MUTIARA ILMU

Kamis, 16 Februari 2023

AMALAN JUM'AT TERAKHIR BULAN RAJAB



Habib Quraisy Baharun menuturkan amalan ijazah Habib Salim bin Abdullah as-Syathiri tentang doa pada Jumat terakhir bulan Rajab. Berikut ini.

Fatwa Habib Salim bin Abdullah as-Syathiri ihwal amalan kaya di Jumat terkhir bulan Rajab.

(فائدة مهمة) قد جاء فى كنز النجاح والسرور ان من قرأ فى آخر جمعة من رجب والخطيب على المنبر أحمد رسول الله محمد رسول الله خمسا وثلاثين مرة لا تنقطع الدرهم من يده تلك السنة.السؤال كيف يقرأ والخطيب على المنبر وهو فى نفس الوقت مأمور بالانصات الجواب أنه ليس من شروط القراءة التلفظ بل استحضارها بالقلب يكفي او يقرأ حال الجلوس على المنبر قبل الخطبة او يقرأ حال الدعاء او الترضي من الصحابة لان المراد بالانصات حال الخطبة هو الانصات حال استماع اركان الخطبة لاغير.اه‍
والله اعلم بالصواب واليه المرجع والمآب

Dalam kitab Kanzun Najah Was Surur disebutkan bahwa barangsiapa membaca:

“Ahmad Rasulullah, Muhammad Rasulullah”

sebanyak 35 kali di jumat terakhir bulan Rajab pada saat khatib di atas mimbar, maka dirham tidak akan terputus di tangannya pada tahun itu.

Bagaimana kita membacanya?

Sedangkan khatib di atas mimbar , dan di waktu itu kita di perintahkan untuk diam mendengar khutbah ?

Jawab : tidak disyaratkan untuk membacanya dengan mulut akan tetapi di dalam hati saja sudah cukup, atau di baca ketika khatib duduk di mimbar sebelum khutbah, atau ketika doa untuk para sahabat, karena yang dimaksud untuk diam di dalam khutbah (الإنصات ) adalah diam mendengarkan rukun khutbah, bukan yang lainnya.

Zikir ini juga disarankan al-Imam Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Beliau memberikan ijazah kepada para murid dan pecintanya untuk membaca,

اَحْمَدُ رَسُولُ اللهِ مُحَمَّدٌ رَّسُولُ اللهِ

Artinya, “Ahmad adalah Rasulullah, Muhammad adalah Rasulullah.” Sebanyak 35 kali di hari Jumat terakhir bulan Rajab, ketika khatib sedang berkhutbah.

Beliau berkata, “Barangsiapa membaca kalimat di atas pada Jumat terakhir bulan Rajab, ketika khatib sedang berkhutbah, maka selama setahun tangannya tidak akan pernah kosong dari uang.”

Selasa, 14 Februari 2023

KENAL DIRI KENAL ALLAH



"Man 'arafa nafsahu, faqad 'arafa Rabbahu;
man 'arafa Rabbahu, fasadal jasad,"
Siapa kenal dirinya, kenallah ia akan Tuhannya;
siapa kenal Tuhan, binasa jasadnya.
Perkataan in adalah dari ulama sufi yang sebenarnya, namun ada dalil dan hadis Qudsi simpulan dari hadis qudsi berikut:

Kuntu kanzan makhfiyyan fa aradtu an u'rafa khalaqtu 'l-khalq li-kay u'raf
"Aku ialah khazanah (perbendaharaan) tersembunyi. Aku berkehendak untuk dikenal, maka Ku-ciptakan makhluk sehingga dengan-Ku mereka mengenal-Ku."

Klausa dengan-Ku mereka mengenal-Ku ini ada penjelasannya pada Q.S. Hijr:29
فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan Aku telah meniupkan ruh-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.
Dan juga pada diri kamu sendiri. Maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta memikirkan (dalil-dalil dan bukti itu)?

Dari ayat ini diketahui bahwa diri manusia itu terdiri atas roh, jasad, dan (belakangan timbul) nafs. Dari pertemuan roh dan jasad ini Allah kehendaki timbul nafs pada manusia. Jadi diri kita itu keEsaan tiga hal:
roh
nafs (nafsu/jiwa/rasa "ada-diri")
jasad

Roh berkehendak dengan kehendak Allah, sedangkan jasad berkehendak dengan kehendak nafsu yang juga dikompori bisik setan.

وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ ۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوْٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْ ؕ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." 
[Q.S. Yusuf:53]

Maka diri kita yang wajib dikenal itu tentu diri yang merupakan rahmat besar dari Allah, yaitu roh sebab roh kita ini Zat Allah alias Nur Ilahi.