MUTIARA ILMU

Senin, 09 September 2024

*Penjelasan Terperinci Mengenai Status Keturunan Klan Ba'alwi BUKAN KETURUNAN NABI MUHAMMAD S.A.W.:*


*1. Dasar Al-Qur'an dan Hadis*
Al-Qur'an: Dalam QS. Al-Hujurat: 6, Allah SWT menekankan pentingnya verifikasi informasi:
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian seorang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti, agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang mengakibatkan kalian menyesal atas perbuatan kalian itu."
Ayat ini menekankan kewajiban untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum menerimanya.
Hadis: Rasulullah SAW juga mengingatkan tentang pentingnya kejujuran:
"Barang siapa yang menuduh seseorang yang tidak bersalah dengan tuduhan zina atau kafir, maka Allah akan menempatkannya di dalam api neraka sampai dia mendapatkan pengampunan dari orang yang dituduh."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga integritas dan menghindari tuduhan tanpa bukti yang kuat.

*2. Studi Filologi*
Prof. Manachem Ali: Sebagai ahli filologi, Prof. Manachem Ali mengkaji teks-teks sejarah dan genealogis. Penelitian filologi yang dilakukan oleh Prof. Ali dan ulama lain menunjukkan bahwa tidak ada catatan dari abad ke-4 hingga ke-9 H yang menyebutkan klan Ba'alwi sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Karya-karya penting seperti:
• "Tabaqat al-Kubra" oleh Ibn Sa'ad
• "al-Burqah al-Musyiqoh" oleh Abu Bakar al-Sakran
Kedua karya ini mencatat garis keturunan Nabi Muhammad SAW, namun tidak mencantumkan klan Ba'alwi dalam daftar keturunan tersebut.

*3. Penelitian Genetik*
Studi Genetik: Penelitian genetik menunjukkan perbedaan yang jelas antara haplogroup yang terkait dengan keturunan Nabi Muhammad SAW dan haplogroup klan Ba'alwi. Raja Yordania, yang diakui sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, memiliki haplogroup J1. Sebaliknya, klan Ba'alwi memiliki haplogroup G.
Referensi Penelitian Genetik:
• Dr. Sugeng Sugiarto dari BRIN melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa haplogroup J1 berhubungan dengan keturunan Nabi Muhammad SAW. Penelitiannya mencatat bahwa haplogroup J1 adalah haplogroup yang secara genetik konsisten dengan keturunan Nabi Muhammad.
• Penelitian internasional mendukung perbedaan ini:
o "The Genetic Legacy of the Mongols" oleh Balaresque et al., yang dipublikasikan di Nature Communications.
o "Genetic Evidence for the Historical Continuity of the Arab People" oleh Cinnioğlu et al., yang diterbitkan di Nature.
o "Y-Chromosome descent groups and their relative frequencies among Middle Eastern and North African populations" oleh Zerjal et al., dipublikasikan di Nature.

*4. Pandangan Para Ahli*
Ulama dan Ahli Filologi:
• Prof. Anhar Genggong menekankan pentingnya verifikasi historis dan genetik dalam menentukan keturunan. Beliau menekankan bahwa klaim keturunan harus didasarkan pada bukti yang sahih.
• Dr. Manachem Ali sebagai ahli filologi menggarisbawahi bahwa klaim keturunan harus didukung oleh bukti-bukti historis yang dapat diverifikasi dan tidak hanya berdasarkan pengakuan semata.

*5. Perilaku dan Etika*
Kajian Perilaku: Perilaku dari beberapa anggota klan Ba'alwi telah menimbulkan keraguan lebih lanjut mengenai klaim mereka sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Beberapa kasus menunjukkan tindakan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip etika dan moral yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal ini termasuk:
• Kejahatan dan Pemalsuan:
o Kasus-kasus pemalsuan makam dan sejarah yang melibatkan klan Ba'alwi menunjukkan adanya tindakan yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan prinsip-prinsip kejujuran dan integritas dalam Islam.
o Terlibat dalam pemalsuan sejarah Nahdlatul Ulama (NU) dan sejarah bangsa Indonesia yang mengarah pada manipulasi fakta untuk keuntungan pribadi atau kelompok.
• Kegiatan Menyimpang:
o Terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan syariat Islam dan etika moral, seperti manipulasi nasab dan klaim yang tidak berdasar.
Perilaku semacam ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Nabi Muhammad SAW sebagai teladan umat Islam mengajarkan nilai-nilai luhur yang harus diikuti oleh keturunannya. Tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ini semakin memperkuat keraguan terhadap klaim keturunan klan Ba'alwi.

