MUTIARA ILMU

Rabu, 17 Januari 2024

*KEUTAMAAN UCAPAN SALAM*




Bagian 1

_Salam Sebelum Berbicara_

قال صلى الله عليه وسلم : السَّلَامُ قَبْلَ الْكَلاَمِ

Nabi Muhammad SAW bersabda :
_“Ucapan salam itu sebelum berbicara”._ (Dalam Kitab Lubabul Hadits)

Subhanallah.. Alhamdulillah..
Kita sebagai seorang muslim dianjurkan untuk senantiasa saling mendo'akan. Diantaranya adalah mengucapkan salam kepada saudara sesama muslim.

Kita berusaha untuk memulai dengan uluk salam sebelum berbicara atau menulis surat, undangan, memulai percakapan di media sosial dan sebagainya. 

Dalam hadits lain disampaikan bahwa memberi salam merupakan amalan Islam yang terbaik.

أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ

_Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah ﷺ. (Amalan) Islam manakah yang paling baik? Beliau bersabda : "Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal."_ (HR. Nasa'i : 4914)

Alhamdulillah..
Kita juga berusaha menjaga akhlak dan ketawadhuan dengan senantiasa memulai salam. Ibnu Hajar mengatakan : _“Memulai mengucapkan salam menunjukkan akhlaq yang mulia, tawadhu’ (rendah diri), tidak merendahkan orang lain, juga akan timbul kesatuan dan rasa cinta sesama muslim.”_

Dalam prakteknya, terdapat tiga bentuk uluk salam :
1. *Assalamu'alaikum* ( _semoga keselamatan atas kalian_ )

2. *Assalamu'alaikum Warahmatullah* ( _semoga keselamatan dan Rahmat Allah atas kalian_ )

3. *Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh* ( _semoga keselamatan, Rahmat Allah dan Keberkahan atas kalian_ )

Kita tetap berusaha meraih pahala yang banyak dengan cara memberi salam yang lebih pula. Nabi bersabda : 

_Bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ lalu mengucapkan : *Assalamu 'alaikum."* Beliau menjawabnya, kemudian orang tersebut duduk lalu Beliau bersabda : *"Baginya sepuluh pahala"*. Kemudian seseorang lagi datang kepada Nabi ﷺ lalu mengucapkan *Assalamu 'alaikum Warahmatullah.* Kemudian orang tersebut duduk, lalu Beliau bersabda : *"Baginya dua puluh pahala".* Selang beberapa saat seseorang datang kepada Nabi ﷺ lalu mengucapkan : *Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.* Lalu orang tersebut duduk, Beliau pun bersabda : *"Baginya tiga puluh pahala."*_ (HR. Ahmad : 19101)

Alhamdulillah..
Semoga dengan kita saling uluk salam, Allah senantiasa memberikan keselamatan, Rahmat dan keberkahan kepada kita dan kaum muslimin pada umumnya.


Bagian 2

_Tetap Menebar Salam_

قال صلى الله عليه وسلم : مَنْ بَدَأَ بِالْكَلَامِ قَبْلَ السَّلَامِ فَلَا تُجِيْبُوْهُ

Nabi Muhammad SAW bersabda :
_“Barangsiapa mengawali dengan pembicaraan sebelum ucapan salam maka janganlah kalian menjawabnya”._ (Dalam Kitab Lubabul Hadits)

Subhanallah.. Alhamdulillah...
Dalam beberapa pendapat, hadits ini tidak dimaknai secara tekstual. Bukan berarti kita tidak boleh menjawab salam yang didahului pembicaraan.

Dalam kitab Tanqihul Qoul, syekh Imam Nawawi Al-Banteni menjelaskan bahwa maksud hadits ini adalah seruan akan pentingnya uluk salam dan kecaman bagi yang meninggalkan salam.

