Situasinya saat itu, menurut Kiai Saifuddin, tidak semua perwakilan Konsul dapat berangkat, sebab setelah Jepang menyerah, Jawa, Sumatera, dan Bali diduduki Inggris dan kepulauan yang lain diduduki Australia, keduanya atas nama tentara sekutu.
Oleh karena itu, hanya Konsul dari wilayah Jawa dan Madura yang dapat menghadiri undangan tersebut. Dari data yang dimiliki penulis, dikutip dari salinan daftar Pengoeroes Besar Nahdlatoel-'Oelama' Diperoentoekkan Tjabang-tjabang Nahdlatoel-'Oelama' seloeroehnja (Tjetak Nahdlatoel-'Oelama', 1944) Nama-nama wakil Konsul PBNU di wilayah Jawa dan Madura, yakni:
1. KH Ghoefron (Surabaya)
2. KH Masjkoer (Malang)
3. KH Abd. Chalim Siddiq (Besuki)
4. KH Moenif (Madura)
5. KH Moechsin (Kediri)
6. H M Asj'ari (Madiun)
7. KH Abd. Karim (Bojonegoro)
8. KH Abdoeldjalil (Pati)
9. KH Chambali (Semarang)
10. KH Djouhar (Solo)
11. Saifoeddin Zuhri (Kedu)
12. KH M Iljas (Pekalongan)
13. M Masna (Cirebon)
14. M Soetisna Sendjaja (Priangan)
15. Zainul Arifin (Jakarta, Bogor, Banten)
16. R H Moechtar (Banyumas)
Sumber: https://www.nu.or.id/fragmen/tokoh-tokoh-yang-hadir-saat-deklarasi-resolusi-jihad-nu-1945-gKtJb
Foto: Lukisan Ilustrasi rapat yang mencetuskan Resolusi Jihad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar