MUTIARA ILMU

Jumat, 12 Juni 2020

Sholat Kafarot

Salat Sunnah Kafarat Di Jumat Terakhir Ramadlan.

Mengenai shalat kafarat (mengqodlo sholat lima waktu) adalah kebiasaan yang dilakukan oleh beberapa sahabat, 

Di antaranya oleh Ali bin Abi Thalib kw, dan terdapat sanad yang muttashil dan tsiqah kepada Ali bin Abi Thalib kw bahwa beliau melakukannya di Kufah.

Dan yang memproklamirkan kembali hal ini adalah AL Imam Al Qutb Al Hafidh Al Musnid Habib Abubakar bin Salim rahimahullah Sohibul Inat Tarim Hadramaut, yaitu dilakukan pada setelah shalat jumat, pada hari jumat terakhir di bulan ramadhan, meng Qadha shalat lima waktu, 

Tujuannya adalah barangkali ada dalam hari hari kita shalat yang tertinggal, dan belum di Qadha, atau ada hal hal yang membuat batalnya shalat kita dan kita lupa akannya maka dilakukan shalat tersebut.

Mereka melakukan hal itu menilik keberkahan dan kemuliaan waktu hari jumat dan bulan Ramadhan. 

Adapun tatacaranya adalah sholat dengan niat qadha` . 
Pertama sholat dhuhur, 
Kemudian setelah salam langsung bangun sholat ashar qadha` dan begitu seterusnya sampai sholat subuh.

Tetapi jika tak dapat menghitung jumlahnya, maka dengan melakukan Shalat Sunnat kafarat. 
Shalat kafarah Bersabda Rasulullah SAW :

"Barangsiapa selama hidupnya pernah meninggalkan sholat tetapi tak dapat menghitung jumlahnya, maka sholatlah di hari Jum'at terakhir bulan Ramadhan sebanyak 4 rakaat dengan 1x tasyahud (tasyahud akhir saja, tanpa tasyahud awal), 

Tiap rakaat membaca 1 kali Fatihah kemudian surat Al-Qadar 15 X dan surat Al-Kautsar 15 X .
  
Niatnya: ” Nawaitu Usholli arba’a raka’atin kafaratan limaa faatanii minash-shalati lillaahi ta’alaa”

Sayidina Abu Bakar ra. berkata 
"Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sholat tersebut sebagai kafaroh (pengganti) sholat 400 tahun dan menurut Sayidina Ali ra. sholat tersebut sebagai kafaroh 1000 tahun. 

Maka bertanyalah sahabat : umur manusia itu hanya 60 tahun atau 100 tahun, lalu untuk siapa kelebihannya ?". 

Rasulullah SAW menjawab, "Untuk kedua orangtuanya, untuk istrinya, untuk anaknya dan untuk sanak familinya serta orang-orang yang didekatnya/ lingkungannya."  

MengQadha shalat tentunya wajib hukumnya bagi mereka yang meninggalkan shalat, namun tidak ada larangannya melakukan shalat fardhu kembali karena hukum shalat I’adah adalah hal yang diperbolehkan.

Dan selama hal ini pernah dilakukan oleh para sahabat maka pastilah Rasul saw yang mengajarkannya, mengenai tak teriwayatkannya pada hadits shahih maka hal itu tak bisa menafikan hal ini selama terdapat sanad yang tsiqah dan muttashil pada sahabat atau tabiin. 

Sebab hadits yg ada kini tak sampai 1% dari hadits hadits Rasul saw yg ada dizaman sahabat,

Anda bisa bayangkan Jika Imam Ahmad bin Hanbal telah hafal 1 juta hadits dengan sanad dan hukum matannya, namun ia hanya mampu menulis sekitar 20 ribu hadits pada musnadnya, 

sisanya tak tertulis, lalu kemana 980 ribu hadits lainnya?, sirna dan tak tertuliskan,

demikian pula Imam Bukhari yg hafal lebih dari 600 ribu hadit dg sanad dan hukum matannya namun beliau hanya mampu menuliskan sekitar 7000 hadits pada shahihnya dan beberapa hadits lagi pada buku2 beliau lainnya,

Lalu kemana 593 ribu hadits lainnya?. sirna dan tak sempat tertuliskan,

Namun ada tulisan tulisan dan riwayat sanad yang dihafal oleh murid-murid mereka, disampaikan pula pada murid murid berikutnya, nah demikianlah sanad yang sampai saat ini tanpa teriwayatkan dalam hadits shahih.

