ فِى الدُّنْيا وَالاْخِرَةِ
agar menjadikanku selalu bersama kalian di dunia dan di akhirat
وَاَنْ يُثَبِّتَ لى عِنْدَکمْ قَدَمَ صِدْقٍ فِى الدُّنْيا وَالاْخِرَةِ
agar mengkokohkan langkahku bersama kalian di dunia dan di akhirat dengan langkah yang tulus
وَاَسْئَلُهُ اَنْ يُبَلِّغَنِى الْمَقامَ الْمَحْمُودَ لَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ
Aku memohon-Nya agar menyampaikanku di kedudukan yang terpuji bagi kalian di sisi Allah
وَ اَنْ يَرْزُقَنى طَلَبَ ثارى مَعَ اِمامٍ هُدىً
dan mengkaruniaku penuntutan atas darah kalian yang tertumpah bersama sang imam hidayah
ظاهِرٍ ناطِقٍ [بِالْحَقِّ] مِنْكُمْ
dari keturunan kalian yang hadir dan seraya menyerukan kebenaran
وَاَسْئَلُ اللَّهَ بِحَقِّكُمْ وَبِالشَّاْنِ الَّذى لَكُمْ عِنْدَهُ
Aku memohon Allah demi hak kalian dan kemuliaan yang kalian miliki
اَنْ يُعْطِيَنى بِمُصابى بِكُمْ اَفْضَلَ ما يُعْطى مُصاباً بِمُصيبَتِهِ مُصيبَةً ما اَعْظَمَها
agar memberikan aku pahala sebesar-besarnya atas musibah yang telah menimpa kalian, musibah yang begitu dahsyat
وَاَعْظَمَ رَزِيَّتَها فِى الاِْسْلامِ
dan sangat berat dalam Islam
وَفى جَميعِ السَّمواتِ وَالاَْرْضِ
dan juga bagi penduduk langit serta bumi
اَللّهُمَّ اجْعَلْنى فى مَقامى هذا
Ya Allah, jadikanlah aku di kedudukanku ini
مِمَّنْ تَنالُهُ مِنْكَ صَلَواتٌ وَرَحْمَةٌ وَمَغْفِرَةٌ
termasuk orang-orang yang diliputi shalawat, rahmat dan ampunan dari-Mu
اَللّهُمَّ اجْعَلْ مَحْياىَ مَحْيی مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
Ya Allah, jadikanlah hidupku bagai hidup Muhammad dan keluarga Muhammad
وَمَماتى مَماتَ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ
dan kematianku bagai kematian Muhammad dan keluarganya
اَللّهُمَّ اِنَّ هذا يَوْمٌ تَبرَّکَتْ بِهِ بَنُو اُمَيَّةَ
Ya Allah, hari ini adalah hari di mana Bani Umayah sedang berpesta
وَابْنُ آکِلَةِ الَْآکبادِ
dan juga anak-anak “pemakan jantung”
اللَّعينُ ابْنُ اللَّعينِ
yang terlaknat putra terlaknat
عَلى لِسانِكَ وَلِسانِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
oleh lidah-Mu dan lidah nabi-Mu saw
فى کُلِّ مَوْطِنٍ وَمَوْقِفٍ وَقَفَ فيهِ نَبِيُّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
di setiap tempat yang pernah ditempati dan keadaan yang pernah dialami nabi-Mu saw
اَللّهُمَّ الْعَنْ اَبا سُفْيانَ
Ya Allah, laknatlah Abu Sufyan
وَمُعوِيَةَ وَ يَزيدَ بْنَ مُعاوِيَةَ
dan Muawiyah, serta Yazid putra Muawiyah
عَلَيْهِمْ مِنْكَ اللَّعْنَةُ اَبَدَ الاْبِدينَ
Semoga laknat-Mu selalu untuk mereka selama-lamanya
وَهذا يَوْمٌ فَرِحَتْ بِهِ آلُ زِيادٍ وَآلُ مَرْوانَ
Dan ini adalah hari kebahagiaan Keluarga Ziyad dan Keluarga Marwan
بِقَتْلِهِمُ الْحُسَيْنَ صَلَواتُ اللَّهِ عَلَيْهِ
atas terbunuhnya Husain as di tangan mereka
اَللّهُمَّ فَضاعِفْ عَلَيْهِمُ اللَّعْنَ مِنْكَ وَالْعَذابَ الاَْليمَ
Ya Allah, maka tambahkanlah laknat dan adzab pedih bagi mereka semua
اَللّهُمَّ اِنّى اَتَقَرَّبُ اِلَيْكَ فى هذَاالْيَوْمِ وَفى مَوْقِفى هذا
Ya Allah, sungguh aku mendekatkan diri pada-Mu di hari ini, dan di tempatku ini,
وَاَيّامِ حَياتى
dan di setiap hariku,
بِالْبَراَّئَهِ مِنْهُمْ وَاللَّعْنَةِ عَلَيْهِمْ
dengan berpaling dari mereka dan melaknat mereka semua
وَبِالْمُوالاتِ لِنَبِيِّكَ وَآلِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ وَعَلَيْهِمُ اَلسَّلامُ
dan dengan menjunjung nabi-Mu beserta keluarganya saw
Lalu ucapkan 100 kali:
اَللّهُمَّ الْعَنْ اَوَّلَ ظالِمٍ ظَلَمَ حَقَّ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَآخِرَ تابِعٍ لَهُ عَلى ذلِكَ
Ya Allah, laknatlah dari orang pertama kali menzalimi Muhammad dan haknya, hingga orang terakhir yang mengikutinya dalam hal ini
اَللّهُمَّ الْعَنِ الْعِصابَةَ الَّتى جاهَدَتِ الْحُسَيْنَ
Ya Allah, laknatlah kelompok yang telah memerangi Al Husain
وَشايَعَتْ وَبايَعَتْ وَتابَعَتْ عَلى قَتْلِهِ اَللّهُمَّ الْعَنْهُمْ جَميعاً
dan berjanji serta mengikuti mereka dalam memeranginya. Ya Allah, laknatlah mereka semua.
Lalu ucapkanlah 100 kali pula:
اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا عَبْدِ اللَّهِ
Salam bagimu wahai Abu Abdillah
وَعَلَى الاَْرْواحِ الَّتى حَلَّتْ بِفِناَّئِكَ
dan bagi arwah yang ada di sekitarmu
عَلَيْكَ مِنّى سَلامُ اللَّهِ  اَبَداً
bagimu salam Allah dariku selamanya
ما بَقيتُ وَبَقِىَ اللَّيْلُ وَالنَّهارُ
selama siang dan malam tetap silih berganti
وَلا جَعَلَهُ اللَّهُ آخِرَ الْعَهْدِ مِنّى لِزِيارَتِكُمْ
dan semoga Allah tidak menjadikan ini kesempatan terakhir berziarah kepada kalian
اَلسَّلامُ عَلَى الْحُسَيْنِ
Salam bagi Husain
وَعَلى عَلِىِّ بْنِ الْحُسَيْنِ
dan Ali bin Husain
وَعَلى اَوْلادِ الْحُسَيْنِ
dan anak-anak Husain
وَعَلى اَصْحابِ الْحُسَيْنِ
dan sahabat-sahabat Husain
Lalu ucapkanlah:
اَللّهُمَّ خُصَّ اَنْتَ اَوَّلَ ظالِمٍ بِاللَّعْنِ مِنّى
Ya Allah, kumohon laknatlah secara khusus orang pertama yang zalim
وَابْدَاءْ بِهِ اَوَّلاً ثُمَّ الثّانِىَ وَالثّالِثَ وَالرّابِعَ
mulailah darinya, lalu yang kedua, dan ketiga, juga keempat
اَللّهُمَّ الْعَنْ يَزيدَ خامِساً
dan laknatlah Yazid sebagai yang kelima
وَالْعَنْ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ زِيادٍ
dan laknatlah Ubaidillah bin Ziyad
وَابْنَ مَرْجانَةَ وَعُمَرَ بْنَ سَعْدٍ
Ibnu Marjanah, dan Umar bin Sa’ad
وَشِمْراً وَآلَ اَبى سُفْيانَ
Syimir dan keluarga Abu Sufyan
وَآلَ زِيادٍ وَآلَ مَرْوانَ اِلى يَوْمِ الْقِيمَةِ
dan keluarga Ziyad dan keluarga Marwan, hingga hari kiamat
Lalu bersujudlah dan katakan:
اَللّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ حَمْدَ الشّاآِرينَ لَكَ
Ya Allah, segala puji bagi-Mu, pujian layaknya orang-orang yang bersyukur
عَلى مُصابِهِمْ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلى عَظيمِ رَزِيَّتى
atas musibah yang telah menimpa mereka. Segala puji bagi-Mu atas beratnya kesedihanku ini
اَللّهُمَّ ارْزُقْنى شَفاعَةَ الْحُسَيْنِ يَوْمَ الْوُرُودِ
Ya Allah beri aku syafaat Husain di hari kiamat
وَثَبِّتْ لى قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَكَ مَعَ الْحُسَيْنِ
Kokohkan aku dengan langkah yang tulus bersama-Mu dan bersama Husain
وَاَصْحابِ الْحُسَيْنِ
dan sahabat-sahabat Husain
الَّذينَ بَذَلُوا مُهَجَهُمْ دُونَ الْحُسَيْنِ عَلَيْهِ السَّلامُ
yang telah mengorbankan jiwa dan raga untuk beliau.
**************

Mohon Doa!!
Semoga keturunan kita mencontoh keberanian Para Keturunan Ahlul Bayt Nabi saw dan Pecintanya!!