*6. Kesimpulan*
Berdasarkan bukti dari Al-Qur'an, hadis, studi filologi oleh Prof. Manachem Ali, hasil penelitian genetik oleh Dr. Sugeng Sugiarto, serta studi internasional, klaim bahwa klan Ba'alwi adalah keturunan Nabi Muhammad SAW tidak didukung oleh bukti yang sahih. Selain itu, perilaku yang menyimpang dan kejahatan yang dilakukan oleh beberapa anggota klan Ba'alwi lebih lanjut menambah keraguan mengenai klaim mereka sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Dengan adanya perbedaan genetik yang jelas, kurangnya bukti historis yang mendukung klaim tersebut, dan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW, dapat disimpulkan bahwa klaim keturunan Nabi Muhammad SAW oleh klan Ba'alwi tidak valid.
Referensi Online:
• Nature Communications - The Genetic Legacy of the Mongols
• Nature - Genetic Evidence for the Historical Continuity of the Arab People
• Nature - Y-Chromosome descent groups

Sabtu, 07 September 2024

*KEUTAMAAN MENOLAK NASAB HABIB KLAN BAALAWIY*

https://www.walisongobangkit.com/keutamaan-menolak-nasab-habib-klan-baalawiy/


Dalam polemik bab nasab habib klan ba’alwi seperti saat ini, sebetulnya yang paling aman adalah menggunakan ilmu dan syariat Agama Islam dalam menentukan pilihan, yaitu melakukan IJTIHAD dengan akal pikiran yang sehat dan ilmu yang ilmiah.

Ada mukibin habib yang berkaya, :“ JIKA TERNYATA HABIB ITU BENAR KETURUNAN NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ALAIHI WASALLAM BAGAIMANA WAJAHMU DIHADAPAN ALLAH DAN RASULNYA???

Maka saya jawab :

ITU TIDAK MUNGKIN, KARENA Habib Yaman klan ba’alawi bukan dzuriat Baginda Nabi Saw….
NAMUN JIKA ITU TERNYATA TERJADI, SAYA TIDAK KHAWATIR KARENA SAYA TELAH BER IJTIHAD:
IJTIHAD yang dilakukan atas data dan ilmiah, akal pikiran , ilmu dan logika.

Dari disiplin keilmuan filologi, habib tertolak sebagai dzuriat Baginda Nabi Saw terkait 550tahun Ubaidillah tidak tercatat namanya dalam berbagai kitab.
Dari Test YDNA habib Yaman klan baalawi juga hasil test YDNA haplogrupnya G, dimana haplogroup G sudah terbukti bukan dari suku Quraisy ataupun orang arab (suku quraisy memiliki happlogroup YDNA J), kita ketahui bersama bahwa Baginda Nabi Muhammad s.a.w. adalah dari bangsa arab dari suku Quraisy.
Inilah ijtihad…wajah saya dihadapan Allah SWT dan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam akan tegak karena telah mengikuti akal pikiran dan ilmu- ilmiah sesuai tuntunan dari Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.

 

Dalil bahwa IJTIHAD salah tetap mendapat pahala:

Dari Amr Ibnu Al-‘Ash : Bahwa ia mendengar Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

Jika seorang (hakim /penentu keputusan) mengadili dan berijtihad dan ternyata ia benar, maka ia mendapat dua pahala, dan jika seorang hakim mengadili dan berijtihad lantas ia salah, baginya satu pahala.

 

Dalil jika IJTIHAD salah,  tetap diampuni oleh Allah SWT:

Apabila melakukan kesalahan dalam berprsangka NASABNYA tidak tersambung sebagai dzuriyah Rosululloh karena tidak adanya jelasan data , fakta dan DNA- nya yg valid yang sehingga membuatnya tidak bisa mengetahui secara pasti, tidak memiliki konskwensi apapun, bahkan dimaklumi atau dimaafkan atau tidak dibebani dosa, sebagaimana Sabda Rosululloh Saw berikut ini:

“Sesungguhnya Allah menghapuskan dari umatku dosa ketika mereka dalam keadaan keliru, lupa dan dipaksa.” (HR. Ibnu Majah)

Sementara  yang meyaqini bahwa habib yaman kalan baalawi  sebagai keturunan Rosululloh Saw , ternyata keyaqinan penisbatannya salah , maka konskwensinya adalah:  “DILAKNAT OLEH ALLOH SWT DAN TERTOLAK SELURUH AMALIYAHNYA, BAIK WAJIB MAUPUN SUNAHNYA”

Hadist diriwayatkan oleh Imam Muslim dari ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam:

“Barangsiapa yang mengaku ayah kepada selain ayahnya atau bersandar kepada yang bukan walinya, maka laknat Allah, juga para Malaikat dan semua manusia menimpa mereka, dan pada hari Kiamat, Allah tidak akan menerima dari mereka, baik yang fardhu maupun yang sunnah.”

Lihat Shahiih Muslim, kitab al-Hajj, bab Fadhlul Madiinah wa Du’aa’ an-Nabiyyi fiiha bil Barakah (bagian dari hadits no. 467 (1370), II/ 998).

 

*JADI KESIMPULANNYA:*
LEBIH AMAN MENOLAK NASAB HABIB YAMAN BA’ALAWI MELALUI IJTIHAD DENGAN AKAL PIKIR SERTA ILMU-ILMIAH DAN DATA-DATA, karena apabila Ijtihadnya salah kita tidak akan mendapat dosa dan tetap mendapat 1 pahala.
SEDANG para habib yaman klan ba’alwi dan para pembelanya (mukibin) KARENA SALAH MENGAKUI NASAB AYAHNYA HABIB , maka akan dalam satu bagian tempat di dalam LAKNAT-NYA dan tidak akan menerima apapun dari ibadahnya baik yang wajib maupun yang sunnah.