MUTIARA ILMU: Mbah Zubair Dahlan

Rabu, 21 Juni 2023

Mbah Zubair Dahlan

Mbah Maimoen Zubair menceritakan keadaan ayah beliau (Mbah Zubair Dahlan). Mbah Zubair adalah kyai Sarang yang fakir. Bila rumah kyai-kyai Sarang yang lain sudah memakai kayu (gebyok), rumah Mbah Zubair masih berupa anyaman bambu (gedeg). 

Sampai suatu malam untuk sekedar menyalakan lampu zaman dahulu saja Mbah Zubair tidak memiliki uang untuk membeli minyak tanahnya. Mbah Maimoen diperintah oleh sang ayah untuk berhutang uang untuk membeli minyak tanah. 

Mbah Maimoen menimpali: "Ya ALLOH pak.... Anda itu Kyai tetapi keadaan begini amat".

Mbah Zubair marah, kemarahan beliau diluapkan dengan menulis syi'ir yang ditulis di atas pintu. Berikut syi'irnya:

إذا اشتدت بك البلوى * ففكر في ألم نشرح
فعسر بين يسرين * إذا فكرته تفرح

Apabila keadaan yang menimpamu sangat payah, maka berfikirlah pada surat Alam Nasyroh Laka Shodrok
Ada satu kesulitan diantara dua kemudahan
Apabila engkau mau berfikir tentang itu, tentu engkau akan bergembira.

***

Dalam surat Alam Nasyroh terdapat kalimat:

فإن مع العسر يسرا
إن مع العسر يسرا

Kata Yusron (mudah) diulang dua kali, begitu pula kata Al-Usri (sulit) juga diulang dua kali. 

Dalam ilmu Nahwu dijelaskan bahwa kata yang berbentuk ma'rifat (Al-Usri) bila diulang-ulang dengan bentuk yang sama-sama ma'rifat, maka kata yang kedua hakikatnya adalah kata yang pertama. 

Sedangkan bila ada kata berbentuk nakiroh (Yusron) diulang-ulang dengan bentuk yang sama-sama nakiroh, maka makna kata yang kedua bukanlah isi dari makna kata yang pertama.

Dipandang dari pengulangan itu, maka memiliki pemahaman:

Maka sesungguhnya bersama dengan "kesulitan" terdapat "kemudahan"
Sesungguhnya bersama dengan "kesulitan yang tadi" terdapat "kemudahan yang lain"

Kata Yusron menggunakan nakiroh yang mencangkup lebih luas daripada kata Al-Yusri menggunakan ma'rifat. 

Dipandang dari sisi ini, maka memiliki pemahaman:

Dalam satu kesulitan yang jelas, terdapat dua kemudahan yang luas.

Huruf terakhir kata Al-Usri (Ro') diberi harokat kasroh yang berada di bawah, sesuai dengan keadaan sulit (berada di bawah). Huruf Ro' berkasroh pun tidak dibaca mad pada kata Al-Usri. Seolah isyaroh bahwa kesulitan yang menimpa tidak lama.

Huruf terakhir kata Yusron (Ro') diberi harokat Fathah yang berada di atas, sesuai dengan keadaan mudah (berada di atas). Itupun masih diberi tambahan berupa Fathah Tanwin (Fathah Dobel), dan masih diberi tambahan Alif tegak. Seolah isyaroh bahwa kemudahan itu berlipat-lipat. 

Bila kata Yusron dibaca waqof maka huruf Ro' akan dibaca panjang.

Fainna Ma'al Usri Yusroo....
Inna Ma'al Usri Yusroo....

Seolah-olah isyaroh bahwa kemudahan itu berjangka lama.

Tetapi pada kata Yusron diakhiri dengan huruf Alif sebagai pengingat bagi pembacanya untuk tidak terlena dengan kemudahan yang diberikan. Karena huruf Alif adalah huruf illat. Kata illat bermakna yang membuat sakit atau penyakit.

Seolah-olah memberikan isyarat bahwa kemudahan yang ada jangan membuat kita terlena. 

يا أيها الإنسان ما غرك بربك الكريم

Tidak ada komentar:

Posting Komentar