MUTIARA ILMU

Senin, 04 Juli 2022

KISAH AHLI PUASA DZULHIJJAH YANG MAKAMNYA DIZIARAHI NABI SAW DAN PARA SAHABAT



Dalam kitab An-Nawadir 
karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi رحمه الله‎ diceritakan, 
Suatu kali Abu Yusuf Ya’qub bin Yusuf رحمه الله‎ bercerita tentang salah 
seorang sahabatnya yang unik. 
Beliau رحمه الله‎ orang yang wara’ dan takwa meski orang-orang mengenal karibnya itu 
sebagai orang fasik dan pendosa.

Sudah dua puluh tahun Abu Yusuf رحمه الله‎ melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersamanya. 
Tak seperti Abu Yusuf رحمه الله‎ yang berpuasa terus menerus (dawam), 
sahabatnya ini sehari puasa sehari berbuka.

Memasuki 10 hari bulan Dzulhijjah, sahabat Abu Yusuf رحمه الله‎ ini menunaikan puasa 
secara sempurna kendati Beliau رحمه الله‎ berada di padang sahara yang tandus. 
Bersama Abu Yusuf رحمه الله‎ , Beliau رحمه الله‎  masuk kota Thurthus dan 
menetap di sana untuk beberapa lama. 
Di tempat gersang inilah, persisnya di sebuah kawasan reruntuhan bangunan, 
Beliau رحمه الله‎ wafat tanpa seorang pun yang tahu kecuali Abu Yusuf رحمه الله‎.

Abu Yusuf رحمه الله‎ pun keluar mencari kain kafan dan alangkah kagetnya tatkala dirinya 
kembali menyaksikan kerumunan orang berkunjung, mengafani, sekaligus menyalati 
jenazah sahabatnya tersebut di tempat yang semula tak berpenghuni. 
Karena begitu ramainya, 
Abu Yusuf رحمه الله‎ sampai tak bisa masuk lokasi reruntuhan bangunan itu.

Para pelayat menyebut-nyebut almarhum sebagai orang yang zuhud dan 
termasuk dari kekasih Allah (waliyyullah).

“Subhanallah, siapa yang mengumumkan kematiannya hingga orang-orang  
berbondong-bondong bertakziah, menyalati, dan menangisi kepergiannya?” 
Kata Abu Yusuf.

Setelah melalui perjuangan keras, Abu Yusuf رحمه الله‎ akhirnya berhasil menghampiri 
jenazah sahabatnya tersebut dan terperanjat saat melihat kain kafan yang tak biasa. 
Pada kain itu tercantum tulisan berwarna hijau:

هذا جزاء من آثر رضا الله على رضا نفسه وأحب لقاءنا فأحببنا لقاءه

“Inilah balasan orang yang mengutamakan ridha Allah ketimbang ridha dirinya sendiri; 
orang yang rindu menemui-Ku dan karenanya Aku pun rindu menemuinya.”

Selepas melaksanakan shalat jenazah dan mengebumikannya, 
rasa kantuk berat menghampiri Abu Yusuf رحمه الله‎ hingga akhirnya tertidur. 
Di dunia mimpi inilah Abu Yusuf رحمه الله‎ menyaksikan sahabatnya yang ahli puasa tersebut 
menunggang kuda hijau serta berpakaian hijau dengan sebuah bendera di tangannya. 
Di belakangnya ada seorang pemuda tampan berbau harum. 
Di belakang pemuda ini, ada dua orang tua diikuti 
di belakangnya lagi satu orang tua dan satu pemuda.

“Siapa mereka?” Tanya Abu Yusuf رحمه الله‎.

“Pemuda tampan itu adalah Nabi kita Muhammad ﷺ. 
Dua orang tua itu adalah Abu Bakar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dan Umar رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, 
sementara orang tua dan pemuda itu adalah Utsman رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ dan Ali رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. 
Dan akulah pemegang bendera di depan mereka,” 
jelas almarhum sahabatnya dalam mimpi itu.

“Hendak ke manakah mereka?”

“Mereka ingin menziarahiku.”

Abu Yusuf رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ pun kagum, 
“Bagaimana kau bisa mendapatkan kemuliaan semacam ini?”

“Sebab aku memprioritaskan ridha Allah ﷻ dibanding ridha diriku sendiri dan 
aku berpuasa pada 10 hari Dzulhijjah,” jawab sahabatnya.

Abu Yusuf رحمه الله‎ pun bangun dari tidur, 
lalu sejak itu Beliau رحمه الله‎ tak pernah meninggalkan amalan puasa itu hingga akhir hayat.

Anjuran memperbanyak amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah 
termaktub dalam beberapa hadits. 
Misalnya hadits riwayat Ibnu ‘Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tirmidzi yang mengatakan, 
“Tiada ada hari lain yang disukai Allah ﷻ untuk beribadah seperti sepuluh hari ini (Dzulhijjah).”

Meskipun disebutkan kata “sepuluh hari”, puasa jika dimulai 1 Dzulhijjah cukup dijalankan 
sembilan hari karena tanggal 10 Dzulhijjah (juga hari tasyriq: 11, 12, 13 Dzulhijjah) 
adalah hari terlarang untuk berpuasa. 
Sebagaimana pendapat An-Nawawi sebagaimana dikutip Al-Mubarakfuri dalam 
Tuhfatul Ahwadzi bahwa yang dimaksud dengan ayyamul ‘asyr (10 hari) 
adalah 9 hari sejak tanggal 1 Dzulhijjah.

Sumber :
Kitab An-Nawadir 
karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi رحمه الله‎.
Semoga bermanfaat

SEJARAH PENURUNAN WAHYU PALING AGUNG ( TURUNNYA AYATUL KURSI )


Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh sahabat pecinta Rosulullah yang dimuliakan Allah
Santun pagi salam Jumat Mubarok sayyidul ayyam moga senantiasa dlam lindungan Allah SWT 🤲

Syaitan dan iblis ketakutan ketika Malaikat Jibril dan bersama 70.000 ribu Malaikat Turun membawa Ayatul Kursi.

Ayat ini diturunkan setelah hijrah. 
Diriwayatkan bahawa ketika Allah Azzwajall hendak menurunkan ayat Kursi, Allah Azzwajall telah memerintahkan Jibril untuk membawanya turun ke bumi, bersama-sama dengannya adalah 70,000 malaikat yang turut menyertai penurunan ayat Kursi ini dan menyambutnya di langit dunia dengan penuh penghormatan.

Ketika penurunan wahyu ini, bumi menjadi gempar dan berlakunya gempa bumi di seluruh dunia. Segala berhala sembahan orang kafir bergoncang. Gempa bumi ini menyebabkan manusia dan para raja di seluruh dunia menjadi gentar serta mahkota yang dipakai para raja tertanggal dan jatuh ke bumi. Syaitan-syaitan menjadi gempar dan lari bertempiaran serta berkumpul menemui Iblis Laknatullah yang turut ketakutan. Si Iblis kemudiannya memerintahkan beberapa syaitan untuk menyelidik punca gempa tersebut.

Lalu syaitan-syaitan tersebut pergi mencari punca sehingga berhenti di tempat turunnya ayat Kursi yang dihadiri oleh 70,000 malaikat dan Jibril. Maka bertambah gerunlah hati mereka melihat keagungan ayat kursi ini lantas bersegera meninggalkan tempat tersebut dan pergi menghadap Iblis Laknatullah. Setelah memberitahu Iblis, maka Iblis menjadi gusar kerana telah turun sebuah pendinding yang sangat kuat dan tidak mungkin dapat ditembusi olehnya mahupun tentera-tentaranya jika manusia beramal dengannya.Rasulullah s.a.w. dengan segera memerintahkan Zaid bin Sabit menulis serta menyebarkannya.

Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali keluar masuk rumah atau hendak musafir, InsyaAllah akan terpeliharalah dirinya dari godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga akan terpelihara dengan izin Allah SWT.

Mengikut keterangan dari kitab ”Asraarul Mufidah” sesiapa mengamalkan membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya dengan berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darjatnya dan diberikannya pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia dari segala bencana dengan izin Allah. Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50 kali lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya, Insya Allah, Allah akan mencerdaskan akal fikirannya.

Fadhilat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-Hadis Rasullullah SAW. bersabda bermaksud:

Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali selepas sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali keluar masuk rumah atau hendak musafir, InsyaAllah akan terpeliharalah dirinya dari godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga akan terpelihara dengan izin Allah SWT.

Mengikut keterangan dari kitab ”Asraarul Mufidah” sesiapa mengamalkan membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya dengan berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darjatnya dan diberikannya pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia dari segala bencana dengan izin Allah. Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50 kali lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya, Insya Allah, Allah akan mencerdaskan akal fikirannya.

Fadhilat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-Hadis Rasullullah SAW. bersabda bermaksud:

“Sesiapa pulang ke rumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah hilangkan segala kefakiran di depan matanya.”

Sabda baginda lagi;

“Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi Jumaat, kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah memeliharanya daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar.”

Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara Allah sebagaimana Dia memelihara Nabi Muhammad. Mereka yang beramal dengan bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan. Pengamal ayat Kursi juga, dengan izin Allah, akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki rumah. Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan ketika dalam perjalanannya.

Amalkan membaca ayat kursi sebelum dan semasa perjalanan.
 
Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk, Insya-Allah, boleh menyebabkan syaitan dan jin terbakar. Jika anda berpindah ke rumah baru maka pada malam pertama anda menduduki rumah itu eloklah anda membaca ayat Kursi 100 kali, insya-Allah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar daripada gangguan lahir dan batin. 

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah mewakilkan 2 orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga sembahyang yang lain. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, tidak menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah jirannya & ahli rumah-rumah di sekitarnya. 

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap-tiap sembahyang Fardhu, Allah menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur, perbuatan-perbuatan orang yang benar, pahala nabi-nabi, juga Allah melimpahkan padanya rahmat. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.

Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah azza wajalla akan mengendalikan pengambilan rohnya dan ia adalah seperti orang yang berperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid. 

Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika dalam kesempitan, nescaya Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya.
Moga yang menulis kisah ini diberikan beribu kebaikan dari Allah SWT 🤲
Aamiin