MUTIARA ILMU: NU

Jumat, 28 Mei 2021

NU

Kudu dicatet ojo nganti ilang....

Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari dalam Muqaddimah Qanun Asasi:

فهلموا كلكم ومن تبعكم جميعا من الفقراء والأغنياء والضعفاء والأقوياء إلى هذه الجمعية المباركة الموسومة بجمعية نهضة العلماء، وادخلوها بالمحبة والوداد، والألفة والاتحاد، والاتصال بأرواح وأجساد؛ فإنّها جمعية عدل وأمان وإصلاح وإحسان، وإنّها حلوة بأفواه الأخيار وغصّة على غلاصم الأشرار. وعليكم بالتناصح في ذلك وحسن التعاون على ما هنالك بموعظة شافية ودعوة متلافية وحجّة قاضية.

“Kemarilah kalian semuanya, baik dari orang miskin dan kaya, lemah dan kuat ke Organisasi yang penuh dengan keberkahan ini, yang bernama Organisasi Nahdlatul Ulama (kebangkitan para ulama). Masuklah kalian ke dalamnya dengan cinta dan kasih, kasih sayang dan persatuan, berkesinambungan antara ruh dan jasad; karena ia adalah organisasi keadilan, keamanan, pembenahan dan perbaikan.

Ia terasa manis di dalam penuturan orang-orang yang baik, ialah penghalang bagi keburukan orang-orang yang buruk. Dan wajib atas kalian untuk saling tolong menolong dengan (cara yang) baik atas urusan itu semua dengan nasehat yang menjadi pengobat, ajakan yang memperbaiki, dan argumentasi yang memutuskan (perselisihan).”

Berikut Dawuhnya:

– Syaikhona KH. Muhammad Kholil Bangkalan.

“Hasyim, kamu jangan nyelewang-nyeleweng ya...!!! Ibadah ikut yang dicontohkan Nabi MUHAMMAD SAW melalui Ulamanya, dan ikutilah Ulama ALLOH agar selamat. ALLOH pasti bersamamu.”

--  KH. Hasyim Asy'ari Tebuireng.
"Siapapun yang mau mengurusi NU, saya akui santriku. Siapapun yg menjadi santriku, saya do'akan Chusnul Khotimah beserta anak cucunya"

– KH. Nawawi bin Noerhasan Sidogiri.
“Selagi (filosofi) tali yang mengikat bumi itu masih kuat, maka sampai kiamat NU tidak akan habis dan selalu ada” 

– KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng.
“Dakwah dengan cara memusuhi ibarat orang membangun kota, tetapi merobohkan istananya” 

 – KH. Idris Marzuki Lirboyo.
“Siapapun yang memusuhi NU, kalau dia seorang wali, akan luntur kewaliannya. Kalau dia tokoh berpengaruh, akan kehilangan pengaruhnya. Sebab NU didirikan oleh para ulama dan direstui oleh para auliya”

– KH. As'ad Syamsul Arifin Sukorejo.
“Santri Sukorejo yang keluar dari NU, jangan berharap berkumpul dengan saya di akhirat”

– KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng.
“Jangan jadikan perbedaan pendapat sebagai sebab perpecahan dan permusuhan, karena yang demikian itu merupakan kejahatan besar yang bisa meruntuhkan bangunan masyarakat, dan menutup pintu kebaikan di penjuru mana saja”  

– KH. Ridwan Abdullah Surabaya.
“Jangan takut tidak makan kalau berjuang mengurus NU. Yakinlah! Kalau sampai tidak makan, komplain aku jika aku masih hidup. Tapi kalau aku sudah mati, maka tagihlah ke batu nisanku”

– KH. Hasyim Asy’ari Tebuireng.
“Agama dan Nasionalisme adalah dua kutub yang tidak berseberangan. Nasionalisme adalah bagian dari agama dan keduanya saling menguatkan” 

– KH. Muhammad Hasan Genggong.
“Barang siapa menolong Nahdlatul Ulama, maka selamat di dunia dan akhirat”

– KH. As'ad Syamsul Arifin Sukorejo.
“Seandainya Pancasila dirusak, NU harus bertanggungjawab! Umat Islam wajib membela Pancasila, Ini sudah mujma' 'alaih, konsensus ulama'!”

– KH. Abdurrahman Wahid Jombang.
“Jika perbedaan adalah rahmat, kenapa manusia di negeri ini berebut untuk membencinya”

– Habib Ahmad Edrus al-Habsyi.
“Pesan dari para masyaikh sudah jelas. Wasiat para kibar Habaib seperti Habib Ali Kwitang dan Habib Salim bin Jindan juga sudah terang benderang: bahwa Nahdlatul Ulama adalah wasilah yang muttashil (bersambung) dengan dakwah Habibina MUHAMMAD SAW.

– KH. Abdul Wahid Khudzaifah Sampang Madura.
”Jangan pernah berpisah dengan NU, karena NU adalah tempatnya para ulama yang diridoi para wali”

– KH. Sufyan Miftahul Arifin Panji Situbondo.
“Jika nanti ada ormas baru,  sempalan dari NU, jangan dihiraukan, mereka tidak akan bertahan lama dan akan terpecah belah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar