MUTIARA ILMU

Selasa, 22 Juni 2021

Tentang Iblis

Syeikh KH Ahmad Asrori Al Ishaqi dalam sebuah pengajian menerangkan Kitab Kasyful Bayan. Imam as-Samarqandi dan juga dikatakan dalam Tafsir Showi:

فائدة : قال كعب الاخبار ان ابليس اللعين كان خازن الجنة اربعين الف سنة، ووعظ الملائكة عشرين الف سنة وسيد الكروبيين ثلاثين الف سنة، وسيد الروحانيين الف سنة، وطاف حول العرش اربعة عشر الف سنة

Sebuah Faidah: Berkata Ka'ab al-Akhbar "Sungguh Iblis yang terlaknat telah menjadi penjaga surga selama 40.000 tahun, guru dan penasihat malaikat selama 20.000 tahun, pemimpin malaikat karubiyyun selama 30.000 tahun, pemimpin malaikat ruhaniyyun selama 1000 tahun dan bukan cuma thawaf di ka'bah, bahkan mereka thawaf di Arsy selama 14.000 tahun.

Dalam Kitab Mukasyafat al-Kulub, Imam Ghazali:

ﺭﻭﻱ ﺃﻥ ﺇﺑﻠﻴﺲ ﻛﺎﻥ ﺍﺳﻤﻪ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﺍﻟﻌﺎﺑﺪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺍﻟﺰﺍﻫﺪ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜﺔ ﺍﻟﻌﺎﺭﻑ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺮﺍﺑﻌﺔ ﺍﻟﻮﻟﻲ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺨﺎﻣﺴﺔ ﺍﻟﺘﻘﻲ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺩﺳﺔ ﺍﻟﺨﺎﺯﻥ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﺴﺎﺑﻌﺔ ﻋﺰﺍﺯﻳﻞ ﻭﻓﻲ ﺍﻟﻠﻮﺡ ﺍﻟﻤﺤﻔﻮﻅ ﺇﺑﻠﻴﺲ

Diriwayatkan bahwa Iblis di langit dunia mendapatkan titel/gelar Ahli Ibadah pada langit kedua disebut Ahli Zuhud pada langit ketiga Al-'arif (Ma'rifat Billah), pada langit keempat disebut Waliyullah, pada langit kelima disebut Ahli Taqwa, pada langit keenam disebut Penjaga Syurga, pada langit ketujuh Azazil (Mengetahui ruh yang buruk dihadapan Allah).

Tapi coba lihat pada putusan akhir Dilauh al-Mahfudz Iblis dilihat Iblis. Artinya. suka mengaburkan sesuatu antara yang haq dan batil. [Mukhasyafat al-Kulub 61]

Lalu apa hubungannya dengan ibadah? Imam Ghazali dalam maqalah diatas, beliau menutup maqalahnya dengan:

ﻭﻫﻮ ﻏﺎﻓﻞ ﻋﻦ ﻋﺎﻗﺒﺔ ﺃﻣﺮﻩ، ﻓﺄﻣﺮﻩ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ ﻳﺴﺠﺪ ﻷﺩﻡ

Dia itu lalai akan akhir dari perkaranya, iblis sudah mulya disisi Allah, sudah agung derajatnya, tapi dia lupa bagaimana akhir hayatnya.

Jadi kalau orang membangakan ibadahnya membangakan ilmunya, membanggakan nasabnya, membangakan kelebihannya itu sama saja dengan iblis.

Umat islam yang terus istiqomah dalam beribadah intinya adalah tidak mengetahui akhir dari hayatnya. Boleh jadi saya atau anda sekarang iman dan islam, tapi apakah kita tahu akhir dari hayat kita masih membawa iman?!

Syeikh Ahmad Asrori berkata: "Semakin tinggi orang makrifat, maka semakin takut di akhir hayatnya. Apakah Husnul Khotimah atau Su'ul Khotimah. Akhir hayatnya baik atau buruk."

Semoga kita dianugrahi ketaatan dan selalu istiqomah iman dan islam hingga ruh terpisah dari jasad. 
Alfatihah

DOA TERHINDAR DARI PENYAKIT AIN YANG DIAJARKAN MALAIKAT JIBRIL KEPADA RASULULLAH

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Anda pernah mendengar, tiba-tiba seseorang sakit mendadak, anak yang tadinya sehat drastis lemah dan suka menangis malam, atau lainnya. Setelah dicek, ternyata sulit mendiagnosanya. Barangkali dia terkena Al 'Ayn.

Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Malaikat Jibril pernah mengajari Rasulullah Saw doa untuk penyakit ain ketika Sayidina Hasan dan Husain terkena penyakit ain. Doa agar terhindar dari penyakit ain yang dimaksud adalah sebagai berikut;

اللَّهُمَّ ذَا السُّلْطَانِ الْعَظِيمِ ذَا الْمَنِّ الْقَدِيْمِ ذَا الوجهِ الْكَرِيْمِ وَلِيَّ الْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ وَالدَّعَوَاتِ الْمُسْتَجَابَاتِ عَافِنَا مِنْ أَنْفُسِ الْجِنِّ وَأَعْيُنِ الإِنْسِ

Allohumma dzas sulthoonil ‘adziim, dzal mannil qodiim, dzal wajhil kariim, waliyyil kalimaatit tammah wad da’awaatil mustajaabaati ‘aafinaa min anfusil jinni wa a’yunil insi.

Ya Allah, Dzat Yang memiliki kekuasaan yang agung, Dzat Yang memiliki anugerah yang terdahulu, Dzat Yang memiliki wajah (jalan) yang mulia, menguasai kalimat-kalimat yang sempurna, dan doa-doa yang mustajab, sembuhkanlah kami dari kejahatan jin dan pandangan mata manusia yang merusak.

Riwayat yang dimaksud disebutkan oleh Imam Ibnu Asakir dalam kitab Tarikh Dimasyq, dari Sayidina Ali berikut;

أَنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلامُ أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَافَقَهُ مُغْتَمًّا ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ مَا هَذَا الْغَمُّ الَّذِي أَرَاهُ فِي وَجْهِكَ ؟ قَالَ : الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ أَصَابَتْهُمَا عَيْنٌ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ صَدِّقْ بِالْعَيْنِ ، فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ ، ثُمَّ قَالَ : أَفَلا عَوَّذْتَهُمَا بِهَؤُلاءِ الْكَلِمَاتِ ؟ ، قَالَ : وَمَا هُنَّ يَا جِبْرِيلُ ؟ قَالَ : قُلِ اللَّهُمَّ ذَا السُّلْطَانِ الْعَظِيمِ ، ذَا الْمَنِّ الْقَدِيمِ ، ذَا الْوَجْهِ الْكَرِيمِ ، ولي َالْكَلِمَاتِ التَّامَّاتِ ، وَالدَّعَوَاتِ الْمُسَتَجَابَاتِ عَافِ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ مِنْ أَنْفُسِ الْجِنِّ وَأَعْيُنِ الإِنْسِ ، فَقَالَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَا يَلْعَبَانِ بَيْنَ يَدَيْهِ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَصْحَابِهِ : عَوِّذُوا نِسَاءَكُمْ وَأَوْلادَكُمْ بِهَذَا التَّعَوُّذِ ِ

Sesungguhnya Malaikat Jibril datang pada Nabi Saw yang sedang tampak sedih. Jibril bertanya; Wahai Muhammad, kenapa wajahmu tampak sedih? Nabi Saw menjawab; Hasan dan Husain sedang sakit ain. Jibril berkata; Percayalah dengan penyakit ain karena penyakit ain adalah nyata. Apakah kamu tidak mendoakan keduanya dengan kalimat-kalimat itu? Nabi Saw bertanya; Kalimat apa, wahai Jibril?. Jibril menjawab; Ucapakan ‘Allohumma dzas sulthoonil ‘adziim, dzal mannil qodiim, dzal wajhil kariim, waliyyil kalimaatit tammah wad da’awaatil mustajaabaati ‘aafil hasana wal husaina min anfusil jinni wa a’yunil insi.

Kemudian Nabi Saw mengucapkan doa tersebut, maka Hasan dan Husain langsung dapat berdiri dan bermain di sekitar Nabi Saw. Nabi Saw bersabda; mintalah perlindungan untuk dirimu, istrimu dan anak-anakmu dengan doa ini.

Wallahu a'lam
SEMOGA BERMANFAAT