MUTIARA ILMU

Minggu, 23 November 2025

BAB I BANGSA NUSANTARA

1. Biografi Nusantara
Nusantara, menurut teori terletak di persimpangan tiga lempeng dunia, yang 
potensial menimbulkan tekanan sangat besar pada lapisan kulit bumi. Akibat 
lapisan kulit bumi Nusantara—pertemuan tiga lempeng dunia—tertekan ke atas, 
hasilnya membentuk hamparan-hamparan luas yang dikenal sebagai Paparan 
Benua Sunda dengan barisan gunung berapi dan pegunungan panjang yang 
pada masa purbakala disebut sebagai Swetadwipa atau Lemuria. Hamparan luas  Paparan Benua Sunda yang awalnya berupa dataran dangkal itu, pada Zaman 
Es ketika permukaan laut turun ratusan meter, terlihat mencuat ke permukaan. 
Oleh karena terletak di persimpangan tiga lempeng dunia, wilayah ini sering 
diguncang gempa bumi hebat dan letusan gunung berapi yang dahsyat.

Pada zaman Glacial Wurm atau Zaman Es akhir, yang berlangsung sekitar 
500.000 tahun silam, es di Kutub Utara dan Kutub Selatan mencair sehingga 
air laut naik dan menimbulkan gelombang setinggi satu mil. Akibat naiknya air 
laut yang menggelombang hingga setinggi satu mil, hamparan Paparan Benua Sunda yang luas itu tenggelam ke dalam laut dan 
hanya dataran tinggi dan puncak-puncak vulkanis yang tersisa. Belakangan, sisa-sisa dataran yang tidak tenggelam tersebut dikenal sebagai Kepulauan 
Nusantara yang terdiri dari Paparan Sunda Besar dan Paparan Sunda Kecil, yang sambung-menyambung hingga Benua Australia. 
Menurut Peta yang dihasilkan Southeast Asia Research Group di London, Kepulauan Nusantara 
dulunya merupakan satu kesatuan dengan Benua Asia. Tetapi, daratannya yang rendah tenggelam ke dasar laut dan hanya gunung￾gunung vulkanik dan daerah dataran tinggi bergunung-gunung yang tersisa menjadi pulau-pulau. Menurut teori Prof. Arysio Nunes dos Santos—fi sikawan nuklir dan ahli geologi asal Brazilia— Kepulauan Nusantara dulu merupakan 
bagian sisa dari Benua Atlantis yang tenggelam akibat peristiwa banjir besar 
yang terjadi pada akhir Zaman Es. Peristiwa itu terekam dalam cerita-cerita 
purba di berbagai belahan dunia tentang terjadinya banjir besar yang melanda 
dunia, yang menenggelamkan seluruh dataran rendah dan menyisakan dataran 
tinggi dan gunung-gunung berapi sebagai pulau-pulau.

Dalam peta geografi modern, Nusantara terletak di persimpangan jalan 
antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifi k, yang dalam jalur perdagangan 
tradisional menghubungkan Teluk Benggala dan Laut Cina. Kepulauan Nusantara membentang dari barat ke timur sejauh 5.000 km, dan dari utara ke selatan sejauh 2.000 km, yang karena luasnya wilayah sampai terbagi dalam tiga wilayah waktu. Wilayah yang luas itu dihuni oleh lebih dari 300 suku dengan subsuku￾subsuku, dengan berbagai varian dan derivat bahasanya. Oleh karena bagian terbesar wilayah Nusantara berupa laut, hubungan ekonomi dan kebudayaan 
penduduknya lebih sering terjalin dari satu pantai ke pantai lain daripada dari 
daerah pedalaman ke daerah pedalaman lain, yang terpisah oleh rintangan 
geografi s bergunung-gunung dan berhutan-hutan. 

Minggu, 16 November 2025

*TRAH WALISONGO HARUS MATI: MENGUAK OPERASI JAHAT KLANDESTIN HABIB BAALWI DI INDONESIA... SANGAT PENTING UNTUK DIBACA SAMPAI TUNTAS...!!!*



*TRAH WALISONGO PEWARIS NEGERI HARUS MATI: Bagi Klan Habib Ba'alwi, Trah Walisongo adalah Kompetitor Yang Harus Dieliminir, Malah Kalau Bisa 'Dimatikan'.*

Untuk membentuk keadaan psiko-sosial otoritas tunggal sosial-keagamaan berdasar nasab satu-satunya cucu Nabi, kompetitor harus dieliminir, kalau bisa 'dimatikan'. Siapa kompetitor itu? Trah Walisongo. Makanya kemudian dapat dipahami mengapa dan apa maksudnya dari perilaku Klan Habib Baalwi yang terlihat mati-matian ‘membunuh’ keberadaan Trah Walisongo di tengah masyarakat.

*Bagaimana Klan Habib Baalwi 'Membunuh' Keberadaan Trah Walisongo?*

*Pertama.* Walisongo dipropagandakan sebagai habib (padahal bukan) yaitu jalur Ubaid bin Ahmad bin Isa. Baik melalui kerja tulisan, lisan, dan arkeologi;

*Kedua.* Keturunan Walisongo digembar-gemborkan terputus karena bukan jalur laki-laki. Kalau pun ada, dari jalur Ibu, kalau jalur Ibu terputus. Aturan ‘garis lurus laki’ ini juga alat mengeliminir kompetitor.

*Ketiga.* Jika ada yang mengaku sebagai Trah Walisongo, ia diintimidasi, diteror dan dipersekusi: dipukuli, ditampar, ditendang, bahkan diinjak kepalanya. Ini untuk menciptakan ketakutan pada Trah Walisongo agar status atau identitas itu tidak muncul di tengah masyarakat. Di sisi lain, juga me-maintain keadaan persepsi di masyarakat bahwa satu-satunya cucu Nabi adalah Klan Habib Baalwi;

*Keempat.* Menciptakan persepsi di tengah masyarakat siapa saja yang mengaku Trah Walisongo—karena Walisongo adalah Habib—maka dia harus melewati verifikasi lembaga Rabithah Alawiyah (Alwiyah)/RA; karena RA lembaga yang memverifikasi habib. Jika tidak diakui RA maka dia bukan keturunan Walisongo. Di permukaan publik diciptakan persepsi dan keyakinan seperti itu, sementara ada mekanisme gelap di belakang layar yang tak diketahui publik Trah Walisongo ditolak, dinyatakan, terputus oleh (sistem) RA. Inilah posisi dan fungsi RA dipropagandakan ke masyarakat sebagai satu-satunya lembaga validasi nasab dzurriyah Rasul yaitu menjadi otoritas tunggal kenasaban dzurriyah Nabi guna mentiadakan kompetitor.

*Kelima.* Menciptakan struktur gelar keturunan Nabi yang tertinggi adalah habib. Sayyid-Syarif di bawah habib. Untuk diakui sebagai sayyid-syarif harus memperoleh pengakuan dari RA. Sedangkan sudah disetting keturunan Walisongo dinyatakan terputus dan tertolak oleh RA. Maka jadilah Sayyid-Syarif hanya dari jalur Klan Habib Baalwi. Dengan demikian gelar tertinggi dzurriyah Nabi yaitu habib hanya bisa dikenakan oleh Klan Habib Baalwi saja.

Melalui propaganda dan skema di atas masyarakat dibikin berpersepsi dan berkeyakinan bahwa satu-satunya cucu Nabi yang valid di Indonesia bahkan di Seluruh Dunia adalah Klan Habib Baalwi; tidak ada selain mereka.

*Penggunaan Senjata Satu-Satunya Cucu Nabi*

Dengan senjata dan jubah ‘Habib = [satu-satunya] Cucu Nabi’ Klan Habib Baalwi menundukkan psikologis dan mental pribumi melalui penyebaran doktrin-doktrin wajibnya cinta dan taat pada habib; jika tidak cinta dan percaya kepada habib  serta tidak taat kepada habib; maka kualat, dapat adzab, kafir, murtad, mati su’ul khotimah dan tidak mendapat syafaat Nabi. Model doktrinnya: Habib = Ahlul bait = Cucu Nabi = Rasulullah = Allah ; Habib = Allah.

Manusia awam mana yang tidak takluk dan tunduk jika dihadapkan dengan ancaman dan tekanan melawan Rasulullah dan Allah sedangkan yang mengeluarkan ancaman dan tekanan itu adalah ‘cucu Nabi’ itu sendiri? Yang berilmu saja goblok mendadak apalagi mereka yang awam.

Dengan mengenakan jubah cucu Nabi itu mereka dapat mengelimir hambatan dan penentangan ketika masyarakat menyaksikan kejahatan-kejahatan mereka. Hampir dapat dikatakan tidak ada interupsi yang berarti dari masyarakat karena masyarakat takut dan mengalami konflik batin. Maka melenggang lancarlah pem-Baalwisasi-an sejarah leluhur pribumi, pahlawan, sejarah NU-Muhammadiyah-Bangsa Indonesia, sejarah kemerdekaan, mengubah identitas dan silsilah makam-makam leluhur pribumi Nusantara, thariqoh yang tertinggi adalah thariqoh alawiyah, sanad thariqoh semuanya berpangkal pada thariqoh alawiyah, penyebaran doktrin sesat dan khurafat, dawir, persekusi, politisasi agama,  pengkonversian otoritas cucu Nabi ke berbagai bidang lain dan berbagai kategori data lainnya.

Salah satu yang paling menyakitkan dan melukai hati penulis secara mendalam adalah ke-Islam-an dan ilmu yang kami—pribumi—dapatkan katanya dari Klan Habib Baalwi  (sebagai Cucu Nabi) dan kita ditagih-tagih balas budi kepada mereka atas nama Cucu Nabi. Jadi, ‘Islam’ (dalam tanda kutip) ini agama yang nagih-nagih jasa dan ilmu ya? Manusia-manusia penerima kebaikan, keluhuran dan ilmu dari ‘Islam’ wajib jadi budak Klan Habib Baalwi? Jadi, orang diajak-ajak masuk Islam, setelah masuk Islam wajib menjadi budak Klan Habib Baalwi karena kalau tidak akan dikutuk Rasulullah dan Allah?

Begitu?

Meniru model penagihan Pak Taufik Assegaf dan Habib-habib lainnya: sejak kapan Syaikh Nawawi Al Bantani, Mbah Kholil Bangkalan, Mbah As’ad Samsul Arifin, Mbah Wahhab, dan Mbah-Mbah NU lainnya mengajarkan Islam untuk kemudian menagih-nagih lalu memperbudak?

Sejak kapan?

Coba yang jelas… biar kami—pribumi—yang bukan ‘Cyucyu Nabi’ ini mengerti sejatinya NU ini konsep implementasi Islamnya bagaimana. Ndak perlu sembunyi-sembunyi. Ayo yang jelas-jelas aja. Jangan ada tipu-menipu di antara kita.

*MARI SEBARKAN TULISAN INI KE SEMUA GROUP KITA, AGAR SEMUA SADAR DENGAN OPERASI JAHAT KLANDESTIN KLAN HABIB BAALWI INI...!!!*