MUTIARA ILMU

Kamis, 03 Juni 2021

21 Dawuh Habib Luthfi tentang Pancasila, Nasionalisme dan Merah Putih


Dalam berbagai kesempatan Maulana Habib Luthfi bin Yahya tak henti-hentinya menitipkan pesan yang sangat penting bagi penerus bangsa Indonesia perihal Pancasila, Nasionalisme, Merah-Putih, Cinta Tanah Air, dan NKRI. Berikut adalah diantara pesan-pesan beliau:

1. “Saya salut banyak bendera Merah-Putih. Tapi nanti tolong setelah selesai, jangan pernah ditumpuk atau dilempar di tanah. Kayunya silakan ditumpuk di tanah, kalau benderanya disampirkan di bahu baru ditata yang rapi. Sikap pada bendera itu bukan mengultuskan benda, melainkan bentuk penghormatan dan sikap cinta pada tanah air. Dalam Merah-Putih meski tidak ada tulisannya, tapi ada arti jati diri bangsa, itulah kehormatan bangsa. Kalau tidak kita sekalian yang menjaga, jangan salahkan orang lain kalau ada yang menghina. Jika bukan para warga Indonesia sendiri, siapa lagi yang menjaga dan menghormatinya?"

 

2. "Sikap cinta tanah air harus dibangun di semua lini. Pengucapan Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya tidak hanya saat kegiatan upacara resmi kenegaraan atau pemerintahan dan saat peringatan HUT RI 17 Agustus saja, namun harus dinyanyikan dalam setiap acara sosial dan keagamaan. Kalau hanya dikibarkan saat 17-an, bisa-bisa bangsa ini lupa pada negaranya sendiri. Ini penting sekali, kelihatannya enteng. Jangan main-main sama lagu kebangsaan. Timbulnya tidak ada rasa ‘handarbeni’ jadi penyebab merosotnya nasionalisme di kalangan anak muda."

3. "Dasar negara Indonesia yakni Pancasila dibuat memiliki keterkaitan dengan keagamaan. Makanya ada sila pertama, di belakang Pancasila ada kekuatan agama."

4. "Kecintaan terhadap tanah air akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Jika nasionalisme kita semakin melemah, jangan harap kita sebagai Muslim bisa menjawab tantangan umat dan tantangan bangsa."

 

5. “Walau hanya sebutir pasir yang ada di atas tanah air ini akan kita jaga mati-matian. Kata siapa cinta tanah air atau nasionalisme tidak ada dalilnya? Nabi Saw. mengatakan, “Aku cinta Arab karena aku adalah bangsa Arab”. Ini contoh kongkrit kecintaan suatu bangsa pada tanah airnya. Cinta tanah air itu sebagai wujud syukur kepada Allah atas anugrah bumi pertiwi ini. Ulama adalah benteng ideologi, TNI-POLRI adalah benteng NKRI. Mari kita bersatu. Jangan goyahkan persatuan karena oknum kiai, TNI atau POLRI."

6. “Salah satu pesan yang kita ingat dari peringatan Maulid Nabi adalah ajaran agar kita taat pada pemerintah. Bangsa lain fokus membangun kita masih memperdebatkan khilafiyah-khilafah. Pancasila sudah final. Boleh berdebat penafsirannya, tapi tidak boleh memperdebatkan butir-butirnya."

 

7. “Muktamar NU di Situbondo sudah menegaskan Pancasila sebagai asas Negara dan Jam'iyah Thariqah menegaskan NKRI harga mati. Pendakwah dahulu begitu toleran menghormati perbedaan. Untuk itu Sunan Kudus enggan menyembelih sapi, karena menghormati tradisi non-Muslim. Bahkan bangunan Masjid Kudus mengakomodasi arsitektur non-Muslim yang berkembang pada waktu itu. Tidak anti dengan kebudayaan lokal. Simpatik."

8. “Muslim itu harus seperti air laut, meskipun ratusan sungai mengalirkan air tawar, ia tetap asin dan tak pernah memaksa ikan di dalamnya menjadi asin. Ketika kita akan melakukan perbuatan tercela, ingat Merah-Putih, malu di dalamnya ada tumpah darah para pahlawan dan jati diri bangsa yang memiliki adat dan etika ketimuran."

9. "Ajak anak-anak kita ke makam para pahlawan. Anak-anak mengerti itu orang mati, tidak akan menyembahnya. Jelaskan, ini kopral 'ini' adalah pahlawan, makam itu adalah makamnya pahlawan tak dikenal. Kenalkan para pahlawan kepada anak-anak kita sejak dini agar mereka paham kemerdekaan ini bukan hadiah. Dan agar dalam diri anak-anak tumbuh kecintaan pada bangsa. Rasa cinta yang kuat pada bangsa ini lebih dahsyat dari nuklir sekalipun."

10. “Bangga terhadap Indonesia bukan sombong, tapi rasa syukur pada Allah Swt. Hormat pada Merah Putih bukan syirik, tapi ungkapan rasa syukur pada Allah Swt. untuk memiliki Bangsa Indonesia.”

11. “Bendera Merah Putih adalah harga diri Bangsa, kehormatan Bangsa. Jika kita mau bercermin kepada Bendera Merah Putih semestinya kita malu menjadi Bangsa. Koruptor tidak akan melakukan korupsi jika mau bercermin pada pendiri Bangsa, pada sang saka Merah Putih.”

 

12. “Cinta NKRI tidak hanya dilaksanakan pada 17 Agustus saja, melainkan setiap hari Senin dan upacara kebangsaan yang lain. Cinta kepada Bangsa selalu ditanamkan melalui pengibaran sang saka Merah Putih. Kalau kita tidak cinta pada NKRI, untuk apa kita harus melakukan upacara bendera, hormat kepada sang saka Merah Putih?”

13. “Betapa pentingnya cinta tanah air, salah satu contohnya dengan menghormati Bendera Merah Putih. Meskipun jahit atau bikin merah putih itu gampang, namun banyak darah yang mengucur, banyak pengorbanan yang penuh rasa sakit demi menurunkan bendera Belanda dan menggantinya dengan Bendera Merah Putih. Sehingga sebagai anak Indonesia kita harus mempunyai penghormatan yang luar biasa kepada Merah Putih, harus menyucinya dan merawatnya dengan penuh perasaan cinta.”

14. “Kecintaan pada partai jangan melebihi mata kaki. Kecintaan pada bangsa dan negara sampai ke leher. Kecintaan pada agama melebihi ujung kepala.”

15. “Yang memperjuangkan Bangsa ini adalah para ulama, kiai dan pejuang Muslim yang tak sempat dianugerahi bintang gerilnya. Maka jika ada kelompok-kelompok yang hendak menggerogoti kesatuan Bangsa ini, mereka adalah orang-orang yang tidak tahu sejarah. Wajib hukumnya bagi kita untuk menjaga keutuhan Negara ini dari rongrongan sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab.”

16. “Semangat nasionalisme sekarang ini semakin menurun. Itu terlihat dari sikap dan perilaku para elit, termasuk juga masyarakatnya yang tidak pernah rukun. Selalu ribut dalam perbedaan, khilafiyah. Segala sesuatu selalu dipolitisir dan dihubung-hubungkan, yang akhirnya hanya saling menyalahkan. Hingga akhirnya, Indonesia hanya dijadikan lintasan saja oleh bangsa lain. Saya tidak ingin masalah khilafiyah ini dibesar-besarkan, yang ujung-ujungnya hanya menjadikan Indonesia negara yang selalu jadi tontonan. Padahal Indonesia dengan segala potensinya, mampu menjadi negara yang besar dan disegani bangsa-bangsa lain. Ini menjadi salah satu tugas umat Islam agar Indonesia bisa maju dan sejajar dengan negara-negara lain.”

17. “Umat Islam seharusnya memasang gambar-gambar para pahlawan, khususnya pahlwan Islam, seperti Pangeran Diponegoro, juga gambar-gambar para wali, termasuk pendiri NU KH. Hasyim Asy’ari. Hal ini agar setiap warga yang melihat gambar itu selalu terkenang dengan semangat para pahlawan yang ada di gambar itu. Semangat untuk membela negara, semangat untuk memerdekakan negara, semangat kepahlawanannya. Bukan bermaksud syirik maupun menyekutukan Tuhan dengan gambar-gambar itu, tetapi semangat yang dimiliki para pahlawan itu untuk dikenang dan diamalkan di zaman sekarang ini. Bahwa mereka yang sudah meninggal itu, ternyata masih memberikan semangat untuk membangun negara. Mereka yang sudah syahid, tidak tinggal diam untuk bangsa dan generasi penerusnya.”

 

18. “Pancasila mampu melindungi pluralitas yang ada, dan menjadi ideologi negara, maka Pancasila akan memperkokoh pertahanan nasional dan memperkokoh NKRI. Sebab Pancasila akan dimiliki semua pihak. Bila Pancasila itu tumbuh pada diri setiap anak bangsa dengan diperkokoh atau di beck-up oleh agamanya, maka kekuatan, kesatuan dan persatuan semakin erat terjalin dan tidak akan mudah digoyahkan. Karena Pancasila menjadi sebab tumbuhnya nasionalisme dan bebas dari kepentingan politik atau tidak akan menjadi bemper kepentingan politik. Sehingga tumbuh mekar secara murni kecintaan kepada agama, tanah air dan bangsa. Dari itu akan menjadi cermin bagi bangsa lain.”

19. “Nasionalisme secara filosofis sudah dicontohkan oleh para leluhur, para pendahulu bangsa semenjak penajajahan seperti sedekah bumi, sedekah laut, ‘terlepas dari persoalan syirik/musyrik’, karena saya tidak tahu hati orang. Sedekah bumi dan sedekah laut itu adalah wujud syukur atas bumi dan laut yang dianugerahkan kepada Bangsa Indonesia. Sedekah bumi itu sebagai bentuk handar beni, perasaan yang bukan saja memiliki tapi juga mencintai.”

20. “Siapapun yang menjadi pemimpin bangsa, harus dihormati dan ditaati. Jika rakyat menghormati pemimpinnya maka Bangsa dan Negara ini akan kuat. Sebaliknya jika rakyat terus menerus mengkritik, mendemo, dll., pemimpinnya, maka kapan pemerintah akan bisa fokus bekerja. Saya tidak melarang ‘kritik’, akan tetapi salurkan kritik dan aspirasi itu pada saluran yang sudah disediakan pemerintah.”

21. “Aliran-aliran di luar Ahlussunnah yang meresahkan, mereka adalah kelompok Islam yang menolak Pancasila dan menganggap pemerintah tidak sah. Untuk mengatasi kelompok Islam seperti ini perlu ditekankan pentingnya sosialisasi ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah. Jangan sampai anak seorang tokoh NU, menjadi anggota Islam radikal.”

Artikel ini juga tayang di pustakamuhibbin

Repost
hwmi.or.id

KEAGUNGAN KALIMAT BISMILLAH

[🍃`
==================================

Habib Athos bin Hafidz, kakak kandung Habib Umar bin Hafidz pernah memberi nasehat,
"Apabila engkau mau mengerjakan sesuatu yang baik, maka bacalah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ....Mau duduk, bacalah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ....Mau berdiri, bacalah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ....Mau menyentuh suatu benda yang baik dan bagus, bacalah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ...Mau berkendaraan, bacalah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ...Mau memakai pakaian, bacalah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ...dan semua yang berhubungan dengan kebaikan, maka bacalah بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.

Fadhilatnya, InsyaALLAH, pekerjaan apapun yang baik jika didahului membaca بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, maka selalu membawa rahmat, membawa berkat dan Malaikat membentangkan sayapnya, Malaikat memintakan ampun untuknya dan dicatat oleh Malaikat 400 kebaikan. Setiap satu kali perbuatan baik yang didahului oleh بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ akan dicatat dengan 400 kebaikan."

Syeikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi berkata,
“Jikalau engkau terbiasa mengucapkan kalimat basmalah disetiap ingin memulai pekerjaan, maka nanti pada hari kiamat disaat engkau menerima lembaran amal perbuatanmu selama didunia, engkau akan memulai membacanya dengan kalimat basmalah sebagaimana kebiasaanmu didunia...
Kemudian tanpa engkau sadari, seluruh dosamu telah dihapuskan, maka engkau pun heran dengan apa yang telah terjadi (padahal engkau telah banyak berbuat kemaksiatan ketika didunia). Seketika itu terdengarlah seruan,
“Wahai hambaKu, sesungguhnya engkau telah memanggilku dengan Rahman dan Rahim (Maha Pengasih dan Maha Penyayang) maka aku hapuskan seluruh dosa-dosamu kerana sifatku yang maha kasih".

Rasululloh Shollallohu Alaihi Wasallam bersabda,
"Barangsiapa memungut Kertas yang bertuliskan :
'Bismillaahirrohmaanirrohiim' dari lantai, dengan niat agar kalimat itu tidak tercemari oleh kotoran, tidak terinjak, dan dilakukan karena mengagungkan Allah, maka Allah akan memasukkannya ke dalam golongan as Shiddiqin (para Waliallah yang selalu membenarkan Ajaran Allah) disisi-Nya, dan kedua orang tuanya diampuni"

Syekh Fariduddin al-Atthar di dalam kitab Tadzkiratul Auliya meriwayatkan kisah taubatnya Bisyr Al Hafi, seorang sufi besar, guru dari Imam Ahmad bin Hanbal. Masyhur dikisahkan bahwa Bisyr tidak pernah memakai alas kaki ke manapun berpergian. Karomah Bisyr yg terkenal adalah semasa beliau hidup tak ada seekor keledai pun yg membuang kotoran sembarangan di jalanan kota Baghdad. Padahal keledai adalah tunggangan masyarakat umum pada waktu itu. Allah seakan melarang binatang-binatang itu membuang kotoran di jalan untuk menghormati Bisyr al Hafi yg berjalan tanpa alas kaki.

Sewaktu muda, Bisyr adalah seorang pemuda berandalan. Hari-harinya diisi dengan bermaksiat, bermabuk-mabukan, dan kerap berbuat onar, serta mendengarkan musik ditemani para budak-budak wanita. Suatu hari dalam keadaan mabuk, ia berjalan terhuyung-huyung. Tiba-tiba ia temukan secarik kertas bertuliskan: "Biamillahirrahmanirrahim".
Bisyr lalu membersihkan kertas itu dari kotoran yg menempel, membeli minyak wangi untuk memerciki kertas tersebut kemudian menyimpannya di tempat yg tinggi di rumahnya.
Malam harinya Bisyr bermimpi mendengar suara yg amat jelas, "Demi KebesaranKu, Engkau telah mensucikan namaKu, maka akupun akan mensucikan dirimu di dunia dan di akhirat. Engkau telah mengharumkan nama-Ku, maka Aku pun akan mengharumkan dirimu di dunia dan di akhirat. Engkau telah meninggikan nama-Ku, maka Aku pun akan meninggikan dirimu di dunia dan di akhirat".

Ketika bangun dari tidurnya ia merasakan seluruh hasrat maksiat di dalam dirinya seakan hilang. Ia begitu ingin bertaubat dan kembali kepada Allah. Maka ia pun berpamitan kepada teman2 lamanya, “Sahabat, aku dipanggil, oleh karena itu aku harus meninggalkan tempat ini. Selamat tinggal! Kalian tidak akan pernah melihat diriku lagi dalam keadaan yang seperti ini.”

Sejak itulah, Bisyr berubah dan menjadi pribadi yang soleh dan bertakwa. Ia sibukkan dirinya dg menimba ilmu kepada para ulama dan bergaul dg orang2 soleh. Ia pijakkan kakinya di atas jejak tuntunan Rasulullah saw.
Berawal dari memuliakan Bismillahirrohmanirrohim hingga akhirnya Allah mengangkatnya sebagai salah satu kekasihNya.
-

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