MUTIARA ILMU

Jumat, 15 November 2019

BABAD TANAH JAWA,Syekh Subakir

BABAD TANAH JAWA,Syekh Subakir

أشهد أن لا اله الا الله و أشهد أن محمدا رسول الله 

Syekh Subakir, Babad Tanah Jawa Syekh Subakir, sangat berjasa dalam menumbali tanah Jawa, ”Dalam legenda yang beredar di Pulau Jawa dikisahkan, Sudah beberapa kali utusan dari Negeri Arab, untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya tapi telah gagal secara makro. Disebabkan orang-orang Jawa pada waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Dengan tokoh-tokoh gaibnya masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar P Jawa. Para ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang sangat berat, meskipun berkembang tetapi hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Secara makro dapat dikatakan gagal. Maka diutuslah Syekh Subakir untuk menyebarkan agama Islam dengan membawa batu hitam yang dipasang oleh Syekh Subakir di seantero Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk : Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Syekh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “ Walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami, kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syekh Subakir. Kata Jin, “Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”. Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir berasal dari Rum). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, Syekh Subakir berasal dari Iran ( dalam riwayat lain Syekh Subakir berasal dari Rum, Baghdad). Syekh Subakir diutus ke Tanah Jawa bersama-sama dengan Wali Songo Periode Pertama, yang diutus oleh Sultan Muhammad I dari Istambul, Turkey, untuk berdakwah di pulau Jawa pada tahun 1404, mereka diantaranya: 

1.Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki, ahli mengatur negara. 
2.Maulana Ishaq, berasal dari Samarkand, Rusia Selatan, ahli pengobatan. 
3.Maulana Ahmad Jumadil Kubro, dari Mesir. 
4.Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maroko. 
5.Maulana Malik Isro’il, dari Turki, ahli mengatur negara. 
6.Maulana Muhammad Ali Akbar, dari Persia (Iran), ahli pengobatan. 
7.Maulana Hasanudin, dari Palestina. 
8.Maulana Aliyudin, dari Palestina. 
9.Syekh Subakir, dari Iran, Ahli menumbali daerah yang angker yang dihuni jin jahat. 

Dalam legenda yang beredar di Pulau Jawa dikisahkan, bahwa sudah beberapa kali utusan dari Arab didatangkan untuk menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa khususnya, dan Indonesia pada umumnya, tapi selalu gagal secara makro. Kegagalan itu disebabkan karena orang-orang Jawa pada waktu itu masih kokoh memegang kepercayaan lama. Masyarakat masih senang menyembah barang-barang bertuah dan ruh-ruh yang diyakininya dapat membimbing, memberi ilham dan menolong mereka. Dengan tokoh-tokoh gaibnya, para tokoh masyarakat masih sangat menguasai bumi dan laut di sekitar Pulau Jawa. Para ulama yang dikirim untuk menyebarkan Agama Islam mendapat halangan yang sangat berat. Meskipun berkembang, tetapi hanya dalam lingkungan yang kecil, tidak bisa berkembang secara luas. Artinya, secara makro dapat dikatakan gagal. Karena itu, maka diutuslah Syeh Subakir yang dikenal memang sakti mandraguna. Beliau diutus secara khusus menangani masalah-masalah yang terkait magic dan spiritual yang dinilai telah menjadi penghalang diterimanya Islam oleh masyarakat yang masih demen ilmu-ilmu mistik. Untuk menyebarkan agama Islam, menurut cerita yang berkembang, Syekh Subakir membawa batu hitam yang dipasang di seantero Nusantara, untuk tanah Jawa diletakkan di tengah-tengahnya yaitu di gunung Tidar . Efek dari kekuatan gaib suci yang dimunculkan oleh batu hitam menimbulkan gejolak, mengamuklah para mahluk: Jin, setan dan mahluk halus lainnya. Syeh Subakir lah yang mampu meredam amukan dari mereka. Akan tetapi mereka sesumbar dengan berkata: “Ya Syekh, walaupun kamu sudah mampu meredam amukan kami dan kamu dapat mengembangkan agama Islam di tanah Jawa, tetapi Kodratullah tetap masih berlaku atas ku, ingat itu wahai Syeh Subakir.” “Apa itu?” kata Syeh Subakir. Kata Jin, “Aku masih dibolehkan untuk menggoda manusia, termasuk orang-orang Islam yang imannya masih lemah”. Tidak salah bila kemudian, gunung Tidar dikenal dengan Paku Tanah Jawa. Gunung Tidar tak terpisahkan dengan pendidikan militer. Gunung yang dalam legenda dikenal sebagai "Pakunya tanah Jawa" itu terletak di tengah Kota Magelang. Berada pada ketinggian 503 meter dari permukaan laut, Gunung Tidar memiliki sejarah dalam perjuangan bangsa. Di Lembah Tidar itulah Akademi Militer sebagai kawah candradimuka yang mencetak perwira pejuang Sapta Marga berdiri pada 11 November 1957. Di puncak Gunung Tidar ada lapangan yang cukup luas. Di tengah lapangan tersebut terdapat sebuah Tugu dengan simbol huruf Sa (dibaca seperti pada kata Solok) dalam tulisan Jawa pada tiga sisinya. Menurut penuturan juru kunci, itu bermakna Sapa Salah Seleh (Siapa Salah Ketahuan Salahnya). Tugu inilah yang dipercaya sebagian orang sebagai Pakunya Tanah Jawa, yang membuat tanah Jawa tetap tenang dan aman. Gunung Tidar tidak hanya terkenal sebagai ikon atau identitas Kota Magelang. Bagi sebagian orang yang memang nglakoni lelaku spiritual , Gunung Tidar merupakan salah satu obyek yang menjadi tempat tujuan mereka untuk mendekatkan diri kepada Gusti Allah. Dahulu, Gunung Tidar terkenal akan ke-angker-annya dan menjadi rumah bagi para Jin dan Makhluk Halus. Jalmo Moro Jalmo Mati, setiap orang yang datang ke Gunung Tidar bisa dipastikan kalau tidak mati ya modar (dan mungkin hal ini yang menjadi asal usul nama Tidar). Berdasarkan penuturan Juru Kunci Gunung Tidar, di Gunung Tidar terdapat 2 buah makam yaitu Makam Kyai Sepanjang dan Makam Sang Hyang Ismoyo (atau yang lebih dikenal sebagai Kyai Semar). Sedangkan tempat yang selama ini dikenal sebagai Makam Syekh Subakir sebenarnya hanyalah petilasan beliau. Jadi, beliau dikenal sebagai wali Allah yang menaklukkan Jin dan Makhluk Halus di Gunung Tidar sehingga para makhluk halus tersebut ‘mengungsi’ ke Pantai Selatan, tempat Nyai Roro Kidul. Setelah berhasil menaklukkan Jin dan Makhluk Halus, Syekh Subakir kembali ke tanah asalnya di Rom (Baghdad). Di petilasan Syekh Subakir ini tersedia mushola kecil dan pendopo. Petilasan Syekh Subakir sebelumnya ditandai dengan adanya kijing yang terbuat dari kayu. Setelah dipugar, kijing tersebut diletakkan di pendopo dan diganti dengan batu fosil yang berasal dari Tulung Agung serta dikelilingi pagar tembok yang berbentuk lingkaran dan tanpa atap. Pada tahap berikutnya, kedudukan Syekh Subakir, Sang Babad Tanah Jawa sebagai salah satu Wali Songo, digantikan oleh Sunan Kalijaga yang banyak disebut-sebut pimpinan para wali di Tanah Jawa karena kekeramatannya yang begitu melegenda. ADA satu kisah menarik dalam petilan “Babad Tanah Jawa”. Meskipun kisah ini merupakan petilan. Namun intisari yang tertanam di dalamnya, ternyata tetap masih aktual di saat ini sekali pun. Ketika itu, datanglah para ulama dari “Sebrang Lautan” (Mesir) ke Tanah Jawa. Tujuan para ulama utusan Sultan Mesir itu adalah untuk menyebarkan agama Islam, yang menurut laporan masih banyak penduduk Jawa yang kafir. Para ulama itu dipimpin seorang Syeh yang bernama Syech Subakir Sebelum Syech Subakir datang, telah beberapa kali ulama pendahulunya menginjakan kakinya di Tanah Jawa. Namun, setiap kali mereka datang, selalu gagal menyebarkan agama Islam. Mengapa? Pertanyaan itulah yang berada di benak Syech Subakir. Dan tidak berapa lama setelah sampai ke Tanah Jawa, Syech asal Persia (Iran) itu berhasil mendapatkan jawaban dari pertanyaannya tersebut. Ternyata, seluruh Tanah Jawa dari ujung Timur sampai ke Barat di jaga oleh bangsa jin yang dipimpin Sabdo Palon. Kegagalan para ulama sebelumnya adalah karena ulah mereka, para jin kafir yang tidak mau masuk Islam dan menentang Islam berkembang di Tanah Jawa. Untungnya, Syech Subakir menguasai ilmu tentang makhluk halus, sehingga dia dan para ulama yang dipimpinnya berhasil mengetahui keberadaan para jin tersebut. Dalam wujud kasarnya, para mahluk halus itu ada yang berujud ombak yang besar yang mampu menenggelamkan kapal berikut penumpangnya. Juga angin puting beliung, dan sebagainya yang mampu memporak- porandakan apa saja yang ada dihadapannya, termasuk menjelma menjadi hewan buas, harimau, ular dan sebangsanya. Perubahan bentuk dan ujud itulah yang selama ini diduga mencelakakan para ulama yang bermaksud menyebarkan Islam di Tanah Jawa. Maka kemudian terjadilah pertempuran yang dasyat antara para jin pimpinan Sabdo Palon dengan pasukan ulama pimpinan Syech Subakir. Konon, pertempuran itu terjadi selama berhasi- hari, tanpa ketahuan siapa yang bakal memenangkannya. Karena melihat situasi yang tidak menguntungkan, maka Sabdo Palon mengajukan usulan gencatan senjata. Syech Subakir yang melihat itu sebuah peluang, menerima ajakan Sabdo Palon. Maka terjadilah kesepakatan antara keduanya. Isi kesepakatan antara lain, Sabdo Palon memberi kesempatan kepada Syech Subakir beserta para ulama untuk menyebarkan Islam di Tanah Jawa, tetapi tidak boleh dengan cara paksaan atau memaksa. Kemudian Sabdo Palon juga memberi kesempatan kepada orang Islam untuk berkuasa di Tanah Jawa—Raja-raja Islam—namun dengan catatan. Para Raja Islam itu silahkan berkuasa, namun jangan sampai meninggalkan adapt istiadat dan budaya yang ada. Silahkan kembangkan ajaran Islam sesuai dengan kitab yang dakuinya, tetapi biarlah adapt dan budaya berkembang sedemikian rupa. Dan yang terpenting, jadi pemimpin janganlah terlalu lurus, namun juga jangan terlampau bengkok. Hal ini sempat dipertanyakan Syech Subakir kepada Sabdo Palon, mengapa seorang pemimpin tidak boleh benar-benar lurus. Dijawab Sabdo Palon, karena pemimpin itu menjadi pimpinan semua orang. Dan orang tidak semuanya lurus, pasti banyak pula yang bengkok. Lha, orang yang bengkok-bengkok itu akan ikut siapa, bila pemimpinnya lurus? Legenda Gunung Tidar Magelang Keberadaan daerah Magelang terbungkus oleh berbagai legenda. Salah satu dongeng yang hidup dikalangan rakyat mengisahkan --sebagaimana dikisahkan M. Bambang Pranowo (2002)-- bahwa pada zaman dahulu kala, ketika Pulau Jawa baru saja diciptakan oleh Sang Maha Pencipta dalam bentuk tanah yang terapung-apung di lautan luas; tanah tersebut senantiasa bergerak kesana kemari. Seorang dewa kemudian diutus turun dari kahyangan untuk memaku tanah tersebut agar berhenti bergerak. Kepala dari paku yang digunakan untuk memaku Pulau Jawa tersebut akhirnya menjadi sebuah gunung yang kemudian dikenal sebagai Gunung Tidar. Gunung yang terletak di pinggir selatan kota Magelang yang kebetulan berada tepat dibagian tengah Pulau Jawa tersebut memang berbentuk kepala paku; karena itu gunung Tidar dikenal luas sebagai “pakuning tanah jawa”. Dongeng lain yang tentunya diciptakan setelah masuknya Islam mengisahkan bahwa pada zaman dahulu daerah ini merupakan kerajaan jin yang diperintah oleh dua raksasa. Syekh Subakir, seorang penyebar agama Islam, datang ke daerah ini untuk berdakwah. Tidak rela atas kedatangan Syekh tersebut terjadilah perkelahian antara raja Jin melawan sang Syekh. Ternyata Raja Jin dapat dikalahkan oleh Syekh Subakir. Raja Jin dan istrinya kemudian melarikan diri ke Laut Selatan bergabung dengan Nyai Rara Kidul yang merajai laut Selatan. Sebelum lari Raja Jin bersumpah akan kembali ke Gunung Tidar kecuali rakyat didaerah ini rela menjadi pengikut Syekh Subakir. Legenda ini sangat melekat bagi masyarakat tradisional Jawa, tidak sekedar di Magelang, tapi juga ke daerah-daerah lain di Jawa, bahkan sampai di Lampung dan mancanegara (Suriname). Hal ini karena telah disebutkan dalam jangka Joyoboyo dan mengalir secara tutur tinular menjadi kepercayaan masyarakat. Apalagi pemerintah kota Magelang menjadikan Tidar sebagai simbol atau maskot daerah dengan menempatkan gunung Tidar yang dilambangkan dengan gambar paku di dalam logo pemerintahan. Di samping itu nama-nama tempat begitu banyak menggunakan nama Tidar, seperti nama Rumah Sakit Umum Daerah, nama perguruan tinggi, nama terminal dll. Yang semuanya menguatkan gunung Tidar menjadi legenda abadi.

Kamis, 31 Oktober 2019

Kasiat Buah Sirsak



Selama ini kita tahu bahwa kanker hanya bisa
diobati dengan terapi kemo. Namun tampaknya
persepsi ini harus dihapus dan dibuang sejauh-
jauhnya.
Kenapa? Karena sebenarnya ada obat alami
untuk membunuh sel kanker yang kekuatannya
SEPULUH RIBU KALI LIPAT lebih ampuh
dibanding terapi kemo. Obat alami ini adalah
buah yang familiar dengan orang Indonesia.
Buah Sirsak dan Daun Sirsak
Tapi, Mengapa Kita Tidak Tahu?
Karena salah satu perusahaan dunia
merahasiakan penemuan riset mengenai hal ini
serapat-rapatnya, mereka ingin dana riset yang di
keluarkan sangat besar, selama bertahun-tahun,
dapat kembali lebih dulu plus keuntungan
berlimpah dengan cara membuat pohon Graviola
Sintetis sebagai bahan baku obat dan obatnya di
jual ke pasar dunia.
Memprihatinkan, beberapa orang meninggal sia-
sia, mengenaskan, karena keganasan kanker,
sedangkan perusahaan raksasa, pembuat obat
dengan omzet milyaran dollar menutup rapat-
rapat rahasia keajaiban pohon ini.
Pohonnya pendek, di brazil dinamai “Graviola” , di
Spanyol “Guanabana” bahasa inggrisnya
“soursop” . Di Indonesia, ya buah sirsak. Buahnya
berduri lunak, daging buah berwarna putih,
rasanya manis-kecut/asam, dimakan dengan cara
membuka kulitnya atau di buat jus.
Khasiat dari buah sirsak ini memberikan effek
anti tumor atau kanker yang sangat kuat, dan
terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis
kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak
juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur
(fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit
atau cacing, menurunkan tekanan darah tinggi,
depresi, stress, dan menormalkan kembali system
syaraf yang kurang baik.
Salah satu contoh betapa pentingnya keberadaan
Health Science Institute bagi masyarakat Amerika
adalah institute ini membuka tabir rahasia buah
ajaib ini. Fakta yang mencengangkan adalah: jauh
dipedalaman hutan amazon, tumbuh “pohon
ajaib”, yang akan merubah cara berpikir anda,
dokter anda, dan dunia mengenai proses
penyembuhan kanker dan harapan untuk bertahan
hidup. Tidak ada yang bisa menjanjikan lebih dari
hal ini, untuk masa-masa yang akan datang.
Riset Membuktikan “Pohon Ajaib” dan Buahnya
Ini Mampu:
Menyerang sel kanker dengan aman dan efektif
secara alami, tanpa rasa mual, berat badan
turun, ataupun rambut rontok, seperti yang
terjadi pada terapi kemo.
Melindungi sistim kekebalan tubuh dan
mencegah dari infeksi yang mematikan.
Pasien merasakan lebih kuat, lebih sehat
selama proses perawatan atau penyembuhan.
Energi meningkat dan penampilan fisik
membaik.
Sumber berita sangat mengejutkan ini berasal
dari salah satu pabrik obat terbesar di Amerika.
Buah Graviola di-test di lebih dari 20
Laboratorium, sejak tahun 1970-an sampai
beberapa tahun berikutnya. Hasil test dari ekstrak
(sari) buah ini adalah
Secara efektif memilih target dan membunuh
sel jahat dari 12 tipe kanker yang berbeda,
diantaranya kanker : Usus Besar, Payu Dara,
Prostat, Paru2, dan Pankreas.
Daya kerjanya 10.000 kali lebih kuat dalam
memperlambat pertumbuhan sel kanker
dibandingkan dengan Adriamicin dan Terapi
Kemo yang biasa di gunakan.
Tidak seperti terapi kemo, sari buah ini secara
selektif hanya memburu dan membunuh sel2
jahat dan TIDAK membahayakan/ membunuh
sel-sel sehat.
Riset telah di lakukan secara ekstensive pada
pohon “ajaib” ini, selama bertahun-tahun tapi
kenapa kita tidak tahu apa2 mengenai hal ini?
Karena begitu mudah kesehatan kita, kehidupan
kita, dikendalikan oleh yang memiliki uang dan
kekuasaan.
Salah satu perusahaan obat terbesar di Amerika
dengan omzet milyaran dollar melakukan riset
luar biasa pada pohon Graviola yang tumbuh
dihutan Amazon ini. Ternyata beberapa bagian
dari pohon ini, yakni kulit, akar, daun, daging
buah dan bijinya selama berabad-abad menjadi
obat bagi suku Indian di Amerika selatan untuk
menyembuhkan sakit jantung, asma, masalah
liver (hati) dan reumatik.
Dengan bukti-bukti ilmiah yang minim,
perusahaan mengucurkan dana dan sumber daya
manusia yang sangat besar guna melakukan riset
dan aneka test. Hasilnya sangat mencengangkan.
Graviola secara ilmiah terbukti sebagai mesin
pembunuh sel kanker.
Tapi… kisah Graviola hampir berakhir disini.
Mengapa? Dibawah undang-undang federal
sumber bahan alami untuk obat DILARANG/
TIDAK BISA dipatenkan.
Perusahaan menghadapi masalah besar,
berusaha sekuat tenaga dengan biaya sangat
besar untuk membuat sinthesa (kloning) dari
Graviola ini agar bisa di patenkan sehingga dana
yang di keluarkan untuk riset dan aneka test bisa
kembali, dan bahkan meraup keuntungan besar.
Tapi usaha ini tidak berhasil. Graviola tidak dapat
di-kloning. Perusahaan gigt jari setelah
mengeluarkan dana milyaran dollar untuk riset
dan aneka test.
Ketika mimpi untuk mendapatkan keuntungan
lebih besar berangsur-angsur memudar, kegiatan
riset dan test juga berhenti. Lebih parah lagi,
perusahaan menutup proyek ini dan memutuskan
untuk TIDAK mempublikasikan hasil riset ini.
Beruntunglah, ada salah seorang ilmuwan dari
tim riset yang tidak tega melihat kekejaman ini
terjadi. Dengan mengorbankan karirnya, ia
menghubungi sebuah perusahaan yang biasa
mengupulkan bahan-bahan alami dari hutan
amazon untuk pembuatan obat.
Ketika para pakar riset dari Health Science
Institute mendengar berita keajaiban Graviola,
mereka mulai melakukan riset. Hasilnya sangat
mengejutkan. Graviola terbukti sebagai pohon
pembunuh sel kanker yang efektif.
The National Cancer Institute mulai melakukan
riset ilmiah yang pertama pada tahun 1976.
hasilnya membuktikan bahwa daun dan batang
kayu Graviola mampu menyerang dan
menghancurkan sel2 jahat kanker. Sayangnya
hasil ini hanya untuk keperluan intern dan tidak di
publikasikan.
Sejak 1976, Graviola telah terbukti sebagai
pembunuh sel kanker yang luar biasa pada uji
coba yang di lakukan leh 20 Laboratorium
Independen yang berbeda.
Suatu studi yang di publikasikan oleh The Journal
of Natural Product s meyatakan bahwa studi yang
dilakukan oleh Catholic University di korea
selatan, menyebutkan bahwa salah satu unsur
kimia yang terkandung di dalam Graviola, mampu
memilih, membedakan dan membunuh sel kanker
Usus Besar dengan 10.000 kali lebih kuat
dibandingkan dengan adriamicin dan Terapi
Kemo.
Penemuan yang paling mencolok dari study
Catholic University ini adalah Graviola bisa
menyeleksi memilih dan membunuh hanya sel
jahat kanker, sedangkan sel yang sehat tidak
tersentuh ataupun terganggu. Graviola tidak
seperti terapi kemo yang tidak bisa membedakan
sel kanker dan sel sehat, maka sel-sel reproduksi
(seperti lambung dan rambut) dibunuh habis oleh
terapi kemo, sehingga timbul efek negatif seperti
rasa mual dan rambut rontok.
Sebuah studi di Purdue University membuktikan
bahwa daun Graviola mampu membunuh sel
kanker secara efektif, terutama sel kanker prostat,
pankreas, dan paru-paru.
Setelah selama kurang lebih dari 7 tahun tidak
ada berita mengenai Graviola, akhirnya berita
keajaiban ini ditemukan juga, melalui informasi
dari lembaga-lembaga tersebut di atas. Pasokan
terbatas ekstrak Graviola yang di budidayakan
dan di panen oleh orang-orang pribumi Brazil, kini
bisa di peroleh di Amerika.
Sirsak mempunyai manfaat yang sangat besar
dalam pencegahan dan penyembuhan penyakit
kanker. Daun sirsak ini katanya sifatnya seperti
kemoterapi, bahkan lebih hebat lagi karena daun
sirsak hanya membunuh sel sel yang tumbuh
abnormal dan membiarkan sel sel yang tumbuh
normal. Sedangkan kemoterapi masih ada efek
membunuh sebagian sel sel yang normal.
Sekarang anda tahu manfaat buah sirsak yang
luar biasa ini. Rasanya manis2 kecut
menyegarkan. Buah alami 100% tanpa efek
samping apapun .Sebar luaskan kabar baik ini