MUTIARA ILMU

Kamis, 24 Juni 2021

SHALAWAT YANG TAK TERBATAS PAHALANYA



Abul Hasan al-Bakri, Abu 'Umarah bin Zaid al-Madini dan Muhammad bin Ishaq al-Mathlabi meriwayatkan,

Suatu hari ketika Rasulullah ﷺ berada di masjid, tiba-tiba seorang lelaki bercadar datang menemui beliau.Lelaki itu membuka cadar yang menutupi wajahnya dan berkata dengan fasih,

"Salam sejahtera untukmu duhai manusia yang memiliki kemuliaan yang menjulang tinggi dan tak tertandingi."

Nabi ﷺ kemudian mendudukkan lelaki tersebut di antara beliau dan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu. Abu Bakar memandangi lelaki tersebut kemudian berkata kepada Rasulullah ﷺ,

"Duhai Rasulullah, mengapa engkau meletakkannya di antara aku dan engkau sedangkan aku mengetahui bahwa di muka bumi ini tidak ada seseorang yang engkau cintai melebihi diriku?"

Rasulullah ﷺ kemudian bersabda, "Duhai Abu Bakar, Jibril memberitahuku bahwa lelaki ini suka bershalawat kepadaku dengan sebuah shalawat yang belum pernah dibaca oleh siapapun sebelumnya." Sayyidina Abu Bakar pun lantas berkata, "Duhai Rasulullah ajarkanlah kepadaku shalawat yang ia baca agar aku dapat bershalawat kepadamu dengannya."

Rasulullah ﷺ kemudian menyebutkan shalawat tersebut :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد في الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، وَفِي الْمَلأِ الأَعْلَى إِلَى يَوْمِ الْدِّينِ.

Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala a-li sayyidina muhammadin fil awwalina wal a-khirin, wa fil mala-il a'la ila yaumiddîn

Abu Bakar kemudian bertanya, "Duhai Rasulullah, apakah balasan yang akan diperoleh seseorang yang membaca shalawat ini?"

Rasulullah ﷺ menjawab, "Duhai Abu Bakar, engkau telah menanyakan sesuatu yang aku tidak mampu menghitungnya. Seandainya lautan menjadi tinta, pepohonan menjadi pena dan para malaikat menjadi juru tulis. Maka lautan akan kering, pepohonan akan habis sedangkan para malaikat belum selesai mencatat pahala shalawat ini." Hadits ini diriwayatkan oleh Abul Faraj dalam Al-Muthrib.

Begitu dahsyatnya sholawat tersebut. Hafalkan dan mari kita amalkan bersama.
Karena pengamal sholawat pasti diterima.

Rabu, 23 Juni 2021

🌹 TUJUH MAWAIDH (PETUAH) 🌹


::: Syaikhona Kyai Makhrus Ali Lirboyo Kediri Jawa Timur

🌹 Pertama;
Orang ingin berhasil (sukses) itu kuncinya menghormati istri. 

🌹 Kedua;
Apabila ingin hidup mulia hormati orang tua, khususnya ibu.

🌹 Ketiga;
Ingat jikalau anda menjadi pemimpin, tolong hindari 2 masalah;
      🌾 Pertama, Janganlah mata duitan. 
      🌾Kedua; Jangan sampai tergoda wanita. 
Bila mampu bertahan dari dua hal ini insyaallah selamat.

🌹 Keempat;
Nabi Sulaiman itu berhasil dalam 90 tahun dan Nabi Nuh berhasil dalam waktu 900 tahun. 
Tapi di dalam Al Quran yang dinamakan ulul ‘azmi yaitu Nabi Nuh. Ini menunjukkan
perjuangan di lihat dari kesusahan, bukan dari jumlah murid.

🌹 Kelima;
Orang yg memiliki ilmu sambil di riyadlohi dengan yang tak di riyadlohi itu akhirnya beda. 
Riyadloh yang paling penting yaitu istiqamah. 

🌹 Keenam;
Aku dulu ketika di pondok tidak pernah membayangkan akan menjadi kyai, tidak pernah membayangkan bakal jadi orang kaya. 
Akhirnya jadi orang mulia seperti ini aku takut. 
Jangan-jangan bagian aku ini saja, diakhirat tidak dapat bagian apa-apa. 

🌹 Ketujuh;
Ngajarlah ngaji !!! 
Apabila kelak anda tidak bisa makan, kethoken kupingku (potong telingaku).

الفاتحة الى روحى شيخىي سمياه كياهى محروس علي رضي الله عنه، ان الله تعالى يعلي دراجاته في الجنة وينفعنا ببركاته واسراره وانواره وعلومه وكرامته في الدين والدنيا والاخرة له الفاتحة ... 

Wallahu a'lam. 
Semoga bermanfaat. 
🌹🌹☕