MUTIARA ILMU: 2025

Minggu, 02 Maret 2025

RAMADHAN BULAN LITERASI BUKU

JURNAL RAMADHAN AL-MIHRAB: RAMADHAN BULAN LITERASI BUKU 




Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA



Bagi sebagian orang barangkali mungkin momentum ramadhan dijadikan ajang meraup pahala sebanyak banyaknya melalui instrumen puasa, tarawih, tadarus dan amal amal khusus puasa lainnya.

Well, itu tidak salah malah sangat dianjurkan sekali oleh agama karena bulan suci ramadhan bulan untuk menempa diri. Namun demikian, amal amalan diatas hanya bersifat temporer bukan permanen. Sebaiknya, disamping mengamalkan amalan amalan diatas juga ada amalan amalan lain yang bersifat permanen yang bisa diwariskan kepada generasi masa depan yaitu amalan menulis buku. 

Tak pelak, bagi sebagian orang bulan ramadhan dijadikan bulan literasi karena momentum tersebut dijadikan bulan efektif, kreatif, produktif dan inovatif. Dimana hari harinya selama bulan ramadhan hanya diisi amalan amalan yang menonton tidak upgrading sehingga pasca ramadhan pahala itu berhenti. 

Nah, dalam kesempatan ini saya melalui tulisan ini menawarkan agar umat Islam semakin cerdas menghadapi era digital ini perlu adanya amalan amalan yang bisa mendatangkan pahala yang unlimited edition. Artinya selamanya ia mendapat transfer pahala dari amalan selama bulan suci ramadhan yaitu menulis buku. 

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Sebagian orang menyangka bahwa amal jariyah, amal yang akan mengalir terus pahalanya hanya dibatasi pada sumbangan untuk pembangunan masjid atau pesantren. Padahal banyak cara untuk melakukan amal jariyah. Dan lebih baik lagi jika kita dapat melakukan banyak cara tersebut supaya bisa memperoleh banyak pahala. Menyebarkan ilmu diin (agama) dan ilmu itu dimanfaatkan orang lain, itu juga termasuk amal jariyah. Bentuk lainnya adalah dengan membantu dalam penerbitan buku Islam dan keilmuan lainnya yang dibagikan secara gratis di tengah-tengah kaum muslimin baik berupa buletin, artikel dan tulisan buku.

Namun saya akui, untuk membagikan buku karya saya sendiri secara gratis untuk saat ini belum memungkinkan karena keterbatasan finansial namun tidak menutup kemungkinan bulan ramadhan yang akan datang hal itu bisa direalisasikan tentu dengan Maunah dan Inayah Allah SWT.

Alaa kulli hal, yang dapat dilakukan selama bulan suci ramadhan saya hanya bisa menulis artikel keberbagai media sosial secara gratis kendati tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan yang memantik kritik dari para netizen tentang teknik penulisannya. Hal itu baik dan saya sangat mengapresiasi sekali tentu yang bersifat konstruktif bukan destruktif. Saya ingat dengan pernyataan Prof. Dr. KH. Said Agiel Shirath MA. saat dikritik oleh Idrus Ramli ketika debat dipesantren Sidoarjo beberapa tahun yang lalu,

"Saya salah karena menulis, sedangkan kamu tidak pernah salah karena tidak pernah menulis." 

Inilah yang saya temui di tanah Arab (Saudi Arabia), para muhsinin atau dermawan begitu pintar dalam menyalurkan hartanya. Ribuan buku bahkan jutaan sering dibagi gratis di tengah-tengah masyarakat atau kepada para pelajar (tholib). Contohnya dapat kita temukan di saat musim haji, berbagai buku aqidah, fikih dan akhlak dicetak dalam bahasa Arab dan bahasa lainnya termasuk bahasa lainnya. Itu semua dibagi gratis di tengah-tengah jamaah haji. Begitu cerdasnya para muhsinin yang memilih jalan bersedekah semacam ini. 

Lihat saja bagaimana jika ribuan buku yang dicetak, atau bahkan jutaan buku walaupun itu dalam bentuk buku saku (kecil dan sederhana), namun jika orang yang diberi membaca dan mengamalkan ilmunya, maka muhsinin tersebut akan turut serta mendapatkan pahala amal jariyah. Karena itu, kita harus cerdas dalam memilih jalan untuk berbuat baik.

Dulu, saat saya masih nyantri hobbi minta buku dan kitab gratis dari luar negeri mulai dari Saudi Arabia, Iran, Turki, Amerika Serikat dan negara kaya lainnya. Alhamdulillah, buku dan kitab hasil kiriman dari luar negeri masih berjejer rapi diperpustakaan pribadi saya. Mungkin itu, motivasi saya sehingga berkeinginan menjadi penulis kelas dunia. Mungkin kelihatan dan kedengarannya seperti orang gila, tapi ingat orang penulis hebat tempo dulu dianggap gila oleh orang lain dimasanya.

