MUTIARA ILMU: Islam Bukan Arab

Minggu, 19 Juli 2020

Islam Bukan Arab

ISLAM INDONESIA ITU BUKAN ISLAM ARAB

Adakah busana dan ciri fisik (cadar, celana cingkrang dan jenggot) identik dengan radikalisme..?

Tidak..!

Banyak orang bercadar tetapi tidak takfiri, banyak orang memanjangkan jenggot dan bercelana cingkrang tetapi bisa menerima perbedaan.

Yang bercadar dan berjenggot bukan hanya orang Islam, rabi Yahudi berjenggot dan berpeci, wanitanya bercadar, mereka tidak radikal, apalagi teroris. Di Israel, zionisme justru hidup di kepala orang yang dagunya klimis.
 
Tetapi, apakah cadar, jenggot dan celana cingkrang tidak terkait sama sekali dengan radikalisme..?

Ada hubungannya, meski tidak identik..cadar, celana cingkrang, dan jenggot dapat merupakan ekspresi dari ekstrimisme (الغلوّفى الديانة). Pada tahun ke-8 dan 9 H, Nabi SAW menunjuk penghulu dan cikal bakal ekstremis.
Namanya "Dzul Khuwaisirah at-Tamimi". Hadits sahih Bukhari-Muslim menyebut ciri-ciri fisiknya: cekung matanya (غائر العينين), menonjol keningnya (مشرِف الوجنتين), lebar dahinya (ناشز الجبهَة), lebat jenggotnya (كث اللحية), plontos kepalanya (محلوق الرأس), dan cingkrang celananya (مشمَر الإزارِ).
Pada tahun ke-37 H, Ibn Abbas menambahkah ciri fisik pengikut Dzul Khuwaisirah: tangannya kapalan (ايديهم كانهاثفن الابل), wajahnya tercetak noktah bekas sujud (وجوههم معلمة من اثار السجود). Mereka ahli agama, tetapi, karena berlebih-lebihan dalam beragama, mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya.

Kelompok kelompok ini keras dalam pemurnian aqidah dan ibadah walau kebanyakan hanya mengkaji secara terjemah dan semau mereka, menjelmalah mereka dalam wahabisme.
Mereka anti bid'ah garis keras dan menekankan keutamaan generasi lampau, karena itu disebut salafi.

Adapun misi dan agenda kelompok salaf sama, yaitu ingin mengembalikan praktek keagamaan sesuai al-Qur’an dan hadis, serta pemahaman salafus shaleh, namun pada praktiknya kelompok ini berbeda antara satu sama lainnya, bahkan saling menyalahkan, begitu pula antara satu tokoh dengan lainnya, jadi jangan heran jika dalam ceramah mereka kadang berlawanan pemahaman.

Adapun penelitian tentang gerakan salaf yang ditulis oleh Din Wahib dan terbagi tiga macam kelompok yang berkembang di Indonesia.

Tiga kelompok tersebut ialah salaf puris, salaf haraki, dan salaf jihadi.

💠Salaf Puris, yaitu kelompok yang mengampanyekan jargon kembali kepada al-Qur’an dan hadis, serta menjauhi praktik keagamaan yang dipahami mereka sebagai syirik, bid’ahdan khurafat. Sikap kelompok ini terhadap pemerintah dan negara bervariasi: ada yang menolak organisasi ataupun partai; ada yang koperatif dan terbuka dengan komunitas lain.

💠Salaf Haraki, yaitu kelompok yang mendukung pemurnian ajaran Islam dan tidak setuju dengan ideologi dan aturan negara yang tidak berlandaskan secara langsung kepada syariat Islam, meskipun bersebarangan dengan negara yang tidak menerapkan syariat Islam, kelompok ini tidak melakukan penyerangan dan pemberontakan, hanya sebatas pemikiran dan gerakan saja.

💠Salaf Jihadi, yaitu kelompok yang mendukung pemurnian ajaran Islam dan menolak negara yang tidak berdasarkan syariat Islam sebagaimana Salaf Jihadi, serta melakukan penyerangan terhadap praktek ataupun kelompok yang melakukan kesalahan. Kelompok ini seringkali melakukan kerusakan, pembunuhan, dan pemboman dengan mengatasnamakan jihad.

Wallahua'alambisshowab.

Semoga sahabat sahabatku seperjuangan bisa memahami hal ini dan meningkatkan kewaspadaan, serta bisa memilah milah mana gerakan kelompok yang perlu di singkirkan dari bumi Indonesia dan yang perlu untuk di ingatkan kembali untuk bisa memahami Islam yang Rohmatan Lil'alamiin bukan Rohmatan Lil Muslimin.

#AhlusunnahWalJamaahAnNahdliyah
#NUSakLawase

~Seno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar