MUTIARA ILMU: MAKNA DARI HURUF HANACARAKA

Rabu, 21 Februari 2024

MAKNA DARI HURUF HANACARAKA

Hanacaraka adalah salah satu huruf jawa yang diakui secara nasional, dan bahkan sempat menjadi kurikulum sekolah dasar dalam bentuk muatan lokal, tetapi sekarang ini huruf hanacaraka sangat jarang yang menggunakannya karena sudah tergeser dengan jaman yang semakin modern, kebudayaan indonesia lambat laun luntur dan tergantikan oleh budaya asing yang semakin merajalela, dari mulai kebiasaan fashion, sampai prilaku yang menyimpang dari adat ketimuran kita.


Hanacaraka ini adalah peninggalan sejarah yang diciptakan sendiri oleh Raden Ajisaka untuk mengenang para abdinya yang setia, mungkin sudah banyak yang tau tentang sejarah ajisaka dari berbagai sumber di internet ataupun di sekolahan masing-masing, huruf Hanacaraka ini mengandung banyak makna spiritual bagi mereka yang menganut adat jawa

Bahkan ada yang menjadikannya sebagai Perhitungan Jawa. Seperti dalam tabel dibawah ini ada tulisan dan ejaan huruf Hanacaraka beserta maknanya.

Ha-Na-Ca-Ra-Ka berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai ciptaan).

Da-Ta-Sa-Wa-La berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya ( dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan.

Pa-Dha-Ja-Ya-Nya berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Ilahi) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.

Ma-Ga-Ba-Tha-Nga berarti menerima segala yang diperintahkan dan yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maksudnya manusia harus pasrah, sumarah pada garis kodrat, meskipun manusia diberi hak untuk mewiradat, berusaha untuk menanggulanginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar