MUTIARA ILMU

Kamis, 17 Agustus 2023

SHOLAWAT GHOUTS AZ ZAMANDOA TOLAK BALA' SELAMA BULAN SAFAR


Ijazah dari Al- 'Arif Billah Al-Habib Abdurrahman Bilfaqih (Ponpest darul Hadist Al-Faqihiyyah Malang Jawa Timur )  Ibni Samahat Al-Ustadz Al-Imam Al-habib Abdullah Bilfaqih ibni Imam Al- Habr Al-Qutub Al-habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Al-'Alawy Al-Husaini
صلوات غوث الزمان

Allaahumma Shalli wasallim wabaarik 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'Alaa aalihi wa shohbihi waj'alnii fii qolbil insaanil kaamili wa habbibhu fiyya wa 'arrifnii bi ghautsi az zamaani wa a'waanihi wa hassin adabii ma'ahum dloohiron wa baatinan wa aghitsnii bihim fii umuuril 'ilmi wad diini wad dunya wal aakhirati wakhtimnii bi khootimati as sa'aadati wal husnaa wal hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin. ".

Artinya :   " Ya Allah limpah curahkan Shalawat, salam serta keberkahan kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya dan sahabat sahabatnya, Dan jadikanlah aku berada pada hatinya Manusia Yang Sempurna , dan jadikanlah kecintaannya ada pada hatiku, Dan berikanlah pengetahuan padaku tentang keberadaan Wali Ghauts Az Zaman beserta para penolong penolongnya, Dan baguskanlah Adabku beserta  mereka ( para penolong wali Ghauts Az zaman ) baik Adab secara Dzahir maupun Bathin, Dan tolonglah aku dengan mereka didalam semua urusan urusan 'Ilmu, Agama, Dunia serta Akhirat, Dan Akhirilah aku dgn akhir yg bahagia dan  Husnul Khatimah , Dan segala puji hanyalah milik Allah yg menguasai semua Alam ".

Dibaca selama bulan Shofar
7x/11x/41x/100x (Tidak ada batas maksimal)

Waktu membaca :

Setelah sholat 5 waktu
Atau Minimal sehari 7x

Faedah: Untuk tolak bala’
Silahkan diamalkan & disebarkan ijazah Umum

Minggu, 13 Agustus 2023

[KISAH SAYYID ALWY DAN MALAIKAT PENCABUTAN NYAWANYA].


“Andaikan saja malaikat maut hendak mencabut ruhku, niscaya aku mengatakan, “tunggu, sampai aku menyampaikan pelajaran malam ini’.”

Itulah pesan yang sangat menggetarkan dari sosok Al-Allamah Sayyid Alawy bin Abbas Al-Maliki, imam besar Masjidil Haram pada masanya. Nasab beliau bersambung kepada As-Sayyid Idris Azhar, seorang Raja di Maroko yang memiliki kerajaan yang bernama Idrisiyah. 

As-Sayyid Idris Azhar sendiri sudah menjadi raja semenjak usia sangat belia yakni umur 11 tahun. Pada era kepemimpinannya, ada tradisi menjadikan anak kecil sebagai Imam Shalat Tarawih, sebab pada umumnya anak-anak telah selesai mengkhatamkan tahfizh Al-Qur’an di usia 10 tahun.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Sang cucu, Sayyid Alawy dari semenjak belia telah menjadi Dewan Pengajar di Masjidil Haram. Ia mendapatkan julukan Ashghorul Mudarrisin Fil Harom (guru paling kecil di Masjidil Haram).

Tidak main-main yang hadir dalam Majelis Beliau lebih dari 1000 orang. Sementara setiap hari beliau bisa menggelar Majelis Ilmu hingga 30 macam Kitab.

Beliau adalah sosok murobby agung yang dikenal disiplin dan istiqomah, bahkan banyak orang yang mengatakan bahwa “gurunya lebih disiplin ketimbang muridnya”. Setiap pengajarannya, mesti ditemukan satu cerita penghilang kantuk dan membuat para muridnya pulang menyisakan senyum menawan.

Beliaupun juga sosok yang sangat ahli dalam menggubah syair. Dalam satu peristiwa beliau akan langsung bersyair tanpa pikir panjang terlebih dahulu.

Beliau juga lihai dalam mengadakan rekonsiliasi antar dua orang yang sedang terlibat konflik.

Disaat Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki, putranya sedang menempuh studi di Mesir, beliau dengan kerendahan hatinya meminta doa kepada para muridnya untuk kesuksesan putranya.

Meskipun Beliau sedang sakit dan tidak memungkinkan ngajar, namun beliau bersikeras menghadirinya dengan niat Isytifa’, berharap semoga disembuhkan sakitnya dengan menghadiri majelis ilmu yang penuh keberkahan.

Kalam Beliau yang penuh Hikmah diantaranya adalah: “Kesenanganku adalah dalam menyampaikan pelajaran. Andaikan saja malaikat maut hendak mencabut ruh ku, niscaya aku mengatakan, “Tunggu, sampai aku menyampaikan pelajaran pada Malam ini”.

Itulah Sosok Sayyid Alawy bin Abbas Al-Maliki. Kepada beliau juga, Kiai Maimoen Zubair Sarang dan banyak lagi ulama nusantara yg mengaji kepada beliau..

آللَّهُمَّ صَلِّ عَلَی سَيدِنَا مُحَمَّد وَ عَلَی آلِ سَيدِنَا مُحَمَّدَ.

Sumber; Kisah Ulama dan Sejarah Nusantara.