Mengutip dari tulisan Muhammad Abduh bahwa fadhilah atau keutamaan partisipasi dalam penulisan dan penerbitan buku yang dibagi gratis ataupun tidak dan tulisan gratis lainya  di tengah-tengah kaum muslimin tercakup dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Komisi Fatwa di Kerajaan Saudi Arabi, Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, yang sering juga membagi buku dan kitab gratis kepada para pelajar termasuk saya sendiri, pernah ditanya mengenai partisipasi dalam penerbitan dan penulisan  buku gratis apakah termasuk dalam amal jariyah yaitu ilmu yang terus dimanfaatkan. Para ulama di sana ditanya sebagai berikut:

Apakah pencetakan buku Islam lalu setiap orang masih memanfaatkannya setelah kita meninggal dunia termasuk dalam amal jariyah “ilmu yang senantiasa dimanfaatkan” sebagaimana disebutkan dalam hadits?

Jawaban para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah:

Pencetakan dan penulisan  buku-buku Islam yang bermanfaat yang terus dimanfaatkan oleh manusia, baik dalam ilmu diin (agama) maupun ilmu dunia, itu termasuk amalan sholehah. Ketika masih hidup, orang yang berpartisipasi dalam penerbitan dan penulisan buku tersebut akan mendapatkan pahala. Dan pahala tersebut akan terus mengalir selama buku tersebut terus dimanfaatkan setelah ia meninggal dunia. Amalan tersebut termausk dalam keumuman hadits shahih dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim, At Tirmidzi, An Nasai dan Ahmad). 

Setiap orang yang berpartisipasi dalam penulisan dan penerbitan buku dari ilmu yang bermanfaat akan mendapatkan pahala besar. Yang termasuk mendapatkan pahala di dalamnya adalah penulisnya, pengajarnya, penyebar buku tersebut di tengah-tengah manusia, atau yang menerbitkannya. Semuanya akan mendapatkan pahala sesuai dengan besarnya partisipasi yang ia berikan.

Salam literasi, Bondowoso, 3 Maret 2025

KONSPIRASI "KITAB SULLAMUT TAUFIQ"...BUKAN KARANGAN BA ALWIY TAPI ULAMA' PRIBUMI


Oleh : Syarif Maulana 

Kitab sullamut taufiq karya ulama' nusantara, bukan karangan Syekh Abdulloh Bin Husain Bin Thohir Ba Alawi

Telah ditemukan manuskrip Kitab Sullam at Taufiq bertuliskan tahun 1021 H. atau 1612 M.

Saat ini, manuskrip yang terbuat dari kulit yang bertuliskan kitab Sullamut Taufiq tersebut disimpan dengan rapi di beberapa ulama' Madura.

PENGAKUAN BA ALWIY : 

"Tidak ada informasi kapan pengarang kitab Sullamut Taufiq, Syekh Abdullah Bin Husein Bin Thahir Bin Muhammad Bin Hasyim Ba'alawi, meninggal"

"Sullamut Taufiq adalah kitab yang selesai ditulis pada tahun 1241 H. atau 1826 M. di Hadramaut, Yaman. Kitab ini berisi ilmu tauhid, keimanan, fiqih, dan tasawuf (akhlak). Kitab ini juga bisa menjadi panduan bagi muslim awam."

Dengan memperhatikan pengakuan kalangan ba alwiy di atas, yang mengatakan bahwa kitab sullamut Taufiq karangan Syekh Abdulloh dan selesai ditulis pada tahun 1241 H/1826 M., sedangkan di madura terdapat manuskrip kitab tersebut yang bertuliskan tahun 1021 H/1612 M.
Terdapat selisih : 214 tahun

Syekh Abdulloh kemungkinan hanya dijadikan KAMBING PUTIH, dia hanya menyalin kitab Sullam Taufiq lalu diakui sebagai karangannya.
Sama halnya dengan yang terjadi pada kitab Rotib, karangan Syekh Ar Rifa'iy lalu di akui milik Habib Abdulloh al Haddad.

Atau dimungkinkan Syekh Abdulloh adalah SOSOK FIKTIF (orangnya tidak ada), atau orang biasa yang di Ulama' kan.

Ini sungguh mencengangkan, kitab-kitab yang selama ini digadang-gadang dan di bangga-banggakan sebagai kitab karangan Ba Alwiy, ternyata -sekarang- terbukti secara ilmiyah, bahwa kitab tersebut adalah kitab karangan Ulama' Pribumi. BUKAN KARYA BA ALWIY.

Ulama' sudah terpedaya kebohongan kaum imigran Yaman Habaib Ba Alwiy sejak masa kolonial belanda. Dan para GAWAGIS jaman Now yang malas-malas itu, tinggal comot sana-comot sini dan tak mahu meneliti, akan frontal membela ba alwiy menggunakan cerita dan pengakuan yang tanpa bukti dari orang tua mereka (yang KYAI itu).

Jumat, 21 Februari 2025

“Menelusuri Asal-Usul Bahasa Sansekerta: Warisan Nusantara yang Terlupakan”


Selama ini, kita diajarkan bahwa bahasa Sansekerta berasal dari India. Namun, ada banyak fakta menarik yang justru mengarah pada kesimpulan berbeda: bahasa Sansekerta memiliki akar yang kuat di Nusantara, bukan di India. Sayangnya, akibat kolonialisme dan propaganda sejarah, peran Nusantara dalam perkembangan bahasa ini nyaris terhapus.

Mengapa Nusantara?
 
1. Sansekerta Sudah Digunakan Sejak Lama di Nusantara
Sejak ribuan tahun lalu, masyarakat Nusantara sudah menggunakan bahasa Sansekerta dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam keagamaan, sastra, maupun pemerintahan. Kata bhāṣa yang berarti “logat bicara” dalam Sansekerta sendiri sudah melekat dalam bahasa kita, menjadi “bahasa”.
 
2. Pengakuan Para Ahli Bahasa
Sir William Jones, seorang filolog asal Inggris, dalam pidatonya pada tahun 1786 menyebutkan bahwa bahasa Sansekerta memiliki kesempurnaan yang luar biasa dan memiliki keterkaitan erat dengan bahasa Yunani serta Latin. Namun, ia juga menyebutkan bahwa bahasa ini berasal dari sumber yang “kemungkinan sudah tidak ada lagi.” Bisa jadi, yang dimaksud adalah bahasa Nusantara kuno.
 
3. Bukti Sejarah: Pusat Pendidikan Nusantara Lebih Tua dari India
 • Sebelum Universitas Nalanda di India (427 M) didirikan, Nusantara sudah memiliki pusat pembelajaran besar bernama Dharma Phala di Swarnadvipa (Sumatra).
 • Tokoh seperti Dharmapala (670–580 SM), seorang pemikir besar yang lahir di Swarnadvipa, berperan penting dalam menyebarkan ajaran Dharma ke India.
 
4. Banyaknya Kata Sansekerta dalam Bahasa Indonesia
Ribuan kata dalam bahasa Indonesia berasal dari Sansekerta, seperti agama (āgama), cinta (cintā), antariksa (antarikṣa), dan banyak lagi. Sementara di India sendiri, bahasa Sansekerta justru tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Benarkah Sansekerta Berasal dari India?

Sejarah konvensional mengaitkan bahasa Sansekerta dengan Pāṇini, seorang pakar tata bahasa dari wilayah yang kini disebut Pakistan. Pāṇini menulis Aṣṭādhyāyī pada abad ke-5 SM, yang berisi 3.959 aturan tata bahasa Sansekerta. Namun, bukti tertulis yang lebih tua dari itu tidak ditemukan di India.

Aksara yang dianggap sebagai asal-usul Sansekerta, seperti Brahmi dan Devanagari, baru muncul sekitar abad ke-3 SM hingga abad ke-11 M. Jika memang Sansekerta sudah ada sejak ribuan tahun sebelumnya, mengapa bukti tertulis tertua di India baru muncul jauh belakangan?

Sebaliknya, Nusantara telah memiliki aksara sendiri yang lebih tua dan berkembang, seperti aksara Kawi, Pallawa, dan lainnya, yang erat kaitannya dengan Sansekerta.

Sansekerta: Bahasa yang Dirakit?

Peneliti seperti Shyama Rao (1999) mengungkapkan bahwa Sansekerta sebenarnya merupakan bahasa yang “dirakit” dari berbagai bahasa lain. Rao menyoroti beberapa kelemahan Sansekerta:
 
• Tata bahasanya terlalu rumit dan tidak konsisten
 
• Tidak membedakan jenis kelamin
 
• Tidak mengenal bentuk tunggal dan jamak
 
• Banyak sinonim dan homonim yang mirip dengan bahasa Nusantara

Bahkan, pada tahun 1951, hanya ada sekitar 555 orang penutur Sansekerta di India dari total 362 juta penduduknya! Sementara di Nusantara, ribuan kata Sansekerta masih digunakan dalam bahasa sehari-hari.

Siapa yang Mempengaruhi Siapa?

Jika kita menelaah sejarah lebih dalam, justru budaya dan bahasa Nusantara-lah yang lebih dulu berkembang dan mempengaruhi India, bukan sebaliknya. Buktinya:
 
1. Nama-Nama Raja Kamboja dan Nusantara
 • Banyak raja di Kamboja dahulu menggunakan nama dengan akhiran Warman, seperti Adityawarman dari Majapahit.
 • Namun, nama raja Kamboja modern, seperti Norodom Sihanouk, sudah jauh dari unsur bahasa Nusantara.
 
2. Jejak Bahasa Nusantara di Dunia
 • Bahasa Jawa, Sunda, dan Bali mengandung banyak kata dari Sansekerta.
 • Bahasa Melayu sendiri memiliki sekitar 50% kosa kata yang berasal dari Sansekerta.

Kesimpulan: Saatnya Mengakui Warisan Kita

Kolonialisme telah mengaburkan sejarah asli Nusantara. Kita sering diajarkan bahwa Sansekerta berasal dari India, padahal banyak bukti menunjukkan bahwa Nusantara justru lebih dulu memiliki bahasa dan budaya yang kuat.

Bahkan, jika kita melihat sejarah perkembangan bahasa komputer, yang dipilih sebagai nama bahasa pemrograman fleksibel adalah JavaScript mengacu pada fleksibilitas orang Jawa dalam berbahasa.

Sudah saatnya kita menggali kembali kejayaan nenek moyang kita dan bangga terhadap warisan budaya yang telah diwariskan. Nusantara bukan hanya penerima pengaruh, tetapi justru sumber dari banyak peradaban dunia!

Kata2 Bahasa Nusantara ada di Bahasa Sansekerta sejak lama wajar karena perdagangan... Cengkeh misalnya, bahasa asli Nusantara dari Maluku LAWANG... kembang Lawang... dalam Sansekerta spt tertulis di Ayurveda 2500-3000 thn lalu adalah LAVANGA... Jelas dari Lawang karena cengkeh endemik Maluku. Jadi perdagangan kita dgn India sudah sangat lama. Ditemukan fossil cengkeh di Srilangka utara dari 200 SM.

Bahasa2 Austronesia sangat pas utk bahasa komputer karena antara lain...
1. Grammar simple.
2. Tidak ada Tenses.
3. Tidak ada Irregular Verbs.
4. Tidak ada "be".
5. Karena Tidak ada genders.
6. Tidak ada possessive pronouns.
7. Tidak ada Umlautt.
8. Masih banyak lagi 😊


#BahasaNusantara
#SansekertaDariNusantara
#WarisanLeluhur
Bumi Pusaka 
#SejarahBahasa
#NusantaraBangkit

Selasa, 18 Februari 2025

MEMBANGUN SILATURAHIM PERSPEKTIF ISLAM




Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA.



Beberapa bulan yang lalu, rumah saya kedatangan tamu rombongan dari dusun Toppeh tiga desa Rajekbesi Kendit Situbondo. Semua keluarganya dibawa semua mulai dari anak, isteri, dan saudara saudara yang lain dalam rangka membangun tali silaturahmi diantara saudara.

Kemarin, bapak Taji menghubungi saya menanyakan kapan mau silaturahim kerumahnya sembari berkata:

"Mas, kapan mau silaturahim kesini? Apa karena saya orang miskin, mas tidak mau kesini?"pintanya penuh harap.

"Besok pagi. Insyaallah saya kesana." Jawabku spontanitas karena mendengar nada tagihan itu.

"Saya tunggu. Jangan lupa, kitab Abu Ma'syar al-Falakinya dibawa." Sambungnya dengan nada bahagia.

Setibanya disana, rupanya saya sudah ditunggu didepan rumahnya sejak pagi. Kedatangan saya agak terlambat karena sempat jatuh karena akses jalannya yang ekstrim dan curam namun masih diselamatkan oleh Allah swt.

Tidak lama berselang saya langsung disuguhi minuman secangkir kopi dan satu nampan makanan khas tradisional kesukaan saya yaitu rebung dan ikan asin ditambah dengan nasi jagung 

Well, usai menikmati hidangan seluruh keluarga berkumpul dalam satu ruangan minta dibacakan kitab tentang diri, keluarga, saudara dan pembangunan rumahnya. Sesuai dengan keterangan kitab, dianjurkan mulai gali pondasi tepat hari Kamis pukul 8-10 pagi. Setelah itu saya izin sholat Dzuhur dimasjid dan pamit pulang sembari saya menyampaikan 

"Alhamdulillah saya bersilaturahim kerumah ini bukan sekedar balas  balasan karena kalian tempo hari silaturahim kerumah saya di Prajekan melainkan saya bersilaturahim untuk membangun dan menjalin tali silaturahim diantara keluarga yang selama ini sempat terputus .

