MUTIARA ILMU

Sabtu, 24 Agustus 2024

LARANGAN MINUM KHAMER

Sesi 199
═════════════════════
📕 Kitab Tanbiihul Ghofiliin, Karya:
   Syaikh Nashor Bin Muhammad
          Bin Ibrohim Samarqand
═════════════════════
        ۞ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم ۞ 
  ﷻ اللَّهُـــمّے صَلٌ علَےَ سـيدنامُحمَّـــدْ ﷻ 
 ﷺ وعــــلَےَ آل سيـــــــــــدنامُحمَّـــدْ ﷺ
═════════════════════
'Sesi: 199
Lanjutan
•【 BAB LARANGAN MINUM KHOMER 】•
Perihal : Lanjutan riwayat dari Maqootil bin Sulaiman

فَاِذَا سَارَ رُفِعَ لَهُ قصرٌ من يَقُوتَةٍ حمراءِ يُرٰي بَاطِنُهُ من ظَاهِرِهِ مِن صِفَائهِ فَاِذَا دَنَا استَقبَلَهُ الوصَائفُ كَما استقبَلَهُ في القصرينِ الاَوَّلَينِ يُسَلِّمنَ عَليهِ فَيَرُدُّ عليهن السلام

Dan ketika masing-masing rombongan ahli sorga ini melanjutkan perjalanan, kemudian di tampakkanlah pada mereka area pergedungan yang kesemuanya terbuat dari yakut berwarna merah. Yang mana bagian dalam gedung-gedung tersebut bisa tampak dari luar , sebab saking beningnya. 
 Dan ketika mereka semakin dekat dengan area tersebut,  nampak para dayang yang bening-bening gemerlap siap menyambut dengan membawa perlengkapan sambutannya, sebagaiamana dayang-dayang di dua area pergedungan yang sebelumnya. 
 Para dayang penyambut pun mengucapkan salam pada mereka para ahli sorga yang datang. Dan para ahli sorga pun menjawab salam mereka.

فَاِذَا دَخَلَ استَقبَلَتْهُ حُورَاءُ من العِينِ عليهَا سبعونَ حُلَّةً لَاتُشَبّهُ الحُلَّةُ الحُلَّةَ الاُخرٰي ليسَ عليهَا مفصلٌ اِلَّا وَعَليهِ حُلَّةٌ يُوجَدُ رَيحُهَا من مسِيرَةِ مِاَةِ عَامٍ

Dan ketika mereka masuk area gedung, maka para bidadari bermata indah telah siap menyambut kedatangan mereka. Dan para bidadari itu memakai 70 macam perhiasan. Yang antara satu dan lainnya tak ada satupun yang serupa bentuk dan warnanya. Dan tidak ada lekukan tubuh kecuali di situ ada perhiasan yang menempel.
 Dan aroma tubuh para bidadari itu, bisa di rasakan dari jarak perjalanan seratus tahun.

فَاِذَا نَظَرَ اِلٰي وَجهِهَا اَبصَرَ وَجهَهُ فيهِ من صِفَاءِ وَجهِهَا . فَاِذَا نَظَرَ اِلٰي صَدرِهَا ابصَرَ كَبِدَهَا من رِقَةِ ثيَابِهَا ويُبصَرُ مُخُّ سَاقِهَا من رقةِ عظمِهَا وجلدِهَا

Dan ketika para ahli sorga melihat wajah bidadari itu, maka ia bisa melihat bayangan wajahnya di muka sang bidadari. Sebab saking glowingnya. Dan ketika ahli sorga melihat dada sang bidadari, maka nampak bayangan buah dadanya dari luar, sebab kain yang di pakainya begitu tipis sekali.
 Dan sungsum dari betis sang bidadari pun nampak dari luar, sebab saking beningnya tulang serta kulit betisnya.

وهي في بيتِ فرسَخٍ في فرسَخٍ وسَمكُهُ اي وطويلُهُ مثلُ ذٰلِكَ . عليهِ اربعة اَلَاف مصراعٍ من ذَهبٍ فيهِ بساطٌ من ذهبٍ مُكَلَّلٍ باللؤلؤ قد طبقَ البيتُ وفيهِ سريرٌ عليهِ من الفرشِ بمنزِلَة سبعين غُرفَةً من غُفَرِ الدنيَا

 Dan bidadari bermata indah ini tinggal di sebuah gedung yang luasnya 5 km persegi , demikian juga tingginya.
 Dan di dalam bangunan gedung itu ada empat ribu kusen pintu yang semuanya terbuat dari emas. Dan hamparannya terbuat dari emas beruntaikan mutiara. Dan gedung itu terdiri dari beberapa lantai. 
 Dan di gedung tersebut juga terdapat ranjang emas, dan kasur yang perimbangannya sama dengan 70 kamar dari kamar kamar di dunia.

فاذَا جلسَ واشتَهٰي الثمرةَ سارت اليهِ الثمرةُ حتٰي يَأكُلَ منهَا او يذهَبَ بِهِ سريره حتٰي يَأكُلَ منهَا وَهٰذَا كُلُّهُ ثَوابُ المتَّقِينَ الذينَ يتقونَ شَرِبَ الخمرَ والفواحسَ

Dan ketika ahli sorga duduk-duduk, lantas menginginkan buah sesuatu, maka buah tersebut akan datang tak pakai lama , dan bisa langsung menikmati buah tersebut. Atau paling tidak, ranjang tempat ia duduk akan berjalan mendekati pohon buah , dan sampai bisa memetik dan memakannya.
  Dan kenikmatan ini semua adalah , balasan pahala bagi orang-orang bertaqwa . Yaitu mereka yang menjaga diri dari mengkonsumsi khomer dan perbuatan buruk yang lainnya.

'Bersambung Di Sesi Berikutnya,...
═════════════════════
ﷺ اللَّهُمّ صَلٌ علَےَسَيٌِدِنَاوَمَولآنامُحمَّدْ ﷺ
ﷺ يآرَبٌِ صَلٌ علَیہ وسَلٌِم وبَارِكْ عَلَيَہ ﷺ

TAFSIR PITUTUR BAHASA MADURA : OMONG KOSONG




Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA



"Kabannya'an galudhuk korang ojannah, artenah: caca ngebbul tape tadha' buktenah otaba Olle sowarah maloloh tape tadha' daddhinah"

Artinya, omong kosong tanpa bukti apa apa.


Saat saya mondok dipesantren al-Utsmani Beddian Jambesari Bondowoso ada rekan satu kelas sesumbar pada rekan rekan satu kelas yang lain, dirinya tidak akan berhenti mondok kalau belum melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya yaitu madrasah Tsanawiyah hingga menjadi guru tugas sebagai syarat kelulusan. Ternyata, tahun berikutnya saya dengar yang bersangkutan bukan melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi tetapi melanjutkan kepalaminan.

Dalam kesempatan lain, saat saya kuliah program doktor di Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ada salah satu teman kelas, sesumbar kepada teman kelas lainnya bahwa dirinya akan menyelesaikan ujian terbuka duluan dan mau minta promotor yang ideal yaitu Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, MA agar kualitas disertasinya sangat bagus sekali. Bukannya selesai lebih dahulu tetapi hingga saya selesai ujian promosi doktor yang bersangkutan konon berhenti ditengah jalan. Oleh sebab itu, jangan pernah sesumbar kepada orang lain jika tidak sesuai dengan kualitas dan kapasitas dirinya. Hal ini pernah terpotret dalam al-Qur'an:

"Hai orang-orang beriman! Mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan? Dalam pandangan Allah, sangat kejilah perbuatan kalian mengatakan sesuatu tanpa kalia kerjakan." (QS ash Saff : 2-3).

Ternyata berbuat omong kosong, hanya merangkai kata-kata, yang tak berwujud dalam perbuatan, mengandung ancaman besar. Allah SWT mengecam keras perbuatan itu. Sebab, bagaimanapun, mengatakan apa-apa tanpa berbuat apa-apa terhadap yang dikatakan itu, berdampak luar biasa. Baik secara kejiwaan, maupun kemasyarakatan.

Hati nurani orang yang hanya bicara tanpa berbuat akan mengakui hal itu sebagai kedustaan. Sebuah dosa besar yang akan merusakan tatanan sosial menyeluruh. Bagaimana mungkin orang yang hati nuraninya terus diusik dosa kedustaan, akan dapat hidup tenang dan harmonis di tengah lingkungannya yang menganggap dusta sebagai perbuatan tak bermoral?

Dalam menafsirkan ayat di atas, Abdullah Yusuf "The Holly Quran", mengungkap "asbabun nuzul" (penyebab turunnya), berkenaan dengan Perang Uhud, tahun 3 Hijriyah:

"Pada Perang Uhud, ada beberapa orang tidak menaati perintah, dan dengan begitu mereka merusak disiplin. Mereka banyak bicara, tetapi keputusan kata-katanya tidak didukung oleh perbuatan yang nyata dan tegas. Perilaku demikian, sangat keji menurut pandangan Allah. Hanya karena karunia pertolongan Allah, mereka diselamatkan dari petaka itu."

Imam Bukhari dan Imam Muslim, meriwayatkan sebuah hadis tentang nasib orang yang hanya pandai berkata-kata, tanpa tindakan nyata. "Pada hari kiamat kelak, ada seseorang dipanggil. Ia kemudian di lemparkan ke dalam neraka sehingga ususnya terburai, dan berputar-putar bagai keledai menarik penggilingan. Penduduk neraka mengerumuninya, dan bertanya "Mengapa kamu ini? Bukankah kamu dulu suka memerintahkan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran?"

Orang tersebut menjawab: "Benar! Aku suka mengajak kalian berbuat kebaikan, tapi aku sendiri justru tidak melakukannya. Aku juga suka mencegah kalian dari kemunkaran, tapi aku sendiri malah melakukannya."

Sebuah hadis senada, diriwayatkan Imam Ahmad dalam "Musnad". Rasulullah SAW bersabda: "Ketika perjalanan malam Isra Miraj, aku melewati sekelompok orang yang sedang mengguntingi bibir-bibir mereka dengan gunting yang terbuat dari api neraka. Kepada Malaikat Jibril, aku bertanya: "Siapa mereka?"

Jawab Jibril: "Mereka adalah umatmu, yang menjadi juru dakwah di dunia. Mereka selalu memerintahkan kebaikan kepada setiap orang, tapi melupakan diri mereka sendiri."

Mengingat begitu besar bahaya yang ditimbulkan akibat berkata tanpa berbuat, sebaiknya kita hati-hati dalam berkata-kata. Sekiranya apa yang kita katakan tak dapat dibuktikan dalam perbuatan, sebaiknya tidak berkata-kata saja. Sebagaimana sabda Nabi SAW "falyaqul khairan awu li yasmut". Berkata baik, atau diam. Perkataan baik itu, adalah perkataan yang bemanfaat, yang dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya. Jika hanya obral kata, yang cuma bualan saja, lebih baik tutup mulut. "Ashamtu hikmah". Diam itu hikmah, kata sebuah hadis.

Bahkan, berbuat sesuatu tanpa banyak koar-koar, lebih bagus lagi. Pepatah Arab menyebutkan, "af'alul hal, khairun min afshahul qawl". Berbuat sesuatu lebih baik daripada sefasih apa pun perkataan.

Apalagi, mengingat segala ucapan dan tindakan yang kita lakukan selama hidup di dunia, dicatat cermat oleh Allah SWT (QS al Kahfi : 49), untuk dimintai pertanggungjawaban di akhirat. Arsip jejak digital milik Allah SWT, amat lengkap, dan sempurna. Bahkan, yang baru tebersit dalam hati dan pikiran, sudah terekam. Sehingga, tak ada celah untuk membantahnya.


Salam akal sehat