– KH. Idris Marzuki Lirboyo
“Siapapun ya ng memusuhi NU, kalau dia orang wali, akan luntur kewaliannya. Kalau dia tokoh berpengaruh, akan kehilangan pengaruhnya. Sebab NU didirikan oleh para ulama dan direstui oleh para auliya”
– KH. As'ad Syamsul Arifin Sukorejo
“Santri Sukorejo yang keluar dari NU, jangan berharap berkumpul dengan saya di akhirat”
– KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng
“Jangan jadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan, karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja”
– KH. Ridwan Abdullah Surabaya
“Jangan takut tidak makan kalau berjuang mengurus NU. Yakinlah! Kalau sampai tidak makan, komplain aku jika aku masih hidup. Tapi kalau aku sudah mati, maka tagihlah ke batu nisanku”
– KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng
“Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan”
– KH. Muhammad Hasan Genggong
“Barang siapa menolong Nahdlatul Ulama, maka selamat di dunia dan akhirat”
– KH. As'ad Syamsul Arifin Sukorejo
“Seandainya Pancasila dirusak, NU harus bertanggungjawab! Umat Islam wajib membela Pancasila! Ini sudah mujma' 'alaih, konsensus ulama'!”
– KH. Abdurrahman Wahid Jombang
“Jika perbedaan adalah rahmat, kenapa manusia di negeri ini berebut untuk membencinya”
– Habib Ahmad Edrus al-Habsyi
“Pesan dari para masyaikh sudah jelas. Wasiat para kibar habaib seperti Habib Ali Kwitang dan Habib Salim bin Jindan juga sudah terang benderang; bahwa Nahdlatul Ulama adalah wasilah yang muttashil (bersambung) dengan dakwah Habibina Muhammad Saw”
– KH. Abdul Wahid Khudzaifah Sampang Madura
”Jangan pernah berpisah dengan NU, karena NU adalah tempatnya para ulama yang diridoi para wali”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar