Masih tentang penjelasan amaliyah para ulama khususnya tentang tawasul dan tabaruk kepada Nabi dan orang-orang shalih baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat.
Sebab, sekarang ini ada segelintir orang atau kelompok yang berusaha untuk menjauhkan amalan sunah Nabi, dengan membuat propaganda dengan berbagai cara dengan selalu menanyakan dalil-dalil menjalankan ibadah Ahlussunnah wal Jamaah dibalik istilah "Tidak usah ikut ulama, cukup kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits."
Maka sebaiknya kita jangan terpengaruh apalagi ikut-ikutan 'dibodohi' oleh segelintir orang atau kelompok tersebut.
Berikut masih melanjutkan riwayat beberapa Ulama Salafush Shalih yaitu ulama yang hidup di kurun tiga abad pertama tahun Hijriah yang mengamalkan tawasul dan tabaruk, sebagai berikut:
1. Riwayat tentang Imam Ibnu Khuzaimah, yang menyandang gelar Pemimpin Ulama Para Ahli Hadits. Hidup pada kurun waktu 203H dan wafat pada tahun 311H.
Imam Abu Bakar Muhammad bin Muammal berkata:
"Kami pergi bersama imam ahli Hadits, yakni Imam Abu Bakar bin Khuzaimah dan juga sahabat-sahabatnya, di antaranya adalah Abu Ali Al-Tsaqafi beserta rombongan dari kalangan para ulama, guru-guru kami dan yang mengikuti rombongan itu sangat banyak. Kami melaksanakan ziarah ke makam Ali bin Musa Ar-Ridha di Thus.
Imam Abu Bakar Muhammad bin Muammal berkata:
"Ketika kami berziarah ke kubur Ali bin Musa Ar-Ridha di Thus, aku melihat ketakziman Imam Abu Bakar bin Khuzaimah yang mengagungkan Ali bin Musa Ar-Ridha di hadapan kuburnya"
"Beliau mengagungkan kuburnya. Aku melihat ketawadhuan dan kekhusyuan beliau di hadapan kubur Al-Imam Ali Ibn Musa al-Ridha, sampai-sampai membuat kami takjub dengan sikap beliau tersebut."
(Kitab Tahdzibut Tahdzib juz 7 hal. 339 karya Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqalani)
2. Riwayat dari tiga Imam besar yang diusik lapar yang mengganggu saat berziarah ke maqbarah Rasulullah SAW. Imam Abu Bakar bin Muqri bercerita:
"Ketika itu aku bersama dua sahabatku, Imam Thabrani dan Imam Abu Syaikh di sekitar makam Rasulullah, sungguh ketika itu kami dirundung rasa lapar yang menyengat. Ketika waktu Isya menjelang, kami beringsut ke makam Rasulullah."
Kami mencoba berkeluh kesah seraya berkata: "Duhai Rasulullah, kami lapar."
Imam Abul Qosim al-Thabrani kemudian menimpali:
"Duduklah, kita hanya memiliki dua pilihan. Jika bukan anugerah (rezeki) yang mendatangi kita, maka kematianlah yang akan tiba menjemput".
"Tiba tiba, datang seorang Bani Alawi (keturunan Rasulullah) mengetuk pintu dan nampak dua orang budak mendampingi yang masing-masing menggelantung satu keranjang makanan untuk diberikan kepada kami"
"Usai kami makan, Bani Alawi tersebut bertanya:
"Benarkah kalian yang mengadu pada Rasulullah tadi? Sesungguhnya aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah lalu beliau menyuruhku agar membawakan makanan pada kalian."
(Kitab Misbah al-Dhalam Fi al-Mustaghitsin Bi Khair al-Anam)
Semoga Allah menyelamatkan kita dari ajaran dan ajakan orang-orang yang berusaha mengikis aqidah dan amaliyah yang sudah diajarkan melalui Ulama Aswaja terdahulu.
Jangan cukup mengambil ilmu dengan Google, fahamilah agama ini dengan Istiqamah ngaji kepada Ulama Aswaja yang faqih yang jelas sanad keilmuannya.
Wallahu a'lam.
Narasumber: Sayyid Seif Alwi
Di Masjid Al-Muttaqin Blok M BTJ
Sabtu, 9 April 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar