MUTIARA ILMU: November 2024

Senin, 11 November 2024

Mengungkap Kesesatan Ajaran dalam Kitab Manhajus Sawi : ““habib Bodoh” lebih mulia dari 70 ulama atau kiai yang saleh dan berilmu” : Menyelamatkan Pemahaman Umat dari Klaim Keutamaan Nasab yang Tidak Berdasar*

*

https://www.walisongobangkit.com/mengungkap-kesesatan-ajaran-dalam-kitabnya-klan-baalwi-berjudul-manhajus-sawi-habib-bodoh-lebih-mulia-dari-70-ulama-atau-kiai-yang-saleh-dan-berilmu/
________________________________________
Kitab Manhajus Sawi karya Habib Zein bin Smith telah menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Muslim Sunni Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja). Salah satu klaim yang sangat mengundang polemik adalah pernyataan yang menempatkan seorang “habib jahil” lebih mulia dari 70 ulama atau kiai yang saleh dan berilmu. Klaim semacam ini, yang mengutamakan nasab di atas ilmu dan ketaqwaan, jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

*Mengapa Klaim Ini Menyesatkan?*
1. *Islam Mengutamakan Ketaqwaan, Bukan Keturunan* Dalam Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas menyatakan bahwa keutamaan seseorang di sisi-Nya diukur berdasarkan ketaqwaan, bukan nasab. Firman Allah dalam Surat Al-Hujurat (49:13):
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.”
Ayat ini mengajarkan bahwa keturunan atau garis nasab tidak memberikan keistimewaan apapun jika seseorang tidak memiliki ketaqwaan. Oleh karena itu, pandangan yang mengutamakan seseorang hanya karena status nasabnya, bahkan jika dia tidak memiliki ilmu atau ketaqwaan, dibandingkan dengan ajaran Al-Qur'an.
2. *Pernyataan Nabi SAW Tentang Nasab dan Amal* Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“Barang siapa yang amalnya memperlambatnya (untuk masuk surga), nasabnya tidak akan mempercepatnya.”
Hadits ini menegaskan bahwa amal dan ketaqwaan adalah penentu utama kekayaan seseorang, bukan keturunan. Rasulullah SAW, meskipun memiliki keturunan mulia, tidak pernah mengajarkan bahwa nasab itu dapat menutupi kekurangan amal atau menjadikan seseorang lebih mulia tanpa usaha dan ketaqwaan.
3. *Pandangan Ulama Sunni Tentang Keutamaan* Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menekankan pentingnya ilmu dan amal sebagai penentu kedudukan seseorang. Beliau berkata:
"Ilmu adalah pemimpin, dan amal adalah pengikutnya. Tidak ada keutamaan bagi orang yang tidak berilmu dan tidak bertakwa, meskipun ia memiliki nasab yang mulia."
Imam Syafi'i juga mengingatkan umat untuk tidak terpedaya oleh keturunan tanpa amal saleh. Beliau berkata:
“Kemuliaan seseorang itu tergantung pada agamanya, kesempurnaan akalnya, dan keindahan akhlaknya, bukan pada nasabnya.”

*Kritik Terhadap Doktrin dalam Manhajus Sawi*
Klaim dalam Manhajus Sawi yang mengutamakan keturunan dari segi keutamaan adalah bentuk penyimpangan yang bisa melanda umat Islam. Pandangan ini bisa memicu fanatisme nasab dan mengabaikan ajaran Islam yang menekankan keadilan, kesetaraan, dan pentingnya amal saleh.
Bahkan, klaim ini dapat merusak persatuan umat Islam dengan menimbulkan kesan bahwa keturunan Nabi memiliki status yang lebih tinggi terlepas dari keimanan dan amal perbuatan mereka. Ini berbahaya dan dapat memecah belah umat.

*Menjaga Kemurnian Ajaran Islam*
1. *Peran Ulama dalam Meluruskan Pemahaman* Ulama memiliki tanggung jawab besar untuk memahami pemahaman ini. Menurut Imam An-Nawawi, ulama harus tegas dalam menegakkan kebenaran dan menyanggah ajaran yang dapat merusak keimanan umat. An-Nawawi menulis dalam Syarah Shahih Muslim bahwa:
“Setiap Muslim mempunyai tanggung jawab untuk menyeru kepada kebenaran dan mencegah kemungkaran, terutama jika menyangkut akidah dan prinsip dasar Islam.”
2. *Pentingnya Berpegang pada Dalil yang Shahih* Mengutamakan pandangan yang berlandaskan dalil shahih dari Al-Qur'an dan Hadits adalah suatu keharusan. Ulama seperti Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Malik bin Anas selalu berpegang teguh pada prinsip ini. Mengabaikan ajaran ini dan hanya berpegang pada nasab adalah tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam.

*Kesimpulan*
Kitab Manhajus Sawi perlu dikritisi dan dipahami dengan hati-hati, terutama jika mengandung ajaran yang mengutamakan nasab di atas amal dan ketaqwaan. Umat Islam harus selalu berpegang pada prinsip bahwa keutamaan seseorang terletak pada ketaqwaan dan amal saleh, bukan pada keturunan atau garis nasab semata.
Semoga tulisan ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk selalu menilai seseorang berdasarkan ketaqwaan dan amalnya, sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dengan demikian, kita dapat menjaga kemurnian ajaran Islam dan mempererat persatuan umat.

Minggu, 10 November 2024

SELAMAT HARI PAHLAWAN "ORANG TUA PAHLAWANKU"



Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA


Pahlawan itu tidak hanya para pendahulu bangsa yang gugur dimedan perang dalam mengusir para penjajah dari negeri ini, melainkan juga yang kerapkali dilupan pahlawan yang berada didepan pelupuk mata yaitu orang tua kita.

Yang disebut pahlawan bukan saja orang yang berjuang untuk kemerdekaan, akan tetapi siapapun orangnya yang telah berbuat sesuatu untuk orang lain agar hidupnya menjadi bahagia, mereka juga pahlawan.

Ketika orang tua rela melakukan apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya, ketika orang tua bekerja siang malam mencari nafkah untuk anak-anaknya lalu mereka berkata "rambate rata hayo, ringan sama dijinjing berat sama dipikul" dengan mengabaikan rasa berat dan lelah, mereka adalah pahlawan bagi anak-anaknya.
   
Pemberian orang tua kepada anak-anaknya merupakan kebaikan yang tidak bisa terbalaskan, dan dari sekian kebaikan orang tua kepada anak-anaknya, tidak ada yang lebih indah dan lebih berharga melebihi pemberian yang berupa pendidikan akhlak mulia.

Hadits nabi:

قَالَ النَّبِيُّ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ أَفْضَلَ مِنْ أَدَبٍ حَسَنٍ 

Artinya: 
Nabi SAW bersabda: Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik. (HR Tirmidzi dan Hakim)

Selamat hari pahlawan, 10 November 2024

Pesan Syeikh Mulā Ramadhān al-Buthi

Pesan Seorang Ayah

Syeikh Mulā Ramadhān al-Buthi (seorang ulama terkemuka dari Syria) pernah berpesan kepada putranya, yakni Syeikh M. Said Ramadhān al-Buthi. Pesan ini disampaikan pada saat Syeikh M. Said Ramadhān al-Buthi masih remaja (sekitar usia 15 tahun) dan hendak mendaftar di suatu sekolah agama. Akhirnya pesan ini diabadikan oleh Syeikh M. Said Ramadhān al-Buthi dalam kitabnya “Hazhā Wālidy” (hal. 59. Cet. Dar al-Fikr). Berikut isi pesannya:

اعلم يا بني، أني لو عرفت أن الطريق الموصل إلى الله يكمن في كسح القمامة من الطرق، لجعلت منك زبالاً، ولكني نظرت فوجدت أن الطريق الموصل إلى الله هو العلم به وبدينه، لذلك قررت أن أسلك بك هذا الطريق.

Ketahuilah nak! Seandainya aku tahu bahwa jalan menuju ridha Allah Swt adalah dengan cara memungut sampah di jalan, maka aku akan menjadikanmu sebagai tukang sampah. Namun aku berfikir, lalu aku tahu bahwa jalan menuju ridha-Nya adalah dengan mengetahui-Nya dan mengetahui agama-Nya, maka aku mengarahkanmu berada di jalan ini.

Gambar kanan-kiri:
Syeikh Mula Ramadhan al-Buthi & Syeikh M. Said Ramadhan al-Buthi –rahimahumallahu ta’ala-

Sabtu, 09 November 2024

MENGENANG PERJUANGAN 10 NOVEMBER 1945


OLEH : _FAQIH WIRAHADININGRAT_

PERTANYAAN LOGIS DENGAN JAWABAN SEDERHANA

Ada pertanyaan besar. Di manakah posisi Para Habib pada HARI PAHLAWAN pada tanggal 10 Nopember 1945? Apakah mereka ikut berjuang dalam perang dahsyat di Surabaya pada saat itu?

Ataukah justru bersorak gembira, sembari berdoa agar Sekutu menang dan Belanda kembali menjajah Nusantara?

Tidak perlu seorang yang jenius untuk menjawab pertanyaan mudah tersebut. Tidak pula dibutuhkan seorang profesor sejarah demi memahaminya, cukup dengan logika sederhana saja.

Mari kita jawab dengan fakta sejarah :

1. Kaum Ba’alwi didatangkan ke Nusantara demi kepentingan Penjajah Belanda. Mereka 100% naik kapal Belanda, bekerja ikut Belanda, dapat gaji, fasilitas tanah, jabatan dan tentu saja menjadi antek Belanda demi melanggengkan penjajahan atas Bumi Nusantara.
2. Para Habib yang mengaku cucu Nabi padahal aslinya ras Yahudi Khazari, digunakan untuk mengkooptasi Ummat Islam agar tidak bangkit mengobarkan perang besar kembali. Pasca Perang Diponegoro (1825-1830), Belanda nyaris bangkrut. Negerinya sampai terpecah-belah di Eropa, menjadi Belgia, Luxemberg, dan sebagian dicaplok Prusia (Jerman). Belum lagi perang di Aceh yang berkepanjangan, serta di berbagai penjuru Kesultanan Nusantara lainnya. Pada tahun 1832 proyek mendatangkan kaum imigran dari YAMAN, negara paling miskin di Jazirah Arab dimulai. Dengan embel-embel mengaku cucu Nabi mereka diangkat di berbagai wilayah sebagai sosok MUFTI yang memberi fatwa jahat dan biadab. Diantaranya yaitu Mufti Batavia Usman bin Yahya yang mengharamkan pemberontakan pada Belanda. Lalu dia menghukumi sesat pada gerakan Thoriqoh karena perlawanan dari Kaum Sufi inilah yang paling sulit untuk dipadamkan. Dan tentu saja yang paling terkenal adalah ketika dia mendoakan secara menjilat pada Ratu Belanda pada hari ulang tahunnya. Sebagai imbalannya dia dapat gaji besar, fasilitas mewah dan medali penghargaan. Juga yang lainnya, ada Mufti Jawa Timur Ismail bin Abdullah Alatas yang mendoakan agar Belanda menjajah Nusantara untuk selama-lamanya. Ini belum lagi kejahatan mereka di berbagai penjuru, seperti pengkhiatan oleh Habib Abdurrahman Azzahir kepada perlawanan Bangsa Aceh. Atau terpancungnya Demang Leman pemimpin perlawanan Banjar oleh Habib Hamid bin Ali Alaydrus.

3. Kaum Ba'alwi absen di dalam berbagai momen kebangsaan. Baik itu momen Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, atau pada persiapan kemerdekaan baik melalui BPUPKI dan PPKI, apalagi pada hari Proklamasi 17 Agustus 1945. Hingga mereka juga tidak nampak batang hidungnya (yang panjang melengkung khas Yahudi) dalam mendukung Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Fatwa yang monumental dari Hadrotussyaikh Hasyim Asy'ari inilah yang mempertegas kebulatan tekad dari Ummat Islam di dalam mempertahankan kemerdekaan.

4. Akhirnya dampak dari seruan perang suci tersebut, para Kyai Pesantren dan Kaum Santri dengan didukung oleh barisan rakyat dan laskar pejuang melakukan perang puputan pada tanggal 10 Nopember 1945. Yang dihadapi juga tidak main-main. Yaitu pasukan Sekutu, terdiri dari gabungan pasukan Inggris yang membonceng Belanda. Dimana mereka sedang berada di puncak kesombongan akibat kemenangannya pada Perang Dunia II melawan Jerman, Jepang dan Italia. Dan dalam perang habis-habisan tersebut, 100.000 gabungan Laskar Pejuang Nusantara dari berbagai daerah tumplek-blek di Surabaya menghadapi bombardir Inggris dari darat, laut dan udara. Tak terhitung berapa korban jiwa di kedua belah pihak. Dan hingga kini tidak terdengar seorang Ba'alwi tampil ikut berjuang dan gugur di dalam perang tersebut. Lalu kemanakah mereka? Jawabannya adalah mereka NGUMPET DAN NGUNGSI sesuai arahan mantan juragannya Belanda yang membonceng pasukan Sekutu tersebut. Gunanya untuk apa? Tentu saja agar nantinya tetap berguna bila Belanda kembali menancapkan kukunya lagi di Nusantara.

5. Anda tidak percaya? Sekarang jawab pertanyaan berikut. Di Surabaya jumlah mereka sangat banyak. Kebanyakan mereka tinggal di bekas tanah perdikan Sunan Ampel yang kini hampir ludes dikavling Belanda untuk mereka. Lokasi Ampel dekat dengan Jembatan Merah tempat terbunuhnya Brigjend Mallaby, juga tidak terlalu jauh dari pesisir utara tempat membanjirnya kapal-kapal perang sekutu. Bila mereka ikut berjuang dalam peristiwa 10 Nopember, harusnya lokasi yang dekat tersebut membuat mereka mendirikan laskar perlawanan atau ikut mengatur pasukan. Namun nyatanya? NIHIL !!!
Dan bila mereka benar mendukung kemerdekaan, adakah jejak mereka ikut berjuang di dalam Perang Kemerdekaan dalam Agresi Militer 1 dan 2? Adakah mereka ikut di dalam perang fisik tersebut ataupun sekedar menjadi seorang diplomat yang anti penjajahan? Yang ada malah tampil sosok seorang Hamid Algadri yang menjadi ajudan Ratu Belanda dan enak-enakan di Belanda di kala bangsa Indonesia mati-matian mempertahankan kemerdekaan.


DAMPAK PERISTIWA 10 NOPEMBER 1945

Peristiwa yang kini dikenal sebagai Hari Pahlawan tersebut sungguh sangat menggetarkan dunia. Betapa tidak karena ini memberikan dampak beragam :

1. Memberi pukulan keras kepada Inggris dan Sekutu bahwa sebagai pemenang Perang Dunia II ternyata mereka harus mengalami tragedi memalukan di Indonesia. Betapa tidak mereka yang tidak kehilangan seorang Jenderal pun dalam perang dunia, harus kehilangan 2 orang jenderalnya di Surabaya : MALLABY dan SYMONDS.
(https://www.google.com/amp/s/manado.tribunnews.com/amp/2020/11/09/mallaby-dan-guy-loder-symonds-2-jenderal-inggris-yang-gugur-dalam-pertempuran-di-surabaya)

2. Membangkitkan semangat nasionalisme dan perjuangan bagi Bangsa Indonesia. Bahwa sebagai bangsa yang baru merdeka dan mengkonsolidasikan diri, ternyata mampu memberikan perlawanan hebat pada era perang modern. Perang yang heroik ini memang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang besar. Tercatat sekitar 16 ribu tentara Indonesia dan 6 ribu pasukan Sekutu yang tewas. Sementara untuk korban sipil, jatuh korban sekitar 20 ribu nyawa. Mereka dari barisan laskar santri dan rakyat jelata yang harus tewas untuk menjadi bunga abadi bagi Ibu Pertiwi yang akan selalu harum mewangi.

3. Tercatat kehancuran infrastruktur di Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, serta 150 ribu pengungsi yang keluar kota menuju lokasi yang dirasa aman. Penulis yakin diantara 150 ribu orang ini begitu banyak kaum pengecut Ba'alwi yang mengungsi dengan terkencing di celana, sambil berdoa agar perang cepat usai dan kemenangan berada di pihak Belanda. Tujuannya, agar mereka bisa kembali hidup makmur, bergelimang fasilitas, serta menjadi warga kelas elit lagi. Suatu semangat rasisme yang nyata-nyata masih ingin mereka pertahankan di era kemerdekaan hingga kini, dengan arogansi yang berdiri di atas klaim sesat sebagai keturunan nabi.

4. Perlawanan massif di Surabaya, segera menjalar ke seluruh kota di penjuru negeri. Dan perjuangan di Nusantara ini menjadi prototipe atau percontohan bagi semua bangsa di seluruh muka bumi, bagaimana kemerdekaan itu harus direbut dan bukan semata diberi. Kelak Indonesia menjadi pelopor utama di dalam gerakan Asia-Afrika yang membangkitkan dan membidani kemerdekaan di negara-negara terjajah dari kedua benua tersebut.

5. Dengan keberanian dan semangat MERDEKA ATAU MATI yang menjadi semboyan, membuat penjajah harus memutar otak dengan strategi baru. Mereka berlaku licik dengan mengatur ritme dan tarik-ulur perundingan. Dari sini perlahan semangat perlawanan bisa digembosi dan dibuat perpecahan dari dalam. Tercatat di hampir setiap perundingan, kita selalu ‘dikadali’. Sementara itu beberapa kali PKI yang dimotori Muso Al Munawwar melakukan manuver hingga menusuk dari belakang melalui pemberontakan Madiun 1948. Semuanya menguntungkan penjajah. Hingga pada tahun 1949 mutlak hanya tinggal Jogjakarta yang menjadi wilayah Indonesia. Namun atas kehendak Allah dimana tetap meridhoi bangsa ini kembali berdaulat sepenuhnya. Hingga terjadi Serangan Fajar ‘Janur Kuning’ pada 1 Maret 1949. Serangan yang frontal ini dijiwai oleh pertempuran 10 Nopember 1945, dimana membuat mata dunia terbuka bahwa bangsa Indonesia masih ada. Dan akhirnya mampu memaksa Belanda untuk hadir dan berunding pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag. Pada puncaknya kemudian terjadilah penyerahan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949.
(https://esi.kemdikbud.go.id/wiki/Konferensi_Meja_Bundar)


MENYIKAPI KAUM PENGECUT

Dari ulasan sejarah tersebut, makin jelaslah sepak-terjang Klan Habaib Ba'alwi sebagai antek dan jongos penjajah. Dan Kaum Pengecut yang NGUMPET DAN NGUNGSI pada hari Pahlawan tersebut sungguh memang tidak tahu malu. Kini setelah Belanda kabur dan situasi sudah aman, mereka mengaku-ngaku sebagai para pejuang yang paling berjasa bagi kemerdekaan bangsa.

Kaum Pengecut yang licik ini melakukan kejahatan brutal bagi kebangsaan sebagai berikut :

1. Mengklaim sejarah kemerdekaan dimana mereka tidak terlibat di dalamnya. Seperti penentuan hari kemerdekaan, asal-usul bendera merah-putih, lagu kebangsaan, perancang lambang negara Burung Garuda Pancasila, dan lain sebagainya.

2. Mengaku keturunan Pahlawan Nasional dan para leluhur bangsa lainnya.

3. Membuat makam fiktif dan sekaligus memalsukan makam yang asli dari para pembesar Nusantara untuk diakui sebagai datuknya.

Dan kesemua kejahatan bagi kebangsaan tersebut masih banyak lagi bila harus ditambahkan dengan gerakan politik mereka yang jauh dari keluhuran, penuh caci-maki, terindikasi radikalis dan menabrak ideologi bangsa. Dalam gerakan spiritual, atas dasar kebohongan sebagai CUCU NABI mereka membuat fatwa sesat, cerita khurofat dan perilaku bejad. Yang kesemuanya mengalir dalam HOBBY NGIBUL dan PERILAKU CABUL.

Maka yang harus dilakukan adalah :

1. Membangkitkan kesadaran seluruh anak bangsa, lintas etnis, ras dan agama agar melawan KAUM RASIS dan PEMALSU SEJARAH BANGSA ini.

2. Bernarasi tegas dan bertindak jelas bahwa kejahatan ini harus dilawan bila tidak ingin bangsa ini semakin rusak perikehidupannya.

3. Mendesak negara hadir untuk menertibkan semua klaim sebagai keturunan Nabi dengan kaidah yang jelas. Karena dari sinilah segala akar kejahatan Kaum Habaib Ba'alwi memperoleh legitimasinya.

4. Negara dengan segala perangkat yang dimilikinya harus meluruskan sejarah bangsa yang hendak dibelokkan, sekaligus menerapkan payung hukum dan sanksi yang tegas.

5. Negara juga harus melindungi seluruh situs sejarah dan makam leluhur bangsa sebagai cagar budaya. Agar tidak mudah dipalsukan oleh para durjana dan kaum pengecut yang akan menjadi maling dan perampok di Nusantara.

Sebelum tulisan ini diakhiri, marilah kita mengheningkan cipta dan berdoa bagi seluruh Pahlawan Bangsa di segala medan perjuangannya dan di setiap lini masa, semoga mereka diterima di sebaik-baik tempat di sisi Allah SWT. Sekaligus semangat dan ketauladanan mereka dapat selalu menjiwai dan mengalir ke setiap sanubari kita dan para penerus bangsa ini selama-lamanya.
Aamiin.

https://mbahtoyiib.blogspot.com/2024/11/habib-baalwi-kaum-pengecut-di-hari.html

*DIMANA HABIB BA'ALWI,  DI HARI PAHLAWAN*

 "Pengecut hanya mengancam di saat dia aman."
(Johann Wolfgang von Goethe)

Wassalamu'alaikum, Rahayu Nusantaraku !
(Banyumas, 10 Nopember 2024)

Kamis, 07 November 2024

*Mengapa Klaim Terima Kasih ke Penjajah Belanda Harus Dipikirkan Ulang?*

*""Terima Kasih ke Penjajah Belanda dan Pribumi Jadi Antek? Eits, Jangan Lupa Sejarah Kelam dan Konteksnya Gan!!"*
________________________________________


Mukibin kabib gak ada otak, dia bilang kita harus berterima kasih ke Belanda karena "membangun Indonesia," itu pemikiran yang perlu diluruskan, deh. Faktanya, Belanda memang membangun infrastruktur, namun mereka melakukannya bukan untuk kesejahteraan pribumi , melainkan untuk kepentingan kolonial mereka sendiri. Sebagian besar pembangunan itu bertujuan untuk memaksimalkan eksploitasi sumber daya alam dan mengirimkan hasil bumi ke Eropa.

*Jejak Kemajuan Pribumi Sebelum Kolonial*

Sebelum Belanda datang, pribumi sudah mempunyai teknologi dan peradaban yang maju. Contoh?
1. *Kerajaan Majapahit dan Kesultanan Demak* sudah dikenal sebagai peradaban kuat yang memiliki persenjataan teknologi seperti bedil dan meriam . Menurut Dr. Sri Margana , ceramah dari Universitas Gadjah Mada, teknologi senjata seperti itu sudah ada jauh sebelum Belanda datang. Kerajaan-kerajaan Nusantara tidak butuh "bantuan" Belanda untuk berkembang.
2. *Candi Borobudur dan Candi Prambanan* adalah bukti bahwa nenek moyang kita memiliki keahlian arsitektur dan teknologi yang luar biasa. Prof. Dr. Agus Aris Munandar , pakar sejarah dan arkeologi, menyatakan bahwa pembangunan candi-candi tersebut membuktikan tingkat kecerdasan dan teknologi bangsa kita, jauh sebelum kolonialisme.

*Apa yang Sebenarnya Dilakukan Belanda?*
1. *Eksploitasi Ekonomi* : Kebijakan tanam paksa atau Cultuurstelsel di abad ke-19 menyebabkan penderitaan luar biasa. Rakyat menanam tanaman ekspor seperti kopi, teh, dan tebu, dan hasilnya diekspor ke Eropa untuk keuntungan Belanda. Prof.Dr.Anhar Gonggong , sejarawan Indonesia, menjelaskan bahwa sistem ini mengakibatkan kelaparan besar di berbagai daerah.
2. *Penghancuran Budaya* : Belanda meminggirkan bahasa dan budaya lokal, menggantinya dengan sistem pendidikan yang hanya menguntungkan segelintir elit kolonial. Dr. Ratna Surya , pakar antropologi budaya, mencatat bahwa kolonialisme Belanda secara sistematis merusak tatanan sosial dan kearifan lokal.
3. *Merampas Kekayaan Alam* : Hutan-hutan ditebang, tambang-tambang dieksploitasi, dan kekayaan alam Nusantara dikuras habis-habisan membuat memperkaya negeri Belanda.

*Jadi, Kenapa Nggak Perlu Berterima Kasih?*
Kalau ada infrastruktur yang terbangun, seperti rel kereta api atau pelabuhan, itu semua dirancang untuk memudahkan transportasi hasil bumi ke Eropa , bukan untuk memakmurkan pribumi. Dan selama masa kolonial, Indonesia menjadi negara yang penuh penderitaan, bukan kemakmuran.
Jadi gan, jangan sampai kita terjebak pemikiran sempit yang "berterima kasih" kepada penjajah. Yang perlu kita kenang adalah bagaimana leluhur kita berjuang melawan penjajahan , bukan memuji mereka yang menyengsarakan nenek moyang kita.

*Referensi Pakar*
• Prof. Dr. Anhar Gonggong , sejarawan Indonesia, menulis tentang dampak eksploitasi ekonomi oleh Belanda yang memperparah kemiskinan rakyat.
• Sri Margana , Universitas Gadjah Mada, menjelaskan teknologi persenjataan maju yang dimiliki kerajaan-kerajaan Nusantara sebelum Belanda datang.
• Prof. Dr. Agus Aris Munandar , pakar arkeologi, mengulas kehebatan nenek moyang kita dalam membangun candi megah tanpa bantuan kolonial.

*"Pribumi Jadi Antek Belanda? Jangan Lupa Konteks Sejarahnya Bro!"*
________________________________________
*Fakta Sejarah Soal 'Pribumi Jadi Antek Belanda'*
Mukibin Kabib gak ada Otak, memang benar ada pribumi yang jadi pegawai Belanda atau bupati yang bekerja di bawah kolonial. Tapi, kita harus paham konteksnya, nih. Kondisi saat itu bukan soal pilihan bebas atau kesetiaan tulus, tapi lebih ke tekanan dan manipulasi sistem kolonial .
1. *Sistem Kolonial yang Memaksa*
o Belanda menerapkan strategi devide et impera (politik pecah belah) yang membuat pribumi terpecah dan saling berhadapan. Bupati atau pejabat lokal sering dipaksa ikut aturan Belanda, atau mereka dan keluarganya bisa kena ancaman serius.
o Prof. Dr. Anhar Gonggong , sejarawan Indonesia, menegaskan bahwa banyak pejabat pribumi yang bekerja di bawah Belanda bukan karena pengkhianatan, tapi karena keterpaksaan dalam sistem yang dibuat untuk mengendalikan dan memerintahkan rakyat. Mereka juga sering tidak punya pilihan lain untuk bertahan hidup.
2. *Perlawanan dari Dalam*
o Meskipun ada pribumi yang bekerja untuk Belanda, banyak juga yang berjuang melawan dari dalam . Contohnya, mereka secara diam-diam membantu perlawanan rakyat atau menyebarkan informasi penting kepada para pejuang. Nggak semua yang terkesan 'bekerja sama' berarti mendukung penjajah.
o Dr. Ratna Surya , pakar sejarah sosial, mencatat bahwa dalam banyak kasus, kerja sama dengan Belanda adalah bentuk adaptasi sambil tetap menjaga perlawanan. Misalnya, banyak bupati dan pegawai yang mencari cara untuk membantu perlawanan atau meringankan penderitaan rakyat di bawah kekuasaan kolonial.
*Perlu Diingat: Penjajahan Adalah Sistem Penindasan*
Bro, jangan lupa bahwa penjajahan adalah sistem yang melibatkan berbagai bentuk kontrol dan pemaksaan. Kalau ada yang menjadi pegawai Belanda, itu lebih penting karena bertahan hidup di tengah kekejaman sistem kolonial daripada dukungan yang tulus terhadap penjajah. Banyak pribumi yang, meskipun terlihat bekerja sama, tetap memendam rasa tidak suka dan menunggu saat untuk melawan.
*Contoh Perlawanan Pribumi*
• Pangeran Diponegoro adalah contoh nyata perlawanan besar-besaran yang melibatkan rakyat pribumi. Beliau memimpin Perang Jawa (1825-1830) , salah satu perlawanan terbesar melawan Belanda. Itu bukti bahwa semangat perlawanan tidak pernah mati, meskipun banyak yang terpaksa tunduk di permukaan.
• Imam Bonjol dan Perang Padri juga menggambarkan betapa gigihnya perlawanan pribumi melawan Belanda, meski Belanda berusaha menundukkan wilayah Nusantara dengan cara licik.
*Jadi, Jangan Terkecoh*
Jadi bro, kalau kamu melihat ada bupati atau pegawai pribumi di bawah Belanda, ingatlah bahwa itu bagian dari permainan licik Belanda untuk mempertahankan kontrol, bukan karena pribumi setuju sama penjajah. Dan banyak dari mereka yang tetap memiliki jiwa perjuangan, hanya saja caranya yang terpaksa menyesuaikan keadaan.

*( 2226 ) MEMAHAMI KECERDASAN YANG MENYELAMATKAN DIDUNIA DAN AHERAT*

*Thing thong - Thing thong*

*( 2226 )  MEMAHAMI KECERDASAN YANG MENYELAMATKAN DIDUNIA DAN AHERAT*

_*Setiap Orang yang hidup pasti  Allah berikan Anugrah berupa kelebihan namun sekaligus kekurangan*_

*Diantara anugrah itu ialah berupa kecerdasan*
*Banyak macam ke Cerdasan*

 _*Namun kecerdasan yang akan memberikan manfaat dan keselamatan hingga di aherat itu bukanlah orang yang hanya tinggi pendidikan formalnya saja, namun ia tidak dekat dekan Allah Subhanahu Wa Ta 'ala..yang memberikan segala macam ilmu.*_

*ORANG CERDAS*
 _*Juga bukan yang hanya wawasannya  tetapi hatinya sempit, tidak mau menerima nasehat. Bahkan hatinya terhimpit oleh dengki & benci,sombong dan serakah*_

*Orang cerdas* _*bukanlah yang paling pintar secara akademis saja, hingga ia menuhankan akalnya merasa kepintarannya yg bisa menolongnya, menjadikan akal sebagai hakim atas ayat suci dan hadist Nabi*_
_*Orang yang cerdas* _*bukankah orang yg mampu melihat peluang dan memenangkannya lalu mendapat keuntungan dunia sebanyak-banyaknya, namun dengan menghalalkan segala cara.*_

_*TETAPI.. orang yang cerdas adalah mereka yang paling banyak mengingat mati, mereka yang pandai mempersiapkan kehidupan setelah mati. Karena ia sadar dunia adalah sementara sedangkan akhirat adalah selamanya.*_

*Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah:*

_*"Wahai Rasulullah, orang mukmin manakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Orang yang paling baik akhlaknya.”*_
_*Sahabat itu bertanya lagi, “Mukmin manakah yang paling cerdas?”*_
*Rasulullah menjawab,:*
_*"Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling banyak baik persiapannya menghadapi kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang paling cerdas.”*_
*(HR.  : Ibnu Majah)*

*Saudara dan sahabatku*

_*Orang yang mengingat bahwa kematian itu pasti datang setiap saat*_ _*maka dia akan selalu berhati hati dalam berbicara maupun berperilaku*_

_*Apakah perbuatannya akan memberikan manfaat atau sia sia*_
_*Dia akan selalu ingat Semua yang hidup itu akan mati maka dia akan terus berusaha MELATIH DIRI DIATAS KEBENARAN dan MENGHINDARI PERBUATAN YANG DILARANG Oleh Agama*_

*Abdullah bun Mas'ud ra berkata:*
*Rasulullah shalallahu'alaihy wassalam bersbda:*
_*Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan*_
_*dan kebaikan itu membawa kesurga*_
_*dan sesungguhnya seseorang itu membiasakan dirinya berkata benar,hingga tercatat disisi Allah sebagai shiddiq*_
_*Dan sesungguhnya dusta itu membawa kepada lancung, sedang lancung itu membawa keneraka*_
_*Dan sesungguhnya seorang itu suka  berdusta,hingga tercatat disisi Allah sebagai pendusta*_
*(HR : Bukhari & Muslim)*

Semoga semua kita selalu dalam keadaan *Iman, Ikhlas, Sabar, Istiqomah, Sehat, Bahagia dan pandai Bersyukur*
Aamiin

WONG LIYO IKU _DUDU AWAKMU ...... !_*

*Thing thong - Thing thong*

*( 2218 )   PITUTURE  SIMBAH  BIYEN*

*WONG LIYO IKU      _DUDU  AWAKMU ...... !_*

*Wong liyo iku     _ojo mbok anggep podho karo awakmu........ !_*

*Anane  dugo kiro / nyongko / ngarani ( Nudhuh )  marang wong liyo iku  .....    _rak mbok anggep wong liyo iku podho karo awakmu dewe ........._*

*yen awakmu iso dipercaya .....  _mesti awakmu yo gampang percoyo marang wong liyo..._*

*yen awakmu jujur  ...... _mesti awakmu nganggep yen wong liyo iku  yo jujur podho karo awakmu...._*

*yen awakmu seneng Curang / slintutan  ...... _mesti awakmu nganggep yen wong liyo iku yo tumindak Curang / slintutan koyo awakmu...._*

*yen awakmu Seneng slingkuh .......     _mesti awakmu nganggep yen wong liyo iku yo seneng slingkuh koyo awakmu......_*

*yen awakmu seneng ngapusi .......    _mesti awakmu nganggep yen wong liyo iku yo seneng ngapusi koyo awakmu......_*

*kamongko won liyo iku      _Dudu    awakmu ......_*

*mulo wong Liyo iku      _ojo  mbok anggep podho marang Awakmu....._*

*Sejatine yen Awakmu ndugo kiro/nyongko iku ...........     _artine ........ awakmu dewe sek biasa nglakoni kang koyo ngono iku....._*   banjur  wong liyo mbok  pada ake marang awakmu dewe.....

Maka     *jangan terlarut      _berprasangka buruk,  Ghibah,  Fitnah,  Mencela,  Menjelekkan,  rasa Tak Percaya , Menuduh, Mengira-ira buruk, Penuh Kebencian_*

Karena kita tidak tahu Apakah dosa dan kesalahan kita diampuni atau tidak
Kembalilah kepada apa yang telah dituntunkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam . 
*bagaimana kita harus bersikap,  bertindak dan  mengambil langkah tanpa meninggalkan akhlakul karimah*

Semoga semua kita selalu dalam keadaan *Iman, Ikhlas, Sabar, Istiqomah, Sehat, Bahagia dan pandai Bersyukur*
Aamiin

Ubaidillah bin Ahmad Ba'alawi Perspektif ilmu sejarah

*"Apakah Ahli Sejarah Berhak Mengkritisi Ilmu Nasab? Bukti Kejanggalan Ubaidillah bin Ahmad yang Membongkar Klaim Keturunan Ba'alawi"*
Pendekatan dari disiplin sejarah, filologi, dan genetika.
*1. Hubungan antara Ilmu Sejarah dan Ilmu Nasab*
Ilmu sejarah dan ilmu nasab memang memiliki pendekatan yang berbeda-beda, namun keduanya saling berkaitan dalam kajian tentang garis keturunan. Sejarah mengandalkan bukti tertulis, artefak, dan catatan kronologis untuk mengungkap masa lalu. Sementara ilmu nasab fokus pada pencatatan garis keturunan yang valid, menggunakan bukti silsilah dan, dalam era modern, ditunjang oleh analisis genetika.
• *Para ahli sejarah dapat masuk ke ranah ilmu nasab* jika mereka memasukkan keabsahan klaim-klaim nasab dengan mengandalkan catatan-catatan sejarah. Jika suatu silsilah atau tokoh dalam nasab tersebut tidak memiliki bukti sejarah yang mendukung keberadaannya, maka ahli sejarah berhak untuk meragukan atau menyanggah keabsahannya.
• *Sebaliknya, ahli nasab* yang mempelajari silsilah suatu keluarga atau klan juga harus berpedoman pada bukti sejarah. Jika ada klaim bahwa seseorang merupakan keturunan tokoh tertentu, klaim tersebut harus didukung oleh catatan yang dapat dibuat secara historis.
*2. Kejanggalan Tokoh Ubaidillah bin Ahmad*
Tokoh yang sering disebut sebagai Imam Ubaidillah bin Ahmad adalah pusat yang terdapat dalam klaim nasab Ba'alwi. Menurut klaim klan Ba'alwi, Ubaidillah bin Ahmad adalah seorang Imam terkemuka, hidup di abad ke-4 Hijriah, dan konon merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Namun, ada beberapa kejanggalan mendasar yang perlu dijelaskan:
• *Tidak Ada Catatan Sejarah Selama 550 Tahun* : Jika benar Ubaidillah bin Ahmad adalah seorang Imam yang berpengaruh dan keturunan Nabi Muhammad SAW, sangat aneh bahwa selama 550 tahun setelah masa hidupnya, tidak ada satu pun sejarawan yang mencatat tentang keberadaannya. Seorang tokoh yang disebut Imam biasanya dihormati dan dihormati, dengan catatan sejarah yang mencerminkan pengaruhnya. Fakta bahwa tidak ada bukti tertulis selama lebih dari setengah milenium menunjukkan kejanggalan yang serius.
• *Ketiadaan Karya Tulis* : Salah satu indikasi penting bahwa seseorang adalah seorang ulama atau Imam besar adalah keberadaan karya-karya ilmiah atau kontribusi keilmuan yang dapat dilacak. Ubaidillah bin Ahmad, meskipun dianggap sebagai Imam, tidak meninggalkan satu pun karya atau tulisan yang diakui secara historis. Ini adalah kejanggalan yang besar, mengingat ulama besar pada zamannya pasti meninggalkan jejak intelektual.
• *Indikasi Tokoh Fiktif* : Ketidakhadiran bukti-bukti sejarah dan ketiadaan karya tulis menunjukkan bahwa Ubaidillah bin Ahmad lebih menyerupai tokoh fiktif yang dimunculkan untuk mendukung silsilah yang dirancang belakangan. Dalam dunia keilmuan, klaim-klaim nasab yang tidak memiliki bukti sejarah sering kali meragukan kebenarannya.
*3. Pentingnya Pendekatan Ilmiah*
Ilmu sejarah dan ilmu nasab tidak dapat dipisahkan dalam klaim-klaim yang mencakup garis keturunan. Dalam kasus Ubaidillah bin Ahmad, pendekatan ilmiah yang mencakup:
• *Sejarah* : Mengevaluasi keberadaan tokoh-tokoh dalam silsilah dengan catatan sejarah.
• *Filologi* : Mengkaji teks-teks kuno yang berkaitan dengan klaim keturunan, untuk memastikan otentisitasnya.
• *Genetika* : Menggunakan teknologi modern untuk memverifikasi klaim keturunan secara ilmiah.
Ahli sejarah dan ahli nasab bisa bekerja sama untuk memverifikasi atau menyangkal klaim-klaim keturunan. Dalam hal ini, kejanggalan sejarah terkait Ubaidillah bin Ahmad mendukung argumen bahwa klaim Ba'alwi tidak dapat diterima tanpa bukti yang kuat.

*Kesimpulan*
Ahli sejarah berhak mengklaim bahwa Ubaidillah bin Ahmad adalah tokoh yang skeptis karena tidak adanya bukti sejarah yang mendukung klaim tersebut. Tanpa catatan sejarah, jejak intelektual, atau bukti-bukti ilmiah lainnya, klaim klan Ba'alwi harus dibahas dan dipertimbangkan sebagai konstruksi fiktif daripada fakta sejarah.

Rabu, 06 November 2024

*“FAQIH MUQADAM MIR’AJ 70X ITU MAKSUDNYA BAGAIMANA?”*

*”DISKUSI DENGAN MUKIBIN KRONIS KABIB KLAN BA’ALWI DI GRUP WHATSAPP”*  
Tema: *“FAQIH MUQADAM MIR’AJ 70X ITU MAKSUDNYA BAGAIMANA?”*

*JAMAAH A BERTANYA:*
Assalamualaikum warohmatulloohi wabarokaatuh 
Saya mau bertanya Al-Faqir ta'lamu
Kepada para Gus Muhibin atau Kyai Muhibin, atau juga mungkin para Muhibin Tulen, 
Kita mendengar bahwa Faqih Muqoddam ( Dedengkotnya Ba"lawi ) katanya pernah Mi'roj 70 x dalam semalam) 
Yang saya tanyakan adalah Apa yang Dia dapatkan dan apa hasil dari Isro mi'raj 70 X. ) berikan 1 saja hasil dari 70 X bolak balik ke Sidratul Muntaha. 
Coba yang merasa Muhibin di Group ini jelaskan. 
Demikian.


*MUKIBIN KABIB:*
Saya yang orang biasa saja mi'roj tiap hari minimal 5x. Kalau 70 mah bagi kalangan sholihin amat sangat sedikit, karna kabarnya ada yang sampai 100 bahkan 1000x sehari semalam
جاء في شرح الزرقاني على موطأ الإمام مالك، عند قوله -صلى الله عليه وسلم-: .....وخير أعمالكم الصلاة....

(وخير أعمالكم الصلاة): أي إنها أكثر أعمالكم أجرا، فلذا كانت أفضل الأعمال؛ لجمعها العبادات كقراءة وتسبيح وتكبير وتهليل، وإمساك عن كلام البشر، والمفطرات. هي معراج المؤمن، ومقربته إلى الله، فالزموها وأقيموا حدودها. انتهى.  

والله أعلم.


*JAWABAN JAMAAH A KEMBALI BERTANYA:*
Kalau ini jawaban yang pernah diutarakan Muhibin Berat Ba'lawi yaitu  Buya Yahya alias Ustadz Yahya. 
Kalau memang benar itu yang namanya sosok Faqih Muqoddam katanya pimpinan para Wali Muhibin, masa bolak balik 70 x tidak hasil apa apa. Katanya pimpinan Wali, Apakah Istilah Wali ( Tua Ning Gila ) artinya bolak balik Ning Gili Tarim , 70 x . ?


*JAWABAN JAMAAH B:*
Jawaban lo malah muter ke hal lain gan. di sini yang nanya jelas: kalau Faqih Muqoddam katanya Mi'raj 70 kali dalam semalam, apa hasilnya? Apa yang dia dapat dari bolak-balik 70 kali itu? Bukannya malah ngebahas shalat lima waktu atau Mi'raj-nya orang-orang biasa. Shalat memang disebut sebagai "Mi'raj-nya orang mukmin," tapi itu jelas berbeda konteksnya dengan Mi'raj ke Sidratul Muntaha kayak yang disebut Faqih Muqoddam.
Jadi, kalau bener Faqih Mi'raj 70 kali, harusnya ada satu aja hasil konkret yang bisa disebutkan, dong. Kira-kira apa yang dia bawa turun buat umat dari 70 kali naik-turun itu? Kalau tidak ada jawaban yang spesifik, ya orang jadi makin bertanya-tanya

*JAWABAN MUKIBIN KABIB*: Saya yang minimal 5 kali saja banyak mas hasilnya

*JAWABAN JAMAAH B:*
Begini, kawan. Kalau Mi'raj itu sama kayak sholat yang kita lakuin tiap hari, ya hasilnya buat pribadi masing-masing, dapet kedekatan sama Allah SWT. Tapi kalau seorang tokoh besar kayak Faqih Muqoddam diklaim bisa Mi'raj sampai 70 kali dalam semalam dan dianggap karomah, ya pasti orang bertanya-tanya: apa hasilnya buat umat?
Contoh paling jelas ya Rasulullah SAW, yang Mi'raj satu kali aja udah membawa perintah sholat buat seluruh umat Islam. Itu bukti nyata dan manfaatnya bagi semua orang, bukan hanya bagi beliau pribadi. Jadi kalau bener Faqih Muqoddam sampai ke Sidratul Muntaha berkali-kali, pastinya ada sesuatu dong yang bisa dibagi buat umat? Kalau cuma untuk diri sendiri, kok bisa disebut karomah yang luar biasa?

*JAWABAN MUKIBIN BA’ALWI:*  Coba baca  lagi ini:

جاء في شرح الزرقاني على موطأ الإمام مالك، عند قوله -صلى الله عليه وسلم-: .....وخير أعمالكم الصلاة....

(وخير أعمالكم الصلاة): أي إنها أكثر أعمالكم أجرا، فلذا كانت أفضل الأعمال؛ لجمعها العبادات كقراءة وتسبيح وتكبير وتهليل، وإمساك عن كلام البشر، والمفطرات. هي معراج المؤمن، ومقربته إلى الله، فالزموها وأقيموا حدودها. انتهى.  

والله أعلم.

*JAWABAN JAMAAH B:*
Oke, gue ngerti maksud lo mau ngejelasin kalau sholat itu "Mi'raj-nya orang mukmin," dan jelas sholat punya nilai besar buat mendekatkan diri kita kepada Allah. Tapi masalahnya, yang ditanya tentang bukan keutamaan sholat secara umum.
melanjutkan pertanyaan diatas mengenai hal spesifik soal klaim Mi'raj Faqih Muqoddam yang katanya 70 kali dalam semalam ke Sidratul Muntaha. Kalau Mi'raj itu dianggap karomah dan kejadian luar biasa, pasti ada sesuatu yang berbeda dari Mi'raj biasa, dong. Apalagi kalau sampe ditulis di kitab dan jadi cerita turun-temurun.
Jadi yang jadi tanda tanya tuh begini: kalau Rasulullah SAW Mi'raj dengan hasil membawa perintah sholat buat umat, kira-kira Faqih Muqoddam bawa apa buat umat dari 70 kali bolak-baliknya? Kalau cuma kayak sholat harian, ya itu kan buat kepentingan pribadi, bukan sesuatu yang perlu diceritakan sebagai karomah khusus.

*JAWABAN JAMAAH C :*
Saya memahami sysrah azzarqoni tsb, bahwa sholat adalah amaliyah terbaik sehingga sholat bisa menjadi tangga (معراج) atau media bagi mu'min utk fokus tawajjuh (bersifat spiritual) kepada Allah, sehingga dgn sholat itu mu'min lebih mendekatkan dirinya kepada Allah. 
Mi'raj disitu bukan mi'raj seperti Nabi bersama Buroq ke sidratul muntaha atau mirojnya faqih muqoddam ke sidratul muntaha bersama keledainya tapi menjadikan sholat sbg media alat mendekatkan diri kepada Allah
Ini yg logis menurut saya.
Wallahu a'lam..
معراج المؤمن
Kalau saya blm level mu'min... Jadi blm bisa mi'raj

*JAWABAN JAMAAH D :*
Itu sih miraj maksudnya sholat, jika sampai maqomnya mk ruhnya bisa miraj ke atasnya sidratul muntaha.
Kalo faqih muqoddam dlm kitab internal baklawi dijelaskan dia miraj 70c beserta raganya, jadi itu jelas bermaksud menyamai Nabi SAW.. bahkan melampaui dgn jumlah 70x.. sedang data Nabi SAW miraj+ raga 1x saja


*JAWABAN MUKIBIN KABIB:* Inimah wali songo juga bisa 🤣🤣, Kalau ada yang bilang walisongo gak bisa namanya pelecehan, Minta dalil A dikasih minta malah minta dalil B. , Udah dikasih malah lompat minta dalil F, Tuh kan bodohnya pada nongol
🤣🤣🤣

*JAWABAN JAMAAH B:*
Oke, kita gali lagi lebih dalam ya, biar makin paham.
Pertama-tama, kita tahu bahwa Rasulullah SAW cuma satu kali aja Mi'raj seumur hidup. Mi'raj ini bukan main-main, Allah SWT sendiri yang ngatur perjalanan ini dengan tujuan yang sangat spesifik dan luar biasa. Beliau naik ke Sidratul Muntaha pakai buraq—kendaraan yang Allah siapkan khusus untuk perjalanan yang tidak mungkin dijangkau manusia biasa. Nah, hasil dari Mi'raj Rasulullah SAW ini juga jelas banget: beliau membawain perintah sholat untuk kita, yang akhirnya jadi tiang agama dan punya kedudukan khusus dalam ibadah.
Sekarang, kita bandingin sama klaim tentang Faqih Muqoddam dari klan Ba'alwi, yang katanya bisa Mi'raj sampai 70 kali dalam semalam. Dan bukan cuma itu, dia disebut-sebut Mi'rajnya naik keledai! Pertanyaan pertama yang langsung muncul: kalau Mi'raj ini hanya simbol amaliyah sholat, kenapa ada detail sampai 70 kali? Terus kenapa harus ada cerita tentang kendaraan keledai sebagai prasarana seperti buraq? Bukankah seharusnya kalau memang itu cuma amaliyah sholat, nggak perlu embel-embel kayak gitu?
Kalau ada yang bilang Mi'raj-nya Faqih Muqoddam ini cuma simbol atau lambang dari sholat, kita masih punya pertanyaan lain: keledai itu simbol apa dong? Kalau perjalanan Faqih Muqoddam ini memang punya makna spiritual, kok pake keledai buat perjalanan ke tempat setinggi Sidratul Muntaha? Rasulullah SAW aja, dengan keistimewaan yang Allah kasih, Mi'rajnya pakai buraq, kendaraan yang nggak ada bandingannya di dunia ini. Jadi, kalau keledai ini memang punya makna simbolis, maknanya apa ya?
Kita juga bisa melihat dari hasil Mi'raj Rasulullah SAW, yang berdampak langsung bagi umat Islam. Mi'raj beliau bukan sekadar perjalanan pribadi, namun menghasilkan perintah sholat yang membawa kebaikan besar bagi umat. Nah, kalau ada klaim Faqih Muqoddam Mi'raj sampai 70 kali, harusnya ada manfaat besar juga buat umat, bukan? Tapi, kalau hanya buat cerita yang tidak punya makna nyata atau manfaat buat orang banyak, kesannya malah kayak dongeng yang susah dinalar.
Jadi, kalau Mi'raj Faqih Muqoddam hanya sekedar amaliyah sholat biasa, kenapa dibikin sampai 70 kali bolak-balik ke Sidratul Muntaha dan pakai keledai? Ini yang membuat cerita itu tampak aneh. Kalau cuma buat sendiri, ya nggak perlu diungkit sampai detail banget kayak gini.


*JAWABAN MUKIBIN KABIB*: Bagus, sudah bisa ngarang 🤣🤣🤣

*JAWABAN JAMAAH B:*
Ketika anda mengetik ini:” Minta dalil A dikasih minta malah minta dalil B. , Udah dikasih malah lompat minta dalil F, Tuh kan bodohnya pada nongol”, OK, jadi sudah clear ya,
Anda ngetik komentar di grup cuma mau ngomongin diri sendiri….🤣



Krik…krik…krik….kriik.. (HENING SEKETIKA…)

*AKHIR KATA:* 
Untuk menyusun kesimpulan tentang klaim Faqih Muqoddam yang dikatakan melakukan Mi'raj 70 kali dalam semalam menggunakan keledai/donkey, kita harus kembali ke pemahaman dasar ajaran Ahlus Sunnah wal Jama'ah (ASWAJA) yang selalu menghormati dan memuliakan kisah-kisah yang berhubungan dengan Rasulullah SAW. Mi'raj Nabi Muhammad SAW adalah salah satu mukjizat terbesar yang hanya terjadi sekali dalam hidup beliau, di mana ia diperjalankan oleh Allah SWT dari Masjidil Haram ke Sidratul Muntaha dengan buraq, makhluk khusus dari surga yang dipersiapkan untuk perjalanan itu.
Buraq ini memiliki makna yang dalam, sebagai simbol keagungan dan keistimewaan perjalanan Rasulullah SAW. Mukjizat Mi'raj menghasilkan perintah sholat lima waktu, yang menjadi kewajiban penting bagi umat Islam, dan ini memiliki makna besar dalam spiritualitas kita.
Mengklaim bahwa seorang tokoh seperti Faqih Muqoddam melakukan Mi'raj 70 kali dalam semalam menggunakan keledai/donkey dapat menimbulkan permasalahan yang serius. Pertama, ini tidak bisa dimaknai sebagai sholat, karena tidak ada dalil atau referensi dari para ulama ASWAJA yang mendukung interpretasi semacam ini. Kedua, hal ini berpotensi menjadi bentuk merendahkan atau merendahkan Nabi Muhammad SAW, karena mukjizat Mi'raj adalah keistimewaan yang diberikan kepada beliau saja, dengan cara yang sangat mulia.
Sebagai referensi, para ulama Ahlus Sunnah, seperti Imam Nawawi dan Imam al-Ghazali, selalu menekankan pentingnya menjaga kehormatan Rasulullah SAW dan menaati ajaran yang jelas berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam Syarah Shahih Muslim , Imam Nawawi menjelaskan bahwa mukjizat Nabi Muhammad SAW tidak bisa disamakan atau dibandingkan dengan kejadian spiritual biasa yang dialami oleh orang lain, apalagi jika menggunakan simbol-simbol yang kurang memiliki makna spiritual, seperti keledai.
Oleh karena itu, ajaran seperti ini dari klan Ba'alwi dapat dianggap sebagai penyimpangan dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ISLAM ASWAJA. Penggunaan klaim luar biasa ini tidak hanya melemahkan makna spiritual yang benar, tetapi juga berpotensi melemahkan keistimewaan Rasulullah SAW dan mukjizat Mi'raj beliau. Kita sebagai umat harus berhati-hati dan harus berpegang teguh pada ajaran yang sesuai dengan Al-Qur'an, Hadis, dan interpretasi yang sahih dari para ulama Sunni ASWAJA.

Selasa, 05 November 2024

METODE SETOR HAFALAN BERBASIS LAGU





Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA



Saya berkomitmen, puteri puteri dan santri santri sebelum ikut program tahfidz al-Qur'an terlebih dahulu saya kenalkan metode cepat baca kitab kuning "Amtsilati" yang kebetulan kendati belajar otodidak saya mendapat syahadah atau rekomendasi dari pengarang kitabnya KH. Taufiqul Hakim Jepara Jateng.

Bahkan, beberapa tahun yang lalu saya mengundang beliau untuk uji publik hasil didikan saya selama enam bulan lamanya. Alhamdulillah, semua santri saya bisa menjawab pertanyaan seputar gramatika arab dan seperangkat ilmu lainya mulai dari ilmu sharraf, i'rab, i'lal, dan nadzam alfiyah yang 1000 bait.

Takjubnya lagi, santri santri saya pada waktu itu masih usia sekolah dasar semua namun sudah hafal nadzam alfiyah 1000 bait. Tentu metode yang saya terapkan setoran dan menggunakan lagu yang disukai mereka sehingga selama prosesi belajar mengajar merasa happy.

Dalam kesempatan itu saya mengungkapkan, metode Belajar yang baik dan efektif menurut Umar bin Abu Bakar, guru Imam Abu Hanifah.
 
"Sebagaimana tercantum dalam kitab Ta’limul Muta’alim karya Syekh Al-Jarnuzi pada halaman dua puluh tujuh disebutkan bahwa metode menghafal menurut iman Umar bin Abu Bakar yaitu bagi penuntut ilmu awal atau santri dalam permulaan belajar sebaiknya membaca hafalan pelajaran dengan dua kali pengulangan," ujarku pada saat wisuda Amtsilati di al-Mihrab Foundation yang dihadiri dai nasional dari pulau Dewata Bali.

 Saya melanjutkan, entah mampunyai sebaris, dua baris, atau tiga baris atau lebih. Lakukanlah dua kali pengulangan. Dan lebih baiknya bagi santri permulaan belajar tidak terlalu banyak menghafal. Yang penting terakhir dibaca bersama menggunakan lagu yang diringi tepuk tangan dan musik tradisional lainnya.
 
"Jangan terlalu banyak memahami pelajaran pada setiap harinya. Dan jika dalam pengulangan yang kedua kali hafal, maka itulah kadar kemampuan seseorang," jelasku pada wali santri.
 
Dicontohkan, Seperti santri A menghafal dua baris nadzam Alfiyah Ibnu Malik, setelah dua baris dibaca sekaligus dihafal, dan ternyata mampu untuk mengingat, maka kadar kemampuan santri A tersebut menghafal adalah dua baris. Dan berlaku kelipatan, begitu juga seterusnya. 
 
"Setelah menghafal dengan sedikit demi sedikit, maka langkah selanjutnya yaitu dtambahkan satu baris berikutnya dan setiap harinya, ditambah hafalan minimal sehari sebaris sesuai kadar kemampuan otak seseorang. Maka dari itu otak akan terbiasa digunakan untuk menghafal," paparku selanjutnya.
 
Selain itu, lanjutnya, dalam kitab yang akrab dikaji di pesantren ini juga menerangkan bahwa otak jika tidak dilatih untuk menghafal, maka akan menjadi lambat dan cepat lupa. “Otak akan semakin tajam jika digunakan untuk menghafal,” ungkapku pada wisuda Amtsilati di al-Mihrab Foundation.
 
"Kemudian jika telah dihafal berulang ulang, maka setelah nanti bertambah banyak hafalan, jika ingin mengingatnya kembali cukup dengan membaca dua kali saja akan langsung hafal nadzam yang dihafalkan," imbuhku lagi.
 
Dikatakan, dalam kitab Ta’lim, sebaiknya mendahulukan menghafal kemudian memahami pelajaran tersebut. Karena hanya ada dua batasan dalam belajar yaitu menghafal dan memahami. 
 
Saya mencontohkan jika ingin mempelajari nadzam Jurumiyah, Imrithi, ataupun Alfiyah maka hafalkanlah dahulu nadzamnya lalu fahamilah dan jangan lupa untuk menuliskannya. Setiap santri saya wajibkan membawa catatan untuk menulis paparan yang saya presentasikan. Tidak hanya itu, satu persatu secara bergiliran mereka saya minta menjelaskan ulang menggunakan papan tulis didepan rekan rekannya yang lain.
 
Dalam sambutan wisuda Amtsilati itu saya bercerita tentang Imam Syafi’i dahulu ketika membuka sebuah kitab lalu memahaminya, maka kitabnya ditutupi sebagian. Dikhawatirkan takut memahami keseluruhan. “Karena Imam Syafi’i jika membaca satu kali itu langsung faham dan hafal,” kataku pada jamaah pengajian. 
 
Sehingga lanjutnya, dengan Imam Syafi’i menutup sebagian kitabnya akan semakin mendalami bagian yang sedang dibacanya. Dan akan semakin faham. “Kan kalau dibuka semuanya akan hafal semua tetapi kurang mendalaminya, kira-kira begitu,” paparku. 
 
Saya melanjutkan, hal itu berbeda dengan kalian yang membaca berulang-ulang tidak hafal-hafal dan entah faham entah tidak, kemudian ditinggal ngerumpi maka lupalah semuanya,” sontak membuat puluhan  santri tertawa. 
 
“Maka dari itu, belajarlah sedikit demi sedikit,” pungkasku

Mengapa sebelum masuk program tahfidz al-Qur'an saya gembleng ilmu alatnya terlebih dahulu.? Alasannya sederhana agar mereka paham dan mengerti apa yang diharapkannya. Terus terang, tidak sedikit para hafidz hafidzah hanya sekedar hafal belaka tetapi tidak paham isi dan kandungan al-Qur'an. Terlebih metode cepat baca kitab kuning Amtsilati contoh contohnya ayat al-Quran semua sehingga diharapkan saat ikut program tahfidz al-Quran sudah familiar dengan bacaan al-Qur'an.

Salam Qur'ani, Prajekan, 6 November 2024