Tentunya jalur mereka yang tak sempat terdata secara umum, namun masih tersimpan jalurnya dengan riwayat tsiqah dan muttashil kepada para sahabat.
Hal ini merupakan Ikhtilaf, boleh mengamalkannya dan boleh meninggalkannya.

Setelah selesai Sholat membaca Istigfar 10 x :
 
 أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعِظِيْمِ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أتُبُوْا إِلَيْكَ 
 
Kemudian baca sholawat 100 x :
 
 اللَّهُمَّ صَلِّّ عَلَى سَيِّدِنَا محمّد
 
Kemudian menbaca basmalah, hamdalah dan syahadat
Kemudian membaca Doa kafaroh 3 kali.

Allahumma yaa man laa tan-fa’uka tha’atii wa laa tadhurruka ma’shiyatii taqabbal minnii ma laa yanfa’uka waghfirlii ma laa yadhurruka  ya man idzaa wa ‘ada wa fii wa idzaa tawa’ada tajaa wa za wa’afaa ighfirli’abdin zhaalama nafsahu wa as’aluka.

Allahumma innii a’udzubika min bathril ghinaa wa jahdil faqri ilaahii khalaqtanii wa lam aku syai’an wa razaqtanii wa lam aku syaii’in wartakabtu al-ma’ashii fa-innii muqirun laka bi-dzunuubii. 

Fa in ‘afawta ‘annii fala yanqushu min mulkika syai’an wa-in adzdzaabtanii falaa yaziidu fii sulthaanika syay-’an. 
Ilaahii anta tajidu man tu’adzdzi buhu ghayrii wa-anaa laa ajidu man yarhamanii ghaiyraka aghfirlii maa baynii wa baynaka waghfirlii ma baynii wa bayna khlaqika yaa arhamar rahiimiin wa yaa raja’a sa’iliin wa yaa amaanal khaifiina irhamnii birahmatikaal waasi’aati anta arhamur rahimiin yaa rabbal ‘aalaamiin.  

Allahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal musliimina wal muslimaat wa tabi’ baynana wa baynahum bil khaiyrati rabbighfir warham wa anta khairur-rahimiin wa shallallaahu ‘alaa sayidina Muhammadin wa ‘alaa alihii wa shahbihi wasallama tasliiman katsiiran amiin. (3 kali) 

Artinya; 
Yaa Allah, yang mana segala ketaatanku tiada artinya bagiMu dan segala perbuatan maksiatku tiada merugikanMu. 
Terimalah diriku yang tiada artinya bagiMu. Dan ampunilah aku yang mana ampunanMu itu tidak merugikan bagiMu. 
Ya Allah, bila Engkau berjanji pasti Engkau tepati janjiMu. Dan apabila Engkau mengancam, maka Engkau mau mengampuni ancamanMu. 
Ampunilah hambaMu ini yang telah menyesatkan diriku sendiri, aku telah Engkau beri kekayaan dan aku mengumpat di saat aku Engkau beri miskin. Wahai Tuhanku Engkau ciptakan aku dan aku tak berarti apapun. 
Dan Engkau beri aku rizki sekalipun aku tak berarti apa-apa, dan aku lakukan perbuatan semua ma’siat dan aku mengaku padaMu dengan segala dosa-dosaku. 
Apabila Engkau mengampuniku tidak mengurangi keagunganMu sedikitpun, dan bila Kau siksa aku maka tidak akan menambah kekuasaanMu, wahai Tuhanku, bukankah masih banyak orang yang akan Kau siksa selain aku. 
Namun bagiku hanyaEnakau yang dapat mengampuniku. 
Ampunilah dosa-dosaku kepadaMu. 
Dan ampunilah segala kesalahanku di antara aku dengan hamba-hambaMu. 
Ya Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih dan tempat pengaduan semua pemohon dan tempat berlindung bagi orang yang takut. Kasihanilah aku dengan pengampunanMu yang luas. 
Engkau yang Maha Pengasih dan Penyayang dan Engkaulah yang memelihara seluruh alam yang ada. 
Ampunilah segala dosa-dosa orang mu’min dan mu’minat, muslimin dan muslimat dan satukanlah aku dengan mereka dalam kebaikan. 
Wahai Tuhanku ampunilah dan kasihilah. Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Washollallahu ‘Ala sayyidina Muhammadin wa’ala alihi wasohbihi wasalim tasliiman kasiira. Amin.  

Diambil dari kitab “Majmu’atul Mubarakah”, susunan Syekh Muhammad Shodiq Al-Qahhawi.
(oleh: Habib Munzir al-Musawa dan dari berbagai sumber lain.)

Waktu : Yaitu, shalat sunnah kafarat yang hanya kesempatannya di hari Jumat akhir Ramadhan batasnya antara waktu dhuha dan Ashar.

Sholawat di Malam Jum'at

🌿🕊KEUTAMAAN SHOLAWAT DI MALAM DAN HARI JUM'AT 🕊🌿

Rosulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda :

اكثروا علي من الصلاةفي كل يوم جمعة فان صلاة امتى تعرض علي فى كل يوم جمعة ،فمن كان أكثرهم علي صلاة كان اقربهم منى منزلة

"Perbanyak lah sholawat kepadaku pada setiap hari Jum'at.Karena sholawat umat ku akan di perlihatkan kepadaku pada setiap hari Jumat .Barang Siapa yang banyak sholawat kepadaku,dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti".

Keutamaan Bershalawat Kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ

“Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim no. 408)

Keutamaan Bershalawat di Hari Jum’at Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً

“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Hadits ini hasan ligoirihi –yaitu hasan dilihat dari jalur lainnya-)

Amalkanlah Shalawat Berikut

Di antara shalawat yang dianjurkan yang dapat kita amalkan adalah:

[1] Dari Zaid bin Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad an nabiyyil ummiyyi. [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi yang Ummi]” (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 60. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa hadits ini shohih)

[2] Dari Ka’ab bin ‘Ujroh, beliau mengatakan,

“Wahai Rasulullah, kami sudah mengetahu bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana kami bershalawat padamu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ucapkanlah,

اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid” [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia] (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 56. Syaikh Al Albani mengomentari bahwa sanad hadits ini shohih)

[3] Dalam riwayat Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.” [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia]

Itulah bacaan shalawat yang dapat kita amalkan dan hendaknya kita mencukupkan diri dengan shalawat yang telah diajarkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Janganlah kita mengamalkan shalawat yang sebenarnya tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, apalagi mengandung kesyirikan semacam shalawat nariyah. Butuh pembahasan tersendiri untuk membahas shalawat nariyah ini.

صَلاَةُ اللَّهِ ثَنَاؤُهُ عَلَيْهِ عِنْدَ الْمَلاَئِكَةِ

“Shalawat Allah adalah pujian-Nya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di hadapan para malaikat.” (HR. Bukhari no. 10)

Keutamaan membaca sholawat di hari Jumat

Terlebih jika kalimat Sholawat diucapkan setiap hari Jumat, maka manfaat dan keutamaannya menjadi lebih besar lagi.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW bersabda :

“Perbanyaklah Sholawat kepadaku pada setiap Jumat. Karena Sholawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jumat. Barangsiapa yang banyak berSholawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi)

Selain memberikan syafaat saat Yaumil Mahsyar kelak, bershalawat pada hari Jumat juga memiliki keutamaan lain:

1. Jika berSholawat satu kali pada hari Jumat, maka Allah bershalawat untuknya sepuluh kali. Maksud Allah berSholawat kepada Nabi SAW adalah dengan memberi rahmat-Nya untuk manusia yang bershalawat.

“Perbanyaklah membacakan shalat untukku pada hari dan malam jumat. Barangsiapa membacakan shalawat untukku satu kali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.”

