MUTIARA ILMU: Manaqib dari Al Imam Al Arif Billah Al Qutb Al Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid

Rabu, 25 Agustus 2021

Manaqib dari Al Imam Al Arif Billah Al Qutb Al Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid

HABIB TANGGUL



Beliau Habib Sholeh adalah paduan lautan karomah, lautan wilayah, lautan asror, lautan anwar, lautan syariah, lautan haqiqoh dan lautan makrifah. 
Quthbul Ghouts, Ahluddark, Sohibul Waqt dan Fariidu Zamanihi.

Kewalian beliau terang benderang seperti matahari di siang hari, disaksikan kalangan khos maupun kalangan awam. Para habaib, para ulama, solihin, pejabat, orang kaya, orang miskin, artis, rakyat jelata, yatim piatu, kaum fakir semua datang kepada beliau.

Hidupnya bertabur karomah dan akhlak yang mulia. Seluruh waktunya dihabiskan untuk berkhidmat kepada umat Rasulullah SAW

Beliau memiliki keterikatan hati yang besar kepada para salaf leluhurnya, Auliya min bani alawy. Hingga beliau pun diperhatikan secara khusus oleh mereka dari alam barzakh. Ruh mereka silih berganti mendatangi beliau baik dalam keadaan terjaga ataupun dalam tidur beliau.

Hingga Ar Ruh as Syarif Fakhrul Wujud Sohibul Karomi wal Juud Syekh Abu Bakar bin Salim menemui beliau yaqozotan meminumkan kepada beliau bahrul haqiqah/samudera hakikat hingga beliau bergelimang cahaya meraih futuuhal arifin, terbuka segala hijab hissi dan maknawi.

Beliau menjadi kecintaan Rasulullah SAW mahkotanya para Wali Allah dan kekasih hati orang-orang sholeh. Beliau lautan kedermawanan yang tak bertepi, sumber keberkahan yang tidak pernah habis, pembuka pintu rahmat ALLAH, pengangkat bala’ atau musibah umat Rasulullah, dan wasilah yang agung bagi terkabulnya hajat makhluk-makhluk ALLAH.

Habib Sholeh berasal dari Hadramaut. Keturunan Syekh Abu Bakar bin Salim yang kesepuluh. Marga beliau Al Hamid berasal dari Habib Hamid bin Syekh Abu Bakar bin Salim. Lahir tahun 1313 H dikota Korbah, ayahnya bernama Muhsin bin Ahmad, seorang alim, abid, mukhlis dan wali yang dicintai masyarakat di daerah Wadi Amid. Ibunya seorang ahli zuhud bernama Aisyah Ba umar.

Habib Sholeh pertama kali melakukan rihlah da’wahnya ke Indonesia sekitar tahun 1921 M. Awalnya tinggal di Lumajang kemudian pindah ke daerah Tanggul, Jember Jawa timur dan menetap di sana hingga wafat.

Keharuman nama beliau tersebar hingga ke seluruh belahan bumi. Manusia dari dalam maupun luar negeri berkunjung dan mendatangi beliau. Dari Amerika, Belanda, Afrika, Cina, Saudi Arabia, Singapura, Malasyia dan lain-lainnya.

Mereka datang untuk mendapatkan berkah, memohon doa-doanya. dan dengan mendekati beliau berharap mendapat hujanan rahmat dari ALLAH SWT.

Banyak orang-orang yang datang kepada beliau telah dikasyaf oleh beliau sehingga mereka mendapatkan jawaban/pertolongan dari beliau sebelum mereka mengutarakan masalahnya. Dan tiada seorang pun bertawassul atau bertawajjuh kepada beliau melainkan selalu tercapai segala hajat dan mendapatkan apa yang diinginkannya berkat tingginya maqom beliau di sisi ALLAH.

Para wali yang hidup sezaman dengan beliau menyaksikan tingginya kedudukan beliau. Al Quthb Habib Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf Jeddah ketika sedang berkunjung ke Indonesia dan betemu Habib Sholeh berkata, “Sesungguhnya Habib Sholeh ini adalah seorang habib yang sangat agung kedudukannya dan amat tinggi martabatnya, beruntunglah kalian bersama dengannya.