Kita tetap berusaha memberi salam sebelum berbicara atau menulis apapun. Jikapun dilupakan, maka kita berusaha tetap menebar salam dalam rangka menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ أَمَرَنَا نَبِيُّنَا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُفْشِيَ السَّلَامَ

_Dari Abu Umamah dia berkata, "Nabi kita ﷺ menyuruh kita supaya menebar salam."_ (HR. Ibnu Majah : 3683)

Dan kita berusaha tetap menjawab salamnya orang muslim kepada kita, baik didahului pembicaraan lain ataupun tidak.

Kita berusaha menjawab salam lebih dari apa yang orang lain do'akan kepada kita. Misalnya : Assalamu'alaikum, kita jawab : Wa'alaikum Salam Warohmatullahi,  Assalamu'alaikum Warahmatullahi, kita Jawab : Wa'alaikum Salam Warohmatullahi Wabarokatuh, dan seterusnya.

Dalam Al Qur'an Allah berfirman :

وَإِذَا حُيِّيتُم بِتَحِيَّةٖ فَحَيُّواْ بِأَحۡسَنَ مِنۡهَآ أَوۡ رُدُّوهَآۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَسِيبًا

_"Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu"._ (QS. An-Nisa : 86)

Semoga Allah SWT senantiasa memberi keselamatan, Rahmat, keberkahan dan ampunan-Nya kepada kita semua.

Yaa Allah.. Ampuni kami..
Terimalah amal baik kami..
Dan bimbing kami semua kejalan yang lurus. Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

_Semoga bermanfaat_

Senin, 25 Desember 2023

Makna Gunungan Wayang

Gunungan yang digunakan dalam wayang kulit memiliki bentuk khas, yaitu lancip ke atas. Hal ini melambangkan kehidupan manusia, yaitu semakin tinggi ilmu dan tua usia, manusia harus semakin mengerucut (golong gilig) manunggaling jiwa, rasa, cipta, karsa, dan karya dalam kehidupan. Orang tersebut semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Gapura dengan dua penjaga pada gunungan wayang kulit (Cingkoro Bolo dan Bolo Upoto). Hal tersebut melambangkan hati manusia—baik dan buruk. Gada dan tameng yang dipegang oleh kedua raksasa juga memiliki makna tersendiri, yaitu melambangkan penjaga alam dan terang.

Rumah joglo (gapuran) menjadi lambang suatu rumah atau negara yang berisi kehidupan aman, tenteram, dan bahagia. Di atasnya terdapat gambar harimau dan banteng yang saling berhadapan.

Benteng tersebut memiliki makna manusia harus kuat, ulet, tangguh, dan lincah. Harimau di alam liar melambangkan raja hutan. Namun, harimau pada gunungan wayang memiliki makna manusia harus jadi pemimpin bagi dirinya sendiri (punya jati diri), bijaksana dalam bertindak, dan mengendalikan nafsu serta hati nurani agar menjadi manusia yang lebih baik. Pada akhirnya, manusia tersebut bisa bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.

Sementara, gambar kera pada gunungan wayang memiliki makna manusia harus punya sifat yang mampu memilih serta memilah sesuatu yang baik dan buruk, manis dan pahit. Itu terkait dengan sifat kera yang bisa memilih buah yang baik, matang, dan manis.

Pohon besar di gunungan yang menjulang ke atas dan menjalar ke seluruh badan gunungan mengandung makna segala budi-daya dan perilaku manusia harus tumbuh dan bergerak maju (dinamis) sehingga memberikan manfaat dan warna kepada dunia serta alam semesta. Pohon tersebut juga memiliki makna Tuhan mengayomi dan melindungi manusia yang hidup di dunia.

Burung yang ada di dalam gunungan wayang memiliki makna manusia harus membuat dunia dan alam semesta menjadi tempat yang indah, baik dalam hal spiritual maupun material.

Itulah filosofi gunungan wayang kulit. Berbagai hal dituangkan dalam sebuah benda berupa gunungan berkaitan dengan kehidupan manusia dan hubungannya dengan segala hal di dunia dan alam semesta.