MUTIARA ILMU

Kamis, 24 Juni 2021

RAHASIA SHALAWAT TANPA HURUFDAN TANPA SUARA=====================================

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



( Abah Guru Sekumpul )
-
Dalam suatu pengajiannya,KH Muhammad Zaini Abdul Ghani (akrab disapa Guru Sekumpul) Martapura menjelaskan bahwa sekecil atau seringan apapun sunnah Nabi di situ ada sirr (rahasia atau hikmah ) di dalamnya. Apabila seseorang melakukan ibadah sunnah yang pernah dikerjakan oleh Rasululllah saw maka orang itu musyahadah (berhadap-hadapan) dengan Rasulullah saw.
Guru Sekumpul selalu menganjurkan santri dan jamaahnya untuk selalu cinta Nabi.

“Pangkat wali itu sekedar mutaba’ahnya (kesetiaan mengikuti) kepada sunnah-sunnah Rasulullah saw. Semakin sempurna mutabaahnya semakin tinggi pangkat kewaliannya,” kata Guru Sekumpul.
Para sholihin yang menyaksikan Abah Guru Sekumpul melihat betapa menyatunya Abah Guru dengan Rasulullah Saw. 

Hal ini dikarenakan beliau sangat mengagungkan sunnah-sunnah Rasulullah saw. Para habaib berkata apabila engkau ingin melihat Rasulullah pandanglah Guru Zaini. Sekujur tubuh beliau adalah dzatiyyah Rasulullah saw. Setiap kali mendengar sunnah Rasulullah saw beliau selalu berusaha mengamalkannya. Tidak ada perbuatan beliau yang keluar dari sunnah Rasulullah Saw walau hanya sekedipan mata.

Berkata Sayyid Quthbul Akwan Syeikh Muhammad bin Abdul Karim As-Samman Al-Madani ra:

إعلم يا أخى طهرنى الله وإياك أنه لا يمكن لأحد أن يدرك حقيقة كنهه صلى الله عليه وسلم الا بمتابعة شريعته:

Ketahuilah sesungguhnya tidak mungkin bagi seseorang mengetahui hakikat zzat Baginda Nabi saw, melainkan hanya dengan mutaba’ah (mengikuti) syari’atnya saja.

ولا يدرك سر الحقيقة المحمدية والتصورات الأحمدية إلا بعد حوض بحر المحبة:

Dan tidak bisa pula mengetahui sir hakikat Nur Muhammad dan penampakan-penampakan Ahmad kecuali sesudah ia tenggelam di dalam lautan mahabbah (cinta).

ولهذا من تحقق بالسنة المحمدية ظاهرا وباطنا خاض بحر الحقيقة المحمدية التى خاضها هو وأمثاله بكمال الإتباع المحمدى صورة ومعنى:

“Barangsiapa yang telah tahqiq (bersungguh-sungguh) mutaba’ah nya dengan mengerjakan segala sunnah-sunnah Nabi Muhammad saw secara dzohir maupun batin maka orang itu telah tenggelam dalam lautan mahabbah hakikat Nur Muhammad saw dimana Baginda Nabi saw sendiri dan para auliya’ terlebih dahulu menyelam dengan kesempurnaan mutaba’ah kepada Nur Muhammad pada rupa dan makna.”

Sedangkan Guru Sekumpul mengatakan, “amalan yang tinggi derajatnya ialah sholawat tanpa huruf dan tanpa suara. Apakah sholawat tanpa huruf dan tanpa suara itu? Yaitu melakukan sunnah Rasulullah sambil mengingat dalam hati ‘Ini adalah pekerjaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam’.”
“Sering-seringlah mengingat Rasulullah setiap kita ingin melakukan sesuatu. Ciri orang yang cinta yang dilihat cuma kekasihnya saja (Rasulullah saw). Yang didengar cuma kekasihnya saja. Yang diingat cuma kekasihnya saja.” 

kata Guru Sekumpul.
“Orang yang hatinya telah terpenuhi dengan cinta kepada Rasulullah saw Allah jadikan kelezatannya di dalam berdzikir kepadaNya dan mengingati kekasihNya (Rasulullah saw). Sehingga ia diliputi ketenangan dan kebahagiaan. Kebahagiaan yang sifatnya abadi tidak hilang oleh waktu bahkan semakin bertambah dan terus bertambah,” pungkas Guru Sekumpul.

Mudah-mudahan kita dapat mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah saw dalam kehidupan kita. Mudah-mudahan Allah swt ampuni dosa kesalahan kita dan dikumpulkan kelak di akhitat bersama Rasulullah SAW.
-

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ۞ الفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ ۞ وَالخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ ۞ نَاصِرِ الحَقِّ بِالحَقِّ ۞ وَالهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ المُسْتَقِيمِ ۞ وَعَلَى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيمِ ۩

SHALAWAT YANG TAK TERBATAS PAHALANYA



Abul Hasan al-Bakri, Abu 'Umarah bin Zaid al-Madini dan Muhammad bin Ishaq al-Mathlabi meriwayatkan,

Suatu hari ketika Rasulullah ﷺ berada di masjid, tiba-tiba seorang lelaki bercadar datang menemui beliau.Lelaki itu membuka cadar yang menutupi wajahnya dan berkata dengan fasih,

"Salam sejahtera untukmu duhai manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak tertandingi."

Nabi ﷺ kemudian mendudukkan lelaki tersebut di antara beliau dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Abu Bakar memandangi lelaki tersebut kemudian berkata kepada Rasulullah ﷺ,

"Duhai Rasulullah, mengapa engkau meletakkannya di antara aku dan engkau sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada seseorang yang engkau cintai melebihi diriku?"

Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, "Duhai Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bershalawat kepadaku dengan sebuah shalawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun sebelumnya." Sayyidina Abu Bakar pun lantas berkata, "Duhai Rasulullah ajarkanlah kepadaku shalawat yang ia baca agar aku dapat bershalawat kepadamu dengannya."

Rasulullah ﷺ kemudian menyebutkan shalawat tersebut :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد في الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، وَفِي الْمَلأِ الأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ.

Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala a-li sayyidina muhammadin fil awwalina wal a-khirin, wa fil mala-il a'la ila yaumiddîn

Abu Bakar kemudian bertanya, "Duhai Rasulullah, apakah balasan yang akan diperoleh seseorang yang membaca shalawat ini?"

Rasulullah ﷺ menjawab, "Duhai Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena dan para malaikat menjadi juru tulis. Maka lautan akan kering, pepohonan akan habis sedangkan para malaikat belum selesai mencatat pahala shalawat ini." Hadits ini diriwayatkan oleh Abul Faraj dalam Al-Muthrib.

Begitu dahsyatnya sholawat tersebut. Hafalkan dan mari kita amalkan bersama.
Karena pengamal sholawat pasti diterima.