MUTIARA ILMU

Minggu, 01 November 2020

Mahkota Doa

TUJUH MAHKOTA DUNIA AKHIRAT

Allah Subhaanahuu wa Ta'aala berfirman :

 Sungguh Kami telah menciptakan atas kamu semua tujuh buah jalan dan kami sama sekali tidak akan lengah terhadap ciptaan Kami." (Al-Mu'minuun, ayat 17).

1) MAHKOTA DZIKIR:

"#لا إله الا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa Syariikalahu lahul Mulku wa lahul Hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in Qodiir.

2) MAHKOTA TASBIH:

"#سبحان الله وبحمده عدد خلقه ورضا نفسه وزنة عرشه ومداد كلماته

Subhaanallah wabihamdihi 'adada holqihi wa Ridha nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kalimaatihi.

3) MAHKOTA DOA:

"#ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار

Rabbanaa aatinaa fid dunya hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa 'adzaaban naar.

4) MAHKOTA ISTIGHFAR:

"#اللهم أنت ربي لا اله الا انت خلقني وانا عبدك، وأنا على عهدك ووعدك مااستطعت،أعوذ بك من شر ما صنعت، ابوء لك بنعمتك علي، وابوء بذنبي، فاغفرلي فإنه لا يغفروا الذنوب إلا أنت.

Allaahumma Anta Laa ilaaha illaa Anta, Kholaqtani wa anaa abdiKa, wa ana 'alaa 'ahdiKa wa wa'diKa mas tatho'tu, a'uudzu biKa min syarri maa shona'tu, abuu'u laKa binikmatiKa 'alayya, wa abuu'u bidzanbiy, faghfirliy fainnahu laa yaufirudz dzunuuba illaa Anta.

5) MAHKOTA PERLINDUNGAN:

"#بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم.

Bismillaahil ladzii laa yadhurru ma'asmihii syai'un fil ardhi walaa fis samaa' wa Huwas Samii'ul 'Aliim.

6) MAHKOTA PELEPAS BENCANA:

"#لا اله الا انت سبحانك اني كنت من الظالمين

Laa ilaaha illaa Anta SubhaanaKa innii kuntu minadz dzoolimiin.

7) MAHKOTA PENENANG HATI:

"#لا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم

Laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'Aliyyil 'Adziim.

Jadikanlah Mahkota-mahkota ini selalu menghiasi kepala dan membasahi lisan kita, sebagai amalan dan senjata kita.

Mudah-mudahan dengan mengamalkan salah satu Mahkota tersebut Allah mengangkat segala cobaan, menghindarkan dari musibah, mengampuni dosa kesalahan, dan memasukkan kita ke dalam Syurga-NYA. ..

اللَّـﮬـُمَّ صـَلِِّ ؏َـلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا  مُحَمَّدٍ 

Ya Allah, sesungguh nya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut. ya robb, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab."..

.. .Aamiin ya robbal alamiin. ..

Berkah Sholawat Hutang Lunas

Berkah Sholawat Hutang Minggat.

Nama KH Abdullah Faqih, tak lagi asing bagi masyarakat Indonesia. Semasa hidupnya, tokoh kelahiran Widang, Tuban pada 2 Mei 1932 ini dikenal sebagai panutan dan rujukan para ulama dan umara di nusantara.   

Putra dari Kiai KH Rofi'i Zahid dan Nyai Khodijah ini, mengembangkan Pesantren Langitan dan berhasil mencetak kader-kader ulama andal yang mumpuni di bidang agama. 

Di mata santrinya, Mbah Faqih, begitu akrab disapa, adalah sosok yang alim, wara’, dan mempunyai intuisi batin yang sangat kuat. Kedekatannya dengan para santri yang pernah belajar dan berinteraksi langsung dengan almarhum meninggalkan kesan mendalam.

Salah satunya, kesan yang membekas hingga kini dalam ingatan Pengasuh Pondok pesantren Al-Falahiyyah Mlangi Yogyakarta, KH Rifki Agus Maksum. Kiai Rifki menceritakan kisahnya sambil menangis tersedu-sedu. 

Santr Mbah Faqih ini menangis karena teringat pengalamannya saat sowan kepada gurunya tersebut. 

Saat itu, kiai yang akrab dipanggil Gus Rifki ini mengalami masalah besar karena usaha ternak bebeknya bangkrut dan terlilit utang ke bank. 
Akhirnya, Gus Rifki sowan kepada Mbah Faqih untuk meminta petunjuk. 

"Waktu itu saya bangkrut. Terus saya sowan sama kiai, terus saya belum bicara apa-apa beliau sudah tahu kalau saya bangkrut," ucapnya.

Kemudian, Gus Rifki diberikan ijazah dua amalan shalawat oleh Mbah Faqih, yaitu bacaaan,

Shalllahu ‘ala Muhahamad dan shallahu alaika ya Muhammad. 

Mbah Faqih menyuruhnya membaca dua shalawat itu setiap malam. 

"Baru 30 hari, masya Allah saya langsung dapat uang waktu itu 2005, saya dapat Rp 200 juta sehingga utang saya lunas. semua selesai," katanya. 

Saat itu Mbah Faqih juga mengatakan kepada Gus Rifki bahwa jika mengamalkan shalawat tersebut secara istiqamah Gus Rifki akan berangkat naik haji. Perkataan Kiai Fakih itupun menjadi kenyataan. 

"Dan benar, pada 2005 saya dapat inayah, dan pada 2007 alhamdulillah saya haji. Jadi beliau makrifat betul, saya tahu betul itu," 

Foto: Mbah Faqih dan Habib Umar bin Hafidz