MUTIARA ILMU

Rabu, 13 April 2022

11 RAMADHAN - HAUL SAYYIDAH KHADIJAH AL KUBRO رضي الله عنها ✨

✨  

SAYYIDAH SITI KHADIJAH RA wafat pada hari ke-11 bulan RAMADHAN tahun ke-10 KENABIAN, tiga tahun sebelum RASULULLAH SAW hijrah ke Madinah. SAYYIDAH SITI KHADIJAH RA wafat dalam usia 65 tahun

Diriwayatkan, ketika SAYYIDAH SITI KHADIJAH RA sakit menjelang ajal, SAYYIDAH SITI KHADIJAH RA berkata kepada RASULULLAH SAW,

Aku memohon maaf kepadamu, Ya RASULULLAH , kalau aku sebagai istrimu belum berbakti kepadamu.

Jauh dari itu ya KHADIJAH . Engkau telah mendukung dawah Islam sepenuhnya, jawab Rasulullah

Kemudian SAYYIDAH SITI KHADIJAH RA memanggil SAYYIDAH FATIMAH AZZAHRA RA dan berbisik,

YA FATIMAH putriku, aku yakin ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku.

Mendengar itu RASULULLAH SAW berkata,

Wahai KHADIJAH , ALLAH menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga

UMMUL MUKMININ , SAYYIDAH SITI KHADIJAH RA pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan RASULULLAH SAW. Didakapnya istri BAGINDA itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat. Tumpahlah air mata mulia BAGINDA dan semua orang yang ada disitu

Saat itu MALAIKAT JIBRIL AS turun dari langit dengan mengucap salam dan membawa lima kain kafan. RASULULLAH SAW menjawab salam JIBRIL AS dan kemudian bertanya,

Untuk siapa kain kafan itu, ya JIBRIL?

Kafan ini untuk KHADIJAH , untuk engkau ya RASULULLAH , untuk FATIMAH , ALI dan HASAN jawab JIBRIL AS. JIBRIL AS berhenti berkata dan kemudian menangis.

RASULULLAH SAW bertanya, Kenapa, ya JIBRIL?

Cucumu yang satu, HUSAIN tidak memiliki kafan, dia akan dipenggal dan gugur syahid tanpa kafan dan tak dimandikan sahut JIBRIL AS.

RASULULLAH SAW berkata di dekat jasad SAYYIDAH SITI KHADIJAH RA ,

Wahai KHADIJAH isteriku sayang, demi ALLAH, aku takkan pernah mendapatkan isteri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar biasa. ALLAH maha mengetahui semua amalanmu.

"Semua hartamu kau infaqkan untuk Islam. Kaum muslimin pun ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan pakaianku ini juga darimu. "Namun begitu, mengapa permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?" Oleh Ustadz Zainul Hakim```

Senin, 11 April 2022

TAWASULNYA PARA ULAMA


Masih tentang penjelasan amaliyah para ulama khususnya tentang tawasul dan tabaruk kepada Nabi dan orang-orang shalih baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat. 

Sebab, sekarang ini ada segelintir orang atau kelompok yang berusaha untuk menjauhkan amalan sunah Nabi, dengan membuat propaganda dengan berbagai cara dengan selalu menanyakan dalil-dalil menjalankan ibadah Ahlussunnah wal Jamaah dibalik istilah "Tidak usah ikut ulama, cukup kembali kepada Al-Qur'an dan Hadits."

Maka sebaiknya kita jangan terpengaruh apalagi ikut-ikutan 'dibodohi' oleh segelintir orang atau kelompok tersebut.

Berikut masih melanjutkan riwayat beberapa Ulama Salafush Shalih yaitu ulama yang hidup di kurun tiga abad pertama tahun Hijriah yang mengamalkan tawasul dan tabaruk, sebagai berikut:

1. Riwayat tentang Imam Ibnu Khuzaimah, yang menyandang gelar Pemimpin Ulama Para Ahli Hadits. Hidup pada kurun waktu 203H dan wafat pada tahun 311H.

Imam Abu Bakar Muhammad bin Muammal berkata: 

"Kami pergi bersama imam ahli Hadits, yakni Imam Abu Bakar bin Khuzaimah dan juga sahabat-sahabatnya, di antaranya adalah Abu Ali Al-Tsaqafi beserta rombongan dari kalangan para ulama, guru-guru kami dan yang mengikuti rombongan itu sangat banyak. Kami melaksanakan ziarah ke makam Ali bin Musa Ar-Ridha di Thus.

Imam Abu Bakar Muhammad bin Muammal berkata:

"Ketika kami berziarah ke kubur Ali bin Musa Ar-Ridha di Thus, aku melihat ketakziman Imam Abu Bakar bin Khuzaimah yang mengagungkan Ali bin Musa Ar-Ridha di hadapan kuburnya"

"Beliau mengagungkan kuburnya. Aku melihat ketawadhuan dan kekhusyuan beliau di hadapan kubur Al-Imam Ali Ibn Musa al-Ridha, sampai-sampai membuat kami takjub dengan sikap beliau tersebut."

(Kitab Tahdzibut Tahdzib juz 7 hal. 339 karya Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqalani)

2. Riwayat dari tiga Imam besar yang diusik lapar yang mengganggu saat berziarah ke maqbarah Rasulullah SAW. Imam Abu Bakar bin Muqri bercerita: 
"Ketika itu aku bersama dua sahabatku, Imam Thabrani dan Imam Abu Syaikh di sekitar makam Rasulullah, sungguh ketika itu kami dirundung rasa lapar yang menyengat. Ketika waktu Isya menjelang, kami beringsut ke makam Rasulullah."

Kami mencoba berkeluh kesah seraya berkata: "Duhai Rasulullah, kami lapar."

Imam Abul Qosim al-Thabrani kemudian menimpali: 
"Duduklah, kita hanya memiliki dua pilihan. Jika bukan anugerah (rezeki) yang mendatangi kita, maka kematianlah yang akan tiba menjemput".

"Tiba tiba, datang seorang Bani Alawi (keturunan Rasulullah) mengetuk pintu dan nampak dua orang budak mendampingi yang masing-masing menggelantung satu keranjang makanan untuk diberikan kepada kami"

"Usai kami makan, Bani Alawi tersebut bertanya: 
"Benarkah kalian yang mengadu pada Rasulullah tadi? Sesungguhnya aku bermimpi bertemu dengan Rasulullah lalu beliau menyuruhku agar membawakan makanan pada kalian."
(Kitab Misbah al-Dhalam Fi al-Mustaghitsin Bi Khair al-Anam)

Semoga Allah menyelamatkan kita dari ajaran dan ajakan orang-orang yang berusaha mengikis aqidah dan amaliyah yang sudah diajarkan melalui Ulama Aswaja terdahulu.

Jangan cukup mengambil ilmu dengan Google, fahamilah agama ini dengan Istiqamah ngaji kepada Ulama Aswaja yang faqih yang jelas sanad keilmuannya.

Wallahu a'lam.

Narasumber: Sayyid Seif Alwi
Di Masjid Al-Muttaqin Blok M BTJ
Sabtu, 9 April 2022