MUTIARA ILMU

Selasa, 19 November 2024

KERIS JAWA DI MASA DAMAI



Orang orang Jawa menempatkan keris di punggung sebagai penanda bahwa negara sedang berada di masa damai. Menempatkan di punggung juga dalam rangka menghilangkan sikap ancaman pada siapa pun. Menghormati orang lain. Khususnya tamu.  

Filosofi lain yang diajarkan membawa keris di belakang tubuh adalah pantang bagi orang Jawa untuk menunjukkan kesaktiannya. 

Di masa kini,  pemandangan itu - pakai keris di depan atau terhunus -   tak pernah nampak kecuali dalam adegan sendra tari 

PADA MASA perang, keris ditempatkan di pinggang depan. Bahkan terhunus. Siaga.  Membawa keris di depan, artinya orang tersebut sudah siap mati dalam membela apa yang dipercaya dan dimiliki. Sebagaimana nampak pada lukisan Pangeran Diponegoro yang senantiasa menaruh kerisnya di depan dalam menghadapi Belanda. Hal tersebut menunjukkan bahwa Pangeran Diponegoro sedang melawan penjajahan Belanda .

Pada zaman kerajaan dulu, meletakkan keris di belakang merupakan simbol kepatuhan kawula dan bupati  terhadap raja. Sebab meletakan keris di depan artinya sedang menunjukkan sikap perlawanan. Bahkan memberontak kepada raja.

Keris diletakkan di belakang juga karena faktor kenyamanan. Dahulu kala, mereka yang menghadap raja harus berjalan jongkok. "Mbebek". Agar lebih mudah maka keris diletakkan di belakang, sehingga prosesi "mbebek" tidak terganggu. 

Di masa damai, kini, orang orang Jawa menggunakan keris hanya sebagai kelengkapan busana upacara kebesaran, acara adat, acara seni budaya atau saat temu pengantin. Maka keris yang ada punggung di balik jas hitam berlobang pun dihias dengan intan atau berlian pada pangkal hulu keris. 

Bahkan sarungnya yang terbuat dari logam diukir sedemikian indah, berlapis emas berkilauan sebagai kebanggaan pemakainya. 

Keris juga dihiasi dengan untaian bunga mawar melati yang dikalungkan pada hulu batang keris dengan filosofi, dengan membawa keris agar jangan memiliki watak beringas, emosional, pemarah, adigang-adigung-adiguna, sewenang-wenang dan mau menangnya sendiri.

DALAM BUDAYA JAWA, keris merupakan salah satu dari lima benda yang harus dimiliki oleh laki laki dewasa, sebagai simbol kemapanan 

“Lima prakara kanggo jaka mardhika yaiku : garwa, wisma,turangga, curiga lan kukila" (lima hal untuk lelaki sejati adalah : rumah, istri, kuda, senjata dan burung “

Keris (curiga) merupakan simbol kesaktian dan keperkasaan ini berdampingan dengan empat benda lainnya yaitu Turangga (kuda atau kendaraan), Griya (rumah, tempat tinggal), Garwa (istri), dan Kukila (burung atau sarana hiburan). 

Tentu saja di era milenial fungsi keris sebagai senjata telah digantikan oleh perangkat yang lebih sakti seperti smartphone, laptop, ballpoint parker yang dengan tanda tangan ditorehkan bisa menghasilkan miliaran rupiah, mengucurkan pinjaman bank,  atau bisa mengubah nasib banyak orang, mengantarkan ke sel penjara, membebaskan dari tahanan, lolos di imigrasi, atau membunuh orang . 

Di sisi lain, keberadaan keris di masa kini menjadi karya artistik, benda koleksi bernilai tinggi,  komoditi bisnis yang mahal harganya. Juga sebagai jimat berkekuatan mistis dan diyakini bisa mendukung kekuasaan.   
Keris keris peninggalan masa Kerajaan Majapahit,mataram,pengging dll

"KERIS" sejatinya memang bukan senjata tikam
Melainkan sebagai "PIANDEL" atau "SIFAT KANDEL / PERCAYA DIRI" 

keris adalah manifestasi dari doa/harapan bagi sang pemilik karena setiap dapur,bentuk miliki arti & filosofinya masing".
Keris juga bukan benda klenik yg selalu dikaitkan dengan hal-hal perdukunan, tapi keris adalah benda spiritual untuk meningkatkan kualitas hidup lebih baik.
Sebagai benda budaya nusantara yg resmi diakui UNESCO,
juga  sebagai produk budaya yang menandai kemajuan ilmu dan teknologi metalurgi masyarakat Nusantara di masa lalu, betapa majunya peradaban nenek moyang kita, pada masanya sudah ahli dalam metalurgi 
Jadi kita wajib ber bangga, bukan malah membully bahkan anti / phobia dengan warisan leluhur,
Menjaga budaya juga salah satu bukti nyata kita mencintai bangsa,

Salam Rahayu Sagung Dumadi🙏🏻

Minggu, 17 November 2024

Penipu Berbalut Sorban yang Memalsukan Nasab dan Sejarah Umat

*"

Sejak dahulu, Dajjal telah digambarkan dalam ajaran Islam sebagai sosok penuh tipu daya, yang akan menyesatkan umat manusia dengan prinsip realitas , sehingga neraka tampak seperti surga dan kebatilan disulap menjadi kebaikan. Di zaman modern ini, kita melihat bagaimana strategi Dajjal ditiru oleh para pengikutnya.
Saat ini kita bisa menyaksikan bersama, bahwa ada sebuah klan yang sering tampil di hadapan umat dengan berpenampilan seperti ulama dan mengaku-ngaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Namun, di balik penampilan itu, tersembunyi rahasia besar, kebatilan yang dijustifikasi, dan kejahatan yang disamarkan dengan pakaian kesalehan.

*Mengaku Cucu Nabi Muhammad SAW*
Salah satu tipu daya terbesar Klan Ba’alwi adalah mengklaim diri sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW melalui jalur Alawi bin Ubaidillah. Klaim ini, yang mereka sebarkan ke seluruh dunia, telah dibongkar oleh berbagai penelitian ilmiah, baik dari sisi sejarah , filologi , maupun genetika . Dari sudut pandang genetik, haplogroup yang dimiliki oleh Klan Ba’alwi (haplogroup G) berbeda dengan haplogroup J1 , yang terbukti dimiliki oleh keturunan asli Nabi Muhammad SAW.
Namun, tidak ada satu pun Naqobah — lembaga yang memiliki otoritas dalam isbat nasab (pengesahan silsilah) di dunia Islam, termasuk di Arab Saudi, Maroko, Turki, dan Lebanon — yang pernah mengesahkan atau mengakui klaim Klan Ba’alwi ini. Ini adalah tipu daya yang luar biasa , dimana sebuah nasab palsu dipaksakan kepada umat untuk tujuan memanipulasi dan mengeksploitasi umat Islam.
Naqobah adalah lembaga yang bertugas menjaga keaslian nasab keturunan Nabi. Jika klaim Ba’alwi ini sah, seharusnya mereka tercatat dalam tujuh Naqobah besar dunia, tetapi kenyataannya, tidak ada satu pun Naqobah yang mengisbat nasab mereka hingga hari ini. Penipuan ini adalah salah satu bentuk ringkasan yang sangat besar yang tidak hanya mencemarkan kesucian keluarga Nabi, tetapi juga memutar umat Islam dalam memahami kebenaran sejarah .

*Penyalahgunaan Posisi dan Kekuasaan: Dosa-Dosa Tersembunyi di Balik  pangakuan sebagai keturunan Nabi saw*
Selain memalsukan nasab, Klan Ba’alwi juga sering terlibat dalam berbagai tindakan kejahatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Di balik citra mereka sebagai ulama, tersembunyi sejarah panjang yang penuh dengan pelanggaran moral dan kejahatan , termasuk:
1. *Perzinaan dan Perampokan* : Terdapat laporan mengenai anggota Klan Ba’alwi yang terlibat dalam tindakan asusila dan kriminal , termasuk di antaranya perzinahan, dan pemerasan. Mereka menggunakan status “keturunan Nabi” sebagai tameng untuk lolos dari jerat hukum dan untuk menutup nutupi dosa-dosa mereka di hadapan masyarakat.
https://www.walisongobangkit.com/daftar-deretan.../
2. *Pemalsuan Sejarah Nahdlatul Ulama (NU)* : Salah satu kejahatan terbesar yang dilakukan oleh Klan Ba’alwi adalah memalsukan sejarah berdirinya NU , dengan mengklaim bahwa mereka adalah pendiri atau memiliki peran besar dalam organisasi tersebut. Fakta sejarah menunjukkan bahwa NU didirikan oleh ulama-ulama pribumi , bukan oleh Klan Ba’alwi. Namun, klaim palsu ini tetap terus mereka sebarkan, dengan tujuan untuk merusak integritas sejarah dan meraup keuntungan politik serta sosial.
https://www.walisongobangkit.com/jangan-biarkan-sejarah.../
3. *Pemalsuan Makam Pahlawan dan Tokoh Pribumi* : Klan Ba’alwi juga terlibat dalam pemalsuan makam tokoh-tokoh besar Indonesia. Contoh kasus ini terlihat ketika makam KRT Sumadiningrat , seorang bangsawan Jawa, mengubah nasabnya menjadi "bin Yahya", yang menunjukkan adanya pemalsuan untuk membesarkan dirinya dengan keturunan Ba’alwi. Selain itu, terdapat kasus di mana Mbah Malik , keturunan Pangeran Diponegoro , juga diubah silsilahnya menjadi bagian dari garis keturunan Ba’alwi. Ini adalah bentuk penyesatan sejarah yang dilakukan secara sistematis.
https://www.walisongobangkit.com/nasehat-peneliti.../

*Topeng Kesalehan: Menipu Umat dengan Pakaian Ulama*
Seperti yang telah diperingatkan oleh Rasulullah SAW, di akhir zaman akan muncul orang-orang yang berpenampilan seperti ulama , tetapi hatinya adalah hati serigala. Mereka berbicara dengan lisan yang manis dan menampilkan diri sebagai orang saleh, namun pada kenyataannya, mereka menyebarkan kerusakan dan kebatilan di tengah masyarakat. Rasulullah bersabda:
“Akan muncul pada umatku di akhir zaman nanti orang-orang yang mencari dunia dengan menjual agama, mereka memakai pakaian dari bulu domba untuk menunjukkan kelembutan, lisan mereka lebih manis daripada madu, tetapi hati mereka adalah hati serigala.” (HR. Tirmidzi)
Klan Ba’alwi menggunakan strategi Dajjal , dengan menipu umat melalui penampilan lahiriah yang tampak saleh. Mereka menyamar sebagai ulama, tetapi misi mereka adalah menipu umat Islam , mengeksploitasi kepercayaan masyarakat dengan mengklaim diri sebagai "keturunan Nabi", padahal mereka sama sekali tidak memiliki nasab yang sah. Mereka bukan hanya sekedar menyalahgunakan status mereka, tetapi juga merusak akhlak masyarakat , menjaga kebenaran sejarah, dan mencemarkan nilai-nilai Islam.

*Dampak Buruk: Umat yang Hilang Jati Diri dan Harga Diri*
Penipuan yang dilakukan oleh Klan Ba’alwi ini memiliki dampak yang sangat serius bagi umat Islam. Generasi berikutnya berisiko menjadi generasi yang kehilangan jati diri . Jika sejarah dan kebenaran terus dimanipulasi, umat Islam akan tumbuh dalam kebingungan, tanpa mengetahui akar sejarah mereka yang sebenarnya. Klaim palsu tentang keturunan Nabi, pemalsuan sejarah NU, dan pemalsuan makam para pahlawan Indonesia merupakan upaya sistematis untuk menghapus identitas Islam dan nasionalisme sejati.
Umat Islam perlu sadar bahwa harga diri dan kehormatan mereka terancam hancur jika mereka terus tertipu oleh penampilan luar para penipu ini. Rasulullah SAW mengajarkan agar kita mencari ilmu dari ulama yang benar-benar berpegang pada Al-Qur'an dan Sunnah , bukan dari mereka yang menggunakan agama sebagai alat untuk kepentingan duniawi.

*Kesimpulan : Menghadapi Tipu Muslihat*
Umat Islam harus waspada terhadap tipu daya Klan Ba’alwi , yang telah memalsukan nasab , memutarbalikkan sejarah , dan melakukan berbagai kejahatan moral di balik topeng kesalehan dan pengakuan sebagai keturunan Nabi Muhammad saw. Mereka adalah peniru Dajjal , yang membuat neraka tampak seperti surga , dengan menjadikan kebatilan terlihat benar dan kebenaran tampak salah. Kita harus kembali kepada ajaran Islam murni , mencari kebenaran dari sumber yang sahih, dan tidak mudah tertipu oleh penampilan ulama palsu yang hanya bertujuan untuk mengeksploitasi umat.
Dengan memahami sejarah yang benar, umat Islam akan terhindar dari fitnah dan tipu daya akhir zaman, serta dapat menjaga harga diri dan identitas mereka sebagai pengikut Rasulullah SAW yang sejati.

*Referensi:*
1. Hadits Shahih Bukhari dan Muslim
2. Imam al-Tirmidzi, Jami' at-Tirmidzi , Kitab al-Fitan
3. Sugeng Sugiarto, Penelitian Genetik dan Nasab Keturunan Nabi , Universitas Indonesia
4. Prof.Dr.Manachem Ali, Filologi dan Kritik Nasab Klan Ba’alwi , Universitas Airlangga
5. Prof. Dr. Anhar Gonggong, Sejarah Perjuangan NU dan Pemalsuan Sejarah Nasional , Universitas Indonesia Press