Salah satu nikmat Allah yang agung yang sering dilupakan oleh umat manusia adalah nikmat persaudaraan dan persahabatan. Seandainya tidak ada nikmat ini, pasti antara satu manusia dengan manusia yang lain, satu kelompok dengan kelompok yang lain akan saling bermusuhan dan saling menyerang. Kalau kita memperhatikan bagaimana dahsyatnya hewan buas terhadap hewan lainnya, seperti macan, singa, macan tutul, kuda nil dan sebagainya, itu belum seberapa apabila dibandingkan dengan keganasan manusia terhadap manusia lain yang tidak memiliki kasih sayang terhadap sesamanya.

Karena manusia dikaruniai oleh Allah sifat saling mengasihi, saling menyayangi, dan bersahabat sesama mereka, maka keganasan manusia kepada manusia yang lainnya dapat dihindari. Agungnya karunia kasih sayang dan persahabatan dijelaskan dalam firman Allah:

وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk,". (QS. Ali Imran, 03:103).

Dari ayat di atas, dapat dipahami bahwa kita diarahkan agar selalu menyadari dan memahami nikmat Allah berupa persaudaraan da kasih sayang di antara kita. Karena itu kita diarahkan agar terus berpegang teguh pada tali agama Allah, menjaga persatuan dan kesatuan, serta tidak bersilang sengketa. Umat manusia pada masa yang lalu saling bermusuhan antara yang satu dengan yang lainnya, antara satu kelompok dengan kelompok lain, antar satu negara dengan negara yang lainnya. Kemudian Allah s.w.t. melembutkan hati umat manusia sehingga mereka menjadi saling bersaudara dan saling mengasihi, tidak ganas lagi dan tidak kejam lagi antara satu dengan yang lainnya.

Dahulu umat manusia berada di tepi jurang api neraka, melakukan berbagai perbuatan yang tercela, kemudian Allah SWT mengutus para nabi dan rasul-Nya sehingga dengan perantara nabi dan rasul itu, Allah menyelamatakan mereka dari kehancuran dan jurang yang mengerikan. Kepada umat manusia, diharapkan agar memahami ayat-ayat dan bimbingan-Nya agar mendapat petunjuk yang mengantarkan mereka pada kesuksesan lahir dan batin.

Pengertian silaturrahim secara umum adalah menyambung dan melestarikan kasih sayang sesama umat manusia. Dengan silaturrahim itu, maka kehidupan umat manusia akan memperoleh kemajuan-kemajuan yang sangat tinggi dan memasuki dunia kehidupan dengan penuh ketenangan dan ketentraman.

Demikian agungnya karunia Allah yang diberikan kepada umat manusia, berupa lembutnya hati dan kasih sayang sesama mereka, sehingga digambarkan bahwa sekiranya umat manusia mendermakan seluruh hartanya yang ada di bumi, niscaya tidak akan dapat melembutkan hati mereka. Demikian juga tidak akan dapat menumbuhkan rasa kasih sayang. Allah yang melembutkan hati mereka, sesungguhnya Ia Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.

وَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡۚ لَوۡ أَنفَقۡتَ مَا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا مَّآ أَلَّفۡتَ بَيۡنَ قُلُوبِهِمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ أَلَّفَ بَيۡنَهُمۡۚ إِنَّهُۥ عَزِيزٌ حَكِيمٞ

"Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana,". (QS. Al-Anfal, 08:63).

Selama umat manusia menyadari karunia agung yang diberikan Allah pada mereka, pastilah mereka akan meraih keridhaan-Nya dan memperoleh kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. Menyadari karunia Allah adalah dengan jalan memeliharanya dengan baik dan terus menerus merajut silaturrahim. Sedangkan mereka yang memutuskan silaturrahim akan mendapat kemurkaan Allah SWT dan akan mengalami kehancuran dalam kehidupannya, baik di dunia, maupun di akhirat.

Mereka yang memenuhi janjinya terhadap Allah, dan tidak merusak perjanjuan itu, demikian juga mereka yang merajut apa yang diperintahkan Allah berupa silaturrahim sesama manusia, mereka akan memperoleh kemuliaan dan keluhuran.

ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ وَلَا يَنقُضُونَ ٱلۡمِيثَٰقَ وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ وَيَخَافُونَ سُوٓءَ ٱلۡحِسَابِ

"(yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk," (QS. Al-Ra’du, 13:20-21).

Umat manusia yang tidak merajut silaturrahim dan tidak menjaganya dengan baik, maka akan mendapatkan laknat dari Allah SWT dan memperoleh kehidupan yang sangat hina.

وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ وَيُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ

"Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam)," (QS. Al-Ra’du, 13:25).

Rasulullah Muhammad SAW membimbing umatnya agar selalu merajut silaturrahim, menjalin hubungan sesama mereka dengan kasih sayang, saling mencintai satu dan lainnya dalam kehidupan yang penuh rahmat dan kemuliaan. Mereka yang merajut silaturrahim akan mendapatkan kehidupan ekonomi yang sangat maju dan memiliki kesan yang baik dalam kehidupan masyarakatnya.

مَن سَرَّهُ أنْ يُبْسَطَ له في رِزْقِهِ، أوْ يُنْسَأَ له في أثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.

"Barang siapa yang menghendaki untuk memperoleh rizki yang luas dan memiliki kesan yang baik dalam kehidupannya, maka hendaklah ia merajut silaturrahim,". (HR. Bukhari, 2067).

Mereka yang merajut silaturrahim dengan baik, memperoleh rizki yang banyak dan berkah, karena aktivitas ekonomi tidak akan bisa terjadi tanpa silaturrahim. Semakin banyak bersilaturrahim, maka akan banyak pelanggannya dan rizkinya akan semakin bertambah. Kenyataan ini, bisa kita lihat bahwa orang-orang yang hidup dalam suatu kota yang banyak penduduknya akan sangat mudah mengais rizki. Aktivitas bisnis apapun akan cepat berkembang dengan baik.

Sebaliknya kalau tinggal di hutan tidak ada orang lain dengan sendirinya tidak bisa silaturrahim, maka tidak bisa berbisnis. Semakin banyak penduduk semakin banyak rizki yang beredar, itu merupakah salah satu hikmah silaturrahim. Dalam hadits yang lain, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa mereka yang rajin bersilaturrahim, bukan saja memperoleh rizki yang berlimpah akan tetapi akan dipanjangkan umurnya dan dapat memakmurkan suatu kota atau suatu negeri.

صِلَةَ الرَّحِمِ، وحُسْنُ الْخُلُقِ، وحُسْنُ الْجِوَارِ: يَعْمُرَانِ الدِّيَار، ويَزِيدَانِ فِي الأَعْمَار

"Silaturrahim, berakhlak yang mulia, berbuat baik pada tetangga, memakmurkan tempat tinggal, dan memanjangkan umur,". (HR. Ahmad, 25259).

Mengutip tulisannya Dr. Zakki Mubarak, MA. salah satu musytasar PBNU yang mengatakan bahwa silaturrahim dapat memanjangkan umur, karena dengan aktivitas itu, manusia akan sangat berbahagia, berjumpa dengan teman-teman, termasuk teman lama, dengan saudara, handai taulan, kerabat, orang tua, dan sebagainya akan dapat menghilangkan stres. Dalam perkembangan masyarakat modern, stres sangat membahayakan, karena dapat menimbulkan serangan jantung, stoke, depresi, dan obesitas.


Sebagian ulama lain memberikan pemahaman bahwa yang dimaksud usianya panjang adalah amalnya sangat banyak, balasan pahalanya terus berlimpah meskipun orangnya telah wafat. Dengan demikian, yang dimaksud panjang umur adalah usianya tetap sesuai dengan yang ditakdirkan, akan tetapi amalnya sangat banyak dan luas.


Memperhatikan uraian di atas, maka sangat wajar apabila Nabi s.a.w. menjelaskan bahwa kalian tiadak akan bisa masuk syurga, sehingga beriman kepada Allah dan tidak mungkin bisa beriman sehingga ia saling mencintai antara sesama umat manusia.


لا تَدْخُلُونَ الجَنَّةَ حتَّى تُؤْمِنُوا، ولا تُؤْمِنُوا حتَّى تَحابُّوا،


"Kamu sekalian tidak akan masuk syurga sehingga beriman, dan tidak mungkin bisa beriman sehingga kamu saling mencintai,". (HR. Muslim, 54).


Salam akal sehat, Toppeh, 19 Februari 2025

Rabu, 08 Januari 2025

DUA BELAS PEMIMPIN BANI ISRAIL

Dalam Al-Qur'an dan tradisi Islam, dua belas nuqaba (pemimpin) suku Bani Israil pada zaman Nabi Musa adalah:

Suku dan Nuqaba
1. Suku Ruben - Nuqaba: Elizur bin Syedeur (Qur'an: 2:246; 7:160)
2. Suku Simeon - Nuqaba: Syelumiel bin Zurisyaddai (Qur'an: 2:246; 7:160)
3. Suku Yehuda - Nuqaba: Nahason bin Aminadab (Qur'an: 2:246; 7:160)
4. Suku Isakhar - Nuqaba: Netanel bin Zuar (Qur'an: 2:246; 7:160)
5. Suku Zebulon - Nuqaba: Eliab bin Helon (Qur'an: 2:246; 7:160)
6. Suku Yusuf - Suku Efraim: Elisama bin Ammihud (Qur'an: 2:246; 7:160)
7. Suku Yusuf - Suku Manasye: Gamaliel bin Pedasur (Qur'an: 2:246; 7:160)
8. Suku Benyamin - Nuqaba: Abidan bin Gideoni (Qur'an: 2:246; 7:160)
9. Suku Dan - Nuqaba: Ahiezer bin Ammisyadi (Qur'an: 2:246; 7:160)
10. Suku Asyer - Nuqaba: Pagiel bin Okran (Qur'an: 2:246; 7:160)
11. Suku Gad - Nuqaba: Elyasaf bin Dehuel (Qur'an: 2:246; 7:160)
12. Suku Naftali - Nuqaba: Ahira bin Enan (Qur'an: 2:246; 7:160)

Sumber:

1. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 246 dan Al-A'raf ayat 160.
2. Kitab Bilangan 1:5-15 dan 2:1-34.
3. Tafsir Ibn Kathir.
4. Ensiklopedia Islam.

Perlu diingat bahwa nama-nama tersebut juga disebutkan dalam Kitab Bilangan di Alkitab.

Dua belas anak Nabi Yakub (Israel) adalah:

Anak Laki-Laki
1. Ruben (dari Leah)
2. Simeon (dari Leah)
3. Lewi (dari Leah)
4. Yehuda (dari Leah)
5. Dan (dari Bilha, pembantu Rachel)
6. Naftali (dari Bilha)
7. Gad (dari Zilpa, pembantu Leah)
8. Asyer (dari Zilpa)
9. Isakhar (dari Leah)
10. Zebulon (dari Leah)
11. Yusuf (dari Rachel)
12. Benyamin (dari Rachel)

Perempuan
Selain itu, Nabi Yakub juga memiliki dua anak perempuan:

1. Dina (dari Leah)
2. Rahel tidak memiliki anak perempuan lain yang tercatat

Sumber
1. Al-Qur'an (surat Al-Baqarah ayat 133-136, surat Al-A'raf ayat 160).
2. Kitab Kejadian (29:1-30:24, 35:16-26).
3. Tafsir Ibn Kathir.
4. Ensiklopedia Islam.
Berikut nama-nama dua belas nuqaba (pemimpin) atau hawari (sahabat dekat) Nabi Isa dan sahabat Nabi Muhammad:

Nuqaba Nabi Isa (Hawari)
1. Petrus (Simon Petrus)
2. Andreas (saudara Petrus)
3. Yakobus (anak Zebedeus)
4. Yohanes (anak Zebedeus)
5. Filipus
6. Bartolomeus (Natanael)
7. Tomas
8. Matius
9. Yakobus (anak Alfeus)
10. Simon (si Zelot)
11. Yudas Iskariot (digantikan oleh Matias)
12. Matias

Sahabat Nabi Muhammad (As-Sabiqun al-Awwalun)
1. Abu Bakar ash-Shiddiq
2. Umar bin Khattab
3. Utsman bin Affan
4. Ali bin Abi Thalib
5. Bilal bin Rabah
6. Salman al-Farisi
7. Suhayb ar-Rumi
8. Abdurrahman bin Auf
9. Zubair bin Awwam
10. Saad bin Abi Waqqas
11. Talhah bin Ubaidillah
12. Abu Ubaidah bin al-Jarrah

Sumber:

1. Al-Qur'an dan Hadits.
2. Injil (Matius 10:1-4, Markus 3:16-19, Lukas 6:13-16).
3. Kitab-kitab sejarah Islam (Sirah Nabawiyah).
4. Ensiklopedia Islam.

Sabtu, 04 Januari 2025

Mengintip Sejarah yang Hilang di Jawa

Puyuh yg mana, kalau Puyuh Jawa atau Arborophila javanica malah adanya hanya di Jawa.
Puyuh Jawa...mereka menemani Nabi Khaidir, Sulaiman n Isa AS jalan2 di hutan2 Jawa 
Kalau anjing ya anjing asli Jawa yg kelak dibawa ke Bali oleh Majapahit, anjing Kintamani. Anjing yg mengawal Nabi Idris, Khaidir, Sulaiman n Isa AS saat di Jawa.
Di udara dikawal oleh Elang Jawa...
[4/1 15.32] Ary: Nabi Khaidir, Sulaiman n Isa AS mengalahkan para setan dedemit termasuk raja2nya di Diëng.
[4/1 15.33] Ary: Betul n keturunan beliau adalah Ibu Ratu Sima.
[4/1 15.35] Ary: Untuk mengenang kemenangan leluhurnya terhadap raja jin besar, Ibu Ratu Sima membangun kompleks candi di Diëng.
[4/1 15.39] Ary: Di kompleks candi Diëng ada candi Semar... Satu2 nya yg BUKAN hikayat Hindu Arya Sansekerta...
[4/1 15.41] Ary: Satu2 nya yg berbentuk seperti... RUMAH! Karena kita memang anak2 nya Semar... Japheth ben Noah alias Jawa bin Nuu alias Hyang Ismaya bin Hyang Tunggal AS... BAPAK BESAR KITA... KAKEKNYA BANGSA NUSANTARA.
[4/1 15.46] Ary: Ibu beliau, istri Nabi Nuh bernama Naamah... Bangsa yg sama dgn Nabi Nuh AS. Asal? Mesopotamia... Alif Laam Ra.

[2/12/2024 20.38] noerhoeda: Setidaknya Hyang Wulan bin Hyang Ismaya bin Hyang Tunggal alias Nabi Yawan bin Yafits bin Nuh AS sampai ke Banua Jawa n membangun peradaban Nuswantara  itu sekitaran 70.000 tahun lalu.

[2/12/2024 20.45] noerhoeda: 1. Mandala dari Bahasa Sansekerta artinya Lingkaran.
2. Manggala jg Bahasa Sansekerta artinya Keberuntungan.
Magelang itu Manggala n Mandala... Lingkaran Gunung2 Api... Gunung api dgn laharnya memberi kesuburan pd tanah... Keberuntungan. MAGELANG ITU MANDALA  MANGGALA.
[2/12/2024 20.47] noerhoeda: Nabi Sulaiman AS datang ke sana, sholat memuliakan Allah di tempat tsb n membangun Masjid atau Synagogue yg kelak keturunannya, Sima meletakkan batu pertama n diselesaikan oleh buyut2 nya Dyah Pramodawardhani menjadi apa yg kita kenal sbg Borobudur... di mana? Magelang... Rahmat Allah yg tidak terputus... Allah Maha Kasih n Maha Cinta 🙏💚
[2/12/2024 20.49] noerhoeda: Kyai Semar, Hyang Wulan n Hyang Bawor 😊💚




Jumat, 03 Januari 2025

SEBUTAN URUTAN KETURUNAN JAWA

Bismillahirrahmanirrahim..
Dalam Keluarga Jawa biasanya anak menyebut orang tuanya dengan sebutan Bapak dan Ibu. Orang tua Bapak dan ibu disebut Eyang (Kakek/Nenek dlm bhs Indonesia). Orang tua Eyang disebut apa? dst.

Berikut adalah istilah untuk level keturunan (ke bawah) dan level leluhur (ke atas) sampai urutan ke-18 dalam Bahasa Jawa.

*URUTAN KE ATAS :*

Moyang ke-18. Eyang Trah Tumerah
Moyang ke-17. Eyang Menyo-menyo
Moyang ke-16. Eyang Menyaman
Moyang ke-15. Eyang Ampleng
Moyang ke-14. Eyang Cumpleng
Moyang ke-13. Eyang Giyeng
Moyang ke-12. Eyang Cendheng
Moyang ke-11. Eyang  Gropak Waton
Moyang ke-10. Eyang Galih Asem
Moyang ke-9. Eyang Debog Bosok
Moyang ke-8. Eyang Gropak Senthe
Moyang ke-7. Eyang Gantung Siwur
Moyang ke-6. Eyang Udeg-udeg
Moyang ke-5. Eyang Wareng
Moyang ke-4. Eyang Canggah
Moyang ke-3. Eyang Buyut 
Moyang ke-2. Eyang (kakek/nenek dlm bhs Indonesia)
Moyang ke-1. Bapak/Ibu 

*DILIHAT DARI POSISI KITA :*

Urutan ke bawah :
Keturunan ke-1. Anak
Keturunan ke-2. Putu
Keturunan ke-3. Buyut
Keturunan ke-4. Canggah
Keturunan ke-5. Wareng
Keturunan ke-6. Udeg-udeg
Keturunan ke-7. Gantung siwur
Keturunan ke-8. Gropak Senthe
Keturunan ke-9. Debog Bosok
Keturunan ke-10. Galih Asem
Keturunan ke-11. Gropak waton
Keturunan ke-12. Cendheng
Keturunan ke-13. Giyeng
Keturunan ke-14. Cumpleng
Keturunan ke-15. Ampleng
Keturunan ke-16. Menyaman
Keturunan ke-17. Menyo2
Keturunan ke-18. Tumerah

Monggo disimpen .. ini peninggalan leluhur yang nyaris terlupakan..... 

Mari kita lestarikan budaya serta menghormati leluhur.
Semoga ini bermanfaat untuk kita.. 
🙏🏻🙏🏻🙏