MUTIARA ILMU

Sabtu, 24 Agustus 2024

Jabal Rahmah Momen Cinta Adam dan Hawa




Oleh: Dr. Muhammad Saeful Kurniawan, MA

Pertemuan dan perpisahan adalah sunatullah. Ada kedatangan, ada pula kepergian. Keduanya saling berpasangan.

Kisah pertemuan paling epik di muka bumi barangkali adalah pertemuan datuk-nya datuk manusia, Nabi Adam dan Hawa. Sejarawan Islam meyakini, mereka Adam dan Hawa dipertemukan di Jabal Rahmah atau bukit kasih sayang, dalam transliterasi bebas.

Di sisi lain, ada pula perpisahan yang mungkin juga menjadi perpisahan paling mengharukan sepanjang sejarah manusia. Yakni perpisahan antara Nabi Muhammad SAW dengan umat yang dicintainya.

Sebelum itu, ada fragmen ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, yang dikatakan oleh beberapa riwayat, menjadi ayat terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Mengutip Antara, konon ratusan tahun lalu di tempat itulah Malaikat Jibril disebutkan turun ke bumi untuk terakhir kalinya guna mengucapkan salam perpisahan kepada Nabi Muhammad SAW.

"Wahai Muhammad, sesungguhnya pada hari ini telah disempurnakan urusan agamamu, maka terputuslah apa yang diperintahkan oleh Allah SWT dan demikian juga apa yang terlarang olehnya. Oleh itu kamu kumpulkan para sahabatmu dan beritahu kepada mereka bahwa hari ini adalah hari terakhir aku bertemu dengan kamu."

Dan pesan terakhir dari Malaikat Jibril tersebut mengiringi turunnya wahyu pamungkas bagi Sang Nabi.

Surat Al Maidah Ayat 3 yang disebut sebagai tanda kesempurnaan ajaran Islam. Sebuah wahyu yang disambut tangis para sahabat karena menjadi penanda usainya tugas Rasulullah SAW. Sebuah alarm pengingat untuk tibanya saat perpisahan. Jika sudah dekat waktu Sang Penyampai Pesan untuk kembali kepangkuanNya, meninggalkan umat tercintanya.

Sang Nabi disebutkan menerima wahyu terakhirnya saat sedang melakukan wukuf di Padang Arafah ketika menunaikan haji wada -- perjalanan haji satu-satunya Nabi Muhammad SAW.

Seraya bersandar di punggung untanya, Sang Rosul menerima ayat tersebut dengan disaksikan ribuan kaum Muslimin yang untuk pertama kalinya menjalankan ibadah haji tanpa bercampur dengan kaum musyrikin.

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu".

Dengan lengkapnya 6.263 ayat -- menurut riwayat Hafsh -- maka lengkap sudah panduan dan pegangan bagi umat untuk menjalani hidup. Panduan untuk mencapai surga. Dan usailah tugas Sang Rosul di dunia.

Jelang waktu shalat ashar ratusan tahun yang lalu ada wajah-wajah yang termangu dalam duka. Sosok-sosok yang tak ingin membayangkan kehidupan tanpa Sang Pemimpin.

Melansir NU Online, sebagian orang menyebut Surat Al-Maidah ayat 3 sebagai wahyu yang terakhir turun kepada Nabi Muhammad SAW.

“Al-yauma akmaltu lakum dinakum wa atmamtu alaikum ni‘mati wa radhitu lakumul islam dinan” bagi sebagian orang merupakan ayat terakhir yang turun waktu pada saat wuquf setelah Ashar hari Jumat pada haji wada, bulan Dzulhijjah 10 H. (Syekh M Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, [tanpa kota, Darul Mawahib Al-Islamiyyah: 2016], halaman 14-15).

Syekh M Ali As-Shabuni menyebut bahwa riwayat paling sahih dari semua pandangan itu adalah Surat Al-Baqarah ayat 281 (Wat taqu yauman turja’un afihi ilallah, tsumma tuwaffa kullu nafsin ma kasabat wa hum la yuzhlamun) sebagaimana pandangan Ibnu Abbas RA riwayat An-Nasai yang dikutip oleh As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur’an.

Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada tahun 11 H. Surat Al-Baqarah ayat 281 turun 9 hari sebelum Rasulullah SAW wafat (pada malam Senin, Rabiul Awwal 11 H/632 M). Surat Al-Baqarah ayat 281 turun pada hari-hari menjelang wafat Rasulullah SAW. (As-Shabuni, 2016: 17).

Adapun setelah Surat Al-Maidah ayat 3 pada Zulhijjah tahun 10 H, Rasulullah masih hidup sekitar 81 hari. Sembilan hari sebelum wafatnya tahun 11 H, Surat Al-Baqarah ayat 281 turun. Dengan demikian, pendapat yang shahih mengatakan, ayat terakhir yang turun adalah Surat Al-Baqarah ayat 281.

Dengan Surat Al-Baqarah ayat 281 itu pula, wahyu terputus. Itu pula yang menandai “selesainya” hubungan langit dan bumi. Rasulullah SAW wafat setelah menunaikan amanah, menyampaikan risalah, dan membimbing manusia ke jalan Allah. (As-Shabuni, 2016: 17).

Pandangan serupa disampaikan oleh Az-Zarqani. Dari 10 pendapat ulama, satu pendapat yang paling melapangkan hati adalah pendapat mutlak yang menyebutkan Surat Al-Baqarah ayat 281 sebagai ayat terakhir turun. Sedangkan sembilan pendapat lainnya bersifat tidak mutlak. (Az-Zarqani, 2017 M: 84-85)

Artinya, kisah diatas itu terjadi perbedaan diantara para ulama yang menuntut kita bijaksana untuk menyikapinya bukan malah sok pahlawan kesiangan mengkimi setiap orang yang berpandangan berbeda dengan dirinya. Itu bukanlah karakter seorang muslim yang progresif melainkan muslim yang apatis.

Salam akal sehat...P

MENGUNGKAPKAN FAKTA ATAS KLAIM DARI HABIB KLAN BA’ALAWIY MENGENAI PERAN MEREKA PADA KEMERDERDEKAAN RI



1. Penentu Tanggal kemerdekaan adalah KH Hasyim Asy‘ari bukan Habib Ali Habsyi.

2. A.R. Baswedan, anggota BPUPKI, tapi tidak berperan apa-apa, bukan panitia 9, panitia 8, panitia 7, panitia 5, bahkan panitia 3 pun tidak. Jadi Cuma anggota BPUPKI biasa.

3. Habib Husein Muthohar memang pencipta lagu Syukur dan hari Merdeka bukan lagu Indonesia Raya namun demikian Husein Muthohar belum tentu dari Ba’lawi (masih diselidiki).

4. Bendera Merah putih bukan gagasan Habib Idrus Al Jufri, namun kesepakatan para Pemuda saat konggres Pemuda Indonesia ke II pertama kali dinyantikan lagu kebangsaan dan dikibarkan bendera Merah Putih.

5. Penggagas Lambang Negara “Garuda Pancasila” juga bukan Habib tapi Syarif Abdul Hamid II (Sultan Pontianak). Faktanya:
A. AM Hendropriyono (mantan Kepala Badan Intelijen Negara) meluruskan pehamaman bahwa, tugas Sultan Hamid II dalam Kabinet RIS adalah menyelenggarakan acara negara termasuk merancang lambang negara.
Dalam tim perancang lambang negara kala itu, duduk perwakilan dari partai politik. Dinamika terjadi kala itu, rumusan semula lambang Garuda Pancasila dengan tangan manusia, yang ditolak oleh Masyumi. Hendropriyono mengatakan Sultan Hamid II kala itu berkontribusi sebagai koordinator.
“Akhirnya yang mutuskan gambar Garuda Pancasila seperti saat ini adalah dwitunggal Soekarno Hatta.

B. Salah satu pakar sejarah Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Djoko Suryo menyatakan bahwa Sultan Hamid II memang pernah melakukan pengkhianatan terhadap Republik Indonesia.
Informasi ada di website: https://www.walisongobangkit.com/perkuat-pernyataan-hendropriyono-sejarawan-ugm-sebut-sultan-hamid-ii-khianati-ri/

6. Habib Ahmad Asegaf sastrawan yang berperan dalam kemerdekaan tidak begitu dikenal dalam sejarah. Kalau dikenal dalam Sejarah pastilah sudah viral saat itu dan dikenal dalam buku Sejarah.

7. Wartawan penyebar berita Proklamasi yang paling terkenal adalah Ronodipuro dan Teuku Moch Hasan sedangkan Habib Asad Shahab tidak begitu dikenal dalam Sejarah.

8. Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan di Jln Pegangsaan Timur No 56 Jakarta Pusat didepan rumah Soekarno, bukan dirumah Syaikh Faraj Martak. Hanya saja kebetulan rumah Soekarno berdekatan dengan rumah Syaikh Faraj Martak maka Ia menyediakan rumahnya untuk Masyaraka yang menyaksikan Teks Proklamasi.

9. Habib Husein M. Shihab Pandu Islam Indonesia. Ia memang pendiri (Pandu Arab) tetapi Pandu Arab tidak memberikan pengaruh terhadap revolusi kemerdekaan, penggalangan persatuan, maupun Kebangkitan Nasional. Justru Tokoh-tokoh Kepanduan yang berpengaruh adalah H. Agus Salim, Sri Sultan HB IX, dan Ahmad Dahlan pendiri kepanduan Hizbul Wathon.

10. Abdullah Bin Husein Penyedia logistic dalam perang Aceh. Kisahnya tidak begitu dikenal dalam Sejarah.

Monggoh silahkan Cek dan Re-cek, jika penelusuran saya lewat berbagai literatur ada kekeliruan dan kekurangan mohon koreksi karena tidak sesuai dengan pengetahuan kita selama ini. Agar kita tidak dibohongi dan dikaburkan fakta sejarah kita.

Faktanya : imigran Yaman ini didatangkan Belanda, bekerja untuk Belanda, tdk ada jejak sejarah mereka menjadi korban dalam perjuangan kemerdekaan baik jaman VOC, JEPANG, maupun Pasca Kemerdekaan, peristiwa 10 Nopember, dll.

Mereka yang dulu merupakan antek Belanda, sekarang ingin menjadi pahlawan kesiangan.

Sumber informasi bahwa para habib yaman klan baalawi merupakan antek belanda:

https://www.walisongobangkit.com/penghianatan-habib-asal-yaman-klan-baalawiy-habib-utsman-bin-yahya-terhadap-perjuangan-pribumi-melawan-penjajah-belanda/
https://www.walisongobangkit.com/data-fakta-sejarah-surat-habib-utsman-bin-yahya-mufti-betawi-yang-diangkat-disyahkan-oleh-belanda-pada-snouck-hourgronje/
https://www.walisongobangkit.com/fakta-sejarah-imigran-yaman-habib-indonesia-menjadi-abdi-penjajah-belanda/
https://www.walisongobangkit.com/fakta-sejarahhadapi-perlawanan-pribumi-nusantara-belanda-datangkan-imigran-yaman/
https://www.walisongobangkit.com/sejarah-habib-yaman-klan-balawiy-merupakan-antek-belanda-dan-penghianat-bangsa-indonesia/
Belandanya sudah kalah dan kembali ke asalnya, anteknya yang masih tersisa masih jadi duri setelah Indonesia  merdeka !!!

Maling sejarah harus ditelanjangi sampai mereka malu untuk melakukan klaim sesat lagi.

MERDEKAAA !!!