2. Mengucapkan Sholawat pada hari Jumat juga menjadi lebih utama karena disaksikan oleh malaikat dan malaikat akan berSholawat 10 kali kepada mereka yang membacanya. Bershalawatnya malaikat kepada Nabi SAW sama halnya dengan memintakan ampunan untuk manusia tersebut. Dari Abdullah bin Amru bin Ash RA bahwasanya ia mendengar Nabi SAW bersabda,

“Jika kalian mendengar adzan oleh muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, kemudian bacalah shalawat untukku. Sesungguhnya barangsiapa mengucapkan satu kali shalawat kepadaku niscaya Allah mengucapkan shalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali.” (HR. Ahmad)

3. Siapa yang paling banyak bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW pada hari Jumat, maka akan dekat kedudukannya dengan Nabi Muhammad SAW di Yaumil Mahsyar kelak.

4. Memperbanyak membaca Sholawat

pada hari dan malam jumat, maka Nabi Muhammad akan menjadi saksi dan penolongnya pada hari kiamat.

5. Memperbanyak shalawat pada hari Jumat sebanyak seribu kali, maka ia tidak akan mati sebelum melihat surga sebagai tempat tinggalnya.

6. Barangsiapa membacakan Sholawat untukku pada hari jumat, maka Sholawat itu akan menjadi syafaat baginya besok di hari kiamat.

7. Siapa yang shalat ashar pada hari Jumat, kemudian sebelum berdiri meninggalkan shalatnya membaca “Allaahumma Shalli ‘Alaa Muhammad An-Nabiyyil Ummiyyi wa ‘Alaa Alihi wa Shahbihi Wa Sallim Tasliiman Katsiira” sebanyak delapan puluh kali, maka dosa-dosanya selama delapan puluh tahun akan diampuni dan akan dituliskan pahala ibadah selama delapan puluh tahun untuknya.”

8. Pada hari Jumat Malaikat yang diciptakan dari cahaya akan turun ke bumi, Tangan-tangan mereka memegang pena yang terbuat dari emas dan lembaran-lembaran kertas terbuat dari cahaya. Mereka tidak menulis kecuali shalawat untuk nabi Muhammad SAW.

Adapun Sholawat Barriyah disebutkan dalam kitab al-Qaul al-Badi’ fi al-Shalati ‘ala al-Habib al-Syafi’.

 di antara keutamaan shalawat ini adalah siapa saja yang membacanya pada malam Jumat atau hari Jumat sebanyak sepuluh kali, maka Allah akan memberikan banyak kebaikan padanya.

Adapun lafadz Sholawat Barriyah ini adalah sebagai berikut;

اَللّهُمَّ يَادَائِمَ الْفَضْلِ عَلَى الْبَرِيَّــةِ يَابَاسِطَ الْيَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ يَاصَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِــيَّةِ, صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَــيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْوَرٰى سَجِــيَّةٍ وَاغْفِرْلَنَا يَاذَالْعُلٰى فِى هٰذِهِ الْعَشِيَّةِ

Allohumma ya daimal fadhli ‘alal bariyyah ya basithol yadaini bil athiyyah ya shohibal mawahibis saniyyah sholli wa sallim ‘ala sayyidina muhammadin khoiril waro sajiyyatin waghfi lana ya zal ‘ula fi hazihil ‘asyiyyah.

“Ya Allah, wahai Zat yang langgeng anugerahnya kepada manusia, wahai Zat yang membentangkan kedua tangannya dengan pemberian, wahai Zat yang mempunyai pemberian-pemberian yang luhur. Limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami Nabi Muhammad Saw, sebaik-baik manusia di dalam budi pekertinya. Dan ampunilah kami, wahai Zat yang mmpunyai keluhuran di malam ini.” (*)

Semoga dengan memperbanyak sholawat di Hari Jumat yang penuh barokah ini, Rasulullah ﷺ menjawab sholawat- sholawat dan salam-salam kita semua, sehingga nama kita senantiasa ada dalam hati Rasulullah ﷺ dan mudah-mudahan itu menjadi wasilah kedekatan kita dengan Habibana ﷺ akhirat nanti.
.
Semoga Allah ﷻ mempertemukan kita semua dengan Sayyidina Muhammad ﷺ di dunia dalam mimpi-mimpi kita, saat kematian kita, di dalam barzakh dan mahsyar serta mengumpulkan kita semua di dalam Surga-Nya bersama Rasulullah ﷺ dan para kekasihnya ﷺ. Alfatihah