MUTIARA ILMU

Senin, 07 September 2020

Kapal Nabi Nuh

Hikmah Bahtera Nabi Nuh Pun Bertawaf

Alquran menceritakan kisah Nabi Nuh sebanyak 43 kali dalam 28 surah. Ia seorang Ulul Azmi, yang sabar dan tabah menghadapi kaumnya, hingga 900 tahun. Namun hanya sedikit yang beriman. Selebihnya tetap berbuat onar dan menyembah berhala. Mereka menantang Nabi Nuh agar ditimpakan azab. Nabi Nuh pun berdoa: rabbi la tadzar ‘alal ardhi minal kafirin dayyaran. (Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi). Doa dikabulkan dengan hujan lebat, keluarnya air dari perut bumi, dan meluapnya sungai Tigris dan Eufrat, hingga mampu menenggelamkan gunung, menyapu daratan dan musnah semua manusia kecuali mereka yang naik ke Bahtera Nuh. Perintah pembuatan kapal ini mengisyaratkan bahwa keselamatan itu dibuat oleh tangan manusia itu sendiri.

Tentang Kapal dan Banjir Nabi Nuh

Nabi Nuh (3993 – 3043 SM) adalah orang pertama yang membuat kapal, atas petunjuk Jibril dari Allah SWT. Ia membuat kapal di pegunungan Irak, sekitar tahun 3465 SM. Dalam kitab Sullam al-Munajat disebutkan, ada 124.000 papan yang dibutuhkan dalam pembuatan kapal ini. Pada setiap papan tertulis nama Muhammad; ditambah empat papan bertuliskan empat nama khalifah, yaitu: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Di kemudian hari, pada tahun 1953, potongan papan itu ditemukan. Setelah diadakan penelitian, pada papan itu memang terdapat tulisan yang bila diterjemahkan artinya adalah Muhammad.

Saat pembuatannya, menurut Ibnu Majid (astronom dan pelaut Arab abad 15), bahtera ini diarahkan ke arah lima manzilah bulan. Panjang kapal 400 hasta, lebar dan tingginya 100 hasta, serta mempunyai dua buah dayung. Menurut Ibnu Katsir, panjangnya 1200 hasta, lebar 600 hasta, dan bagian depannya agak lancip supaya mudah berlayar. Kapal itu bertingkat tiga. Tingkat pertama diisi binatang ternak dan buas masing-masing sepasang, lantai tiga diisi burung-burung, adapun manusia di lantai dua, yang jumlahnya 80 orang, yaitu Nabi Nuh dan Istri, ketiga anaknya beserta istri, dan 72 orang pengikutnya

Ada banyak versi berapa lama badai ini berlangsung, ada yang menyebutnya terjadi selama 40 hari 40 malam. Menurut Ibnu Majid, yang paling shahih adalah 70 hari. Sementara Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah menyatakan lamanya 150 hari, yaitu sejak mulai banjir sampai surut kembali.

Kapal terdampar di sebuah gunung yang tinggi (al-judy), terletak di antara Iraq dan Syam, yaitu di Diyar Bakr bin Wael, salah satu kota terbesar di Tenggara Turki, yang berada di tepi Sungai Tigris, dekat jazirah Bin Umar. Lokasi ini ditulis Ibnu Majid pada tahun 1490 M dalam kitabnya al-Fawaid fi ‘Ilm al-Bahr wa al-Qawa’id. Namun baru diketahui publik setelah adanya penemuan pada abad 20, tepatnya 11 Agustus 1979, di pegunungan yang sekarang disebut Ararat, Turki, pada ketinggian 2.515 dpl. Dalam ekspedisi terbaru, ditemukan ukuran kapal itu, luas 7.546 kaki, panjang 500 kaki, lebar 83 kaki, dan tinggi 50 kaki.

Terdamparnya di Turki, menunjukkan bahwa kapal ini hanyut bergeser sejauh 520 km dari Irak tempat asal pembuatannya. Bahkan, dalam kitab al-Fawaid disebutkan, ketika terjadi Thufan (badai besar), kapal ini membawa penumpangnya mengelilingi Baitullah sebanyak tujuh putaran.

Terkait cakupan area banjir ini, ada dua pendapat, pendapat pertama bahwa banjir menggenangi seluruh muka bumi (global). Hal ini didasarkan pada doa Nabi Nuh tersebut di atas; selain itu disebutkan adanya fosil gajah di kutub utara, yang diduga ikut larut ketika terjadinya peristiwa banjir Nabi Nuh.

Pendapat kedua, banjir lokal, diperkirakan hanya daerah Mesopotamia saja, yakni Turki, Iran, Irak, dan Rusia. Karena umat manusia masih terbatas, tidak merata sepert sekarang. Bencana atau azab pada saat itu sama seperti yang menimpa kaum ‘Ad dan Tsamud, hanya sebagian wilayah. Sementara itu, jumlah Nabi ada sebanyak 124.000, yang bila dihitung sejak zaman Nabi Adam, yakni tahun 5872 SM sampai ke Nabi Muhammad tahun 571 M, maka terdapat rata-rata sekitar 18 Nabi dalam setiap tahunnya. Dan tentu pada Nabi yang sezaman dengan Nabi Nuh tidak terkena azab.

Lahirnya Peradaban Baru

Setelah terdampar di gunung, peradaban baru kehidupan manusia kembali dimulai. Nabi Nuh disebut juga Adam kedua. Ketiga anak Nabi Nuh yaitu Yafes, Sam, dan Ham, mulai menjelahi lautan, teluk, hingga ujung samudera. Banyak orang mulai mempelajari tehnik pembuatan kapal. Dari pengembaraan panjang di darat dan di laut inilah akhirnya tersebar umat manusia. Imam Ahmad meriwayatkan sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda: “Sam adalah moyang orang Arab, Ham adalah moyang orang Habasyah (Ethiopia, Afrika), dan Yafets adalah moyang orang Rum (Romawi, Eropa)”. Penyebaran ini juga memunculkan peta dunia. Adapun kompas magnetik, yang menunjukkan kutub utara dan selatan ditemukan oleh Nabi Daud, karena beliaulah yang mampu melunakkan besi.

Banjir Nabi Nuh Pasti Kembali Terulang

Konon, fenomena dahsyat semacam ini terjadi bilamana tujuh benda langit/planet berada dalam satu garis bujur astronomi. Pembahasan ini masuk kategori ilmu al-qiranat, ungkap Ahmad bin Musthafa, yaitu al-qiran atau ijtima’ (konjungsi). Ia mengekemukakan asumsi para ahli nujum, bahwa 7 planet itu mulanya berada di satu garis lurus pada rasi Mizan saat alam semesta terbentuk, kemudian terpisah; dan ketika planet-planet itu kembali terkumpul dalam satu garis lurus, maka akan terjadi peristiwa besar dengan izin Allah, bisa terjadinya badai besar (thufan) seperti peristiwa banjir Nabi Nuh, atau berupa pergantian agama (millah), seperti diutusnya para nabi; atau berupa dikuasainya suatu Negara oleh Iskandar, Jenghis Khan, Timur Lenk dan lainnya. Peristiwa-peristiwa besar ini mempunyai siklus setiap 20 tahun, 240 tahun, 960 tahun, 3048 tahun, dan setiap 7000 tahun. Tentu diperlukan penelitian lebih lanjut.

Fenomena yang lebih dahsyat dari Thufan itu akan kembali terulang, ketika telah nampak kiamat kubra. Yaitu saat ketika keluarnya kabut asap, dajjal dan dabbah (binatang besar), matahari terbit di barat, petir, gempa bumi, dan keluarnya api dari Tanah Yaman yang menggiring manusia menuju mahsyar. Setelah keluarnya api, disusul dengan ditiupnya terompet oleh Israfil. Semua yang bernyawa mengalami kematian, bintang-bintang berjatuhan, gunung-gunung hancur, lautan meluap, langit terbelah, bumi diratakan. Suasana menjadi sunyi, sepi, dan gersang tak bertuan selama 40 tahun.

Lalu turun hujan selama 40 hari setelah bumi mengalami kerusakan selama 40 tahun. Air hujan yang kental menggenangi bumi yang rusak. Kemudian bermunculan jasad-jasad manusia yang sudah mati sejak zaman Nabi Adam. Dan yang pertama kali bangkit adalah jasadnya Nabi Muhammad SAW.

Jibril mendapat tugas dari Allah untuk membangkitkan Nabi Muhammad. Ia kebingungan mencari makamnya, karena bumi telah rata dengan tanah. Tiba-tiba muncullah seberkas cahaya membumbung tinggi ke angkasa. Ia yakin bahwa disitulah makam Nabi Muhammad.

Nabi keluar dari kuburnya dan bertanya, “Wahai Jibril, dimanakah umatku? Apakah mereka kamu tinggalkan di lereng Jahannam?” Karena Jibril tidak tahu, maka Jibril tidak menjawab. Kemudian Nabi sujud sambil menangis, “Umatku…, umatku…, umatku…”

Demikianlah, di akhir hidupnya, Rasulullah menyebut umatnya, dan ketika bangkit di hari kiamat, ia juga memikirkan umatnya. Mari bersama kita naiki Safinatun Najah (kapal keselamatan) yang bermodalkan Iman, Islam, dan Ihsan. Kapal berlabuh membawa orang-orang shaleh, dan tenggelam lah orang-orang jahat lagi zholim. Persiapan diri perbanyak sholat dan sholawat, semoga selamat dunia akhirat.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Lahul Fatihah 

Sumber 

* Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Walisongo Semarang, 

*Alumnus Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai Kalsel.

* kitab Sullam al-Munajat dan kitabnya al-Fawaid fi ‘Ilm al-Bahr wa al-Qawa’id.

100 Akhlak Rasul

AHLAK ROSULULLAH SAW
100 KEUTAMAAN AHLAK ROSULULLAH SAW

Al-Imam Jakfar Shadiq RA berkata :
"Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku (ahlak) Rasulullah Saw."
1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya... tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.
7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.
9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.
10. Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.
11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.
13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.
16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.
18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.
19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yang tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannya kepada orang lain.
21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.
22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.
23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
24. Senantiasa mengulang-ulangan jawabanya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.
25. Bila mendengar ucapan yang tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian?"
26. Banyak bergaul dengan fakir miskin dan makan bersama mereka.
27. Menerima undangan para abdi dan budak.
28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.
29. Melakukan silaturahmi lebih dari yang lain.
30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir."
33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.
34. Tidak pernah merendahkan seseorang.
35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.
36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.
37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.
38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.
39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.
40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
41. Selalu menjenguk orang yang sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh.
42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.
43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabatnya dengan panggilan yang terbaik.
44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yang manakah Rasulullah.
46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
47. Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.
48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.
49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.
50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah Saw. Beliau selalu mengatakan, "Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!"
53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada beliau, Rasulullah Saw pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.
54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.
55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
56. Rasulullah Saw sangat menjaga perasaan orang-orang asing.
57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.
59. Saat gembira, Rasulullah Saw memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
62. Rasulullah Saw mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.
63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.
64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.
65. Saat marah karena Allah, tidak seoranpun yang akan mengenalnya.
66. Rasulullah Saw tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
67. Tidak ada sifat yang paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.
68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah.
69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.
70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
71. Duduk dan makan di atas tanah.
72. Tidur di atas tanah.
73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.
74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.
76. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.
77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.
78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumny pasti diberikan kepada fakir miskin.
79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Jumat.
80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.
81. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.
82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudu dan setiap mengambil wudu pasti menyikat giginya.
84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.
88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.
89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.
90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
93. Tidak pernah makan dua model makanan.
94. Ketika makan tidak pernah sendawa.
95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.
96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.
97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.
99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.
100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian : satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.
اللهم صلِ على سيّدنا محمّد وعلى اله وصحبه وذريته
SubhannAllah..
Allah humma shalli alla sayyidina Muhammad..
___Habib_Jindan_Habib_Alwy_Habsyi