Sesungguhnya walaupun beliau berada di tengah-tengah kalian dengan jasadnya yang dzohir tapi sebenarnya beliau tidak bersama dengan kalian karena hatinya telah terikat dengan tali cinta pada Tuhannya dan telah tertambat pada pintu Arasy-Nya”.

Habib Ja’far berkata kepada Habib Sholeh, “Telah datang kepadamu sesuatu yang wahbiy (Pemberian langsung dari ALLAH) bukan kasbiy (Sesuatu yang dicapai dengan usaha)”.

Habib Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang berkata bahwa beliau tidaklah berucap dan tidak berbuat sesuatu kecuali atas izin Habib Sholeh, Habib Ali memuji, “Wahai Habib Sholeh engkau adalah orang yang do’anya selalu terkabul dan engkau sangat dicintai oleh Tuhanmu dan segala permohonanmu selalu dikabulkan.”

Habib Husain bin Hadi bin Salim Al Hamid, waliyullah asal Brani, Probolinggo, suatu hari bermimpi mengunjungi Habib Sholeh.
Ketika sampai di depan rumahnya beliau mendengar seperti suara Habib Sholeh dari dalam Masjid, maka beliau segera menuju ke Masjid dan ternyata Habib Sholeh berada di dalamnya dengan di dampingi oleh seseorang dengan wajah yang amat tampan dan memancarkan cahaya yang begitu sempurna.

Maka Habib Husain berkata dalam dirinya dengan penuh keyakinan bahwa orang tersebut pasti Rasulullah SAW.
Ketika Habib Husain berada di hadapan mereka maka Habib Sholeh memberi isyarat kepadanya agar menyalami orang yang di samping beliau.

Ketika Habib Husain hendak menyalaminya, orang tersebut justru memberi isyarat agar Habib Husain menyalami Habib Sholeh terlebih dahulu.
Hal ini merupakan bukti yang cukup jelas akan keluhuran martabat Habib Sholeh yang telah mencapai tingkatan khalifah yang sempurna sebagai Al Warits Al Muhammadiy, pewaris kakek beliau yang agung Muhammad SAW.

Abah Guru Sekumpul mencintai dan memuliakan Habib Sholeh, mengambil berkat dari Habib Sholeh dan memajang foto Habib Sholeh dalam ukuran besar di ruang tamunya. Abah Guru juga gemar melantunkan qosidah karangan Habib Sholeh, “Yahla baitinnabi yahlassofa wal munajah…bakhit man habbakum yadzfar bima qod tamannah…dan seterusnya”.
 
Kata Abah Guru, “Habib Sholeh Tanggul ibarat Syekh Abu Bakar bin Salim-nya Indonesia. Do’a Habib Sholeh sangat mustajab, mendahului kilat yang menyambar. Karomah yang diberikan ALLAH kepada Habib Sholeh menunjukkan bahwa beliau hamba yang disayangi-Nya”.

Habib Sholeh melakukan uzlah (mengasingkan diri dari manusia) selama tiga tahun di dalam kamar kholwatnya. Selama itu pula beliau tidak menemui seorang manusia dan tidak seorang pun menemuinya. Hingga suatu hari datanglah Al Quthb al Adzim wal Ghouts Al Kabir Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf menuju kediamannya dan memperkenankannya untuk keluar dari tempat kholwatnya. Lalu Habib Abu Bakar mengajaknya ke Gresik dan menyuruh beliau untuk mandi di jabiyah (kolam mandi khusus). Kemudian atas perintah Rasulullah, Habib Abu Bakar memakaikan jubah, imamah dan sorban hijaunya kepada Habib Sholeh sebagai pertanda beliau telah mengemban maqom Quthbiyyah dan Ghoutsiyyah.

Diceritakan oleh seorang sahabat terdekat beliau semasa hidupnya Almarhum Habib Muhamad Bin Hud Assegaf, bahwa ketika manusia berduyun-duyun datang kepada Habib Sholeh, Habib Sholeh berkata kepadanya : “Wahai anakku ketika di dalam kholwat aku merasakan ketenangan batin dimana aku banyak membaca Al Qur’an dan kitab Dalailul Khoirot yang berisi Sholawat dan salam kepada Sayyidis Sadat shallallahu alaihi wa sallam, aku juga bertemu dengan Rasullulah yang memancarkan sinar dari wajahnya yang mulia”.

Diantara Karomah Beliau :

Kata Habib Sholeh, “Du’a’i yasbiqul barq (do’aku mendahului kilat yg menyambar)”.

Dikisahkan, suatu waktu beliau sedang berjalan bersama Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah Al Habsyi, Kwitang Jakarta, hendak berkunjung ke kediaman Habib Ali di Bungur.
Saat melintasi sebuah lapangan, beliau melihat banyak sekali orang berkumpul untuk melakukan shalat Istisqa lantaran Jakarta saat itu dilanda kemarau panjang.

Habib Sholeh pun berkata, “Serahkan saja kepadaku, biar aku yang akan memohon hujan kepada ALLAH SWT”
Tak berselang lama setelah Habib Sholeh menengadahkan tangan ke langit, awan mendung datang dan hujan pun turun.

Ada orang kaya di Surabaya punya anak gagu (tak bisa bicara) sudah berobat ke Jepang, Singapura, dan lain-lain, tetapi tidak sembuh-sembuh. Namun orang ini dikenal benci kepada golongan habaib.
Karena sudah lelah mengobati anaknya tapi tak ada hasil, tiba-tiba kawannya menyarankan untuk mendatangi Habib Sholeh, mohon doa agar anaknya di berikan kesembuhan oleh ALLAH SWT.

Di kediaman Habib Sholeh, sang bapak segera mengatakan hajatnya.
Kemudian Habib Sholeh berkata kepada anak tersebut, “Ya walad (hai anak laki-laki) tirulah suara ayam berkokok”. Maka sang anak menirukan suara ayam berkokok. Lalu Habib Sholeh berkata lagi, “Ya walad tirulah suara ayam jago berkeruyuk”. Anak itu meniru suara ayam berkeruyuk. Seketika anak itu langsung bisa berbicara layaknya seperti anak kecil lainnya. Betapa gembiranya sang ayah anaknya sembuh dengan Izin ALLAH SWT Berkat wasilah Habib Sholeh. Sejak itu orang kaya yang tadinya benci dengan habaib ini, berubah total menjadi pecinta Habib Sholeh.

Abah Guru Sekumpul pernah mengisahkan, ketika Habib Sholeh beribadah haji, datanglah seorang Arab membawa salah satu keluarganya yang lumpuh. Orang Arab itu minta didoakan oleh Habib Sholeh karena mengetahui keistimewaan Habib Sholeh dari teman-temannya. Maka kemanapun Habib Sholeh berjalan selalu diikuti oleh orang Arab tsb. Sampai-sampai hendak ke toilet pun diikuti dari belakang. Karena yang demikian itu, maka Habib Sholeh mengangkat kedua tangannya mendoakan orang yang lumpuh tersebut. Dengan izin ALLAH orang yang lumpuh tersebut langsung dapat bergerak dan berdiri layaknya orang normal. Orang Arab itu pun bercucuran air matanya lalu memeluk Habib SHOLEH.

Habib Muhammad bin Ahmad Alaydrus, ayah Habib Novel Solo pernah datang ke Tanggul Jember untuk meminta air berkah dari Habib Sholeh. Air itu hendak digunakan untuk mengobati Fatimah, kakak kandung Habib Muhammad yang sakit parah dan sudah berbulan-bulan tidak kunjung sembuh. Ketika sampai di rumah Habib Sholeh, Habib Muhammad bertanya kepada tamu yang ada di sebelahnya.

“Sampean sudah sejak kapan datang kemari?”.

Tamu tersebut menjawab “Sudah sejak tiga hari”. “Wah kalau sampean yang sudah 3 hari saja belum ditemui apalagi saya”, kata Habib Muhammad.

Kemudian karena Habib Muhammad belum pernah bertemu Habib Soleh ia pun bertanya, “Yang manakah Habib Sholeh itu?”

“Itu itu yang baru selesai mengambil air wudhu”, kata si tamu.

sambil menunjuk Habib Sholeh. Lalu habib Muhammad menanyakan maksud kedatangan tamu di sebelahnya itu.

Kata si tamu, “Bulan depan kontrakan rumah saya sudah habis. Saya tak sanggup lagi membayar. Sudah mencari hutangan ke mana-mana tapi tak dapat sepeserpun. Saya cari pekerjaan kesana kemari tapi tak ada hasil. Maka saya ke sini untuk minta doa Habib Soleh supaya dimudahkan segalanya oleh Allah dan dapat membayar kontrakan rumah saya”.

Tiba-tiba Habib Soleh memanggil, “Ya Aidrus ta’al (kemarilah)!”. Habib Muhammad al Aidrus seakan tidak percaya bahwa Habib Sholeh memanggilnya.

Habib Sholeh mengulangi lagi, “Ya Aidrus ta’al !” Maka bangkitlah Habib Muhammad menemui Habib Sholeh.

“Ini berikan kepada kakakmu”, kata Habib Sholeh sambil memberikan sebotol air yang telah dido’akan.

“Insyaallah husnul khotimah” kata Habib Sholeh.

Hati Habib Muhammad langsung bertasbih memuji Allah, darimana Habib Soleh tahu famnya dan tahu maksud kedatangannya.

Dan dari isyarat Habib Sholeh ia tahu rupanya Allah menghendaki perjumpaan dengan Fatimah kakaknya Habib Muhammad pun mengucapkan terima kasih lalu kembali ke tempat duduknya.

Sejenak kemudian datanglah tamu seorang pejabat. Menyerahkan uang dalam jumlah yang banyak dibungkus dalam karung besar. Hadiah untuk Habib Sholeh karena hajat pejabat tadi telah berhasil sebab do’a Habib Sholeh.

Setelah menerima hadiah itu, Habib Sholeh lalu memanggil tamu di sebelah Habib Muhammad yang telah tiga hari belum ditemuinya. “Ini untuk membayar kontrakan rumahmu”. Uang sekarung itu pun beliau berikan seluruhnya kepada si tamu.

Si tamu tercengang. Hatinya bergetar mengingat Allah. Sedikitpun ia belum menceritakan hajatnya tapi semuanya sudah diketahui oleh Habib Soleh. Ia lalu berterima kasih sambil tak kuasa menahan air matanya.

Di lain waktu, dikisahkan sendiri oleh Habib Sholeh, ketika beliau Ibadah haji, di saat beliau berada di Roudhoh Masjid Nabawi, tiba-tiba datang beberapa orang berpakaian askar kepada beliau lalu mengajak beliau ziarah ke makam-makam para sahabat.

Sambil dijelaskan oleh askar tadi, ini makam sahabat ini…ini makam sahabat ini… Esoknya datang kembali para askar itu menemui Habib Sholeh, kembali mengajak beliau ziarah ke makam sahabat-sahabat Nabi yang lain sambil mengatakan nama-nama sahabat tersebut. Tiga hari berturut-turut hal itu terjadi.

Sampai akhirnya beliau pun bertanya kepada para askar itu, “Kalian ini sebenarnya siapa?” Para askar itu menjawab, “Engkau tidak perlu mengetahui siapa kami”. Esoknya ternyata askar itu tidak datang lagi. Kata Habib Sholeh, “Hal ini disebabkan karena rasa keingintahuanku sehingga rijalul ghoib itu tidak datang lagi”.

Kemuliaan Akhlak Al Habib Sholeh :

Beliau adalah orang yang rendah hati dan tidak pernah merasa dirinya sebagai orang yang patut untuk diistimewakan, Makan beliau sederhana, pakaian sederhana, tinggal di rumah sederhana yang terbuat dari bilik bambu. Banyak habib, saudara, orang-orang kaya, datang kepadanya untuk merenovasi rumahnya, tapi beliau menolaknya dengan halus.

Kata beliau, “Jangan diapa-apakan ! Biarkan saja, saya takut Rasulullah SAW
Tidak datang lagi ke tempat ini. Saya setiap hari berjamaah shalat lima waktu dengan Rasulullah SAW di rumah ini. Jangan dibongkar rumah ini.”

Dalam kesehariannya, beliau selalu melapangkan orang susah, membantu orang-orang yang dililit utang, membantu fakir miskin dan anak yatim, mempertemukan orang-orang yang belum mendapatkan jodoh, mendamaikan orang-orang yang berselisih.

Beliau sangat penyayang terhadap fakir miskin, para janda dan yatim piatu. Beliau gemar mengurusi segala kebutuhan mereka.

Beliau memiliki kebiasaan setiap selesai sholat subuh pergi ke stasiun Tanggul lalu masuk gerbong KA untuk memberikan minuman hangat gratis kepada para penumpang. Beliau juga gemar membagi-bagikan uang dan sembako kepada tetangga-tetangganya.

Beliau orang yang sangat dermawan. Tidak pernah menolak seorang pun yang meminta-minta. Seorang ulama mengatakan, seandainya beliau tak memiliki apapun kecuali ruhnya, maka beliau pun akan menyerahkanya kepada yang memintanya.

Beliau sangat tawadhu’. Beliau senantiasa mendahului meminta ma’af kepada orang-orang disekitarnya, bahkan kepada putra-putra dan cucu- cucunya. Beliau melayani dan memuliakan para tamunya. Beliau tidak akan menyentuh hidangan sebelum tamunya mengambilnya terlebih dahulu. Beliau menimba sendiri air dari sumur untuk keperluan mandi dan wudhu para tamunya.

Ijazah Beliau :

Agar semua urusan lancar, Beliau Shahibul Haul Al Imam Al Arif Billah Al Qutb Al Habib Sholeh Bin Muhsin Al Hamid mengijazahkan Sholawat Mansub sebagai berikut :

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةً تَغْفِرُ بِهَا الذُّنُوْبَ , وَتُصْلِحُ بِهَا الْقُلُوْبَ , وَتَنْطَلِقُ بِهَا الْعُصُوْبُ , وَتَلِيْنُ بِهَا الصُّعُوْبُ , وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ إِلَيْهِ مَنْسُوْبٌ

“Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad. Sholatan taghfiru bihadzunub, wa tuslihu bihal qulub, wa tantholiqu bihal usub wa talinu bihasshu’ub wa ala alihi wa sohbihi wa man ilaihi mansub”. Dibaca 11 kali setiap selesai sholat fardhu.

Siapapun yang istiqomah membacanya, akan diberikan kebahagiaan dunia akhirat, dimudahkan segala urusannya, dilembutkan hatinya, diberkahi anak turunnya, diberikan rizki yang tidak disangka-sangka, diwafatkan dalam keadaan husnul khotimah, dan dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang La khoufun alaihim wala hum yahzanun (tidak ada ketakutan lagi bagi mereka dan tidak pula mereka bersedih hati).

Berkat membaca riwayat WaliAllah Al Habib Sholeh, dan berkat pangkat Habib Sholeh di sisi ALLAH, semoga kita semua mendapat hujanan Rahmat ALLAH, semoga juga ALLAH memberikan kepada kita apa yang di berikan kepada Habib Sholeh, dan Mudah mudahan madad, barokah, asror, nafahat, anwar, dan nadzroh para wali ALLAH selalu mengalir kepada kita.

آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ

 

SHALAWAT TAGHFIR

"Allaahumma Shalli 'Alaa Sayyidinaa Muhammadin Shalaatan Tagh-firu Bihadz Dzunuub, Wa Tush-lihu Bihal Quluub, Wa Tan-thaliqu Bihal ‘Ushuub, Wa Taliinu Bihash Shu’uub, Wa 'Alaa Aaalihii Wa Shahbihii Wa Man Ilaihi Mansuub"

(Ya Allah, Engkau curahkan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dengan shalawat yang mengampuni segala dosa, yang memperbaiki segala hati, yang menyembuhkan segala penyakit, yang memudahkan segala kesusahan, tercurahkan pula kedpada keluarganya dan para sahabatnya dan orang yang ada bertalian kepada beliau (Nabi Muhammad SAW)

(Al-Habib Sholeh bin Muchsin Al-Hamid – Tanggul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar