MUTIARA ILMU

Minggu, 02 Maret 2025

KONSPIRASI "KITAB SULLAMUT TAUFIQ"...BUKAN KARANGAN BA ALWIY TAPI ULAMA' PRIBUMI


Oleh : Syarif Maulana 

Kitab sullamut taufiq karya ulama' nusantara, bukan karangan Syekh Abdulloh Bin Husain Bin Thohir Ba Alawi

Telah ditemukan manuskrip Kitab Sullam at Taufiq bertuliskan tahun 1021 H. atau 1612 M.

Saat ini, manuskrip yang terbuat dari kulit yang bertuliskan kitab Sullamut Taufiq tersebut disimpan dengan rapi di beberapa ulama' Madura.

PENGAKUAN BA ALWIY : 

"Tidak ada informasi kapan pengarang kitab Sullamut Taufiq, Syekh Abdullah Bin Husein Bin Thahir Bin Muhammad Bin Hasyim Ba'alawi, meninggal"

"Sullamut Taufiq adalah kitab yang selesai ditulis pada tahun 1241 H. atau 1826 M. di Hadramaut, Yaman. Kitab ini berisi ilmu tauhid, keimanan, fiqih, dan tasawuf (akhlak). Kitab ini juga bisa menjadi panduan bagi muslim awam."

Dengan memperhatikan pengakuan kalangan ba alwiy di atas, yang mengatakan bahwa kitab sullamut Taufiq karangan Syekh Abdulloh dan selesai ditulis pada tahun 1241 H/1826 M., sedangkan di madura terdapat manuskrip kitab tersebut yang bertuliskan tahun 1021 H/1612 M.
Terdapat selisih : 214 tahun

Syekh Abdulloh kemungkinan hanya dijadikan KAMBING PUTIH, dia hanya menyalin kitab Sullam Taufiq lalu diakui sebagai karangannya.
Sama halnya dengan yang terjadi pada kitab Rotib, karangan Syekh Ar Rifa'iy lalu di akui milik Habib Abdulloh al Haddad.

Atau dimungkinkan Syekh Abdulloh adalah SOSOK FIKTIF (orangnya tidak ada), atau orang biasa yang di Ulama' kan.

Ini sungguh mencengangkan, kitab-kitab yang selama ini digadang-gadang dan di bangga-banggakan sebagai kitab karangan Ba Alwiy, ternyata -sekarang- terbukti secara ilmiyah, bahwa kitab tersebut adalah kitab karangan Ulama' Pribumi. BUKAN KARYA BA ALWIY.

Ulama' sudah terpedaya kebohongan kaum imigran Yaman Habaib Ba Alwiy sejak masa kolonial belanda. Dan para GAWAGIS jaman Now yang malas-malas itu, tinggal comot sana-comot sini dan tak mahu meneliti, akan frontal membela ba alwiy menggunakan cerita dan pengakuan yang tanpa bukti dari orang tua mereka (yang KYAI itu).

Jumat, 21 Februari 2025

“Menelusuri Asal-Usul Bahasa Sansekerta: Warisan Nusantara yang Terlupakan”


Selama ini, kita diajarkan bahwa bahasa Sansekerta berasal dari India. Namun, ada banyak fakta menarik yang justru mengarah pada kesimpulan berbeda: bahasa Sansekerta memiliki akar yang kuat di Nusantara, bukan di India. Sayangnya, akibat kolonialisme dan propaganda sejarah, peran Nusantara dalam perkembangan bahasa ini nyaris terhapus.

Mengapa Nusantara?
 
1. Sansekerta Sudah Digunakan Sejak Lama di Nusantara
Sejak ribuan tahun lalu, masyarakat Nusantara sudah menggunakan bahasa Sansekerta dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam keagamaan, sastra, maupun pemerintahan. Kata bhāṣa yang berarti “logat bicara” dalam Sansekerta sendiri sudah melekat dalam bahasa kita, menjadi “bahasa”.
 
2. Pengakuan Para Ahli Bahasa
Sir William Jones, seorang filolog asal Inggris, dalam pidatonya pada tahun 1786 menyebutkan bahwa bahasa Sansekerta memiliki kesempurnaan yang luar biasa dan memiliki keterkaitan erat dengan bahasa Yunani serta Latin. Namun, ia juga menyebutkan bahwa bahasa ini berasal dari sumber yang “kemungkinan sudah tidak ada lagi.” Bisa jadi, yang dimaksud adalah bahasa Nusantara kuno.
 
3. Bukti Sejarah: Pusat Pendidikan Nusantara Lebih Tua dari India
 • Sebelum Universitas Nalanda di India (427 M) didirikan, Nusantara sudah memiliki pusat pembelajaran besar bernama Dharma Phala di Swarnadvipa (Sumatra).
 • Tokoh seperti Dharmapala (670–580 SM), seorang pemikir besar yang lahir di Swarnadvipa, berperan penting dalam menyebarkan ajaran Dharma ke India.
 
4. Banyaknya Kata Sansekerta dalam Bahasa Indonesia
Ribuan kata dalam bahasa Indonesia berasal dari Sansekerta, seperti agama (āgama), cinta (cintā), antariksa (antarikṣa), dan banyak lagi. Sementara di India sendiri, bahasa Sansekerta justru tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Benarkah Sansekerta Berasal dari India?

Sejarah konvensional mengaitkan bahasa Sansekerta dengan Pāṇini, seorang pakar tata bahasa dari wilayah yang kini disebut Pakistan. Pāṇini menulis Aṣṭādhyāyī pada abad ke-5 SM, yang berisi 3.959 aturan tata bahasa Sansekerta. Namun, bukti tertulis yang lebih tua dari itu tidak ditemukan di India.

Aksara yang dianggap sebagai asal-usul Sansekerta, seperti Brahmi dan Devanagari, baru muncul sekitar abad ke-3 SM hingga abad ke-11 M. Jika memang Sansekerta sudah ada sejak ribuan tahun sebelumnya, mengapa bukti tertulis tertua di India baru muncul jauh belakangan?

Sebaliknya, Nusantara telah memiliki aksara sendiri yang lebih tua dan berkembang, seperti aksara Kawi, Pallawa, dan lainnya, yang erat kaitannya dengan Sansekerta.

Sansekerta: Bahasa yang Dirakit?

Peneliti seperti Shyama Rao (1999) mengungkapkan bahwa Sansekerta sebenarnya merupakan bahasa yang “dirakit” dari berbagai bahasa lain. Rao menyoroti beberapa kelemahan Sansekerta:
 
• Tata bahasanya terlalu rumit dan tidak konsisten
 
• Tidak membedakan jenis kelamin
 
• Tidak mengenal bentuk tunggal dan jamak
 
• Banyak sinonim dan homonim yang mirip dengan bahasa Nusantara

Bahkan, pada tahun 1951, hanya ada sekitar 555 orang penutur Sansekerta di India dari total 362 juta penduduknya! Sementara di Nusantara, ribuan kata Sansekerta masih digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Siapa yang Mempengaruhi Siapa?

Jika kita menelaah sejarah lebih dalam, justru budaya dan bahasa Nusantara-lah yang lebih dulu berkembang dan mempengaruhi India, bukan sebaliknya. Buktinya:
 
1. Nama-Nama Raja Kamboja dan Nusantara
 • Banyak raja di Kamboja dahulu menggunakan nama dengan akhiran Warman, seperti Adityawarman dari Majapahit.
 • Namun, nama raja Kamboja modern, seperti Norodom Sihanouk, sudah jauh dari unsur bahasa Nusantara.
 
2. Jejak Bahasa Nusantara di Dunia
 • Bahasa Jawa, Sunda, dan Bali mengandung banyak kata dari Sansekerta.
 • Bahasa Melayu sendiri memiliki sekitar 50% kosa kata yang berasal dari Sansekerta.

Kesimpulan: Saatnya Mengakui Warisan Kita

Kolonialisme telah mengaburkan sejarah asli Nusantara. Kita sering diajarkan bahwa Sansekerta berasal dari India, padahal banyak bukti menunjukkan bahwa Nusantara justru lebih dulu memiliki bahasa dan budaya yang kuat.

Bahkan, jika kita melihat sejarah perkembangan bahasa komputer, yang dipilih sebagai nama bahasa pemrograman fleksibel adalah JavaScript mengacu pada fleksibilitas orang Jawa dalam berbahasa.

Sudah saatnya kita menggali kembali kejayaan nenek moyang kita dan bangga terhadap warisan budaya yang telah diwariskan. Nusantara bukan hanya penerima pengaruh, tetapi justru sumber dari banyak peradaban dunia!

Kata2 Bahasa Nusantara ada di Bahasa Sansekerta sejak lama wajar karena perdagangan... Cengkeh misalnya, bahasa asli Nusantara dari Maluku LAWANG... kembang Lawang... dalam Sansekerta spt tertulis di Ayurveda 2500-3000 thn lalu adalah LAVANGA... Jelas dari Lawang karena cengkeh endemik Maluku. Jadi perdagangan kita dgn India sudah sangat lama. Ditemukan fossil cengkeh di Srilangka utara dari 200 SM.

Bahasa2 Austronesia sangat pas utk bahasa komputer karena antara lain...
1. Grammar simple.
2. Tidak ada Tenses.
3. Tidak ada Irregular Verbs.
4. Tidak ada "be".
5. Karena Tidak ada genders.
6. Tidak ada possessive pronouns.
7. Tidak ada Umlautt.
8. Masih banyak lagi 😊


#BahasaNusantara
#SansekertaDariNusantara
#WarisanLeluhur
Bumi Pusaka 
#SejarahBahasa
#NusantaraBangkit